Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK AGENDA 3

Yulisa Melasari, A.Md.Farm


Mela Ulyandhari Risda, Amd.Keb
Nadia Putri Dewi Br Sembiring, Amd
Bayu Indriyanto, A.Md.Kb.N
Rizka Adinda, A.Md.S.I

Tindak Pidana Korupsi dalam Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunannya
Tahun 2016-2021

A. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU


Kementrian Perdagangan (Kemendag) Suhanto buka suara soal kasus korupsi impor baja
yang diduga melibatkan salah satu pegawai mereka. Melalui Sekjen Kementerian Perdagangan
Suhanto, mereka menyatakan menghargai proses hukum yang sedang berlangsung dalam kasus
tersebut. "Tentunya kami merasa sangat prihatin dengan kondisi saat ini. Namun Kemendag
mendukung proses hukum yang tengah dan siap untuk selalu memberikan informasi yang
diperlukan dalam proses penegakan hukum," kata Suhanto seperti dikutip dari Antara, Minggu
(22/5).
Kejaksaan Agung pada Kamis (19/5) lalu menetapkan pegawai Kemendag berinisial TB
selaku Kasubag Tata Usaha periode 2017-2018 dan sebagai Kasi Aneka Industri Periode 2018-
2020 pada Direktorat Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag sebagai
tersangka kasus dugaan korupsi perizinan impor besi atau baja, baja paduan, dan produk
turunannya pada 2016-2021. Suhanto menambahkan Kemendag selalu siap membantu proses
penegakan hukum yang tengah berlangsung dalam kasus tersebut. Pasalnya, tindak korupsi dan
penyalahgunaan wewenang menimbulkan kerugian negara dan berdampak terhadap
perekonomian nasional serta merugikan masyarakat.
Adapun 2 saksi yang diperiksa hari ini di antaranya SH selaku Kepala Biro Hukum
Kementerian Perdagangan RI. SH diperiksa sebagai saksi untuk menerangkan mekanisme
pembentukan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait persetujuan impor serta dasar
hukum pengaturan surat penjelasan (sujel) di dalam Permendag. Sedangkan saksi kedua yang
diperiksa adalah WH selaku Direktur PT. Globalindo Anugerah Jaya Abadi. Saksi WH diperiksa
terkait impor besi atau baja untuk kebutuhan manufaktur bukan konstruksi berupa round bar steel
menggunakan sujel dan pengenaan inklaring oleh Tersangka BHL Sebelumnya, Kejagung telah
menetapkan 3 orang sebagai tersangka, yaitu Taufik (T) selaku manajer di PT Meraseti Logistik
Indonesia, Analis Perdagangan Ahli Muda pada Direktorat Impor Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahan Banurea (TB), dan BHL
selaku swasta owner atau pemilik dari PT Meraseti Logistic Indonesia Selain itu, dalam kasus
ini, penyidik telah menetapkan 6 tersangka korporasi, yaitu PT BES, PT DSS, PT IB, PT JAK,
PT PAS, dan PT PMU.
Akibat perbuatannya, para tersangka diduga melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, Pasal 3 atau Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Suhanto kembali
menekankan apa yang selalu ditegaskan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad
Lutfi jajaran Kemendag wajib menjalankan pelayanan perizinan di bidang perdagangan sesuai
ketentuan dan secara transparan. Untuk itu, Suhanto mendukung proses hukum jika terbukti
terjadi penyalahgunaan wewenang. "Seperti yang selalu dipesankan oleh Menteri Perdagangan,
kami selalu menginstruksikan para pegawai Kemendag untuk selalu bekerja sesuai ketentuan dan
secara transparan,"kata Suhanto. Suhanto memastikan bahwa perizinan di bidang perdagangan
sudah dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Digitalisasi perizinan ini dimaksudkan untuk mempercepat pelayanan dan sekaligus
menghindari pertemuan dengan pelaku usaha. Sistem ini dapat mencegah terjadinya
korupsi."Salah satu tujuan digitalisasi perizinan adalah mencegah terjadinya korupsi dalam
proses perizinan. Kemendag sangat serius membangun sistem antikorupsi," ujarnya. Suhanto
mengimbau pelaku usaha juga ikut serta mendukung upaya Kemendag menjalankan sistem ini
dengan baik.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220522063510-92-799587/kemendag-buka-
suara-soal-kasus-impor-baja
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5999646/3-fakta-kantor-kemendag-digeledah-
soal-korupsi-impor-baja

