Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI AKADEMIK

Nama : Wika Hidayatul Fitriana,S.Pd

NDH : 27

Kelompok :3

Angkatan : LIX

Kabupaten : Pacitan

Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas

Unit Kerja : SDN 3 Gondosari Kecamatan Punung

Judul Kasus : KPK Tangkap 7 Kepala Daerah Sepanjang Januari-


Oktober 2019

KPK Tangkap 7 Kepala Daerah Sepanjang Januari-Oktober


2019

CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan


operasi tangkap tangan (OTT) terhadap tujuh kepala daerah sepanjang 2019 ini.
Data tersebut dirilis KPK per Senin, 7 Oktober 2019. Operasi tangkap tangan
pertama menyasar Bupati Mesuji periode 2017-2022, Khamami, pada 23 Januari
2019. Dalam penindakan tersebut, tim KPK menyita uang pecahan Rp100.000
yang tersimpan dalam satu kardus. Khamami lalu ditetapkan sebagai tersangka
kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mesuji tahun
2018. Ia menerima sekurangkurangnya uang suap Rp1,58 miliar dari pihak swasta
terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Mesuji. Atas perbuatannya, Khamami
dijatuhi vonis hukuman delapan tahun pidana penjara dan denda Rp300 juta
subsider 5 bulan kurungan. Vonis hakim ini sama dengan apa yang dituntut jaksa
penuntut umum.

Operasi tangkap tangan berikutnya Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-


2019 Sri Wahyumi Maria Manalip. Itu terjadi pada 30 April 2019. Tim
penindakan KPK menyita sejumlah barang mewah dalam operasi senyap tersebut.
Barangbarang yang disita seperti tas tangan merek Channel senilai Rp97.360.000;
tas merek Balenciaga seharga Rp32.995.000; jam tangan merek Rolex seharga
Rp224.500.000; anting berlian merek Adelle senilai Rp32.075.000; serta cincin
berlian merek Adelle seharga Rp76.925.000. Sri ditetapkan tersangka oleh KPK
terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa revitalisasi pasar di
Kabupaten Talaud. Ia saat ini tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan
Tipikor Jakarta dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. Selanjutnya pada 10 Juli
2019, tim penindakan lembaga antirasuah KPK menangkap Gubernur Kepulauan
Riau periode 2016-2021 Nurdin Basirun. Dari tangan Nurdin, tim KPK menyita
sejumlah uang dalam mata uang dolar Amerika, dolar Singapura, ringgit
Malaysia, dan rupiah sebesar Rp132 juta. Nurdin Basirun ditetapkan sebagai
tersangka tindak pidana korupsi memberikan atau menerima hadiah atau janji
terkait dengan izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, proyek reklamasi di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kepulauan Riau tahun 2018/2019 dan
gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan. Saat melakukan penggeledahan
rumah Nurdin, tim KPK menemukan uang berserakan. Dari kamar Nurdin
ditemukan duit dalam pecahan rupiah dan valuta asing. Uang itu terletak di tas
ransel, kardus, plastik dan paper bag dengan rincian Rp3,5 miliar, US$33.200 dan
Sin$134.711. Saat ini Nurdin menjadi tahanan KPK. Sementara kasusnya terus
bergulir dengan pemeriksaan sejumlah saksi, baik dari pihak lingkungan Pemprov
Kepulauan Riau maupun pihak swasta.

Tamzil, Bupati Kudus menjadi 'pesakitan' berikutnya. Ia ditangkap pada 26


Juli 2019 saat operasi tangkap tangan dilakukan tim penindakan KPK. Dari
operasi tersebut turut disita uang sejumlah Rp170 juta. Dalam waktu cepat,
Tamzil ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait jual beli jabatan
di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Tak terima hal tersebut, ia mengajukan
praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, majelis hakim
menolak praperadilan yang diajukan. Tamzil merupakan residivis kasus korupsi.
Dia sebelumnya pernah menjabat Bupati Kudus periode 2003 hingga 2008.
Selama masa pemerintahannya, dia pernah melakukan korupsi terkait dana
bantuan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus untuk tahun anggaran
2004 yang ditangani Kejaksaan Negeri Kudus.

