Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :2

NDH Nama
09 Putri Wulandari R.P.,A.Md.Kes
04 Febri Natasya,A.Md.Gz
05 Arum Asfrindawati,A.Md.Kep
08 Ercha Minanda E.P.,A.Md.Farm.

Tutor : Ns. Devi Melyana Sari, S.Kep.,M.Si


Tugas : ANALISIS KASUS BerAKHLAK

KASUS KORUPSI DANA SOSIAL COVID I9

A. DESKRIPSI RUMUSAN KASUS


Pada 6 Desember 2020, KPK menetapkan Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai
tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah
Jabodetabek tahun 2020.  Penetapan tersangka Juliari saat itu merupakan tindak lanjut atas operasi
tangkap tangan yang dilakukan KPK pada Jumat, 5 Desember 2020. Usai ditetapkan sebagai
tersangka, pada malam harinya Juliari menyerahkan diri ke KPK.
Menurut KPK, kasus ini bermula dari adanya program pengadaan bansos penanganan Covid-
19 berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9 Triliun dengan total
272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode. Juliari sebagai menteri sosial saat itu menunjuk
Matheus dan Adi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek tersebut
dengan cara penunjukkan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari
tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kemensos melalui Matheus.
Untuk setiap paket bansos, fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi sebesar Rp 10.000 per paket
sembako dari nilai Rp 300.000 per paket bansos.
Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee Rp 12 miliar
yang pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus kepada Juliari melalui Adi. Dari jumlah
itu, diduga total suap yang diterima oleh Juliari sebesar Rp 8,2 miliar. Uang tersebut selanjutnya
dikelola Eko dan Shelvy N selaku orang kepercayaan Juliari untuk digunakan membayar berbagai
keperluan pribadi Juliari. Kemudian pada periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako,
terkumpul uang fee dari Oktober sampai Desember 2020 sekitar Rp 8,8 miliar.

B. RUMUSAN KASUS DAN PERAN AKTOR:


Kasus Korupsi Dana Sosial Covid-I9 bermula dari adanya program pengadaan bansos
penanganan Covid-19 berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9
Triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode.
Aktor yang terlibat dalam kasus ini, yaitu :
i. Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial
penanganan pandemi Covid-19.
ii. Matheus dan Adi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam pengadaan dana bansos
covid 19
iii. Eko dan Shelvy N selaku orang kepercayaan Juliari untuk digunakan membayar berbagai
keperluan pribadi Juliari.
iv. KPK sebagai instansi yang menangkap kasus korupsi

Sumber : (https://nasional.kompas.com/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-korupsi-bansos-
covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis)

C. ANALISIS KASUS
1. Bentuk Penerapan dan Pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK) :
 Berorientasi pelayanan
Mantan menteri Juliari tidak memberikan pelayanan yang prima, dimana melakukan korupsi
terhadap bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah. Beliau tidak dapat diandalkan dan
tidak mampu menjadi solusi atas kondisi masyarakat yang membutuhkan bantuan di masa
pandemi
 Akuntabel
Mantan Menteri tersebut tidak melaksanakan tugas dengan jujur, tidak bertanggung jawab,
tidak berintegritas tinggi dan menyalahgunakan jabatan.
 Kompeten
Mantan menteri Juliari merupakan seorang politikus Indonesia dari partai PDIP. Beliau pernah
menjabat sebagai anggota DPR dalam dua periode. Dari pengalaman inilah membuktikan
bahwa beliau yang terjerat kasus korupsi ini sangat ahli di bidangnya sehingga terpilih menjadi
Menteri Sosial. Namun kompetensinya disalahgunakan dengan memanfaatkan jabatan untuk
melakukan tindak pidana korupsi
 Harmonis
Mantan Menteri juga tidak memperdulikan keadaan orang lain dan mementingkan
kepentingan diri sendiri. Padahal beliau sudah tahu kalau masyarakat Indonesia sedang dilanda
pandemi atau Covid19 yang membuat perekonomian masyarakat hancur
 Loyal
Dengan melakukan korupsi, mantan menteri ini sudah melanggar nilai-nilai pancasila. Sila
kedua, tindakan korupsi melanggar hak orang lain. Sila ketiga, tindakan korupsi perlahan-
lahan dapat memudarkan kepercayaan yang diberi masyarakat kepada pemerintah. Sila
kelima, dimana masyarakat sudah berusaha untuk tertib membayar pajak meskipun dianda
pandemi, tetapi para koruptor dengan mudahnya melakukan penyelewengan dana.
 Adaptif
Tidak dilakukan update data berkala terkait perubahan sehingga berdampak pada sasaran yang
tidak tepat
 Kolaboratif
Nilai kolaboratif berupa bentuk penyelewengan kerja sama yang hanya menguntungkan pihak
tertentu, dilakukan oleh Mantan Menteri Juliari bersama perusahaan penyedia dalam
pengadaan bantuan social.

