GOLONGAN = III
ANGKATAN = 2 (Dua)
KELOMPOK =4
AGENDA = Agenda 2 hari ke-5 – 13 April 2021 – Kelompok 2
NAMA KELOMPOK = Putri Septi Widiasari, S.K.M
Mursalina, S.K.M
Putri Umi Sa’adah, S.K.M
Rizqi Ameliah, S.K.M
Wesli adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum di Kota
Jotanangur. Wesli dikenal sebagai dokter yang ramah terhadap siapapun, baik itu pasien, sesama
dokter, perawat maupun pegawai RS. Belaiu juga merupakan sosok yang sangat berorientasi terhadap
mutu dalam melaksanakan pekerjaan. Dikenal juga sebagai orang yang sangat bertanggung jawab dan
berintegritas. Hal itu juga yang membuat nyaman pasien berobat dengan dokter Wesli. Setiap kali
jadwal prakteknya anterian selalu panjang tidak pernah sepi. Selain sebagai dokter, Wesli juga
merupakan wakil direktur dari rumah sakit dimana ia bekerja.
Suatu ketika Wesli didatangi oleh seorang Medical Representative (MR) dari salah satu
perusahaan farmasi yang cukup terkenal Kabunol Farma. Dari obrolannya antara dokter Wesli dengan
Medical Representative tersebut adalah tentang penawaran obat- obatan yang di produksi oleh
perusahaan farmasi dimana sang MR bekerja. MR tersebut menawarkan agar dokter Wesli dapat
meresepkan obat- obat dari perusahaanya kepada setiap pasien yang datang kepadanya. MR tersebut
menawarkan keuntungan- keuntungan yang akan didapatkan oleh wesli apabila meresepkan obat dari
perusahaanya kepada setiap pasiennya ataupun pasien dokter lainnnya di RS tersebut. MR sangat tahu
bahwa Wesli memiliki otoritas untuk mengambil kebijakan di RS tersebut. Hari itupun pertemuan
antara dokter dengan MR diakhiri tanpa kesepakatan, karena Wesli tidak mengiyakan maupun
menolak. MR pun berjanji akan menghubungi Wesli lagi terkait tawarannya.
Wesli berpikir panjang dari pertemuannya dengan MR tersebut. Ia pun menyadari apabila ia
sepakati tawaran dr MR yang datang maka konsekuensinya dapat merugikan pasien meskipun
menguntungkan dirinya. Kenapa merugikan pasien, hal ini karena harga obat yang diresepkan olehnya
menjadi mahal karena dinaikan harganya 20% oleh perusahaan sebagai kompensasi perusahaan untuk
dokter yang meresepkan dan rumah sakitnya. Menguntungkan karena ketika banyak meresepkan
obat dari farmasi tersebut dokter Wesli dan RS nya akan mendapatkan kompensasi keuntungan atau
bonus dari perusahaan sebagai pendapatan tambahan baginya. Akhirnya wesli memutuskan untuk
menolaknya setelah berfikir keras karena apabila ia menerimanya maka itu merupakan kolusi dan
tindakan korupsi. Ketika esoknya dihubungi oleh MR dengan sangat yakin dokter wesli menolak
tawaran dari perusahaan farmasi tersebut.
Sebulan kemudian dalam rapat pimpinan, direktur RS menyampaikan kebijakan bahwa setiap
dokter ataupun tenaga kesehatan dapat meresepkan obat dari perusahaan farmasi Kabunol Farma.
Wesli pun sangat kaget dan mempertanyakan kebijakan tersebut pada pimpinannya. Sang Direktur RS
pun menjelaskan secara ilmiah terkait dengan penggunaan obat dari farmasi tersebut. Dokter Wesli
menyampaikan penolakannya, namun langsung dicounter oleh direktur bahwa kata- kata “bahwa ini
adalah kebijakan RS”.
1. Pemetaan Masalah
No Masalah Alasan
1 Praktik KKN (Kolusi) Kemungkinan untuk terjadi praktik kolusi antara perusahaan farmasi dengan
RS dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa semakin banyak obat dari
perusahaan farmasi yang diresepkan pada pasien maka RS akan mendapatkan
komisi sebesar 20%
2. Identifikasi Penyebab
Surrounding System
Adanya konflik kepentingan
3. Kultur budaya
4.
Penyalahgunaan
5.
Tekanan wewenang
Adanya6.
7.
kesempatan Kurangnya pelaporan
8. akuntabilitas
9. Praktik KKN
10. (Kolusi)
11.
Kurangnya
12. Kompensasi
Integritas
13.
14.
15. Pemimpin yang Adanya konflik kepentingan
16. kurang akuntabel
Skill17.
Supplier
18.
3. Penemuan fakta dan kaitannya dengan nilai – nilai ANEKA beserta Solusi
Nasionalisme
Pengimplementasian Sila kelima Pancasila terkandung nilai- Meningkatkan wawasan kebangsaan khususnya
Pancasila sila ke-5 nilai yang merupakan tujuan Negara pengamalan Pancasila, agar dapat meningkatkan
sebagai tujuan hidup bersama yaitu integritas dan tidak tergiur oleh iming-iming
“keadilan sosial”. Keadilan tersebut apapun.
didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam Mengembangkan perbaikan system pengendalian
hubungan manusia dengan dirinya pengawasan sebagai control untuk menutup celah
sendiri, manusia dengan manusia lain,
korupsi, kolusi dan nepotisme
manusia dengan masyarakat, bangsa dan
negaranya serta hubungan manusia
dengan tuhannya (Kaelan. 2010) Mengubah budaya tidak peduli, membiarkan atau
mengangkap wajar perilaku korupsi, kolusi dan
Berdasarkan kasus yang ada, direktur nepotisme
rumah sakit mengambil keuntungan
untuk diri sendiri dan golongan (rumah
sakit). Dimana karena kebijakan yang di
ambil, pasien harus membayar obat lebih
mahal sebesar 20%, dan uang tersebut
digunakan untuk kompensasi serta bonus
untuk Rumah sakit.
Etika Publik
Menjalankan tugas Kebijakan Direktur RS bahwa setiap Melakukan pengadaan obat melalui e-purchasing
secara profesinal dokter ataupun tenaga kesehatan dapat sehingga transparan.
dan tidak berpihak meresepkan obat dari perusahaan
farmasi dengan maksud mendapatkan
kompensasi
Mengutamakan Direktur RS mengambil kebijakan yang Mencontohkan sikap kepemimpinan yang baik dan
kepemimpian menguntungkan pribadi dan golongan dapat dipercaya rekan maupun bawahan.
berkualitas tinggi
Menghargai Dalam mengambil keputusan direktur Menjalin komunikasi yang baik dengan rekan
komunikasi, tidak mengkonsultasikan/ kerja/bawahan dalam setiap pengambilan
konsultasi, dan membicarakan dengan rekan kerja/ keputusan.
kerjasama bawahan Bermusyawarah untuk mufakat.
Komitmen Mutu
Berorientasi pada Mutu merupakan persepsi pengguna Membuat SOP/Regulasi terkait penerapan
Mutu layanan terhadap kemampuan suatu formularium nasional dalam peresepan obat oleh
organisasi dalam menjawab kebutuhan dokter ke pasien untuk menekan kasus kolusi
dan harapan pelanggan.
Membangun budaya kerja serta mindset seluruh
Berdasarkan kasus diatas direktur RS anggota organisasi untuk memberikan pelayanan
membuat kebijakan tidak berfokus pada yang berfokus pada kepuasan pelanggan pasien
kepuasan pelanggan dengan statement (Patien Center Care)
“memperbolehkan dokter atau tenaga
kesehatan dapat meresepkan obat dari Menerapkan Total Quality Manajemen dalam
perusahaan Kabunol Farma”. Padahal membuat suatu kebijakan dimana sistem tersebut
kebijakan tersebut dapat berdampak
merugikan pasien karena harga obat mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dengan
menjadi mahal. melibatkan seluruh anggota organisasi
Anti Korupsi
Kepedulian Kepedulian dapat diartikan dengan Menerapkan asas kepedulian dalam rangka
mengindahkan, memperhatikan, dan pengambilan keputusan untuk membuat kebijakan
menghiraukan
Referensi:
Modul Latsar CPNS Akuntabilitas
Modul Latsar CPNS Nasionalisme
Modul Latsar CPNS Etika Publik
Modul Latsar CPNS Komitmen Mutu
Modul Latsar CPNS Anti Korupsi
Kaelan, 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
https://jagokata.com/arti-kata/kolusi.html
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/sila-sila-pancasila-terhadap-tindakan-korupsi/ diakses
pada 13 April 2021 pukul 15.34