Operasi tangkap tangan kelima di tahun ini menyasar Bupati Kabupaten


Muara Enim, Ahmad Yani. Ia ditangkap pada 2 September 2019. Tim Penindakan
KPK menyita US $35 ribu dari OTT tersebut. Diduga uang itu terkait dugaan suap
proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muara Enim. Ada ironi dari
penangkapan Bupati Muara Enim Ahmad Yani. Jauh sebelumnya atau tepatnya
pada Maret 2019, Ahmad Yani menyosialisasikan program pemberantasan
korupsi terintegrasi bersama KPK. Dikutip dari laman muaraenimkab.go.id,
Ahmad Yani sempat menyampaikan komitmen terhadap pencegahan dan
penindakan korupsi di lingkup Pemkab. "Kami buktikan dengan taat aturan dan
taat administrasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Kami sangat mengapresiasi
terhadap kegiatan yang diadakan oleh KPK ini, semoga dapat menciptakan
pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih, sehingga terhindar dari
budaya korupsi," kata Yani di Ruang Rapat Bina Praja Pemprov Sumatra Selatan,
20 Maret 2019. Secara pararel dengan penangkapan Ahmad Yani, Pada tanggal 3
September 2019 Tim Penindakan KPK juga turut membawa Bupati Kabupaten
Bengkayang Suryadman Gidot ke Kantor KPK di Jakarta. Dari operasi itu, tim
KPK menyita uang sejumlah Rp340 juta. Tak berselang lama, Suryadman pun
ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pemerintah di Kabupaten
Bengkayang Kalimantan Barat. Suryadman disebut menerima uang Rp336 juta
dari sejumlah pihak swasta melalui Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bengkayang,
Alexius. Ia pun saat ini sedang menjalani masa tahanan di rumah tahanan Polres
Jakarta Pusat.
Terkini, operasi tangkap tangan dilakukan pada 6 Oktober 2019 atas Bupati
Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara. Tim KPK menyita Rp728 juta dari
operasi tersebut. Agung lalu ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap
terkait Proyek di Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung
Utara. Dalam jumpa pers penetapan tersangka, Wakil Ketua KPK Basaria
Panjaitan mengatakan pihaknya mengendus perilaku koruptif Agung sudah
tercermin sejak awal menjabat. Basaria mengatakan Agung memanfaatkan
posisinya sebagai kepala daerah baru untuk memperoleh pendapatan di luar
penghasilan resminya. "Sebelumnya, sejak tahun 2014, sebelum SYH
[Syahbuddin] menjadi Kepala Dinas PUPR Lampung Utara, AIM [Agung] yang
baru menjabat memberi syarat jika SYH [Syahbuddin] ingin menjadi Kepala
Dinas PUPR, maka harus menyiapkan setoran fee sebesar 20-25 persen dari
proyek yang dikerjakan oleh Dinas PUPR," ujar Basaria saat konferensi pers di
kantornya, Jakarta, Senin (7/10) malam. 119 Kepala Daerah Terjerat Sejak KPK
Berdiri Secara keseluruhan, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan bahwa
pihaknya telah memproses hukum 119 orang kepala daerah sejak mulai berdiri
pada 2002 silam. "Dari 119 orang Kepala Daerah yang diproses KPK, 47 di
antaranya dari kegiatan tangkap tangan atau hanya 39,4 persen. Sehingga, tidak
sepenuhnya benar jika seluruh kepala daerah diproses melalui OTT," kata Febri
saat dikonfirmasi, Selasa (8/10). Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur menempati
posisi teratas dengan 14 kepala daerah yang diproses hukum. Selanjutnya
Sumatera Utara (12); Jawa Tengah (10); Sumatera Selatan (7); Riau dan Sulawesi
Tenggara (6); Papua dan Kalimantan Timur (5); Aceh, Banten, Kepulauan Riau,
Sulawesi Utara, Lampung (4); Bengkulu, Maluku Utara, NTB (3); Kalimantan
Tengah, NTT, Sulawesi Selatan (2); Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
Sulawesi Tengah, Jambi, Sumatera Barat (1). "Itu data per 7 Oktober 2019, sejak
KPK berdiri," terang Febri. (Sumber: cnnindonesia.com, Edisi 09 Oktober 2019)

Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan /atau masalah pokok, actor yang
terlibat dan peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban

Deskripsi rumusan kasus dan / atau masalah pokok yang ada yaitu tentang
penangkapan tujuh kepala daerah tahun 2019 (sepanjang januari- oktober
2019)yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan kasus
yang bermacam-macam mulai dengan dugaan suap proyek pembangunan
infrastruktrur, memberikan atau menerima hadiah atau janji terkait dengan izin
prinsip dan lokasi pemanfaatan laut, kasus dugaan suap pengadaan barang dan
jasa revitalisasi, kasus jual beli jabatan,kasus terkait korupsi dana bantuan sarana
dan prasarana, dan kasus dugaan suap proyek. Ketujuh kepala daerah yang
ditangkap tersebut tentu saja telah melakukan pelanggaran berupa
ketidakdisiplinan, tidak jujur dalam perkataan maupun perbuatan, dan juga tidak
bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan kepadanya.

AKTOR YANG TERLIBAT SERTA PERAN SETIAP AKTOR


BERDASARKAN KONTEKS DESKRIPSI KASUS:

1. Birokrasi berperan untuk melakukan kontrol dan penguatan kelembagaan


sehingga seluruh anggota dapat bekerja secara efektif dan efisien

2. Aparat penegak hukum yang berperan melakukan penyelidikan, penyidikan,


dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

3. Pengemban Jabatan (Kepala daerah yang melakukan korupsi) diantaranya :

• Bupati Mesuji, Khamami tersangka kasus dugaan suap proyek


pembangunan infrastruktur.

• Bupati Talaud Sri Wahyuni Maria Manalip, dugaan suap pengadaan barang
dan jasa revitalisasi pasar.

• Gubernur Riau, Nurdin Basirudin memberikan atau menerima hadiah terkait


izin prinsip dan lokasi pemanfaatan laut.

• Bupati Kudus, Tamzil jual beli jabatan Kabupaten Kudus.


• Bupati Muara Enim, Ahmad Yani. Dugaan suap proyek dinas pekerjaan
umum.

• Bupati Kabupaten Bengkayang, Suryadman Gidot dugaan suap proyek


pemerintah.

• Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara, dugaan suap proyek


dinas PUPR.

Dari kasus korupsi yang dilakukan oleh 7 kepala daerah yang disebutkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala daerah yang ditangkap tersebut telah
melakukan tindak pidana korupsi baik itu berupa suap ataupun gratifikasi, artinya
kepala daerah tersebut melakukan penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan
yang dimiliki untuk mendapat keuntungan secara pribadi. Hal tersebut sangat
bertentangan dengan nilai dasar ASN yaitu anti korupsi.

Soal : Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran


terhadap nilai-nilai dasar PNS , dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat berdasarkan konteks
deskripsi kasus. B. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan
konteks deskripsi kasus.

