Disusun Oleh :
19010000053
FAKULTAS HUKUM
2022
PAGE \* MERGEFORMAT38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik korupsi di Indonesia sudah hampir terjadi dalam segala sendi
kehidupan masyarakat baik dalam badan yang bersifat publik maupun badan
Jika dapat diibaratkan sebagai penyakit, maka korupsi adalah suatu penyakit
yang sudah sampai pada tahap yang parah atau kronis dan sulit untuk
Korupsi adalah sesuatu yang jahat, busuk, dan merusak. Korupsi erat
kaitannya dengan sifat, moral dan keadaan yang jahat, terkait jabatan di
ekonomi.
PAGE \* MERGEFORMAT38
Dasar 1945 yang mempertegas konseo negara hukum dengan
menetapkan apa yang harus dilakukan dan atau apa yang boleh dilakukan
serta yang dilarang. Sasaran hukum yang hendak dituju bukan saja orang
hukum yang mungkin akan terjadi dan kepada alat perlengkapan negara
Salah satu tindak pidana yang diatur di dalam hukum pidana positif
PAGE \* MERGEFORMAT38
dan menjadi jalan yang dihalalkan.Korupsi bukanlah hal yang asing lagi di
crime atau kejahatan luar biasa karena telah merusak, tidak saja keuangan
Negara dan potensi ekonomi Negara, tetapi juga telah meluluhkan pilar-
pilar sosio budaya, moral, politik, dan tatanan hukum keamanan nasional.4
dan terganggu serta mengakibatkan dampak negatif yang cukup luas dan
selalu berkembang pesat, maka hukum yang ada diharapkan untuk bisa
4
Muhammad Hatta. Kejahatan Luar Biasa (Extra Ordinary Crime). (Lhokseumawe:
Unimalpress, 2019). Hlm 4
5
Edi Yunara., Korupsi dan Pertanggung jawaban Pidana Korupsi Berikut Studi Kasus.
(Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti, 2012). hlm 1
PAGE \* MERGEFORMAT38
kekosongan hukum yang ada pada saat itu lalu direvisi melalui UU Nomor
adalah Tindak Pidana Suap. Tindak pidana suap menjadi salah satu tindak
pidana yang paling sering dilakukan oleh pejabat negara. Salah satu kasus
suap yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2019 adalah terkait
Semarang dengan vonis 4 tahun penjara dan denda 400 juta rupiah.
asal-usul harta benda hasil kejahatan. Hal ini tidak selalu dibarengi dengan
PAGE \* MERGEFORMAT38
kejahatan mereka.6 Tindak Pidana Pencucian Uang atau money laundering
seseorang atau organisasi terhadap uang haram yaitu uang yang berasal
tersebut yakni putusan kasus Pinangki Sirna Malasari dan kasus Djoko
kategori suap, dimana pelaku pertama yaitu Pinangki Sirna Malasari selaku
terbukti menerima uang suap US$ 500 ribu dari pelaku kedua yaitu Djoko
6
Gandhung Wahyu F.N dan Joko Supriyanto. Urgensi Penanggulangan Tindak Pidana
Pencucian Uang Pada Kasus Korupsi. Recidive Vol. 3 No. 3 September-Desember 2014:
249. Diakses pada tanggal 23 Januari 2022. Doi: https://jurnal.uns.ac.id.
PAGE \* MERGEFORMAT38
uang sejumlah US$375.229 atau Rp 5,25 miliar, serta dinyatakan terbukti
penjara dan divonis oleh Hakim selama 10 tahun penjara, lebih tinggi dari
tahun penjara kepada pelaku pertama. Dan pelaku kedua dengan susunan
Majelis Hakim yang hampir sama, divonis pada tingkat pertama dari 4,6
PAGE \* MERGEFORMAT38
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2003 dan yang terbaru yaitu Undang-
terjadinya tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal (predicate
crimes).
jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi. Sanksinya pun cukup berat
memberikan sanksi penjara dan denda minimal bagi pejabat negara yang
melakukan tindak pidana ini baik itu pidana penjara maupun pidana denda.
PAGE \* MERGEFORMAT38
juga tidak mudah dan sering terdapat pro kontra berkaitan dengan
Hukum Pidana (untuk selanjutnya disebut KUHP) terjadi apabila dua orang
adanya sanksi pidana terhadap niat jahat untuk melakukan tindak pidana
tertentu.9
pernyataan yang oleh Hakim, sebagai pejabat yang diberi wewenang itu,
adanya sikap/sifat “Kepuasan” moral jika putusan yang dibuat itu dapat
9
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 88
10
Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Perdata Indonesia
Perspektif Teoritis, Praktik Teknik Membuat dan Permasalahannya, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2015), hlm 56
PAGE \* MERGEFORMAT38
menjadi tolok ukur untuk kasus yang sama, sebagai bahan referensi bagi
dalam proses ini sangat penting, karena hakimlah yang akan mengambil
kemudian akan menjadi dasar untuk proses selanjutnya. Oleh karena itu,
salah satu langkah untuk meminimalisir adanya kasus serupa yang terjadi
Oleh karena itu, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat
11
Ibid
PAGE \* MERGEFORMAT38
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam putusan nomor
JPU?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
amar JPU.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
PAGE \* MERGEFORMAT38
terjadi kesalahan putusan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
b. Bagi Akademisi
maupun mahasiswa.
c. Bagi Masyarakat
PAGE \* MERGEFORMAT38
d. Bagi Mahasiswa Fakultas Hukum
masyarakat.
E. Metode Penelitian
1. Metode penelitian pada dasarnya merupakan langkah yang dimiliki
berikut
Sugiyono (2012: 207) bahwa salah satu asumsi tentang gejala dalam
penelitian kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu bersifat
12
Suratman dan H.Philips Dillah, 2014, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, hlm 32
PAGE \* MERGEFORMAT38
holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti
3. Sumber Data
dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis sumber bahan , yaitu :
PAGE \* MERGEFORMAT38
Sumber bahan hukum sekunder adalah bahan
PAGE \* MERGEFORMAT38
buku – buku literatur ilmiah, peraturan perundang – undangan
internet.
F. Analisis Data
Analisis data adalah mekanisme mengorganisasikan data dan
dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja yang diterangkan oleh data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diarahkan untuk
14
Zainudin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum , Cet 5, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 7
15
Ibid, hlm 105
PAGE \* MERGEFORMAT38
mengorganisasikan data, memilih mana yang penting dan akan dipelajari
permasalahan.
G. Sistematika Pembahasan
16
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: CV Alvabeta, hlm 333
PAGE \* MERGEFORMAT38
BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini akan membahas mengenai
BAB III Pembahasan, pada bab ini akan menjelaskan tentang dasar
BAB IV Penutup, Pada bab ini terdapat bagian yang tidak dapat
uraian di atas, terutama pada pokok bahasan bab III, teradapat pendapat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengerjaan
Proposal
2 Persetujuan
Proposal
PAGE \* MERGEFORMAT38
3 Seminar Proposal
4 Penulisan
5 Penulisan Skripsi
6 Ujian Skripsi
PAGE \* MERGEFORMAT38
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
17
Adami Chazawi, 2012, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1¸Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, hlm 75
18
Tongat, 2009, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan,
Malang: UMM Press, hlm 105
PAGE \* MERGEFORMAT38
“Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan
sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang
dapat dipertanggung-jawabkan atas tindakannya, dan yang oleh
undangundang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang
dapat dihukum”.
19
Erdianto Effendi, 2011, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Bandung: PT Rafika
Aditama, hlm 98
20
Komariah E Sapardjaja, 2002, Ajaran Melawan Hukum Materiil Dalam Hukum Pidana
Indonesia Studi Kasus Tentang Penerapan dan Perkembangannya dalam Yurisprudensi,
Bandung: Alumni, hlm 22
21
Indriyanto Seno Adji, 2002, Korupsi dan Hukum Pidana, Kantor Pengacara Konsultan
Hukum Prof. Oemar Seno Adji & Rekan, Jakarta, hlm 155
PAGE \* MERGEFORMAT38
Sementara menurut Moeljatno22 dalam bukunya bahwa
Delictum Noella Poena Sine Praevia Lege Poenali yang artinya tidak
mendahuluinya.
22
Moeljatno, 2009, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm 59
PAGE \* MERGEFORMAT38
Jerman (1775 - 1833). Menurut von Feurbach 23, asas legalitas
a) Unsur Subjektif
berikut:25
23
Ibid, hlm 27
24
P.A.F. Lamintang dan Franciscus Theojunior Lamintang, 2014, Dasar-Dasar Hukum
Pidana di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 192
25
Evi Hartanti, 2012, Tindak Pidana Korupsi: Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 5
PAGE \* MERGEFORMAT38
3) Berbagai maksud seperti yang terdapat dalam kejahatan
pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan lain lain
4) Merencanakan terlebih dahulu, seperti yang terdapat dalam
kejahatan menurut Pasal 340 KUHP.
b) Unsur Objektif
pidana meliputi :
PAGE \* MERGEFORMAT38
b) Perbuatan itu dilarang dan diancam dengan pidana oleh
undang-undang
c) Perbuatan itu dianggap melawan hukum
d) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan
e) Pelakunya dapat dipertanggungjawabkan.
dari segi unsur-unsur, maka kali ini akan diuraikan tentang jenis-
dan pelanggaran.30
1) Kejahatan
Secara doktrinal kejahatan adalah rechtdelicht, yaitu
perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan keadilan,
terlepas apakah perbuatan itu diancam pidana dalam suatu
undang-undang atau tidak. Misalnya : pembunuhan,
pencurian, dan sebagainya.
2) Pelanggaran
Jenis tindak pidana ini disebut wetsdelicht, yaitu
perbuatanperbuatan yang oleh masyarakat baru disadari
sebagai suatu tindak pidana, karena undang-undang
merumuskannya sebagai delik. Misalnya : pelanggaran lalu
lintas dan sebagainya.
b) Menurut cara merumuskannya, tindak pidana dapat dibedakan
PAGE \* MERGEFORMAT38
dilarang undangundang, tanpa mempersoalkan akibat.
Misalnya: pencurian, dan sebagainya.
2) Tindak pidana materil
Adalah tindak pidana yang perumusannya dititik beratkan
pada akibat yang dilarang. Artinya tindak pidana baru
dianggap telah terjadi apabila akibat yang dilarang itu telah
terjadi. Misalnya : pembunuhan.
c) Berdasarkan bentuk kesalahannya, tindak pidana dapat
1) Delik comissionis
Adalah delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan,
yaitu berbuat sesuatu yang dilarang. Misalnya: melakukan
penipuan, pembunuhan, perjudian, dan sebagainya.
2) Delik omissionis
Adalah delik yang berupa pelanggaran terhadap perintah,
yaitu tidak berbuat sesuatu yang diperintah. Misalnya tidak
menghadap sebagai saksi di muka persidangan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 552 KUHP.
3) Delik comissionis per omissionis comissa
32
Ibid, hlm 121
33
Ibid, hlm 120
PAGE \* MERGEFORMAT38
Adalah delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan,
akan tetapi dilakukan dengan cara tidak berbuat. Misalnya
seorang ibu yang membunuh anaknya dengan cara tidak
memberi air susu (pelanggaran terhadap larangan untuk
membunuh sebagaimana diatur dalam Pasal 338 atau Pasal
340 KUHP).
Selain yang telah diuraikan diatas, dalam berbagai literatur
hukum pidana lainnya, masih ada beberapa jenis tindak pidana
lainnya.
PAGE \* MERGEFORMAT38
meliputi penyuapan aktif dan penyuapan pasif.34 Terdapat 3 unsur
esensial dari Tindak Pidana Suap, yaitu menerima hadiah atau janji,
baik berupa hadiah atau janji, maka diantara pemberi dan penerima
Suap terbagi menjadi dua jenis, yaitu suap aktif (actief omkoping)
berupa uang maupun barang yang secara sadar dan niat (oogmerk)
34
Sonata Lukman, “Tinjauan yuridis ketentuan delik suap dalam Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia,”, (Tesis Perpustakaan Universitas
Indonesia, Jakarta, 2013), hlm. 1
PAGE \* MERGEFORMAT38
penyelenggara/Pegawai Negeri (dalam jabatannya) akan menanggung
menjanjikan tersebut.
PAGE \* MERGEFORMAT38
Tindak Pidana korupsi berupa penyuapan pejabat publik asing
dalam Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) (UNCAC). Adapun Pasal
internasional; dan
PAGE \* MERGEFORMAT38
untuk pejabat itu sendiri atau orang lain agar pejabat itu
resminya.
seharusnya;
langsung;
lain; dan
dengan tugasnya.
36
Ibid, hlm. 142
PAGE \* MERGEFORMAT38
c) Penyuapan di Sektor Swasta Tindak Pidana korupsi berikutnya
bertindak;
bertindak.
PAGE \* MERGEFORMAT38
Unsur-Unsur Tindak Pidana Suap Berdasarkan apa yang
berikut:
pemberian;
PAGE \* MERGEFORMAT38
diucapkan dalam sidang terbuka yang dapat berupa pemidanaan atau
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut
yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sudah diberikan
segala alat dan barang bukti sebagaimana yang termaktub dalam Pasal
191 KUHAP.37
antara lain:
37
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana (Yogyakarta: Liberty, 1996) hlm. 167
PAGE \* MERGEFORMAT38
2. Jenis-Jenis Putusan Hakim
pada hasil musyawarah antara para pihak dalam sidang pengadilan yang
terhadap apa yang didakwakan dalam surat dakwaan dapat terbukti, dapat
pula terbukti namun bukan termasuk bagian dari delik pidana, namun lebih
dibebaskan dari tuntutan hukum atau dalam arti lain dibebaskan dari
38
Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan, hlm. 326
PAGE \* MERGEFORMAT38
2) Perbuatan terdakwa yang didakwakan tidak terbukti secara
kepadannya.
menjatuhkan pidana
PAGE \* MERGEFORMAT38
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Grafindo Persada
PT Rafika Aditama
Edi Yunara. 2012. Korupsi dan Pertanggung jawaban Pidana Korupsi Berikut
Evi Hartanti, 2012, Tindak Pidana Korupsi: Edisi Kedua, Jakarta: Sinar
Grafika
Evi HartantI, 2009, Tindak Pidana Korupsi Cet Ke-3. Jakarta : Sinar Grafika
Indriyanto Seno Adji, 2002, Korupsi dan Hukum Pidana, Jakarta: Kantor
Ismu Gunadi, Jonaidi Efendi dan Fifit Luthifianingsih, 2015, Cepat dan Mudah
Group
PAGE \* MERGEFORMAT38
Komariah E Sapardjaja, 2002, Ajaran Melawan Hukum Materiil Dalam Hukum
Kristian dan Yopi Gunawan, 2015, Tindak Pidana Korupsi Kajian Terhadap
Aditama
Lilik Mulyadi, 2015, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Acara
Lhokseumawe: Unimalpress
PAGE \* MERGEFORMAT38
Suharsini Arikunto, 2006, Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek,
Alfabeta, hlm 32
Zainudin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum , Cet 5, Jakarta: Sinar Grafika
JURNAL
Giska Salsabella Nur Afifah dan Muh Ilham Bintang. Hubungan Konsumtif
PAGE \* MERGEFORMAT38
diakses pada tanggal 20 Januari 2022. Doi:
10.31933/jihhp.v1i1.358.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PAGE \* MERGEFORMAT38