Anda di halaman 1dari 16

UJIAN EVALUASI AKADEMIK

VIDEO 1
SOAL ESAI, TIPE NALAR, 4 SOAL KASUS TAPI JAWABAN PANJANG
AKAN ADA KASUS TERKAIT PELANGGARAN NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)
ATAU NILAI FUNGSI & KEDUDUKAN ASN
1. Mendeskripkan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
2. Melakukan analisis terhadap:
a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan
konteks deskripsi kasus.
b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilali dasar PNS dan pengetahuan tentaang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus
4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecaan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus

Kasus setiap orang beda-beda.


Kasus sekitar 4-5 halaman kayak cerpen.
Harus menyiapkan komponen-komponen nilai-nilai dasar ASN
D. Internalisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
NILAI DASAR INDIKATOR SIKAP DAN PERILAKU
BELA NEGARA
Cinta Tanah Air a. Mencintai, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup
b. Mencintai produk local
c. Bangga terhadap Ibu Pertiwi
d. Patriotis dalam berbangsa dan bernegara
e. Menjaga dan membela NKRI dengan segenap jiwa raga
Sadar Berbangsa dan Bernegara a. Menghargai dan menghormati perbedaan
b. Mematuhi segala aturan yang telah dibuat oleh satuan kerja
c. Disiplin dan berintegritas tinggi
d. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi
e. Mematuhi dan melaksanakan segala aturan dalam hal bernegara
Setia kepada Pancasila a. Memahami nilai Pancasila
b. Mengamalkan nilai Pancasila
c. Menanamkan nilai Pancasila dalalm diri
d. Menjadikan Pancasila sebagai pedomman utama dalam
bersosial
e. Menjaga keutuhan Pancasila
Rela Berkorban untuk Bangsa a. Ber[eran dalam hal pengedukaian protocol Kesehatan
dan Negara di era pandemic guna memutus mata rantai wabah
covid 19 yang masih melanda negara
b. Siap berkontribusi dalam memerangi paham radikalis
anti Pancasila
c. Memberikan segala kontribukasi, baik tenaga maupun
pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara
d. Siap membela negara dari serangan musuh
e. Siap membantu warga yang mengalami kesulitan
Memiliki Kemampuan awal a. Senantiasa menjaga Kesehatan guna memiliki fisik dan
Bela Negara mental yang prima untuk membela negara
b. Memahami berbagai bentuk ancaman negara
c. Berintegrasi tinggi dalam hal nasionalis dan patriotis
d. Memperkaya wawasa tentang Bela Negara untuk
diamalkan ke teman yang belum cukup memahami konsep
Bela Negara
e. Memiliki kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan AQ yang mumpuni
Semangat mewujudkan Negara a. Percaya dengan orisinalitas kemampuan diri
yang Berdaulat
b. Tidak bergantung pada kekampuan orang lain
c. Menjada keutuhan kedaulatan bangsa dan negara
d. Mengutamakan pedoman hukum negara sebagai acuan
dalam menyelesaikan masalah
e. Mendukung segala aturan perundang-undangan negara
ANEKA
AKUNTABILITAS 1. Kepemiminan
2. Transparansi
3. Integrasi
4. Tanggung jawab
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. …
8. ….
9. Konsistensi

NASIONALISME A. Implementasi Nilai-nilai


1. Pemersatu Indonesia
2. Kerakyatan
3. Kebijaksanaan
4. Keadilan
B. Pemersatu Bangsa
1. Dilandasi Nilai-nilai semangat sumpah pemuda dan
Bhinneka Tunggal Ika
2. Menjaga kondisi damai
ETIKA PUBLIK 1. Memegang teguh nilai ideologi Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD 45
3. Menjalankan tugas professional dan netral
4. Membuat keputusan berdasarkan keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminasi
6. Memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan Tindakan dan kinerja kepada
public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dalam program pemerintah
9. Memberikan pelayanan kepada public secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhadil dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualita
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan Kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektifitas system karir
KOMITMEN MUTU 1. Mempunyai program kerja jangka panjang
2. Membangun mindset pegawai
3. Budaya kerja yang berorientasi mutu
4. Meningkatkan mutu secara berkelanjutan
5. Membangun komitmen jangka Panjang
6. Membangun kerja sama yang dilandasi kepercayaan dan
kejujuran
7. Focus kegiatan pada kepuasan pelanggan
8. Beradaptasi pada tuntutan perubahan
9. Menampilkan kinerja tanpa cacat dan tanpa pemborosan
10. Pengawasan yang efektif untuk mengawal jalannya
program kerja
11. Efektif, dan efisien
12. Inovatif, kreatifitas
13. Empati
14. Motivasi
15. Desentralisasi
16. Integritas, responsive, reputasi, professional
17. Keseimbangan hak
18. Imparsial, kepercayaan
19. Rasionalitas
20. Keterbukaan
21. Manajemen, kepastian hukum, desentralisasi, sensitive,
responsive, kepentingan umum, teknologi
ANTI KORUPSI 1. Jujur
2. Peduli
3. Mandii
4. Disiplin
5. Tanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil

PERAN DAN KEDUDUKAN ASN


Manajemen ASN 1. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan public yang
profesional
2. bebas dari intervensi politil
3. bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
4. melakukan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi
5. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
Pelayanan Publik 1. Prosedur Pelayanan
2. Persyaratan pelayanan
3. Kejelasan petugas pelayanan
4. Kedisiplinan petugas pelayanan
5. Tanggung jawab petugas pelayanan
6. Kemampuan petugas pelayanan
7. Kecepatan pelayanan
8. Keadilan mendapatkan pelayanan
9. Kesopanan dan keramahan petugas
10. Kewajaran biaya pelayanan
11. Kepastian biaya pelayanan
12. Kepastian jadwal pelayanan
SMART ASN

Yang mementukan adalah WI ataupun Coach dari masing-masing kelompok


VIDEO 2
Setelah di klik evaluasi akademik akan muncul tulisan
“ Apakah anda yakin akan melakukan evaluasi akademik? Jika ya anda dibrikan waktu 2 jam 15
menit untuk mengerjakan soal Evaluasi Akademik. Jika sisa waktu pengerjaan habis maka jawaban
anda akan tersubmit.”
Soal NO 1
Mendeksripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, actor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:

Soal No 2
Melakukan analisis terhadap: A. Bentk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat
berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban:

