Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI AKADEMIK

NAMA : DYAH YUNI INDRIANINGTYAS,S.Pd


NO. ABSEN : 16
ANGKATAN LATSAR : LXXXIX
KELOMPOK : II
JUDUL : REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TANTANGAN DAN PELUANG
UNTUK OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan / masalah pokok, actor yang terlibat dan person
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Rumusan masalah / masalah pokok:


1. Belum meratanya sistem pelayanan publik yang berbasis teknologi (digital). Sehingga
pelayanan publik Revolusi Industri 4.0 dirasa belum optimal.
2. Akses pelayan di sektor publik lebih besar daripada sektor privat. Bila pemerintah ingin
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, seharusnya pemerintah serius dalam
memanfaatkna teknologi digital di era Revolusi Industri 4.0 pada penyelenggaraan pelayanan
publik.
3. Belum semua pemerintah daerah maupun kementrian/ lembaga menginput informasi
pelayanan publik di masing-masing instansinya ke aplikasi SIPPN. Lemahnya kewenangan
Menpan RB untuk mendorong instansi tersebut untuk mengintegrasikan data pelayanan
publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN menjadi salah satu kendala belum efektifknya aplikasi
tersebut.
4. Masih sedikit Kementrian/Lembaga maupun pemerintah daerah yang memanfaatkan
teknologi dalam proses pelayanan publik. Padahal jika E-Government sendiri diterapkan
disetiap pemerintahan maka hal tersebut sejalan dengan Revolusi Industri 4.0.
5. Mewujudkan pelayanan yang transparan, meningkatkan akuntabilitas dari proses
penyelengaraan pemerintahan, menghemat anggaran pemerintah, serta memudahkan alur
informasi yang dapat diakses secara terbuka guna mewujudkan cita-cita good governance
dan open government pada penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
AKTOR TERLIBAT :
1. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan peta jalan (road map) "Making
Indonesia 4.0"
2. Pemerintah daerah, pemerintah pusat sebagai penyelenggara pelayanan publik mampu
menerapkan pelayanan publik berbasis teknolgi digital secara menyeluruh, merata dan
trasnparan.
1. 3.Kemenpan RB sebagai Kementrian yang membantu presiden dalam menyelenggarakan
pemerintah memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait pelayanan
publik .
3. Sektor publik dan privat sebagai penerima layanan diharapkan siap dalam memanfaatkan
pelayanan publik berbasis teknologi digital.
2. Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya
nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
berdasarkan konteks deskripsi kasus.

A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks
deskripsi kasus
1. Menetapkan kebijakan terkait pelayanan publik sudah mulai memanfaatkan Teknologi
Informasi untuk mengaplikasikan Undang-Undang dalam menyediakan informasi secara
nasional tersebut yaitu dengan diundangkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional (SIPPN).
Akuntabilitas dimana pada penetapan kebijakan ini pihak terkait mengaplikasikan Undang-
Undang sebagai dasar yang kuat pertanggungjawaban dari kebijakan tersebut. Nasionalisme
pada kegiatan ini bertujuan bersatu untuk terselenggarakannya pelayanan publik berbasis
sistem SIPPN. Selain itu ada Etika Publik dalam kegiatan ini menjalankan tugas secara
profesioanl tanpa berpihak, sehingga pelayanan publik merata. Komitmen Mutu dalam
kegiatan pelayanan publik Menpan RB beserta pihak terkait berinovasi dengan SIPPN.
Antikorupsi pada pelayanan publik Menpan RB memasukan unsur pemerintah seperti
Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN, Direktur
Utama BUMD untuk memastikan penyediaan informasi pelayanan publik ke dalam SIPPN
setelah berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Sistem E-Government yang merupakan upaya pemerintah dalam mengimplementasikan
pemanfaatan komputer, jaringan komputer dan teknologi informasi untuk menjalankan
pemerintahan terutama pelayanan publik masih sangat minim. Akuntabilitas, pertanggung
jawabn dari upaya pemerintah yaitu pelayanan publik yang bisa mengalami peningkatan
yang baik sesuai standar pemerintah. Etika Publik, meningkatkan kecepatan komunikasi
antara pemerintah, masyarakat, swasta, maupun koordinasi antar instansi yang berbasis
internet. Anti korupsi, mewujudkan pelayanan yang transparan, menghemat anggaran
pemerintah. Komitmen mutu memudahkan alur informasi yang dapat diakses secara terbuka
guna mewujudkan cita-cita good governance dan open government pada penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
1. Akuntabilitas, jika tidak adanya pertanggung jawaban yang kuat dalam hal ini pemerintah
mengaplikasikan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017, maka kemungkinan besar rasa
kepercayaan pihak pemakai / pemanfaat pelayanan publik tidak ada.
2. Nasionalisme, tidak tercapainya tujuan bersama.
3. Etika Publik, kurang puasnya pemanfaat pelayanan publik.
4. Komitmen mutu, yang diberikan tidak membawa peningkatan bahkan perubahan yang lebih
baik.
5. Anti korupsi, Bila tidak ada pihak pengawasan maka pelayanan publik ini tidak transparan
dan tak terkontrol.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks


deskripsi kasus :

Gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus :


1. Membuat draft SOP pelayanan publik sehingga alur dan prosedur serta standar dari
pelayanan publik jelas, merata masyarakat.
2. Mengadakan pelatihan pada pihak terkait penyelenggara pelayanan publik sehingga
pelayanan publik tepat sasaran dalam pelaksanaan dan sasarannya.
3. Adanya monitoring dan evaluasi dari pelayanan publik sehingga pelayanan publik berjalan
dengan baik dari segi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi.
4. Menyempurnakan undang-undang sehingga ada kontrol, pertanggungjawaban, dan
transparan.
5. Melengkapi sarana-prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan publik terkhususkan pada
pemeriataan jaringan internet.

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
1. Pihak pelayanan publik harus menyesuaikan tugas dengan SOP. Jika tidak sesuai maka
pelayanan publik menyimpang, alur, prosedur dan standar pelayanan publik. sehingga perlu
adanya Sanksi baik teguran maupun sanksi disiplin.
2. Adanya pelatihan untuk pihak terkait maka konsekuensinya terbatasnya waktu untuk
kegiatan yang lain, dan menguras tenaga, pikiran dan tambahan biaya.
3. Jika tidak adanya monitoring dan evaluasi baik pelayan publik maupun sistem pelayanan
publik maka tidak ada peningkatan yang lebih baik. Bahkan pelayanannya hanya begitu saja
jauh dari harapan dan tujuan pemerintah.
4. Adanya undang-undang pada pelayanan publik sangat menjaga agar terhindar dari
penyalahgunaan.
5. Tanpa sarana-prasanan yang lengkap dan memadai pelayan publik tidak akan berjalan sesuai
SOP.

Anda mungkin juga menyukai