Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KASUS
PERSELINGKUHAN TENAGA KESEHATAN DAN PERUSAHAAN FARMASI

Disusun Oleh:
1. Puspita
2. Anisah, S.Pd
3. Resti
4. Fitri
5. Khotimah

A. PEMETAAN MASALAH, FAKTOR PENYEBAB, DAN KAITANNYA DENGAN


NILAI DASAR ANEKA

1 1

4 3

Penyebab kasus perselingkuhan tenaga kesehatan dengan perusahaan farmasi dapat disebabkan oleh 2
faktor:

1. Faktor Internal
a. Perilaku. Aspek perilaku individu dapat disebabkan karena:
- Gaya individu yang konsumtif
Ketika perilaku materialistic dan konsumtif masyarakat yang masih mendewakan
materi maka dapat memaksa dapat terjadi praktek korupsi. Perilaku ini tidak
sesuai dengan nilai dasar anti korupsi, yaitu sikap sederhana. Sikap sederhana
termasuk juga tidak menerima sesuatu dari orang lain yang tujuan pemberiannya
untuk kepentingan tertentu.

Dampak konflik :
Kebijakan RSU yang
akan merugikan Sumber Konflik
pasien Tawaran untuk
Berkolusi dan
Korupsi dengan
Tindakan Tiap Pihak :
Perselingkuhan
1. dr. Wesli : menolak tawaran dr
Tenaga
MR Kabunol Farma
Kesehatan Pihak yang terlibat :
2. MR Kabunol Farma : berusaha
Dengan 1. dr. Wesli (Wadir. RSU)
mempengaruhi petinggi RSU
Perusahaan 2. MR Kabunol Farma
3. Direktur
- Moral RSUyang
: bekerjasama
kuat dgn
Farmasi 3. Direktur RSU
Kabunol Farma
Seseorang yang memiliki moral lemah cenderung mudah tergoda untuk mlakukan
tindak korupsi. Pada kasus diatas seorang dokter hanya perlu meresepkan obat
kepada
Pandangan pasien, kemudian
yg mempengaruhi tiap dokter
pihak : tersebut mendapatkan Tujuan
intensifmasing-masing
yang lebih besar.
pihak
Seorang
1. dr. Wesli dokter
: Pasien juga
adalah yangharus 1. Dr. Wesli : Menjaga integritas
utamaberpegang teguh terhadap nilai pancasila sebagai
2. MR Kabunol Farma: Berorientasi pada pada sila ke 1 yaitu profesi
ideology bangsa, salah satunya Ketuhanan Yang Maha Esa
Keuntungan Perusahaan 2. Mr. Kabunol Farma : Closing
dan sila ke 5 yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Perulaku ini
Partnership
3. Direktur RSU : Keuntungan RSU yang
dapat dicerminkan dengan mementingkan kepentingan public
3. Direktur RSU :dibandingkan
RSU raih
utama
kepentingan pribadi. Faktanya pada kasus tersebut dr.pendapatan
Wesli memiliki moral yang
tambahan.
kuat karena tidak mudah tergiur dengan penawaran yang diberikan oleh MR.

b. Sosial
Salah satu factor penyebab seseorang melakukan tindak korupsi adalah karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan institusi. Kebutuhan yang terus
bertambah tidak diiringi dengan Sumber Daya yang memadai membuat para pelaku
tindak korupsi mencari celah untuk berbuat kecurangan. Salah satu faktanya,yaitu
Direktur RSsetuju membuat kebijakan yang walaupun bertentangan dengan nilai-nilai
komitmen mutu namun akan memberikan keuntungan bagi dokter yang meresepkan
obat dari RS. Nilai momitmen mutu yang menyimpang adalah melindungi dan
mengayomi masyarakat. Seharusnya RSU sebagai sarana pelayanan public dalam
bidang kesehatan mengupayakan hal terbaik bagi kesehatan pasien agar masa rawat
lebih pendek dan biaya pengobatan lebih minimal.

c. Lingkungan
Lingkungan yang buruk akan memaksa seseorang yang baik untuk berperilaku buruk,
seperti kebutuhan keluarga yang mendesak, adanya perintah atasan atau merupakan
perintah instansi dan adanya kesempatan untuk melakukan tindak korupsi. Faktanya
dalam kasus, Direktur RS menerima penawaran MR yang merugikan masyarakat
terkait pembelian obatmerk Kabunol Farmadan menjadikan sebagai kebijakan RS.
Hal itu menjadikan orang baik dan benar sepertid dr. Wesli harus ikut serta dalam
praktik korupsi tersebut. Apabila dibandingkan dengan nilai-nilai dasar ANEKA, hal
ini merupakan penyimpangan hamper dari seluruh nilai-nilai tersebut. Mulai dari nilai
akuntabilitas dan etika public dan juga bertentangan dengan nilai anti korupsi dan
nilai komitmen mutu.

2. Faktor Eksternal
a. Aspek Ekonomi
Kurangnya atau tidak mencukupinya pendapatan juag menjadi salah satu penyebab terjadi
korupsi dikehidupan masyarakat. Salah satu perubahan lingkungan adalah peningkatan
harga kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat akan
menyebabkan peningkatan pada sumber daya yang dibutuhkan juga. Faktanya pada kasus
adalah Penawaran MR dengan memberikan 20% hasil dari penjualan obat kepada dokter
yang merespkan dan RS membuat Dokter RSU tertarik dan menetapkannya sebagai
kebijakan baru RS, meski hal tersebut tidak sesuai dengan nilai anti korupsi yang ada,
seperti jujur, adil, dan tanggungjawab tidak sesuai dengan nilai nasionalisme sebagai
pelaksanaan kebijakan public dan pelayan public yang seharusnya mendahulukan
kepentingan masyarakat luas disbanding kebtuhan pribadi.
b. Aspek Organisasi
- Kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
Pimpinan baik yang formal maupun tidak formal akan menjadi panutan dari setiap
anggota atau orang yang terlibat pada organisasitersebut. Apabila pimpinan
mencontohkan gaya hidup yang bersih dengan tingkat kehidupan ekonomi yang wajar,
maka anggota organisasi tersebut akan cenderung untuk bergaya hidup yang sama.
Fakta pada kasus dapat kita lihat adanya tindakan penyalahgunaan wewenang
organisasi yang menguntungkan dimana MR menawarkan kerjasama kepada direktur
RS untuk menerima tawaran dari MR untuk menggunakan obat dari Farmasi Kabunol
dan menjadikan sebagai kebijakan RS untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Perilaku tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai aneka yaitu anti korupsi.

- Kurang memadinya system akuntabilitas


Pada organisasi dimana setiap unit organisasinya mempunyai sasaran yang telah
ditetapkan untuk dicapai yang kemudian setiap pnggunaan sumber dayanya selalu
dikaitkan dengan sasaran yang harus dicapai. Fakta dari kedua adalah dimana direktur
RS menggunakan kekuasaan jabatan untuk mengambil keputusan tanpa persetujuan
pihak lain. Hal ini tidak sesuai dengan nilai akuntabilitas dan nasionalisme dalam
pengamalan nilai-nilai pancasila, dimana dalam pengambilan keputusan seharusnya
bersifat terbuka dan tidak hanya diputuskan oleh diri sendiri demikepentingan pribadi.

c. Aspek kesadaran masyarakat terhadap praktek korupsi


Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi dapat dicegah bila mereka ikut aktif dalam
agenda pemberantasan. Hal ini merupakan penyimpangan pada nilai komitmen mutu
dimana seharusnya mayarakat dilindungi dan diayomi, selain itupenyimpangan pada nilai
nasionalisme, dimana seharusnya pelaksana kebijakan public dan pelayanan public harus
berorientasi pada kepentingan masyarakat.

B. SOLUSI
1. Meningkatkan rasa syukur terhadap apa yang sudah dimiliki
2. Menerapkan gaya hidup sederhana sesuai dengan pendapatan
3. Meningkatkan rasa kepedulian dengan apa yang terjadi dilingkungan sekitar dengan cara
memperbanyak literature, baik nasional maupun internasional
4. Tetap mengedepankan kepentingan public dibandingkan kepentingan pribadi
5. Selalu berorientasi kepada kepuasan pasien atau public
6. Melakukan evaluasi pimpinan oleh seluruh karyawan RS atau instansi sebagai langkah
awal untuk mencegah korupsi pada instansi
7. Meningkatkan fungsi pengawasan audit internal instansi sebagai langkah awal untuk
pencegahan korupsi.

C. IDE BERKOMITMEN
RS perlu memiliki Komitmen Mutu “akuntabel, berorientasi pada pasien dan bebas dari
korupsi”. Hal ini dapat diterapkan dengan cara-cara sebagi berikut:
1. Membuat Laporan Bulanan, baik volume kunjungan pasien dan keuangan RS, yang dapat
diakses secara online.
2. Adanya SOP pada setiap tindakan yang dilakukan di RS.
3. Melakukan survey pelanggan, baik internal maupun eksternal, dimana hasil survey
digunakan sebagai bahan perbaikan dalam memberikan pelayanan dan hasilnya dapat
diakses secara online.

Anda mungkin juga menyukai