Soal No 3
Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban

Membangun efektivitas Pelayanan Publik melalui Mall Pelayanan Publik


Dinamika perkembangan zaman memaksa semua negara di dunia untuk terus melakukan
transformasi terhadap tata Kelola pemerintahan yang dituntut semakin professional, cepat,
efektif, adaptif untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Indonesia sendiri yang tumbuh dalam era
demokratisasi, juga memasuki era digitalisasi dan virtualisasi, serta memiliki proyeksi menjadi
the big five state in the world.
Reformasi birokrasi sebagai arus utam pendorong gelombang revolusi tata Kelola pemerintahan
tidak lagi hanya untuk mengontrol jalannya birokrai dan menghadirkan pelayanan. Namun juga
harus bergerak untuk mengubah paradigma pada administrator public untuk menempatkan
masyarakat sebagai aspek terdepan dan prioritas. Dan memposisikan pemerintah sebagai
representasi public, serta membangun institusi public yang berintegritas, responsive melayani dan
aktif memberdayakan masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengaturan dan implementasi
berbagai kebijakan public di tingkat pusat maupun daerah.
Dimana selama ini masih banyak permasalahan dalam kegiatan dan proses pemberian layanan
kepada masyarakat. Menjembatani kondisi tersebut beberapa pemerintah daerah berlomba-lomba
bersaing dan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Namun
seringkali upaya tersebut masih belum memberikan hasil yang maksimal sehingga pada akhirnya
tidak solutif dan terkadang menimbulkan kerumitan dalam proses pelayanan kepada masyarakat.
Denhardt dan Denhardt dalam bukunya mengungkapkan bahwa salah satu agenda reformasi yang
dijalankan oleh beberapa negara maju, adalah dengan menguatkan hubungan antara institusi
public dengan pelanggannya (masyarakatnya) sebagai “mekanisme transaksi pasar yang
melahirkan suatu komoditas kepentingan Bersama”.
Melalui konsep yang ditawarkan, dapat dicermati bahwa konsep the new public management
dalam administrasi negara sudah hadir. Dia telah mengelaborasi sentuhan maupun pendekatan
pelayanan negara yang lebih demokratis (lebih meningkatkan kepercayaan public), menjembatani
harapan dan keinginan warga, memberikan ruang bagi keterlibatan sosial dalam pemerintah,
menyegarkan kembali birokrasi public, membangkitkan legitimasi bagi pemerintahan, serta
melahirkan konsep the new public service.
Sebagaimana kita ketahui, selama ini masih banyak kekurangan dari penyedia layanan public
sebagaimana yang dirumuskan dalam seminar evaluasi kualitas pelayanan public dinyatakan
bahwa terdapat beberapa permasalahn dalam pelayanan publik. Diantaranya masih sedikit
instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasinal prosedur, dan adanya
kejelasan. Masih ada beberapa instansi penanggung jawab dan penyedia layanan yang masih
belum mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan.
Aspek durasi waktu pemberian layanan masih belum ada sehingga kurang efektif dan efisien
serta dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang mengakses pelayanan. Saat ini hanya
beberapa penyedia layanan yang memiliki durasi pemberian layanan seperti perpanjangan surat
kendaraan yang sudah memiliki standar SOP dan durasi waktu pengurusan pelayanan.
Dalam konteks pemberian pelayanan, seringkali diteukan ketidakmampuan petugas pemberi
layanan disebabkan karena kompetensi yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk
menyediakan pelayanan yang baik. Masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah,
kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak
ramah/santun. Selain itu masih ada penyedia layanan masih belum menggunakan sarana
prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi difabel,
ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan system konektivitas jaringan computer, internet
sehingga pada saat pengurusan layanan yang membuthkan koneksi server pusat, layanan tidak
dapat diberikan karena tiak ada koneksi jaringan.

Mall Pelayanan Publik


MPP pada dasarnya merupakan pengintegrasian pelayanan public dari daerah dengan berbagai
pelayanan public instansi pemerintah pusat, BUMN dan kalau mungkin swasta, boleh jadi
merupakan model pelayanan terpadu generasi ketiga. Generasi pertama adalah pelayanan terpadu
satu atas (PTSA), kemudian pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), dan kini MPP.
Konsep MPP ini terinsirasi dari Public Service Hall (PSH) yang ada di Georgia, yakni
pusat pelayanan terpadu dan terintegrasi, bai kantar kementerian maupun dengan pemerintah
local. Sejak tahun 2018, Kementererian PANRB terus mendorong sejumlah pemda untuk
menerapkan konsep MPP di daerahnya.
Mempelajari hal itu, lalu disesuaikan dalam konteks Indonesia, Kemenpan RB
menhadirkan Mall Pelayanan Publik (MPP) Indonesia, yang lebih progresif memadukan
pelayanan dari pemerintah pusat, daerah, dan swasta dalam satu tempat. Bahkan menyatukan
pelayanan public linas kewenangan yang pada umumnya sulit dilakukan karena struktur birokrasi
di Indonesia yang sangat besar.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan, saat ini MPP sudah terbangun
di sejumlah daerah, antara lain kota Batam, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten
Banyuwangi, Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, Kota Surabaya, Kabupaten Tomohon, dan
kota Bitung.
Dikatakan, pembangunan MPP sejalan dengan kebijakan Gerakan Indonesia Melayani,
yang tertuang dalam instruksi Presiden No. 12/2016. Dalam hal ini, Kemeterian PANRB
mndapat mandate untuk mengoordinasikan Program Gerakan Indonesia Melayani (GIM), sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang meliputi lima Gerakan, empat
Gerakan lainnya adalah Gerakan Indonesia bersih, Gerakan Indonesia Tertib. Gerakan Indonesia
Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Kehadiran Mal Pelayanan Publik, juga tidak mendegradasi generasi Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP), justri ini keistimewaannya MPP dapat memayungi PTSP tanpa pula
mematikan playanan yang sudah ada sebelumnya. Sebab PTSP di daerah sebenarnya sudah
berjalan baik (melalui kerangka 7 regulasi PP nomor 18/2016 tentang perangkat daerah).
Namun, ada kendala yang perlu disempurnakan, antara lain Sebagian besar perizinan
bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi kelambatan proses, beberapa pemda belum
mengikat perizinan dengan sertifikat ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan
sehingga menjadi temuan Lembaga pegawasan.

Rumusan Kasus/Masalah Pokok


1. Masih banyak permasalahan dalam kegiatan dan proses pemberian layanan kepada masyarakat.
Dalam prosesnya, pemberian layanan kepada masyarakat masih belum solutif dan terkadang
menimbulkan kerumitan sehingga lebih banyak lagi masalah yang ditemukan di lapangan. Hal ini
yang menjadi masalah utama karena dalam pelayanan public kemudahan dan ketetapan menjadi
tujuan utama pemerintah untuk menghasilkan pelayanan maksimal bagi masyarakat.
2. Masih sedikit instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasional prosedur.
Masih ada beberapa instansi penanggung jawab dan penyedia layanan yang masih belum
mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan. Padahal jika
kita lihat manfaat dari SOP itu sendiri adalah menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas,
membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan procedural dalam memberikan pelayanan,
membantu mmberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga
sekaligus dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan,
sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan. Masyarakat awampun
akan mudah memahami karena persyarakat yang dibutuhkan untuk pengurusan layanan sudah
tertulis jelas. Bila memang ada hal yang kurang dipahami, maka masyarakat dapat menanyakan
langsung di bagian informasi.
3. Aspek durasi waktu pemberian layanan masih belum ada sehingga kurang efektif dan efisien serta
dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang mengakses pelayanan. Sehingga seringkali
menghambat dan tentunya berdampak pada kualitas layanan yang tidak prima.
4. Seringkali ditemukan ketidakmampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena kompetensi
yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan pelayanan yang baik,
penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara,
memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun.
5. Masih ada penyedia layanan masih belum menggunakan sarana prasarana yang layak serta sesuai
kebutuhan konsumen. Seperti contohnya pengurusan layanan yang membuthkan koneksi server
pusat tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya jaringan.
6. Sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya
Hal ini menyebabkan terjadi kelambatan proses. Beberapa pemda belum mengikat perizinan
dengan sertifikasi ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi
temuan Lembaga pengawasan.

Aktor yang terlibat dan peran setiap aktor


1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pemerintah sebagai representasi public, serta membangun institusi public yang berintegritas,
responsive melayani dan aktif memberdayaan masyarakat untuk terlibat langsung dalam
pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan public di tingkat pusat maupun daerah.

2. Masyarakat
Dalam paragraph kedua disebutkan bahwa dalam reformasi birokrasi, aktif memberdayakan
masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan
public di tingkat pusat maupun daerah. Dalam penyelenggaraan pelayanan public, masyarakat
tidak hanya sebagai penerima layanan public, melainkan juga sebagai pengawas eksternal.
Masyarakat berhak untuk mengawasi pelaksanaan standar pelayanan yang diselenggarakan
oleh setiap penyelenggara pelayanan public.

3. Mal Pelayanan Publik (MPP)


MPP sebagai the new public service adalah jawaban bagi harapan public tentang kemudahan
perizinan, kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan berusaha,
meningkatkan pertumbuhan industry mikro maupun ekonomi makro. Melalui MPP, pola
piker yang ego sectoral antar instansi diubah menjadi kerja Bersama bagi tumbuhnya
pelayanan pemerintah yang mengadopsi teknologi menjadi wahana leadership yang
melahirkan pada ASN teladan berjiwa hospitality. MPP menjadi media untuk
membangun system kerja dan sinergi yang utuh, mempraktikkan perubahan budaya
kerja yang melayani, panggung untuk menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi
the new public service, sehingga benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk
memberikan manfaat luas bagi kepentingan dan kemakmuran masyarakat.

4. Kementerian PANRB
Kemenpan RB mendorong penuh upaya penyederhanaan perizinan melalui satu system
aplikasi yang terintegrasi yang juga Bernama one single submission tersebut, dan juga
memang sejalan dengan pembangunan system pemerintahan berbasis elektronik (e-
government) sebagaimana prepres nomor 95/2018. Mengembangkan system manajemen
kinerja instansi pemerintah yang transparan dan akuntabel. Menciptakan system pengawasan
yang professional, independent, dan berintegritas. Mewujudkan pelayanan public yang
bersih, akuntabel dan melayani. Serta meningkatkan kualitas pengelolaan Reformasi
Birokrasi.

5. Deputi Bidang Pelayanan Publik


Dalam pasal 18 Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaa kebijakan di bidang
pelayanan public.

Soal 2 (Bentuk Penerapan terhadap nilai


Bentuk penerapan terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS pada dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
1. Pelayanan Terpadu Satu Atap
Merupakan pelayanan yang dirancang untuk dilaksanakan dalam satu tempat/satu
ruangan yang dilakukan dengan cara memadukan beberapa jenis pelayanan dan/atau
beberapa satuan kerja penyelenggara untuk menyelenggarakan pelayanan secara Bersama
mulai dari proses permohonan sampai dengan diterbitkannya produk pelayanan. Dalam
melakukan pelayanan ini, PNS merupakan nilai-nilali dasar PNS seperti Akuntabilitas
(kewajiban pertanggungjawabab yang harus dicapai). Nasionalisme (menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang trkandung di
dalamnya). Etika Publik (perilaku, Tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan public).
Komitmen mutu (menerapkan Standar penjaminan mutu dan Anti KOrupsi (perilaku
menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara).
2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Merupakan kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat
pendelegasian wewenang dari instansi yang memiliki kewenangan yang proses
pengelolaanya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen
yang dilakukan dalam satu tempat. Dalam melakukan pelayanan ini PNS menerapkan
nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas (kewajiban pertanggungjawabab yang harus
dicapai), Nasionalisme (menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila,
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya). Etika public (perilaku,
Tindakan. dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan public), komitmen mutu (menerapkan Standar
penjaminan mutu) dan Anti Korupsi (perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara).

3. Mall Pelayanan Publik


Merupakan pengintegrasian pelayanan public dari daerah dengan berbagai pelayanan
public instansi pemerintah pusat. BUMN dan kalau mungkin swasta. Dalam melakukan
pelayanan ini PNS menerapkan nilai-nilai dasar PNS seperti akuntabilitas (kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai), Nasionalisme (menanamkan dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya). Etika
public (perilaku, Tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan public), Komitmen mutu (menerapkan
Standar penjaminan mutu) dan Anti Korupsi (perilaku menolak memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara).

(Cara ngerjainnya bisa di word dulu, baru di pastekan ke LMS)

Bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS pada dan NKRI oleh setiap actor yang terlibat berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
1. Masih sedikit instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasional
prosedur, dan adanya kejelasan. Masih ada beberapa penanggung jawab dan
penyedia layanan yang masih belum mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang
jelas dalam menydiakan pelayanan. Aspek durasi waktu pemberian layanan masih
belum ada sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu
masyarakat yang sedang mengakses pelayanan. Saat ini hanya beberapa penyedia
layanan yang telah memiliki durasi waktu pemberian layanan seperti perpanjangan
surat kendaraan yang sudah memiliki standar SOP dan durasi waktu pengurusan
pelayanan. Dalam kasus ini melanggar nilai-nilai dasar PNS Akuntabilitas
(kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), Etika Publik (perilaku,
Tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan public), komitmen mutu (menerapkan
standar penjaminan mutu).
2. Ditemukan ketidakmampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena
kompetensi yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan
pelayanan yang baik, masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah,
kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi
dengan tidak ramah/santun. Selain itu masih ada penyedia layanan masih belum
menggunakan sarana prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen,
misalnya sarana khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan
system konektivitas jaringan computer, internet sehingga pada saat pengurusan
layanan yang membutuhkan koneksi server putus, layanan tidak dapat diberikan
karena tidak ada koneksi jaringan. Dalam kasus ini melanggar nilai nilai dasar PNS
Akuntabilitas (kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), Etika Publik
(perilaku, Tindakan, dan keputusan untuk mngarahkan kebijakan public dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan public), Komitmen Mutu
(menerapkan Standar penjaminan mutu).
3. Sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi
kelambatan proses, beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi
ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi
temuan Lembaga pengawasan. Dalam kasus ini melanggar nilai-nlai dasar PNS
Akuntabilitas (kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai), dan Anti Korupsi
(perilaku menolak memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara)

Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Apabila nilai dasar akuntabilitas tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan
Publik (PTSA, PTSP, dan MPP) bisa menjadi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan
dengan pelayanan yang tidak efisien juga dapat menyebabkan lambannya kegiatan ini
selesai.
Apabila nilai Nasionalisme tidak diterapkan oleh PNS maka pelayanan public (PTSA,
PTSP, dan MPP) akan terbengkalai dan tidak dikerjakan sehingga tidak dapat digunakan
oleh masyarakat dalam mengurus keperluannya.

Apabila nilai etika public tidak diterapkan oleh PNS maka pelayanan Publik (PTSA,
PTSP, dan MPP) ini akan terus diulur-ulur pengerjaannya sehingga terlupakan oleh
pegawai yang seharusnya bertanggungjawab pada saat kegiatan ini dilaksanakan.
Apabila tidak diterapkannya nilai dasar komitmen mutu oleh PNS maka pelayanan
Publik (PTS, PTSP, dan MPP) dapat mengakibatkan proses Pelayanan public tidak sesuai
dengan aturan, sehingga dapat membingungkan dan dapat menimbulkan masalah
kedepannya.

Apabila tidak diterapkannya sikap nilai korupsi oleh PNS maka pelayanan public (PTSA,
PTSP, dan MPP) akan mnimbulkan berbagai masalah melawan hukum dengan
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi untuk
menguntugkan oknum tertentu yang memiliki kepentingan tertentu dan dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.

(Soal 3) Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah


Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah
1. Membuat SOP Pelayanan Publik
SOP Pelayanan Publik merupakan rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan
satu satu lain, sehingga menunjukan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-
cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaikan sesuatu pelayanan public.
Dalam melaksanakan prosedur pelayanan public benar-benar harus sederhna, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanaan, serta diwujudkan dalam
bentuk Bagan Alur yang dipampang dalam ruangan pelayanan. Dengan adanya SOP
Pelayanan Publik diharapkan adanya alur pelayanan yang jelas, standar prosedur
pelayanan serta kejelasan durasi waktu pelayanan. Terpampang jelas alur dan SOP
layanan. Ketika memasuki areal Mall Pelayanan Publik, sudah terpampang masing-
masing alur dan SOP pada tiap-tiap produk layanan. Masyarakat awampun akan
mudah memahami karena persyaratan yang dibutuhkan untuk pengurusan layanan
sudah tertulis jelas. Bila memang aa hal yang kurang dipahami, maka masyarakat
dapat menanyakan langsung di bagian informasi.

2. Memberikan Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Petugas Pelayanan Publik


Kompetensi Petugas Pelayan Publik memegang peranan penting dalam konteks
pemberian pelayanan public. Guna mencapai tujuan pemberian pelayanan prima bagi
masyarakat maka perlu diberikan pelatihan kepada petugas pelayanan publik seperti
pelatihan kompetensi teknis, pelatihan kepada petugas pelayanan public seperti
pelatihan kompetensi teknis, pelatihan pemahaman prosedur kerja petugas pelayanan
public serta pelatihan mengenai etiker cara bersikap dalam memberikan pelayanan
public kepada masyarakat. Masyarakat pelatihan dan pengembangan SDM yang
terakhir adalah produktivitas. Peningkatan skill inilah yang nantinya akan membawa
kepada peningkatan produktivitas pekerja, bisa bekerja jauh lebih baik, efektif
sekaligus efisien.

3. Melengkapi sarana prasarana Pelayanan Publik


Untuk meningkatkan kualitas pelayanan public maka diperlukan sarana dan prasana
yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, seperti pemenuhan sarana khusus bagi
difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan system konektivitas jaringan
computer serta jaringan internet sehingga pada saat pengurusan layanan yang
membutuhkan koneksi server putus dapat dilakukan dengan baik dan lancer tanpa
adanya gangguan. Manfaat yang didapat jika sarana lengkap yaitu dapat
mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga mampu menghemat waktu.
Serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa. Dan tak lupa pula akan
hasil kerja lebih berkualitas serta terjamin.

4. Menerapkan koordinasi dan integrasi antara dinas teknis, pemda, dan pemerintah
pusat dengan membentuk unit kerja Bersama dan pelayanan public yang terintegrasi.
Dengan adanya struktur birokrasi di Indonesia yang sangat besar, sangat diperlukan
memadukan pelayanan dari pemerintah pusat, daerah dan swasra serta menyatukan
pelayanan public lintas kewenangan dalam satu tempat. Salah satu contoh
permasalahan dalam pelayanan public lintas kewenangan dalam satu tempat. Salah
satu contoh permasalahan dalam pelayanan public yang perlu diselesaikan yaitu
Sebagian besar perizinan bergantung masih pada dinas teknisnya sehingga terjadi
kelambatan dalam proses penerbitas izinnya, sehinga untuk mendukung hal ini
sangat diperlukan koordinasi dan integrasi antara Dinas Teknis, Pemda dan
Pemerintah Pusat dengan membentuk Unit Kerja Bersama ataupun Pelayanan Publik
yang terintegrasi seperti Mall Pelayanan Publik.

5. Menerapkan Sertifikasi ISO dalam menerapkan Mekanism Perizinan


Sertifikasi ISO dalam penerapan mekanisme perizinan sangat diperlukan agar lebih
terkontrol dan transparan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sehingga
tidak aka nada celah yang dapat menjadi temuan oleh Lembaga pengawasan

6. Mempercepat Proses Integrasi Menuju Sistem Pemerintah Berbasis Elekstronik


Perlu dilakukan percepatan integrasi menuju system pemerintah yang berbasis
elektronik karena sekarang tahapannya masih pada identifikasi terhadap bentuk
proses bisnis dan tata Kelola data lintas instansi yang mengintegrasikan karakter
format dan definisi data yang berbeda; integrasi layanan dan interoperabilitas data
yang membuthkan rekayasan aplikasi ulang, serta pembentukan arsitektur SPBE
untuk menyamakan cara pandang bagi integrasi pelayanan public. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan pelatihan peningkatan kompetensi bagi pihak-pihak
terkait, pemenuhan sarana prasarana pendukung, serta membuat website khusus
dalam mengintegrasikan pelayanan public.

7. Memperbanyak Mall Pelayanan Publik di Daerah/ Provinsi Lain


Mall pelayanan public sebagai the new public service adalah jawaban bagi harapan
public tentang kemudahan perizinan, kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong
kemudahan beusaha, meningkatkan pertumbuhan industry mikro maupun ekonomi
makro. Melalui MPP, pola piker yang ego sectoral antar instansi diubah menjadi
kerja Bersama yang berfokus pada komitmen melayani masyarakat. Mal pelayanan
public yang telah ada di beberapa daerah seperti Kota Batam, Provinsi DKI Jakarta,
Kota Bekasi, Kabupaten Banyuwangi, Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, Kota
Surabaya, Kabupaten Tomohon dan Kota Belitung dirasakan sangat bermanfaat dan
memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam mengurus perizinan sehingga
hal ini dapat dicontoh untuk diterapkan oleh daerah-daerah lain sehingga dapat
memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada masyarakat di setiap daerah
yang ada di Indonesia.

(disarankan langsung ketik aja di jawaban LMS nya biar gak kelamaan paste ulang)

VIDEO 3
Revolusi Industri 4.0
Tantangan dan Peluang untuk Optimalisasi Pelayanan Publik

Revolusi industry pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan
penemuan mesin uap untuk upaya peningkatan produktivitas yang bernilai tinggi. Misalnya di
Inggris, saat itu, perusahaan tenun menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil.
Sedangkan revolusi industry kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an dan ditandai dengan
ditemukannnya tenaga listrik.
Kemudian di era revolusi industry ketiga atau 3.0, ditenggarai oleh perkembangan
semikonduktor dan proses otomatisasi industri pada tahun 1970 atau 1990-an. Dengan kata lain,
dunia sedang bergerak memasuki era digitalisasi. Industri Manufaktur, Industri Kesehatan,
Industri Pertanian dan sebagainya. Hingga saat ini Sebagian negara masih menerapkan industry
ini.
Pada revolusi industry keempat atau 4.0, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai
terkonektivitas dengan internet of things. Ragam di antaranya Artificial Intlegence (AI), Internet
of things (IoT), Unmanned Vehicles (UAV), Mobile Technology (5G), Shared Platform, Block
Chain, Robotics dan Bio-Technology.
Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat dan tidak bisa terbendung lagi. Digitalisasi
sudah mulai memasuki celah-celah kehidupan kita sehari-hari. Kemajuan Teknologi tersebut
kemudian banyak dimanfaatkan oleh sector privat/ swasta. Banyak perusahaan bahkan industry
kecil kreatif yang menggunakan tenkologi digital dalam mengembangkan usaha mereka. Sebut
saja Gojek, Uber dan Grab, perusahaan yang konsen dalam penyediaan jasa transportasi melalui
system online.
Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meluncurkan peta jalan
(road map) “Making Indonesia 4.0” yang merupakan strategi nasional dalam menghadapi era
Revolusi Industri 4.0. dengan diluncurkannya peta jalan tersebut pemerintah kini berpacu
mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang disrupsi. Namun, apakah pemerintah mampu
memanfaatkan era serba digital tersebut dalam hal penyelenggaraan pelayanan public?

Pelayanan Publik dan Perkembangan Teknologi


Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan
Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan public.
Kemudian berkaitan dengan pelayanan public dan era revolusi industry 4.0 saat ini,
sebetulnya telah jelas terdapat di dalam UU NO 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, ada
pasal yang mengatur bahwa pelayanan publik harus memiliki system yang dapat memberikan
kemudahan kepada masyarakat.
Merujuk pada pasal 23 ayat (1) UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
disebutkan bahwa “dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik perlu diselenggarakan Sistem Informasi yang bersifat nasional” sementara di
Pasal 23 ayat (4) UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik penyelenggara berkewajiban
mengelola system informasi yang terdiri atas Sistem Informasi Elektronik atau Non Elektronik
yang sekurang-kurangnya meliputi, profil penyelenggara, profil pelaksana, standar pelayanan,
maklumat pelayanan, pengelola pengaduan dan penilaian kinerja.
Maka dari itu sudah cukup jelas bahwa setiap penyelenggara diwajibkan untuk
menyediakan system informasi system informasi secara nasional. Dengan begitu tidak lain
teknologi informasi berperan besar dalam rangka pemeuhan system tersebut untuk skala nasional.
Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk dapat menyesuaikan
penyelenggaraan pelayanannya kepada masyarakat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. saat
ini yaitu dengan menerapkan pelayanan publik yang berbasis Teknologi (digital).
Sebeb,

Soal: Mendksripsikan rumusan kasusu dan atau masalah pokok, actor yang terlibat dan peran setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus
Rumusan Kasus:
Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan publik dengan meningkatkan pemanfaatan teknologi
Informasi pada era revolusi Induustri 4.0 di Indonesia
Aktor yang telibat dan perannya sesuai konteks deskripsi kasus:
1. Prsiden Republik Indonesia, Joko Widodo
Meluncukan peta jalan (road map)

Anda mungkin juga menyukai