Metode
1. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
a) Kajian teori
Menurut Grant and Massey dan Marquis & Huston, jenis
metode pemberian asuhan keperawatan telah dijabarkan sebagai
berikut:
c) Masalah
Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa
model pelaksanaan asuhan keperawatan Diruang IRNA I A sudah
cukup optimal walaupun masih ada beberapa hal yang perlu
ditingkatkan lagi, terutama dalam segi kerja sama dan
komunikasi, baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan pasien/keluarga pasien, maunpun perawat dengan tenaga
kesehatan lain, sehingga dapat terlaksana pemberian asuhan
keperawatan yang optimal sesuai standar model praktek
keperawatan professional yang berlaku.
b) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan KARU Di ruangan IA RSUD
c) Observasi
ruangan
d) Masalah
3. Struktur organisasi
KARU
WAKIL KARU
KATIM I KATIM II
PA 1
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan KARU Di
ruangan IA RSUD Kota Mataram diketahui Struktur
Organisasi di Ruangan IA dipimpin oleh karu
selanjutnya di bawahi oleh wakil karu, katim, kemudian
perawat pelaksana.
b) Observasi
Dari observasi diketahui bahwa papan struktur
organisasi Diruang IA belum ada, hal ini disebabkan
karena ruangan yang masih baru dan struktur organisasi
masih berubah-ubah.
c) Masalah
Dari hasil wawancara dan observasi terkait
pengorganisasian diruang IA diketahui bahwa struktur
organisasi sudah ada, tapi papan struktur organisasi
belum terlihat diruangan.
4. Timbang Terima
a. Kajian teori
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over
hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum
dan perkembangan saat itu Informasi yang disampaikan harus
akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna.
Tujuan Umum: Mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang penting.
Tujuan Khusus:
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
2) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
3) Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti
oleh perawat dinas berikutnya
4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
Manfaat bagi perawat :
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2) Menjalin suatu hubungan kerjasama dan
bertanggungjawab antar perawat
3) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna
4) Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima
pasien
5) Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan
keperawatan
6) Menimbulkan rasa aman
7) Meningkatkan percaya diri/bangga
Manfaat bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap
Manfaat bagi Rumah sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara
komprehensi.
Alur Operan
PASIEN
tindakan
Tindakan
Masalah
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
(Nursalam, 2012)
a) Efek fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif
tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu
istirahat umtuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
b) Efek psikologis
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan
keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu luang, kecil
kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarat. Saksonno (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang
atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam
dipergunakan untuk istirahat atai tidur, sehinggga tidak
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
c) Efek kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang
diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikologis.
Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilau kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali pemantauan.
d) Efek terhadap kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal,
masalah ini cendrung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift
kerja juga dapat menjadi maalah terhadap keseimbangan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
e) Efek terhadap keselamatan kerja
Survey pengaruh shift erja terhadap kesehatan dan
keselamatan krja yang dilakukan Smith et. Al (dalam
Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan
paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kcelakaan 0,69% pertenaga
kerja. Tetapi tidak semua penilaian menyebutkan bahwa
kenaikan tingkat kecelakaan industry terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cendrung
banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi
pada shift malam.
b. Wawancara
Discharge planning telah dilaksanakan namun perlu
ditingkatkan. Pelaksanaan Discharge planning di ruang IA masih
dilakukan secara lisan, flipshart yang ada di ruangan sudah
ada tetapi penggunaannya sebagai media untuk persiapan pasien
pulang belum digunakan secara maksimal serta belum ada media
gambar / lembar balik maupun leaflet yang dapat dibawa pulang
oleh pasien atau keluarga pasien sebagai media untuk perawatan
pasien secara mandiri di rumah (perawatan lanjutan).
c. observasi/Analisa data
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun
metode yang digunakan masih belum optimal yaitu masih berupa
lisan tanpa adanya media sebagai alat bantu. Media penyampaian
informasi berkaitan dengan perawatan seperti lembar balik/
gambar dan leaflet untuk membantu pemahaman pasien terhadap
penyampaian informasi yang telah diberikan bidan maupun
perawat terhadap perawatan yang harus dilakukan saat pasien
sudah berada di rumah.
d. Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan
kesenjangan antara teori dan pengaplikasian diruangan yaitu
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun metode
yang digunakan masih belum optimal yaitu masih berupa lisan
tanpa adanya media sebagai alat bantu atau bukti
pendokumentasian.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nursalam,2013
terkait cara melakukan discharge pleaning yaitu menggunakan
form discharge pleaning seperti:
PASIEN PULANG
DISCHARGE PLANNING
No. Reg. :
Tanggal MRS :
Bagian :
Sembuh
Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal
A. Kontrol:
a. Waktu:
b. Tempat:
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal KRS :
Bagian :
B. Lanjutan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan,
dan lain-lain)
C. Aturan diet/nutirisi:
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya):
Lain-lain:
Surabaya, …………………….
Pasien/Keluarga Ners
( ) ( )
Dokter
Kordinasi dengan
Farmasi/apotik perawat
Pasien/keluarga
- Surat perstujuan
setralisasi obat dari
perawat
- Lembar serah terima
obat
- Buku serah
PP/Perawat yang menerima
Pasien/keluarga Perawat
Pembagian Obat