2. Dampak tidak diterapkan nilai-nilai dasar ASN ((BerAKHLAK) :


 Berorientasi pelayanan
Tidak mampu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga rakyat yang
mulanya percaya pada pemerintah menjadi hilang kepercayaan terhadap kebijakan yang
ditetapkan pemerintah.
 Akuntabel
Tidak menerapkan nilai akuntabel yang dimana sangat merugikan keuangan Negara bahkan
pereonomian masyarakat
 Kompeten
Tidak menggunakan kompetensinya dengan baik malah menyalahgunakan kompetensinya
untuk kepentingan pribadi. Kompetensi yang dimaksud yaitu jabatannya sebagai seorang
Mantan Menteri Sosial sehingga bisa mengambil keuntungan pribadi dari proyek bantuan
covid 19.
 Harmonis
Tidak menerapkan nilai harmonis karena hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan
nasib masyarakat yang lebih membutuhkan penyaluran bansos tersebut. Lingkungan kantor
tempat mereka bekerja juga menjadi tidak nyaman dan kondusif karena pemeriksaan oleh KPK
 Loyal
Tidak menerapkan nilai loyal yang dimana masyarakat tidak mendapatkan hak mereka secara
adil atas apa yang seharusnya menjadi milik mereka yang dalam hal ini adalah bansos covid 19
 Adaptif
Peluang korupsi sangat besar dan sangat merugikan bangsa, Negara maupun masyarakat
Indonesia , serta penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran
 Kolaboratif
Penyaluran bansos tidak berjalan dengan efektif dan transparan sehingga memberatkan
beberapa pihak dalam pelaksanaan penyaluran bansos tersebut

D. GAGASAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


1. Melakukan pembaharuan data dan pengecekan keakuratan data penerima bansos agar bisa
sinkron
2. Mencocokan identitas penerima bansos misalnya pencocokan data dengan Nomor Induk
Kependudukan yang dimiliki setiap individu
3. Dapat melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pada kegiatan yang ada
4. Menindak dengan tegas bagi pejabat yang melakukan korupsi dengan memberikan hukuman
yang seberat beratnya
5. Dan melakukan perbaikan sistem yang ada dalam kemnterian/ lembaga penyalur program
bansos
6. Senantiasa berpegang teguh pada ideology Pancasila dan UUD 1945 dalam melaksanakan
tugas

E. KONSEKUENSI PENERAPAN GAGASAN ALTERNATIF


1. Terciptanya wilayah yang bebas korupsi di unit kerja masing-masing
2. Adanya efek jera terhadap pelanggaran yang dilakukan dan membuat orang lain tidak
melakukan hal yang sama
3. Dengan sikap jujur, amanah dan bertanggung jawab akan menghasilkan rasa kepercayaan
antar sesama
4. Selalu berpegang teguh pada ideology pancasila dimana akan terciptanya perilaku dan kinerja
yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai