Anda di halaman 1dari 3

1) Dalam deskripsi kasus tersebut terdapat beberapa masalah/isu yang saya dapat,

seperti: a. Tuntutan/hukuman kepada tersangka kasus korupsi yaitu “Setya Novanto”


dinilai lunak/terlalu ringan, b. Kasus korupsi e-ktp oleh “Setya Novanto”, c. Posisi tinggi
sebagai amanah justru dijadikan sarana untuk memperkaya diri, d. KPK terkesan ragu dalam
memberikan hukuman untuk “Setya Novanto”, e. Tindakan tidak mengakui perbuatan yang
telah dilakukan dan mengalihkan opini publik melalui kasus kecelakaan yang terkesan
dibuat-buat, f. Kasus korupsi berjemaah terbesar dikalangan DPR, g. Rusaknya citra besar
DPR melalui tindakan korupsi, penerimaan gratifikasi dan suap berjamaah oleh beberapa
orang anggotanya, g. Lenyapnya tujuan utama pembuatan e-ktp.

Aktor yang terlibat dan peran setiap aktor:


1. Setya Novanto: otak tindak pidana korupsi e-ktp, yang sekarang sudah ditetapkan sebagai
tersangka utama oleh KPK
2. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi): lembaga/instansi pemerintah yang berperan dalam
menangani kasus-kasus korupsi, salah satunya kasus korupsi oleh Setya Novanto dan
beberapa orang lainnya dalam kasus diatas.
3. Jaksa Urip Tri Gunawan: penerima suap yang telah dihukum 15 tahun penjara.
4. Kepala Korlantas Polri Djoko Susilo: pelaku tindak pidana korupsi yang sudah dihukum 18
tahun penjara
5. Miryam S. Haryani: penerima suap kasus korupsi e-ktp.
6. Markus Nari: penerima suap kasus korupsi e-ktp.
7. Jafar Hafsah: penerima suap kasus korupsi e-ktp.
8. Ade Komarudin: penerima suap kasus korupsi e-ktp.
9. Ganjar Pranowo: penerima suap kasus korupsi e-ktp.

2) a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI adalah pelanggaran
prinsip Akuntabilitas, dimana seharusnya seorang ASN memberikan bentuk pertanggung
jawaban terhadap tugas atau profesinya sebagai ASN tetapi malah melanggar pertanggung
jawaban tersebut dan merugikan masyarakat dan negara. Selanjutnya melanggar nilai
Nasionalisme, dalam kasus ini terlihat seorang ASN tidak mempunyai jiwa nasionalisme
yang tinggi sehingga tergoda melakukan tindakan pelanggaran atau undisipliner. Selanjutnya
nilai Etika Publik, dalam kasus terlihat seorang ASN yang lebih mementingkan
kepentingannya sendiri dan memperkaya dirinya daripada kepentingan publik. Selanjutnya
nilai komitmen mutu, dalam kasus terlihat jelas mutu pelayanan e-ktp yang telah tercoreng
karena tindak pidana korupsi oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Dan nilai
terakhir adalah Anti Korupsi, dalam kasus dapat dilihat masalah dan isu utama yang dibahas
yaitu terkait tindak pidana korupsi oleh Setya novanto, dan tindakan penerimaan suap oleh
Urip tri gunawan, Djoko susilo, Miryam S. Haryani,Markus Nari, Jafar Hafssah, Ade
Komarudin, dan Ganjar Pranowo yang sudah ataupun sedang ditangani oleh KPK yang
tentunya sangat merugikan warga dan negara, serta mencoreng nama ASN.
Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI oleh aktor, antara lain:
KPK, Jaksa dan badan hukum dalam deskripsi kasus, yaitu berperan untuk memberantas
korupsi melalui penerapan nilai ANEKA berkaitan dengan poin Anti Korupsi. Pelanggar nilai
dasar Ber ANEKA terutama pada poin Anti Korupsi yaitu Setya Novanto (pelaku tindakan
pidana korupsi e-ktp yang telah ditetapkan sebagai tersangka, yang merugikan negara sebesar
Rp. 2,5 Trilliun), Jaksa Urip Tri Gunawan (penerima suap 6 milliar dan dihukum 15 tahun
penjara), Djoko Susilo (pelaku tindak pidana korupsi yang dihukum 18 tahun penjara),
Miryam S. Haryani (penerima suap kasus korupsi e-ktp yang merugikan negara sebesar Rp.
2,5 Trilliun), Markus Nari (penerima suap kasus korupsi e-ktp yang merugikan negara
sebesar Rp. 2,5 Trilliun), Jafar Hafsah (penerima suap kasus korupsi e-ktp yang merugikan
negara sebesar Rp. 2,5 Trilliun), Ade Komarudin (penerima suap kasus korupsi e-ktp yang
merugikan negara sebesar Rp. 2,5 Trilliun), Ganjar Pranowo (penerima suap kasus korupsi e-
ktp yang merugikan negara sebesar Rp. 2,5 Trilliun).

b. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan pengetahuan


tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI sesuai deskripsi kasus adalah
terjadinya tindakan pelanggaran atau undisipliner oleh seorang ASN baik berkaitan dengan
nilai Akuntabilitas (pertanggung jawaban yang tidak dilakukan, tetapi justru
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri melalui koruspsi
seperti pada kasus), Nasionalisme (rasa cinta tanah air dan berbangsa yang kurang yang
menyebab adanya tindakan pelanggaran dan undisipliner seperti pada kasus), Etika Publik
(mencoreng nama baik dirinya sendir, intansi tempat bekerja dan nama besar ASN secara
umum dimata masyarakat dan pemerintah), Komitmen Mutu (dalam kasus terlihat jelas mutu
pelayanan e-ktp yang telah tercoreng karena tindak pidana korupsi oleh beberapa oknum
tidak bertanggung jawab), dan Anti Korupsi (tidak diterapkannya nilai dasar anti korupsi
seperti pada kasus yang menyebabkan terjadinya tindakan penyalahgunaan jabatan untuk
kepentingan pribadi dan penerimaan gratifikasi serta suap).

3) Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat meerugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Kasus korupsi terjadi karena adanya penyalahgunaan kekuasaan,
jabatan ataupun wewenang yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab sehingga dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan.
Menurut saya gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
berdasarkan deskripsi kasus adalah: 1. Badan atau lembaga pengawas pemerintah seperti
Inspektorat Daerah perlu meningkatkan pengawasan terhadap seluruh instansi agar
terlaksananya seluruh bentuk pertanggung jawaban sehingga dapat meminimalisir terjadinya
pelanggaran terutama yang berkaitan dengan penyalahgunaan jabatan, wewenang dan
kekuasaan untuk kepentingan memperkaya diri sendiri, kelompok ataupun golongan yang
nantinya akan sangat merugikan negara, 2. Upaya dan tindakan yang tegas serta respon yang
cepat dari semua elemen pemerintah dan masayarakat dalam upaya penangan kasus korupsi
seperti pada kasus diatas, 3. Menanamkan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI sejak dini, 4. Membuat sistem pemerintahan
daerah yang lebih transparan dan melibatkan seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat
untuk mengawasi berjalannya sistem tersebut, baik sebagai pengawas langsung maupun tidak
langsung. Contoh: menshare program, kebijakan ataupun sistem pemerintahan melalui web
pemerintah. Sehingga beragai kalangan dapat menngetahui dan mengawasi berjalannya
program, kebijakan ataupun sistem pemerintahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai