Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

AGENDA 1 (SIKAP PERILAKU BELA NEGARA)


MATA PELATIHAN
ISU KONTEMPORER
PELATIHAN DASAR CPNS

Tiara Estu Amanda, S.S., M.Par


199306192020122010
Angkatan XXI Kelompok 4
Widyaiswara: Jarni, M. Pd

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2021
A. Materi Isu Kontemporer
Hoax mengenai Vaksin COVID-19
B. Ringkasan Isu
Pada tanggal 27 Mei 2021 yang lalu, beredar pesan video yang diteruskan pada
WhatsApp Group keluarga saya mengenai seorang bapak yang telah divaksin. Hal yang
membuat video tersebut sangat banyak diperbincangkan adalah Ketika koin loga ditempelkan
pada bekas suntikan, koin tersebut tidak terjatuh. Berbeda jika ditempelkan pada sisi yang
bukan bekas suntikan vaksin. Hal ini membuat saya mengecek kebenarannya di internet, dan
benar saja beberapa artikel media masa daring juga memberitakn hal yang serupa mengenai
kehebohan uang logam pada bekas suntikan vaksin. Tentu berita dan video yang beredar
dimasyarakat ini menimbulkan reaksi yang beragam dan praduga yang salah mengenai vaksin
COVID-19.
Dalam video yang beredar di WhatsApp Group keluarga saya, seorang ibu yang
mencoba menempelkan uang logam pada bekas suntikan vaksin memberikan komentar “Tuh,
diteken-teken gak jatuh coba, jadi vaksin ini mengandung apa guys? Mengandung magnet
guys! Trus gimana nih? Takut dong! Udah deh bapak ini aja yang divaksin, istri, anak-
anaknya gak usah divaksin!”. Komentar tersebut tentu saja membuat orang yang menonton
berasumsi bahwa vaksin COVID-19 berbahaya karena mengandung magnet dan dapat
membuat orang-orang yang menontonnya enggan mendapatkan vaksin COVID-19.

Beberapa media masa lain seperti yang dapat dilihat di bawah ini menerbitkan artikel
cek fakta untuk meredam pemberitaan hoax (bohong/palsu) mengenai uang logam yang
menempel pada bekas suntikan vaksin COVID-19.
Dalam artikel cek fakta tersebut, disebutkan bahwa video yang beredar di masyarakat
mengenai vaksin COVID-19 mengandung magnet, microchip sehingga logam dapat
menempel pada bekas suntikannya adalah berita palsu (hoax). Penjelasan mengenai
kebohongan berita ini disampaikan oleh ahli fisika dari National High Magnetic Field
Laboratory Amerika Serikat, Eric Palm yang menegaskan bahwa tidak mungkin ada
microchip magnetis yang terbawa dalam suntikan vaksin COVID-191. Professor dari Tulane
University School of Medicine, Lisa Morici mengatakan bahwa vaksin dengan teknologi
mRNA seperti Pfizer mengandung RNA/DNA, lipid, protein, garam dan gula, yang semua
kompenen tersebut ditemukan dalam berbagai makanan, vaksin, dan obat-obatan 2. Selain itu,
juga terdapat penjelasan dari Dr. Stephen Schrantz, spesialis penyakit menular di University

1
Imam Santoso, “Cek Fakta: Vaksin Covid-19 timbulkan reaksi magnetis pada tubuh?”
(https://www.antaranews.com/, Diakses pada 28 Mei 2021, pukul 07.30).
2
Retyan Sekar, “Hoaxbuster: Uang Koin Logam Bisa Menempel di Lengan Penerima Vaksin Corona?”
(https://kumparan.com/, Diakses pada 28 Mei 2021, pukul 07.40).
of Chicago Medicine bahwa vaksin COVID-19 tidak akan menyebabkan lengan menjadi
magnet, dan video-video yang tersebar tersebut jelas tipuan dengan berbagai trik agar logam
dapat menempel pada lengan3.

C. Keterkaitan Isi Video Dengan Materi Isu Kontemporer

Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertanggung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber mauppun isi. Sifatnya mengadu domba kelompok-
kelompok yang menjadi sasaran denga nisi pemberitaan yang tidak benar. Ciri-ciri hoax
adalah mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan. Beritanya tidak terverifikasi,
tidak berimbang dan cenderung menyudutkan pihak tertentu, dengan judul dan narasi yang
provokatif. Pelaku hoax dapat dikategorikan sebagai aktif dan pasif. Pelaku aktif
menyebarkan berita palsu secara aktif dan dengan sengaja menyebarkan informasi yang salah
mengenai suatu hal kepada public. Sedangkan pelaku pasif adalah orang yang secara tidak
sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.

Menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 28


Ayat 1:

“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik, dipidana
dengan penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000 (satu miliar rupiah)”.

Bentuk dan saluran hoax adalah sebagai berikut.

3
Adyaksa Vidi, “Cek Fakta: Hoaks Magnet Bisa Menempel Pada Lengan Orang yang Sudah diVaksin Covid-19”
(https://www.liputan6.com/, diaksen pada 28 Mei 2021, pukul 07.46).
(Sumber: Mastel, 2017)

Dilihat dari penjelasan tersebut, isu mengenai uang logam yang menempel pada
lengan orang penerima vaksin COVID-19 dapat disebut dengan hoax. Berikut adalah analisis
menggunakan tapisan isu.

Uang Logam Menempel Pada Lengan Penerima Vaksin COVID-19

Aspek Penjelasan
Aktual Isu yang dipilih sedang terjadi dan menjadi bahan perbincangan di
tengah masyarakat yang saat ini tengah berlangsung, dimana saat ini
pemerintah sedang menggencarkan program vaksin untuk seluruh
masyarakat Indonesia guna pencegahan virus COVID-19.
Problematika Isu yang dipilih memiliki masalah yang kompleks karena hoax
mengenai vaksin COVID-19 sangat beragam dan perlu dicarikan
solusi untuk menangani berita palsu yang telah tersebar.
Kelayakan Isu yang dipilih masuk akal, realistis, relevan dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya sehingga masyarakat
tidak menjadi anti-vaksin.
Kekhalayakan Isu yang terpilih menyangkut hajat hidup orang banyak karena
dapat menimbulkan salah persepsi dan kecemasan di tengah
masyarakat mengenai pemberitaan palsu vaksin COVID-19.

D. Hikmah Pembelajaran yang Didapatkan

Kecanggihan teknologi dan cepatnya penyebaran informasi di tengah masyarakat


banyak menimbulkan sisi positif dan negatif. Kemudahan dalam mengakses informasi di
zaman perkembangan teknologi seperti saat ini harus diikuti oleh kesadaran individu untuk
mencari kebenaran akan suatu informasi yang beredar di tengah masyarakat. Dari isu hoax
mengenai uang logam yang menempel pada lengan penerima vaksin COVID-19 kita bisa
belajar bahwa ada beberapa pihak yang dengan sengaja maupun tidak sengaja menyebarkan
informasi palsu mengenai vaksin COVID-19 sehingga dapat menimbulkan dampak yang
besar yaitu kecemasan dan masyarakat yang anti-vaksin. Jika berita palsu mengenai vaksin
ini terus menerus tersebar di tengah masyarakat tanpa ada solusi mencegah maupun
mengklarifikasi juga mengedukasi mengenai fakta yang sesungguhnya, maka program
pemerintah Indonesia untuk menekan angka penularan COVID-19 di Indonesia tidak akan
terlaksan dengan baik karena masyarakat dapat menolak menerima vaksin.
Saran

Beberapa hal yang dapat dilakukan guna mencegah dan bebas dari berita hoax:

1. Selalu waspada dengan judul berita yang mencolok, hamper mustahil terjadi, dan
provokatif.
2. Selalu double check. Terkadang hoax dapat muncul dari sumber berita asli, tapi cara
penyampaiannya di media berbeda dengan aslinya. Agar tidak terjadi miskomunikasi,
cari berita dari sumber lain untuk melakukan perbandingan.
3. Perhatikan alamat situs sudah terverifikasi sebagai sebagai pres resmi atau belum.
4. Cek di Google dan bandingkan fotonya dengan images lain yang tersedia.
5. Jika melihat berita hoax bisa ditangani sendiri untuk mencegah penyebaran, dengan
klik fitur “Report” di Facebook/Twitter/Instagram.

Anda mungkin juga menyukai