NDH : 04 Angkatan : XXVII (27) Instansi : UPTD Puksesmas Sumberagung Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Judul Kasus : Tantangan dan Peluang untuk Optimalisasi Pelayanan Publik
JAWABAN SOAL NOMOR 1:
A. Pokok Permasalahan Utama pada kasus artikel ini adalah kurang
optimalnya penerapan sistem informasi digital di era 4.0. Masih minimnya Kementerian, lembaga, ataupun pemerintah daerah yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam proses/ regulasi pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. B. Aktor terlibat, yaitu: Presiden, Kementerian pendayagunaan negara dan reformasi birokrasi (Kemenpan-RB), Menteri, Pimpinan lembaga, Gubernur, Bupati/ Wali Kota, Direktur BUMN/ BUMD. C. Perannya, yaitu: (a) Presiden selaku pihak eksekutif atau pengambil kebijakan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) sebagai Kementerian yang membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan yang memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait pelayanan publik. Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota, Direktur Utama BUMN, Direktur Utama BUMD yang berperan dalam memastikan ketersediaan informasi lengkap dan mendetail pada pelayanan publik ke dalam SIPPN. JAWABAN SOAL NOMOR 2:
1. Bentuk Penerapan Nilai Dasar PNS (ANEKA):
a. Akuntabilitas: Presiden RI Joko Widodo telah menunjukkan tanggungjawabnya kepada negara untuk membuka peluang negara ini memasuki era kemajuan teknologi 4.0 dengan meluncurkan strategi nasional. b. Nasionalisme: dijelaskan dalam artikel kasus bahwa pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik diwajibkan untuk menyediakan sistem informasi secara nasional dan terintegrasi. c. Etika Publik: dijelaskan bahwa pola pikir/ orientasi pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik dalam melayani masyarakat adalah memperlakukan masyarakat selayaknya pelanggan sehingga harus dilayani secara maksimal. d. Komitmen mutu: dijelaskan bahwasanya pemerintah termasuk presiden Joko Widodo telah berusaha meluncurkan peta jalan (Road Map) dengan terobosan inovasi “Making Indonesia 4.0” untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0. e. Anti Korupsi: dijelaskan bahwa pemerintah telah berusaha mengupayakan terintegrasinya sistem informasi nasional dalam pelayanan publik ini secara transparan, memberi kecepatan, dan kemudahan layanan yang juga berdasarkan pedoman aturan perundangan yang legal. 2. Bentuk Pelanggaran Nilai Dasar PNS (ANEKA): a. Akuntabilitas : Belum keseluruhan pemerintah daerah maupun kementerian/lembaga menginput informasi terkait pelayanan publik pada masing-masing instansinya melalui aplikasi SIPPN, ini membuktikan kurangnya sikap tanggung jawab atau kurang optimalnya kinerja ASN sebagai pelayanan publik. b. Nasionalisme : Hal ini ditunjukkan dengan kurang maksimalnya penyediaan informasi pelayanan publik ke dalam SIPPN oleh para Kementerian, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota, Direktur Utama BUMN/ BUMD yang belum menginput semua data informasi mengenai pelayanan publik sedangkan kita ketahui bahwa tugas mereka sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PERMENPAN-RB) Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional (SIPPN). c. Etika Publik : Kurangnya optimalnya penerapan nilai etika publik dalam penyelenggaraan pelayanan publik di mana seorang ASN harus/ wajib memberikan pelayanan publik sesuai kompetensi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. d. Komitmen Mutu : ASN dituntut untuk bisa memberikan komitmen mutu yang baik sehingga dapat menunjukkan produk, jasa, SDM, maupun proses yang melebihi harapan konsumen/ pelanggan atau pengguna. Mutu merupakan salah satu indikator yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Pada kasus ini pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya menggunakan teknologi informasi secara optimal dibuktikan dengan masih sedikitnya lembaga/ instansi terkait (penyelenggara) yang menginput informasi melalui aplikasi SIPPN, sehingga mutu dari SIPPN masih belum terintegrasi secara nasional dan berjalan secara maksimal. e. Anti Korupsi: Kurang adanya keterbukaan/ kejujuran, kesungguhan tanggung jawab. dan disiplin kerja sesuai dengan rencana dalam pelayanan publik ini, hal ini ditunjukkan dengan data informasi yang belum diinput secara lengkap dari setiap lembaga/ instansi penyelenggara di aplikasi SIPPN. Belum maksimalnya peran pegawai ASN yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik KKN. 3. Dampak Tidak Diterapkannya Nilai- Nilai Dasar PNS: Jika nilai dasar Akuntabilitas; Nasionalisme; Etika Publik; Komitmen Mutu; dan Antikorupsi tidak diterapkan dengan baik dapat menyebabkan Tidak Optimalnya program-program dan penyelenggaraan pelayanan publik melalui aplikasi SIPPN ini. Hal ini juga dapat menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik tidak berjalan sesuai dengan rencana pemerintah pemerintah dalam memuaskan kebutuhan masyarakat (pelanggan), hal ini juga berpotensi kecenderungan tidak efisiensi anggaran, sistem birokrasi yang terkesan rumit/berbelit-belitdan tidak tersampaikannya pelayanan publik secara maksimal.
JAWABAN SOAL NOMOR 3:
GAGASAN ALTERNATIF (Pemecahan Masalah):
1) Meningkatkan Sosialisasi antar kementerian/ lembaga maupun instansi terkait
selaku penyelenggara pelayanan publik tentang Kegunaan, Pentingnya, dan Pemanfaatan SIPPN ini. 2) Menyediakan/ Memfasilitasi Pelatihan Penggunaan SIPPN ini agar SDM dari maisng-masing kementerian/ lembaga/ instansi terkait dapat menambah jumlah anggotanya yang mahir mengoperasikan dan mengolah aplikasi SIPPN ini. 3) Menjamin Ketersediaan dan Kemudahan Akses untuk meggunakan aplikasi SIPPN ini agar dapat dijangkau oleh seluruh kalangan termasuk SDM Pengelola Pelayanan Publik dan Publik (masyarakat itu sendiri). 4) Memberikan Edukasi dan Tambahan Wawasan kepada Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN/ BUMD dengan berbagai media pendukung agar pihak-pihak tersebut memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang implementasi aplikasi SIPPN ini sehingga mereka paham betul akan manfaat dari aplikasi tersebut, memberikan pengawasan tersendiri atau bahkan sebuah teguran dan memberikan dorongan kepada instansi tersebut untuk mengintegrasikan data pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN agar aplikasi ini bisa digunakan sebagai pelayanan publik secara maksimal, efektif, dan efisien, serta tepat guna dan tepat sasaran.