Jawaban

A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan


Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus

Adapun deskripsi kasus diatas bahwa yang dilakukan oleh 7 kepala daerah ini
telah melanggar nilai-nilai dasar PNS dan tidak menerapkan nilai-nilai PNS
sebagaimana mestinya. nilai-nilai dasar PNS tersebut adalah :
Tindakan korupsi adalah sebuah tindakan dimana seseorang kurang memahami
nilai-nilai wawasan kebangsaan. seseorang yang memahami nilai- nilai wawasan
kebangsaan tentu akan mementingkan kesejahteraan bangsa dan negaranya
dibanding kesejahteraan diri dan golongan. Sehingga setiap tindakan maupun
ucapanya tidak menodai kepentingan dan kesejahteraan bangsa dan negara.

Korupsi juga bertentangan dengan nilai bela negara. Bela negara tidak
hanya dilakukan oleh militer, tapi juga dilakukan oleh seluruh rakyat dan juga
pejabat. Perilaku bela negara dilandasi oleh semangat cinta tanah air, tindakan
korupsi jelas tidak mencerminkan sikap cinta tanah air, karena tindakan tersebut
justru merugikan negara bahkan masyarakat luas.

Korupsi merupakan permasalahan atau isu kontemporer, perilaku korupsi


baik berupa penyuapan dan lain sebagainya sudah terjadi sejah zaman kerajaan
dan hingga saat ini perilaku korupsi masih marak terjadi. Sebagai warga negara
yang baik, kita juga harus berpartisipasi dalam upaya pemberantasan korupsi
tersebut, misalnya dengan membudayakan perilaku jujur, dan menghindari
perilaku yang dapat merugikan oranglain.

Perilaku korupsi juga sangat bertentangan dengan nilai akuntabilitas PNS.


pejabat seharusnya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik, dengan
adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan maka perilaku korupsi dapat
terhindarkan.

Nasionalisme merupakan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air,


tindakan korupsi tentu saja bertentangan dengan hal tersebut. karena dalam
perbuatan korupsi yang dikedepankan adalah kepentingan pribadi, bukan
kepentingan untuk mensejahterakan bangsa.

7 kepala daerah karena melakukan tindak pidana korupsi tentu saja sangat
bertentangan dengan nilai dasar PNS yaitu nilai anti korupsi. seorang PNS harus
memiliki integritas dan kejujuran.

Perilaku korupsi juga sangat bertentangan dengan nilai dasar komitmen


mutu. karena ketika suatu instansi atau oknum melakukan korupsi maka tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap instansi tersebut akan menurun. Selain itu
Tindakan KPK dalam melakukan operasi tangkap tangan kepada 7 kepala daerah
merupakan komitmen mutu untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Proses penangkapan 7 kepala daerah karena kasus korupsi melibatkan


berbagai pihak, seperti KPK, polri, dan badan penegak hukum lainnya. hal ini
sesuai dengan prinsip Whole of Government (WOG). Karena dalam untuk
melakukan penangkapan 7 kepala daerah yang melakukan korupsi tersebut maka
butuh kerja sama yang baik untuk mengungkap tindakan korupsi yang dilakukan
oleh oknum terebut. Sebagai ASN tentunya kita mempunyai pedoaman dalam
menjalankan tugas dan kewengan dan juga memiliki norma ketika menjalankan
tugas sehingga diharapkan pada pelaksanaannya kita selalu berpegang teguh pada
manajemen ASN.

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan


tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks
deskripsi kasus

1. Merugikan negara karena kas negara yang menipis dan tidak dipergunakan
untuk kepentingan masyarakat luas

2. Korupsi semakin merajalela karena dilakukan oleh kepala daerah yang


harusnya menjadi contoh yang baik bagi rakyat

3. Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang oleh kepala daerah untuk


memperkaya diri sendiri dan mengabaikan kepetingan rakyat

4. Semakin mundurnya sistem politik di Indonesia karena korupsi seakan


menjadi tradisi yang sudah mengakar di negara ini

5. Memperlebar kesenjangan sosial serta ekonomi

6. Memberi contoh yang tidak baik bagi generasi yang akan datang
Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternative pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban

Berdasarkan deskripsi kasus tersebut, terdapat beberapa gagasan alternatif


pemecahan masalah tentang kasus penangkapan kepala daerah adalah sebagai
berikut:

