VIDEO 1
SOAL ESAI, TIPE NALAR, 4 SOAL KASUS TAPI JAWABAN PANJANG
AKAN ADA KASUS TERKAIT PELANGGARAN NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)
ATAU NILAI FUNGSI & KEDUDUKAN ASN
1. Mendeskripkan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
2. Melakukan analisis terhadap:
a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan
konteks deskripsi kasus.
b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilali dasar PNS dan pengetahuan tentaang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus
4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecaan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus
Soal No 2
Melakukan analisis terhadap: A. Bentk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat
berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:
Soal No 3
Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban
2. Masyarakat
Dalam paragraph kedua disebutkan bahwa dalam reformasi birokrasi, aktif memberdayakan
masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan
public di tingkat pusat maupun daerah. Dalam penyelenggaraan pelayanan public, masyarakat
tidak hanya sebagai penerima layanan public, melainkan juga sebagai pengawas eksternal.
Masyarakat berhak untuk mengawasi pelaksanaan standar pelayanan yang diselenggarakan
oleh setiap penyelenggara pelayanan public.
4. Kementerian PANRB
Kemenpan RB mendorong penuh upaya penyederhanaan perizinan melalui satu system
aplikasi yang terintegrasi yang juga Bernama one single submission tersebut, dan juga
memang sejalan dengan pembangunan system pemerintahan berbasis elektronik (e-
government) sebagaimana prepres nomor 95/2018. Mengembangkan system manajemen
kinerja instansi pemerintah yang transparan dan akuntabel. Menciptakan system pengawasan
yang professional, independent, dan berintegritas. Mewujudkan pelayanan public yang
bersih, akuntabel dan melayani. Serta meningkatkan kualitas pengelolaan Reformasi
Birokrasi.
Bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS pada dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
1. Masih sedikit instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasional
prosedur, dan adanya kejelasan. Masih ada beberapa penanggung jawab dan
penyedia layanan yang masih belum mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang
jelas dalam menydiakan pelayanan. Aspek durasi waktu pemberian layanan masih
belum ada sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu
masyarakat yang sedang mengakses pelayanan. Saat ini hanya beberapa penyedia
layanan yang telah memiliki durasi waktu pemberian layanan seperti perpanjangan
surat kendaraan yang sudah memiliki standar SOP dan durasi waktu pengurusan
pelayanan. Dalam kasus ini melanggar nilai-nilai dasar PNS Akuntabilitas
(kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), Etika Publik (perilaku,
Tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan public), komitmen mutu (menerapkan
standar penjaminan mutu).
2. Ditemukan ketidakmampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena
kompetensi yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan
pelayanan yang baik, masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah,
kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi
dengan tidak ramah/santun. Selain itu masih ada penyedia layanan masih belum
menggunakan sarana prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen,
misalnya sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan
system konektivitas jaringan computer, internet sehingga pada saat pengurusan
layanan yang membutuhkan koneksi server putus, layanan tidak dapat diberikan
karena tidak ada koneksi jaringan. Dalam kasus ini melanggar nilai nilai dasar PNS
Akuntabilitas (kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), Etika Publik
(perilaku, Tindakan, dan keputusan untuk mngarahkan kebijakan public dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan public), Komitmen Mutu
(menerapkan Standar penjaminan mutu).
3. Sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi
kelambatan proses, beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi
ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi
temuan Lembaga pengawasan. Dalam kasus ini melanggar nilai-nlai dasar PNS
Akuntabilitas (kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), dan Anti Korupsi
(perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara)
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Apabila nilai dasar akuntabilitas tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan
Publik (PTSA, PTSP, dan MPP) bisa menjadi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan
dengan pelayanan yang tidak efisien juga dapat menyebabkan lambannya kegiatan ini
selesai.
Apabila nilai Nasionalisme tidak diterapkan oleh PNS maka pelayanan public (PTSA,
PTSP, dan MPP) akan terbengkalai dan tidak dikerjakan sehingga tidak dapat digunakan
oleh masyarakat dalam mengurus keperluannya.
Apabila nilai etika public tidak diterapkan oleh PNS maka pelayanan Publik (PTSA,
PTSP, dan MPP) ini akan terus diulur-ulur pengerjaannya sehingga terlupakan oleh
pegawai yang seharusnya bertanggungjawab pada saat kegiatan ini dilaksanakan.
Apabila tidak diterapkannya nilai dasar komitmen mutu oleh PNS maka pelayanan
Publik (PTS, PTSP, dan MPP) dapat mengakibatkan proses Pelayanan public tidak sesuai
dengan aturan, sehingga dapat membingungkan dan dapat menimbulkan masalah
kedepannya.
Apabila tidak diterapkannya sikap nilai korupsi oleh PNS maka pelayanan public (PTSA,
PTSP, dan MPP) akan mnimbulkan berbagai masalah melawan hukum dengan
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi untuk
menguntugkan oknum tertentu yang memiliki kepentingan tertentu dan dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
4. Menerapkan koordinasi dan integrasi antara dinas teknis, pemda, dan pemerintah
pusat dengan membentuk unit kerja Bersama dan pelayanan public yang terintegrasi.
Dengan adanya struktur birokrasi di Indonesia yang sangat besar, sangat diperlukan
memadukan pelayanan dari pemerintah pusat, daerah dan swasra serta menyatukan
pelayanan public lintas kewenangan dalam satu tempat. Salah satu contoh
permasalahan dalam pelayanan public lintas kewenangan dalam satu tempat. Salah
satu contoh permasalahan dalam pelayanan public yang perlu diselesaikan yaitu
Sebagian besar perizinan bergantung masih pada dinas teknisnya sehingga terjadi
kelambatan dalam proses penerbitas izinnya, sehinga untuk mendukung hal ini
sangat diperlukan koordinasi dan integrasi antara Dinas Teknis, Pemda dan
Pemerintah Pusat dengan membentuk Unit Kerja Bersama ataupun Pelayanan Publik
yang terintegrasi seperti Mall Pelayanan Publik.
(disarankan langsung ketik aja di jawaban LMS nya biar gak kelamaan paste ulang)
VIDEO 3
Revolusi Industri 4.0
Tantangan dan Peluang untuk Optimalisasi Pelayanan Publik
Revolusi industry pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan
penemuan mesin uap untuk upaya peningkatan produktivitas yang bernilai tinggi. Misalnya di
Inggris, saat itu, perusahaan tenun menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil.
Sedangkan revolusi industry kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an dan ditandai dengan
ditemukannnya tenaga listrik.
Kemudian di era revolusi industry ketiga atau 3.0, ditenggarai oleh perkembangan
semikonduktor dan proses otomatisasi industri pada tahun 1970 atau 1990-an. Dengan kata lain,
dunia sedang bergerak memasuki era digitalisasi. Industri Manufaktur, Industri Kesehatan,
Industri Pertanian dan sebagainya. Hingga saat ini Sebagian negara masih menerapkan industry
ini.
Pada revolusi industry keempat atau 4.0, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai
terkonektivitas dengan internet of things. Ragam di antaranya Artificial Intlegence (AI), Internet
of things (IoT), Unmanned Vehicles (UAV), Mobile Technology (5G), Shared Platform, Block
Chain, Robotics dan Bio-Technology.
Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat dan tidak bisa terbendung lagi. Digitalisasi
sudah mulai memasuki celah-celah kehidupan kita sehari-hari. Kemajuan Teknologi tersebut
kemudian banyak dimanfaatkan oleh sector privat/ swasta. Banyak perusahaan bahkan industry
kecil kreatif yang menggunakan tenkologi digital dalam mengembangkan usaha mereka. Sebut
saja Gojek, Uber dan Grab, perusahaan yang konsen dalam penyediaan jasa transportasi melalui
system online.
Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan peta jalan
(road map) “Making Indonesia 4.0” yang merupakan strategi nasional dalam menghadapi era
Revolusi Industri 4.0. dengan diluncurkannya peta jalan tersebut pemerintah kini berpacu
mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang disrupsi. Namun, apakah pemerintah mampu
memanfaatkan era serba digital tersebut dalam hal penyelenggaraan pelayanan public?
Soal: Mendksripsikan rumusan kasusu dan atau masalah pokok, actor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus
Rumusan Kasus:
Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan publik dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi
Informasi pada era revolusi Induustri 4.0 di Indonesia
Aktor yang telibat dan perannya sesuai konteks deskripsi kasus:
1. Prsiden Republik Indonesia, Joko Widodo
Meluncukan peta jalan (road map)