https://www.youtube.com/watch?
v=i3lVypoa_Nc&t=640s
B. KETERKAITAN DENGAN MANAJEMEN ASN ATAU SMART ASN
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dari kasus diatas terdapat tindak korupsi dan
penyalahgunaan jabatan dan wewenang menunjukkan pengelolaan ASN yang kurang
optimal dan menunjukkan tidak tercapainya tujuan manajemen ASN yaitu untuk
menciptakan profesionalisme ASN.
2. Smart ASN
Smart ASN adalah ASN yang memiliki kemampuan untuk mengikuti & beradaptasi dengan
perubahan transformasi digital yang berlangsung sangat cepat dengan kompetensi literasi
digital yang mumpuni sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pada
jabatannya. Dalam kasus diatas telah menerapkan Smart ASN dengan telah diberlakukannya
digitalisasi perijinan yang bertujuan untuk mempercepat pelayanan dan sekaligus
menghindari pertemuan dengan pelaku usaha. Sistem ini dapat mencegah terjadinya korupsi.
Akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat celah untuk tindakan korupsi. Maka pegawai
tersebut tidaklah masuk dalam SMART ASN, karena tidak memiliki integritas. Walaupun
dalam sistemnya sudah menggunakan IT, tetapi SDMnya tidak memiliki integritas maka
tetap tidak masuk kriteria SMART ASN.

C. HAL YANG BAIK ATAU BURUK DARI IMPLEMENTASI SMART ASN DAN
MANAJEMEN ASN
1. Hal yang buruk
Tindakan Korupsi bertentangan dengan Manajemen ASN yaitu Nilai Dasar ASN dan Peran
ASN yang berlandaskan pada UU no 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
a. Nilai dasar ASN (Pasal 4 UU ASN ) yang dilanggar yaitu :
 Tidak menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak Sebagai pejabat
pembuat komitmen, seharusnya bertindak dengan profesional dengan tidak
menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan sendiri dengan memperkaya diri
sendiri.
 Tidak memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
 Melakukan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri merupakan suatu
tindakan yang tidak bermoral dan tidak sesuai dengan kode etik ASN.
b. Peran ASN (Pasal 12 UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN)
ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Tindak Pidana Korupsi dalam Impor Besi atau Baja, Baja
Paduan dan Produk Turunannya Tahun 2016-2021 menunjukkan gagalnya pengaplikasian
peran ASN di lingkungan kerja.
2. Hal yang baik
a. Kemendag selalu siap membantu proses penegakan hukum yang tengah berlangsung
dalam kasus tersebut. Pasalnya, tindak korupsi dan penyalahgunaan wewenang
menimbulkan kerugian negara dan berdampak terhadap perekonomian nasional serta
merugikan masyarakat.
b. Sudah melakukan Digitalisasi perizinan yang dimaksudkan untuk mempercepat
pelayanan dan sekaligus menghindari pertemuan dengan pelaku usaha. Sistem ini dapat
mencegah terjadinya korupsi. Namun pada kasus diatas masih terdapat celah untuk
melakukan tindakan korupsi

D. ANALISIS ISU
Menentukan akar penyebab dari core isu dengan Teknik Analisis FishBone

Manusia Kebijakan

Ambisi untuk Lemahnya


memiliki sesuatu penegakan
dalam jumlah besar hukum anti
dan dalam waktu korupsi
yang singkat

Lemahnya integritas,
profesionalisme dan Lemahnya sistem
penegakan disiplin pengawasan
dikalangan ASN

Tindak Pidana
Korupsi dalam
Impor Besi
atau Baja
Sistem digitalisasi
perizinan masih
terdapat celah untuk Dorongan
adanya tindakan Keluarga
korupsi

Tuntutan Gaya
Lemahnya system
hidup yang tinggi
pengenalan dan
pengawasan internal
dan eksternal

Organisasi Lingkungan

E. REKOMENDASI PENYELESAIAN
Setelah dilakukan analisis dengan fishbone diagram, didapatkan beberapa rekomendasi
penyelesaian sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan, agar tidak mudah terjerumus untuk melakukan hal
yang bertentangan dengan nilai moral kemanusiaan
2. Sebagai ASN yang berintegritas, tidak boleh terpengaruh dengan lingkungan sekitar yang
menuntut gaya hidup yang tinggi
3. Menyelenggarakan pelatihan rutin tentang nilai-nilai yang harus diterapkan seorang ASN
yang berintegritas dan professional dalam menjalankan tugas, agar meningkatkan kesadaran
jiwa integritas dan profesionalisme seorang ASN dan memberikan edukasi tentang korupsi
kepada pegawai
4. Memperbaiki dan meningkatkan sistem yang dipakai pemberlakuan dan kewajiban pelaporan
transaksi keuangan tertentu
5. Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah atau APFP dalam
mendeteksi tindak pidana korupsi
6. Memperkuat Lembaga Pemerintahan beserta jajaran peradilan di bawahnya dam penguatan
kapasitas badan atau komisi anti korupsi, penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan
penghukuman koruptor besar dengan efek jera

Anda mungkin juga menyukai