Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU WHOLE OF GOVERNMENT (WOG) DAN PELAYANAN PUBLIK (PP)

Angkatan/Kelompok : 1/2
Nama : Setya Resmi Mukti Padami, A.Md.Keb
NDH : 1.2_06
Jabatan : BIdan Pelaksana
Instansi : RSUD Kabupaten Bintan

1. ISU AKTUAL DI INSTANSI RSUD KAB. BINTAN terkait Mata Pelajaran WOG

WOG (Whole of goverment ) adalah sebuah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Adapun isu WOG di RSUD Bintan antara lain :
a. Kurang optimalnya koordinasi antara puskesmas dengan RSUD Bintan dalam merujuk
pasien
b. Kurang optimalnya timbang terima pasein perawat di antar ruangan.
c. Belum optimalnya pelayanan Unit Tranfusi Darah (UTD) di RSUD Bintan

2. DESKRIPSI ISU TERKAIT WOG DI RSUD BINTAN


a. Kurang optimalnya koordinasi antara puskesmas dengan RSUD Bintan dalam merujuk pasien
Sistem rujukan adalah suatu system penyelenggaran Kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab yang timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
Kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu.
b. Kurang optimalnya timbang terima ( hand over ) pasein perawat di antar ruangan.
Handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu
handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien dan
keluarga pasien langsung untuk mendapatkan feedbeck. Salah satu komponen yang penting
saat handover adalah komunikasi efektif menggunakan teknik SBAR
(situation,background,asessment,recomendation). Tujuan dari hand over adalah menyediakan
waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru dan
perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.

c. Belum optimalnya pelayanan Unit Tranfusi Darah (UTD) di RSUD Bintan


Unit Transfusi Darah merupakan salah satu unit kerja yang ada di RSUD Bintan. Tugas dan
fungsi utamanya ialah meningkatkan derajat kesehatan melalui pengelolaan darah yang
berkualitas, mewujudkan pelayanan penyediaan darah yang aman, tepat waktu, terjangkau dan
berkesinambungan.
N ISU AKTUAL DATA & FAKTA DAMPAK JIKA ISU TIDAK DISELESAIKAN PIHAK YANG
O TERDAMPAK
1 Belum RSUD Bintan merupakan rumah sakit rujukan dari 15 - Meningkatnya jumlah angka rujukan pasien dari PNS dan
optimalnya puskesmas yang ada di Bintan. Berdasarkan pengamatan, Puskesmas ke RSUD Bintan. Masyarakat
koordinasi antara terkadang ada masalah koordinasi yang kurang baik, Salah - Kurang tepat sasaran dalam merujuk pasien, dan
Puskesmas satunya kurang memperhatikan prosedur merujuk seperti kurang memperhatikan standar pasien yang
rujukan dengan tidak memberikan laporan terlebih dahalu dan tidak sesuai nya dirawat sehingga meningkatnya jumlah pasien
RSUD Bintan pasien yang dirujuk untuk dirawat. yang dirawat di RSUD Bintan.

2 Kurang RSUD Bintan terdiri dari Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Adapun dampak jika penerapan handover tidak
optimalnya Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Kamar Operasi, dilakukan dengan optimal maka pemberian asuhan
timbang terima Kebidanan/KIA, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, dan keperawatan juga berjalan tidak optimal, dan
pasein perawat di Instalasi Farmasi serta gedung pelayanan administrasi dan berdampak terhadap kepuasan pasien terhadap
antar ruangan. pelayanan penunjang lainnya yang berkaitan satu sama lain. asuhan keperawatan yang diberikan
Banyak terjadi kesalahpahaman tentang asuhan yang telah dan
akan diberikan.
3 Belum RSUD Bintan memiliki UTD, tapi dalam implementasinya belum - Kualitas pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan PNS dan
optimalnya optimal. Berdasarkan pengamatan UTD RSUD Bintan sering harapan, keinginan dan kebutuhan masyarakat Masyarakat
pelayanan Unit tidak ada stok darah, bahkan sering tutup sehingga pasien yang Bintan.
Tranfusi Darah memerlukan transfusi darah harus mencari pendonor dan - Sulitnya pasien dan keluarga untuk mendapatkan
(UTD) di RSUD terkadang ke UTD rumah sakit lain untuk mendapatkan darah. stok darah sehingga harus jauh mencari stok
Bintan darah ke RS lain.
3. ISU AKTUAL DI INSTANSI RSUD KAB. BINTAN terkait Mata Pelajaran Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik setiap institusi.

Beberapa isu telah diidentifikasi selama penulis melakukan tugas sebagai Perawat Ahli
Pertama di RSUD Bintan. Isu-isu yang diidentifikasi bersumber dari aspek pelayanan publik, Sumber
isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inovasi, dan penugasan atasan.

