Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK II

ANALISIS KASUS

TUTOR : Ns. AGUNG RUHDIYAT, S.Kep, M.Kep

OLEH :

YULIANTI, S.I.K (06)


YU LESTARI SIREGAR, SKM (07)
ELINA EVI YANTI NABABAN, SKM (08)
LUSIYA SARI UTAMI, S.G (09)
NURUL ARAFAH, S.Gz (10)

LATSAR CPNS KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS


TAHUN 2022
1. Deskripsi Kasus
BANJAR BARU, KOMPAS.TV – Seorang oknum,Aparatur Sipil Negara di salah
satu instansi pemerintah, Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan ditetapkan sebagai
tersangka kasus hoaks.
Oknum ASN inisial FN ditangkap setelah menuliskkan kalimat di status WA yang
dianggap memprovokator aksi pengunjuk rasa. Isi status FN dinilai dapat menimbulkan
keonaran, hingga kini polisi masih memeriksa FN di Polres Banjar Baru dan juga
sejumlah saksi.
FN yang ditetapkan sebagai tersangka sudah dilakukan pemeriksaan terdahulu
maupun saksi-saksi oleh polres Banja Baru yaitu didalam perkara dugaan tindak
pidana penyebaran hoaks dan berita bohong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (2) dan pasal 15 undang-undang Republik Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana.
Adapun pemeriksaan dilakukan secara tertutup oleh Polres Banjar Baru
terhadap oknum ASN berinisial FN yang telah ditetapkan sebagai tersangka, ditemui
yaitu :
1. Polisi adalah Provokator padahal hakekatnya polisi alat untuk kemanan negara
2. Akibat penyebaran Hoaks akan membuat kegaduhan yang tidak diinginkan.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=C7C5dzM22RA
Jurnalis : KompasTv

2. Keterkaitan Kasus dengan Manajemen dan Smart ASN


SMART ASN merupakan kemampuan untuk mengoperasikan alat dan juga
mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Dalam konsep SMART ASN
terdapat empat kompetensi literasi digila yaitu digital sklill, digital culture, digital ethics
dan digital safety. Dalam Dalam kasus ini oknum memiliki kompetensi digital skill
dalam bermedia yaitu mampu mengoperasikan media social yang ada, namun oknum
tidak mampu dalam menerapkan digital ethics, oknum melakukan penyebaran berita
bohong atau hoaks. Tidak menggunakan media komunikasi dengan penuh tanggung
jawab.
Manajemen ASN merupakan pengeloaan ASN untuk menghasilkan pegawai
yang professional, memiliki nilai dasar, etika professional, bebas dari intervensi politik
serta bersih dari praktik KKN. Dari isu diatas, pelaku tidak menjalankan fungsi dan
tugasnya sebagai ASN yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa dengan menyebar
berita hoaks yang dapat menimbulkan keonaran. Oknum juga melanggar kode etik dan
kode perilaku seorang ASN yaitu oknum tidak bertanggung jawab dengan tugasnya.
Pelaku melanggar ketententuan pasal 15 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1946 tentang
peraturan Hukum Tindak Pidana.

3. Hal – Hal Baik dan Buruk dalam Implementasi Manajemen ASN dan Smart ASN

Jenis Manajemen ASN Smart ASN


No
Implementasi
1 Baik 1. Dapat memahami peraturan2. Tidak menjadi ASN yang
secara mendalam mudah percaya dengan

3. Membentuk ASN yang berita hoax


professional
4. Membentuk ASN yang
memiliki nilai dasar dan
etika profesi
3. Membentuk karakter yang
mementingkan negara
dibandingkan pribadi
2 Buruk 1. Melanggar kode etik ASN, Tidak mempunyai etika
dengan memberikan dalam bermedia social,
informasi tidak benar dimana pelaku tidak
terkait kepentingan mempunyai integritas dalam
kedinasan; sikap, prilaku, dan tindakan.
2. Melanggar fungsi dan tugas
ASN sebagai perekat dan
pemersatu bangsa;
3. Melanggar kewajiban
seorang ASN dalam
menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan
memicu kemarahan
masyarakat.

4. Upaya Rekomendasi

a. Mempelajari netiket dalam penggunaan media social;


b. Selalu mengedepankan kode etik dan kode prilaku ASN;
c. Menjaga integritas ASN dan nama baik instansi;
d. Pemberian teguran lisan dan tulisan dari divisi atau instansi terhadap oknum ASN
berinisial FM yang membuat status WhatsApp yang dianggap memprovokasi
pengunjuk rasa.
e. Pemberian Sanksi tegas sesuai kesalahan oleh pihak berwenang terhadap oknum
ASN berinisial FM.
f. Harusnya diterapkan ajang Role Mode ASN yang berAKHLAK saat bersosial
media setiap instansi atau divisi ASN pada setiap tanggal 17 (APEL Korpri) tiap
bulannya. Agar dapat dinilai/dievaluasi sudah sejauh mana ASN menjadi role
mode yang baik ketika menggunakan social media.
g. Mengadakan evaluasi/rapat bersama seluruh staf terkait yang terlibat dalam hal
memprovokasi pengunjuk rasa dengan status WhatsApp (ASN inisial FM)
tentang UU ASN yang mana didalam nya terkandung kode etik dan kode perilaku,
fungsi ASN, tugas ASN, dan peran ASN serta hal lainnya yang menyangkut
peraturan ASN sebagai pelayan publik.

a. Teknik Analisis Isu


Teknik analisi isu : A/P/K/L
a) Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat
b) Problematika : Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan solusinya.
c) Kelayakan : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d) Layak : Isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

No Isu Kriteria Sore Jumlah Keterangan


A P K L
1 4. Kasus penyebaran berita hoax 5 5 5 4 19 1
oleh oknum ASN di banjar baru
tentang demo penolakan UU Cipta
kerja

1 2 3 4 5
A Pernah benar- Benar-benar Benar-benar Benar-benar Benar-benar
benar terjadi sering terjadi terjadi dan terjadi terjadi dan
bukan menjadi terkadang sedang
pembicaraan menjadi hangat
bahan dibicarakan
pembicaran

P Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah


sederhana kurang cukup kompleks sangat
kompleks kompleks kompleks
namun tidak sehingga
perlu segera perlu dicarikan
dicarikan segera
solusi solusinya

K Tidak Sedikit Cukup Menyangkut Sangat


menyangkut menyangkut menyangkut hajat hidup menyangkut
hajat hidup hajat hidup hajat hidup orang banyak hajat hidup
orang banyak orang banyak orang banyak orang banyak

L Masuk akal Realistis Cukup masuk Masuk akal Masuk akal,


akal dan dan realistis realistis, dan
realistis relevan untuk
dimunculkan
inisiatif
pemecahan

Sehingga dari analisis isu menggunakan APKL tersebut didapatkan data bahwa :
a. Aktual : Kasus penyebaran berita hoax yang menjerat ASN di banjar baru
saat ini Pelaku sudah ditetapkan tersangka
b. Problematika : Apabila kasus penyebaran berita hoax tidak segera di
tindak lanjut dari pihak dinas terkait maka akan timbul masalah
perpecahan baik antar individu maupun kelompok
c. Kelayakan : Kasus penyebaran berita hoax yang menjerat ASN di banjar
baru sangat menyakut hidup orang banyak karena apabila isu tersebut
tidak dituntaskan akan menyebabkan kerusuhan dan perpecahan
dimasyarakat
d. Layak : Kasus yang terjadi di banjar baru ini sangat mendapat sorotan
dari masyarakat dan para ASN di Indonesia khususnya. Selain karena
pelaku adalah seorang yang notabene adalah ASN pelayan masyarakat
namun malah menyalahgunakan wewenang dan jabatan untuk tindakan
yang melanggar kode etik ASN dan hukum.
METHOD MAN

Tidak ada regulasi baku Bias informasi kecendrungan memilih


terkait penyebaran informasi yang kita inginkan bukan
informasi digital informasi yang valid

Bias informasi kecendrungan


memilih informasi yang kita
inginkan bukan informasi yang Kurangnya interalisasi kode etik ASN
valid dan perilaku BerAKHLAK

Tidak adanya sanksi yang tegas pada rendahnya Kualitas informasi


pelaku penyebaran Hoax (disformasi)

ENVIRONMENT MATERIAL

Gambar 1. Diagram Fishbone

Anda mungkin juga menyukai