1. Memberikan pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai kebangsaan sejak dini

2. Pencegahan korupsi di sektor publik, yakni dengan mewajibkan pejabat


publik untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki
baik sebelum maupun sesudah menjabat

3. Memperbanyak teman yang berperilaku positif.

4. Memperbanyak rutinitas positif.

5. Mereformasi administrasi publik dan manajemen keuangan

6. Melakukan monitoring dan evaluasi

7. Mendukung langkah KPK dalam meberantas korupsi berupa peran proaktif


melaporkan kecurangan atau penyimpangan di unit lembaga pemerintah

8. Mencerminkan dan mengamalkan perilaku anti korupsi di kehidupan sehari-


hari maupun di unit kerja

Soal : mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternative


gagasan pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Jawaban
Berdasarkan deskripsi diatas konsekuensi penerapan dari setiap gagasan alternatif
pemecah masalah adalah sebagai berikut :

1. Dengan diterapkannya pendidikan anti korupsi sejak dini dapat


menumbuhkan karakter masyarakat dan masyarakat bisa menghargai hakhak
orang lain serta menahan diri untuk tidak melakukan perilaku yang melanggar
aturan. maka masyarakat akan terbiasa untuk tidak melakukan korupsi dan
bekerja penuh integritas.

2. Dengan melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik


sebelum maupun sesudah menjabat, masyarakat dapat memantau tingkat
kewajaran peningkatan jumlah kekayaan yang dimiliki khususnya apabila ada
peningkatan jumlah kekayaan setelah selesai menjabat. Kesulitan timbul
ketika kekayaan yang didapatkan dengan melakukan korupsi dialihkan
kepemilikannya kepada orang lain misalnya anggota keluarga.

3. Dengan memperbanyak teman yang berperilaku positif maka kita akan


terpangaruh ke hal-hal yang prilaku yang positif juga serta terbawa dan
mengikuti perilaku yang positif juga sehingga meminimalisir kasus korupsi.
Meskipun nantinya akan memiliki teman yang sedikit tetapi teman tersebut
berkualitas dan baik untuk kita kedepannya

4. Dengan memperbanyak rutinitas positif maka kita akan meminimalisir


pikiran-pikiran negatif yang bisa mengarah pada kasus korupsi. Kita akan
disibukkan dengan kegiatan daripada waktu istirahat. Tetapi akan lebih
memiliki nilai manfaat yang lebih baik

5. Administrasi dan keuangan harus mengalami reformasi, sehingga selalu ada


perbaikan ke arah yang lebih baik meskipun memerlukan waktu dan biaya
yang tidak sedikit. sehingga administrasi dan keuangan lebih transparan, hal
tersebut dapat memperkecil celah bagi para koruptor.

6. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, dapat dilihat strategi atau


program yang sukses dan yang gagal. Untuk strategi atau program yang
sukses, sebaiknya dilanjutkan. Untuk yang gagal, harus dicari penyebabnya
7. Mendukung langkah KPK dalam meberantas korupsi berupa peran proaktif
melaporkan kecurangan atau penyimpangan di unit lembaga pemerintah
sehingga hukuman bagi koruptor bisa ditegakkan. Hal ini perlu didukung
dengan sarana dan prasarana pengaduan yang mudah diakses oleh masyarakat
dan tersedia di tiap instansi pemerintahan. Agar fungsi masyarakat sebagai
kontrol pemerinta dapat terlaksana

8. Mencerminkan dan mengamalkan perilaku anti korupsi di kehidupan sehari-


hari maupun di unit kerja seperti bekerja sesuai jam kerja, melaksanakan
pekerjaan sesuai tupoksi dan penuh rasa tanggung jawab, serta malu jika
melakukan tindakan korupsi yang merugikan negara.

Anda mungkin juga menyukai