HARI PERTAMA
Angkatan/Kelompok : I/II
Nama : Bagus Harianto, AMK
NDH : 18
Jabatan : Terampi-Perawat
Instansi : UPT. Puskesmas Batakan
Tugas : Buat ringkasan (Summary) mata pelatihan dalam Agenda III Dibuat
dalam format file word masing – masing Mata Pelatihan dibuat dalam 1-
2 halaman, spasi 1.5 font 12 dikumpulkan paling lambat pukul 19.00
Wita.
Tutor : Dr. Hary Supriadi, S.H.,M.A
(Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD Kal Sel)
RANGKUMAN
Kedudukan & Peran PNS Dalam Mewujudkan Smart Government
Smart Governance sebagai media perwujudan good governance menjadi salah satu unsur
terpenting dalam perkotaan yaitu badan / instansi pemerintahan yang dikembangkan berdasarkan
fungsi ternologi informasi agar dapat di akses oleh yang berkepentingan secara efektif dan
efisien.
A. MANAJEMEN ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Kedudukan ASN:
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Peran ASN:
Perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Tugas ASN:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. cuti.
d. perlindungan, dan
e. pengembangan kompetensi .
b. cuti.
c. perlindungan, dan
d. pengembangan kompetensi.
a. setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah.
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
Sebagai profesi, ASN bekerja dengan berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah dan bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Antara lain:
c. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik
di atas kepentingan pribadi, kelompok dan organisasinya.
2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Bagi Organisasi: Mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi
tuntutan dalam sektor publik.
Bagi ASN: Menjamin keadilan dan juga menyediakan ruang keterbukaan dalam
perjalanan karir seorang pegawai.
b. Obyektif
c. Berbasis kinerja
b. Penilaian kinerja
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan, menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN, dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa.
B. SMART ASN
SMART ASN adalah merupakan aparatur yang memiliki profil nasionalisme, integritas
wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi informasi, bahasa asing,
dan entrepreneurship.
SMART ASN berperan sebagai digital talent dan digital leader yang mendukung
transformasi birokrasi Indonesia, adapun keterampilan yang harus di miliki ASN yang
SMART adalah sebagai berikut :
1. Digital Skill
Adalah kemampuan dalam memahami, menggunakan dan memanfaatkan teknologi
perangkat digital dalam mengakses dan mengelola informasi.
2. Digital Culture
Adalah budaya di ruang digital yang terbentuk di zaman modern / kekinian dengan
mengikuti perkembangan digital internet.
Digital Culture sifatnya memepermudah proses dan cara pengerjaan dengan
perangkat-perangkat penyedia layanan yang memungkinkan kelancaran dalam
berbagai urusan.
3. Digital Etic
Adalah sebagai kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata
kelola etika digital (netiquete) dalam kehidupan sehari hari.
4. Digital Safety
Adalah kemampuan melindungi diri dan aset digital saat sedang ada di ruang digital.
Seolah-olah memang harus memanfaatkan peluang yang ada di internet dan juga
mejaga data digital, Adapun alasan digital safety untuk data digital karena hidup lebih
dekat dan bergantung berbagai layanan di internet.
KESIMPULAN
Pemerintahan yang smart (Smart Governance) Perlu adanya dukungan dari ASN Yang memiliki
Manajemen yang baik serta ASN yang SMART sehingga terwujudnya SMART Governance di
wilayah / instansi Pemerintahan.