Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK ANALISIS ISU KONTEMPORER

AGENDA 1 LATSAR CPNS TAHUN 2021

Oleh :
RUDY ASTRIADI, A.Md.PK
FITRI YANTI, A.Md.Kep
RIMA RIANTI, A.Md.Kep
MUHAMMAD YASIN AS'ARI, A.Md.Kep
KHOIRIN WINDANI, A.Md.Kep

A. Issue Scan
Sebagai seorang PNS, sudah seharusnya mengenal dan memahami secara kritis
terkait isu-isu strategis kontemporer yang sedang berkembang di Indonesia. Beberapa
isu – isu kontemporer aktual yang baru terjadi di Indonesia serta berpotensi
menimbulkan AGTH terhadap kehidupan berbangsa, bernegara dan bermsyarakat
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Isu mengenai korupsi
Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk mendapatkan keuntungan
pribadi. Maraknya korupsi di negeri ini sebagai kejahatan, kemunculannya telah
mencapai ambang batas sehingga pemberantasannya membutuhkan upaya optimal
dan terus menerus. Kasus-kasus yang bermunculan sedikit banyak telah menyita
perhatian serius masyarakat, hampir media menurunkan berita-berita tentang kosupsi
yang super heboh ini. Kasus Simulator SIM, Kasus Quota impor daging sapi, Kasus
Wisma atlet Palembang, Kasus fasilitas olahraga Hambalang, Kasus manipulasi
pajak yang menyeret Gayus Tambunan dan Isu korupsi mengenai bansos Covid 19.
Informasi yang didapat dari salah satu media (Bangkapos.com, 2021) disebutkan
bahwa aliran uang korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 sebesar Rp 14.7 miliar
yang berujung penangkapan Mensos Juliari Batubara, akhirnya diungkap. Bangsa
dan Negara saat ini sedang berjuang melawan covid 19, namun disisi lain beberpa
oknum pejabat melakukan hal yang tentunya merugikan negara dan bangsa. Berikut
link video kasus ini : https://youtu.be/0Hj2LoDhlCo
2. Hoax covid 19
Indonesia sekarang ini tidak hanya sedang terkena wabah besar Virus Corona
(Covid-19), akan tetapi dengan masuknya wabah tersebut, Indonesia juga sedang
diserang dengan isu-isu hoaks yang banyak bermunculan di berbagai media sosial
seperti Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter. Jumlahnya tidak tanggung-
tanggung yaitu sebanyak 1.125 isu hoaks sebagaimana data yang dihimpun oleh
MenKominfo RI. Kominfo mencatat, ada sekitar 785 berita hoaks ditemukan di
facebook, 10 berita di Instagram, kasus di Youtube 6 dan terakhir di Twitter
sebanyak 324.
Tentunya ini sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan sosial masyarakat. Karena
tidak semua masyarakat bisa menangkap dengan baik dan membedakan mana
informasi yang benar dan mana informasi yang menyesatkan (Firdaus Baderi, 2021
dalam Harian Ekonomi Neraca). Berikut video pendukung tentang maraknya hoax
Covid 19 di Indonesia : https://youtu.be/y--gTOfoRlY
3. Narkoba
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto
mengungkapkan, peredaran narkotika dan orang yang terjerat penyalahgunaan
narkotika di Indonesia masih cukup tinggi. Tercatat 24.878 orang ditangkap dari
19.229 kasus di Indonesia yang berhasil diungkap Polri sepanjang Januari hingga
Juni 2021. Tingginya jumlah barang bukti yang cukup banyak merupakan bahwa
Indonesia merupakan pasar peredaran narkotika dan pencandu penyalahgunaannya
masih cukup tinggi (JAKARTA, KOMPAS.com, 2021). Masalah penyalahgunaan
narkotika adalah suatu problema yang sangat kompleks dan akan merusak sumber
daya manusia Indonesia yang tentunya sangat merugikan pembangunan karakter
bangsa jika tidak ditangani secara serius. Beriku link video tentang faka bahwa
Indonesia masih darurat narkoba : https://youtu.be/QLba8fVIhr8

B. Menapis Isu dengan Metode APKL, Fishbone Diagram, dan Kriteria USG
Untuk menentukan relevansi isu yang paling mengancam/berbahaya, maka kami
menggunakan teknik tapisan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Layak/Kelayakan) yang dapat dilihat pada table berikut ini :
Isu A P K L Jumlah Prioritas
Korupsi 5 5 5 5 20 I
Hoax Covid-19 5 4 3 3 15 III
Narkoba 5 4 3 4 16 II
Dengan metode APKL diatas, maka diputuskan bahwa isu tentang korupsi
menjadi prioritas utama diantara isu kontemporer yang lainnya. Untuk mempertajam
isu yang diangkat akan dianalisis menggunakan diagram Fishbone, yaitu sebagai
berikut:

Penyebab Akibat

Individu Organisasi

Tamak Keteladanan Pemimpin

Gaya hidup mewah Sistem dalam organisasi

Minimnya akhlak Manajemen yang


dan moral menutupi korupsi
dalam organisasi
Posisi jabatan
yang strategis
Maraknya
kasus korupsi
di Indonesia
Jual beli jabatan

Korupsi dianggap
hal yang lumrah
Lemahnya aturan
perundang-udangan
Berkembangnya dalam hukum
kebiasaan korupsi

Kultur Aturan

Berdasarkan hasil analisis diagram fishbone di atas, maka dapat diidentifikasi


bahwa isu strategis yang terjadi yakni maraknya kasus korupsi di Indonesia disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah dari sisi individu yaitu sifat tamak,
gaya hidup yang mewah, minimnya akhlak dan moral, serta posisi jabatan yang
strategis. Dari sisi organisasi yakni keteladanan seorang pemimpin, sistem dalam
organisasi, dan manajemen yang menutupi korupsi dalam organisasi. Untuk sisi kultur
kondisi yang terjadi adalah jual beli jabatan, korupsi dianggap hal yang lumrah, serta
berkembangnya kebiasaan korupsi. Bagian terakhir dari sisi aturan adalah lemahnya
aturan perundang-undangan dalam hukum sehingga sering terjadi hukum tajam ke
bawah tumpul ke atas dan hanya menguntungkan para elit penguasa.
Adapun pendefinisian skala skor penilaian USG (Urgency, Seriousness, Growth)
untuk menjadi acuan analisis dapat dilihat pada tabel berikut.:

No Kriteria
Penyebab Total Ranking
. U S G
1. Minimnya akhlak dan moral 5 4 4 13 II
2. Keteladanan pemimpin 4 4 4 12 III
3. Korupsi dianggap lumrah 5 5 5 15 I

Hasil analisis USG menunjukkan bahwa penyebab perilaku korupsi dianggap


lumrah memiliki skor yang paling besar sehingga bisa menjadi prioritas utama untuk
mencegah isu tersebut terjadi.

C. Rekomendasi Upaya Pencegahan Korupsi dan Implementasi dalam Kehidupan


Sehari-hari
Dalam mewujudkan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang sudah
dianggap lumrah oleh masyarakat Indonesia. Maka peran aparatur sipil negara dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai dampak dari tindak pidana korupsi
melalui media sosial.
2. Membuat website yang berisi informasi secara rinci tentang pembelajaran anti
korupsi, sehingga masyarakat dengan mudah mengakses website tersebut.
3. Mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pembelajaran anti korupsi kepada
masyarakat khususnya generasi muda.
4. Serta mempunyai niat, semangat dan komitmen melakukan pencegahan tindak
pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai