2. Apa peran KPK dan posisi KPK dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia ? sebutkan! 3. Menurut mahasiswa, apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi tarjadinya korupsi ? 4. Seberapa penting pendidikan anti korupsi di dunia pendidikan ini. Jelaskan ! 5. Sebutkan kasus korupsi yang tengah di garap oleh KPK baik itu di tingkat daerah maupun nasional? Untuk daerah 5 kasus dan nasional 5 kasus !
JAWABAN :
1. KKN itu merupakan kependekan dari Kuliah Kerja Nyata. Dari
singkatannya saja kita sudah tahu jika KKN ini dilakukan oleh mereka yang kuliah atau biasa disebut dengan mahasiswa. Kuliah Kerja Nyata atau KKN adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. 2. Sebelum lebih jauh membahas keterkaitan fungsi dan kewenangan KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan, perlu dipahami terlebih dahulu fungsi dan kewenangan KPK itu sendiri. Fungsi KPK tertuang pada Pasal 6 UU 30/2002 yang berbunyi: KPK mempunyai peran yaitu : koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi; melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Undang – undang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi :
asar hukum Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah: Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150). 3. Dengan demikian,secara garis besar penyebab korupsi dapat dikelompkkan menjadi dua yaitu : A . Faktor Internal Aspek perilaku individu Sifat tamak/rakus manusia Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan unsur penyebab korupsi para pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri. Moral yang kurang kuat, yaitu orang-orang yang moralnya mudah lemah sehingga mudah tergoda untuk melakukan korupsi yang biasanya terpengaruh dari atasan,teman setingkat,bawahannya,atau pihak lain. Gaya hidup yang konsumtif Kehidupan di kota-kota besar yang menimbulkan gaya hidup seorang konsumtif sehingga prilaku konsmtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal seperti itu akan membuka peluang seseorang untuk melakukan tindakan korupsi. Aspek sosial Yaitu perilaku korupsi yang dapat terjadi karena dorongan dari kerabat dekat atau keluarga. B . Faktor Eksternal Aspek ekonomi Pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan ekonomi sehingga keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan cara korupsi. Aspek politis Menurut rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang di lakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Aspek organisasi Yaitu tidak berjalannya dengan baik suatu organisasi seperti organisasi masyarakat yang di bentuk,sehingga akan timbul kurang adanya sikap keteladan pimpinan,tidak adanya kultur organisasi,kurang memadainya sistem akuntabilitas,kelemahan sistim pengendalian manajemen,dan lemahnya suatu pengawasan.
4. Pentingnya pendidikan korupsi untuk pendidikan di Indonesia adalah
Indonesia memiliki banyak kasus korupsi , Oleh karena itu Indonesia bisa dikatakan negara yang darurat akan korupsi yang harus diselamatkan apabila tindakan korupsi ini dibiarkan terus menerus akan membuat negara Indonesia menjadi hancur kedepannya. Darurat korupsi di Indonesia menandakan bahwa rakyat Indonesia saat ini sudah terpengaruh dengan virus korupsi sehingga pemerintah dan aparat penegak hukum seharusnya tidak hanya menekankan pada penindakan hukum dan pengungkapan pelaku kasus korupsi saja, tindakan pencegahan juga harus mulai dilakakukan dengan cara memberikan pendidikan anti korupsi sejak dini sehingga dengan memberikan pendidikan anti korupsi kepada anak-anak sejak dini anak-anak nantinya akan mengetahui tentang bahaya dan dampak dari perilaku korupsi itu sendiri, sehingga efek dan dampaknya pada saat tumbuh dewasa mereka akan memahami bahwa tindakan korupsi adalah tindakan yang tidak dibenarkan yang dapat membuat kerugian bagi negara dan orang lain serta akan ada akibat hukum yang ditimbulkan apabila sesorang melakukan tindakan korupsi. 5. Kasus korupsi yang nasional : 1. Kasus korupsi Kotawaringin Timur, kerugian negara Rp 5,8 triliun KPK pada awal tahun 2019 ini menetapkan Bupati Kotawaringin Timur sebagai tersangka kasus korupsi. Supian Hadi, dikutip dari CNN padahal sedang menjalankan pemerintahan di periode kedua. Ia diduga telah menyalahgunakan jabatan demi memperkaya diri sendiri, orang lain, hingga korporasi. 2. Kasus BLBI, kerugian negara Rp 3,7 triliun Kasus korupsi yang satu ini sampai sekarang belum mendapatkan kejelasan. Padahal terjadinya sudah sejak krisis moneter tahun 1997- 1998. Korupsi ini dinilai telah merugikan negara setidaknya Rp 3,7 triliun. 3. Kasus e-KTP, kerugian negara Rp 2,3 triliun Kasus korupsi e-KTP juga menjadi yang paling fenomenal beberapa tahun belakangan. Bagaimana tidak, seorang terpidananya, yakni Setya Novanto beberapa kali berulah, bahkan setelah dipenjara sekalipun.
4. Kasus korupsi proyek Hambalang, kerugian sekitar Rp 700 miliar
Kasus yang satu ini banyak menyeret kader-kader Partai Demokrat. Proyek Hambalang merupakan proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sarana Olahraga Nasional (P3SON). Dibangun sejak Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, hingga kini proyek tersebut terbengkalai dan mangkrak. 5. Mantan Presiden RI Soeharto, merugikan negara Rp 490 triliun Dikutip dari Global Corruption Report yang dirilis lembaga Transparency International pada tahun 2004 silam, Soeharto diduga sebagai tokoh paling korup di dunia. Ia diduga telah memperkaya diri, dan keluarganya dengan memanfaatkan sumber daya negara melalui kebijakan-kebijakannya. Kasus korupsi nasional : 1. Bupati Malang Rendra Kresna KPK menetapkan Rendra sebagai tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi. Dalam perkara pertama, Rendra selaku Bupati Malang periode 2010-2015 diduga menerima suap terkait penyediaan sarana penunjang peningkatan mutu pendidikan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Malang tahun anggaran 2011. 2. Wali Kota Pasuruan Setiyono Wali Kota Setiyono terjaring dalam OTT KPK pada Kamis (4/10/2018). Ia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari pengusaha Muhammad Baqir. Dugaan suap itu terkait proyek belanja modal gedung dan bangunan pengembangan pusat layanan usaha terpadu pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemkot Pasuruan. 3. Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan Zainudin Hasan ditangkap oleh KPK pada Jumat (27/7/2018). Zainudin dan pejabat Dinas PUPR diduga menerima hadiah atau janji sebesar Rp 600 juta dari pemilik CV 9 Naga, Gilang Ramadhan, yang meminta ditunjuk sebagai pelaksana proyek infrastruktur di Lampung Selatan. 4. Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap Pada Selasa (17/7/2018), KPK menggelar OTT dan mengamankan Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap. Pangonal diduga menerima suap terkait proyek-proyek di lingkungan Labuhanbatu tahun anggaran 2018. 5. Bupati Bener Meriah Ahmadi Ahmadi bersama Gubernur Aceh Irwandi Yusuf diamankan KPK pada Selasa (3/7/2018) silam. Ahmadi terindikasi memberi suap kepada Irwandi sebesar Rp 500 juta bagian dari Rp 1,5 miliar terkait fee ijon proyek- proyek pembangunan infrastruktur yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh Tahun 2018.