Adapun identifikasi dan deskripsi isu pelayanan publik di instansi RSUD Bintan antara lain :

1. Kurang optimalnya KIE pada ibu nifas terutama post sc tentang teknik menyusi yang benar di
ruang anggrek RSUD Bintan.
2. Kurang optimalnya pengkajian/anamnesa pasien baru masuk di ruangan di ruang anggrek RSUD
Bintan
3. Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap pasien dan keluarga di ruang anggrek RSUD
Bintan

4. DESKRIPSI ISU TERKAIT PELAYANAN PUBLIK DI RSUD BINTAN


a. Kurang optimalnya KIE pada ibu nifas terutama post sc tentang teknik menyusi yang benar di
ruang anggrek RSUD Bintan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu
Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan reflek menghisap untuk mendapatkan dan
menelan ASI. Posisi menyusui yang benar adalah seluruh puting payudara ada di tengah mulut
bayi. Saat bayi mengisap, gusi bayi harus menyentuh seluruh puting dan lidah bayi berada di
atas gusi bawah bayi. Pastikan bayi tidak hanya mengisap ujung puting payudara.

b. Kurang optimalnya pengkajian/anamnesa pasien baru masuk di ruangan di ruang anggrek


RSUD Bintan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Tujuan dari tahap pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat
data dasar klien, Mengidentifkasi dan mengenali masalah-masalah yang dihadapi klien,
Mengidentifikasi kebutuhan kesehatan klien, Mengidentifikasi fisik, mental, social dan
lingkungan klien.

c. Kurang optimalnya edukasi cuci tangan terhadap pasien dan keluarga di ruang anggrek RSUD
Bintan
Hand hygiene adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan air mengalir dengan sabun antiseptik (hand wash) jika tangan terlihat kotor
(lamanya 40-60 detik) dan menggunakan handdrub berbasis alkohol dengan klorheksidin jika
tangan terlihat kotor (lamnayan 20-30 detik). Tujuannya yaitu: menghilangkan kotoran dari kulit
secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Kebiasaan mencuci tangan pada kalangan medis sangat penting untuk mencegah health
care-associated infection (HAI). WHO mendefinisikan HAI sebagai infeksi yang diperoleh pasien
yang dirawat atas indikasi penyakit noninfeksi yang terjadi 48 jam setelah pasien masuk ke
rumah sakit, 3 hari setelah pasien pulang dari rumah sakit, atau 30 hari pasca menjalani operasi.
Faktor utama terjadinya HAI adalah kontak langsung petugas kesehatan yang terpapar kuman
dengan pasien. Hasil penelusuran menunjukkan  bahwa angka kepatuhan cuci tangan di
kalangan tenaga medis sangat rendah, yakni hanya mencapai 39%. Di Indonesia sendiri, terdapat
berbagai data mengenai angka kepatuhan cuci tangan yang rendah pada tenaga medis,
khususnya dokter dan perawat yang kontak langsung dengan pasien di lima momen penting saat
mencuci tangan.
N ISU AKTUAL DATA & FAKTA DAMPAK JIKA ISU TIDAK DISELESAIKAN PIHAK YANG
O TERDAMPAK
1 Ibu nifas post sc Pada ibu post partum dengan sc banyak ditemukan kejadian ibu Bagi ibu posisi menyusui yang salah bisa Ibu, bayi dan
belum mengetahui
tidak bisa menyusui dengan benar dikarenakan belum adanya membuat puting menjadi lecet, sehingga rumah sakit
atau kesulitan dalam
Teknik menyusui yang pengetahuan dan masih terbatasnya mobilisasi pasien. merasa tidak nyaman untuk menyusui.
benar.
Bila hal ini terjadi, lambat laun produksi
ASI akan berkurang dan bayi bisa menjadi
kurang mendapatkan ASI dan
malas menyusu.
2 Kurang optimalnya Banyak ditemukan pengkajian pasien baru masuk yang belum asuhan kebidanan ataupun keperawatan Pasien
pengkajian/anamnes diisi pada rekam medis pasien. tidak sesuai keluhan atau kebutuhan
a pasien baru masuk pasien.
di ruangan di ruang
anggrek RSUD Bintan
3 Kurang Optimalnya Pemberian layanan publik yang mementingkan mutu layanan - Memperpanjang masa perawatan dan PNS dan
Penerapan Hand tercermin dalam pengendalian infeksi dari dan ke pasien. pengobatan, meningkatkan biaya masyarakat
Hygiene Dalam Berdasarkan data yang diperoleh dari tim IPCN (Infection ekonomi,
Pencegahan Dan Prevention Control Nurse) tim pengendali infeksi nosokomial di - Menurunnya tingkat kepuasan pasien
Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Bintan untuk bulan Januari hingga Maret tahun dan dapat menyebabkan komplikasi
2021 mengatakan bahwa dari beberapa infeksi nosokomial yang penyakit lain.
terjadi di Rumah Sakit. - Meningkatnya angka kejadian infeksi
nosokomial di RS. Salah satunya angka
flebitis
- Mudah berpindahnya penyakit
menular antara petugas medis dengan
pasien ataupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai