Abstrak
Jurnal ini mengangkat permasalahan kekosongan hukum mengenai pengaturan
tindak pidana suap terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi
Internasional Publik di Indonesia. Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh adanya
praktik suap yang dilakukan oleh Rolls-Royce dan Airbus S.A.S kepada Emirsyah
Satar (Direktur Utama PT Garuda Indonesia tahun 2004-2015). Memberi suap
kepada Emirsyah Satar selaku Pejabat Publik Asing dari Indonesia adalah
perbuatan yang dilarang berdasarkan Pasal 16 UNCAC, yang disebut sebagai
Foreign Bribery. Meskipun Indonesia telah meratifikasi UNCAC, perbuatan Foreign
Bribery belum diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu 1). Untuk mengetahui dan
menganalisis apakah perbuatan suap terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat
Organisasi Internasional Publik merupakan bentuk tindak pidana korupsi; dan 2).
Untuk mengetahui dan menganalisis konsep pengaturan perbuatan suap
terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik dalam
hukum nasional Indonesia di masa yang akan datang. Jurnal ini berdasarkan hasil
penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan
pendekatan perbandingan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa
Foreign Bribery adalah perbuatan korupsi dengan maksud untuk memperoleh
atau mempertahankan bisnis atau mencari keuntungan yang tidak semestinya
dengan memanfaatkan jabatan atau kekuasaan yang melekat pada seorang
Pejabat Publik Asing atau Pejabat Organisasi Internasional Publik di suatu negara.
Foreign Bribery merupakan Mandatory Offences yang menimbulkan kewajiban
bagi negara pihak untuk mengkriminalisasi perbuatan tersebut, termasuk
Indonesia. Maka perlu dirumuskan pasal tentang Foreign Bribery untuk
menyelaraskan hukum pemberantasan korupsi Indonesia dengan UNCAC agar
kedepannya dapat memberikan kepastian hukum dalam penanganan perkara
korupsi yang melibatkan Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi
Internasional Publik.
Kata Kunci: suap asing, pejabat publik asing, pejabat organisasi internasional
public.
1
2
Abstract
This research studies the legal loopholes concerning criminal regulations on bribery
given to foreign public officials and international public organization officials in
Indonesia. This issue departed from bribery practices performed by Rolls-Royce
and Airbus S.A.S towards Emirsyah Satar (The Director of PT Garuda Indonesia
2004-2015), while such foreign bribery is proscribed under Article 16 of UNCAC.
Although Indonesia has ratified UNCAC, foreign bribery has not been regulated in
Law concerning Corruption Eradication. This research aims to 1) investigate and
analyze whether this foreign bribery is categorized as corruption, and 2) find out
and analyze the concept of regulating bribery given to foreign public officials and
international public organization officials according to national law in Indonesia in
the future. This research was conducted based on normative-juridical methods,
statutory, and comparative approaches. The result of this research concludes that
foreign bribery can be categorized as corruption intended to gain or maintain
businesses or to gain profits inappropriately by making use of the official position
or authority of an official working for a foreign or international organization in a
particular state. Foreign bribery is seen as a mandatory offense that gives the
responsibility to the state, including Indonesia, to criminalize this act. Thus, it is
essential to formulate an article concerning foreign bribery to adjust the law
concerning corruption in Indonesia to UNCAC for the sake of legal certainty to
tackle corruption that involves foreign public officials and international public
organization officials.
Latar Belakang
1
Ridwan, Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Korupsi, Tesis, Semarang, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2010, hIm 1.
2
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Statistik Penindakan Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan Jenis Perkara, https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-jenis-perkara,
(11 September 2020).
3
Krisdianto Pranoto, Perbuatan Suap Terhadap Pejabat Publik dan Tanggung Jawab
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999, Jurnal Lex Administratum,Volume III, Nomor 8, 2015, hIm 5.
4
KPK dan Kementerian Luar Negeri, Komitmen Indonesia Pada United Nations Convention
Against Corruption (UNCAC) dan G20 Anti-Corruption Working Group (ACGW) Tahun 2012-
2018, Jakarta, 2019, hlm. viii.
5
Brigita P. Manohara, Dagang Pengaruh (Trading in Influence) di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2017, hlm 5.
4
Tindak Pidana Korupsi Indonesia. Salah satunya yaitu tentang tindak pidana suap
terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik atau
Foreign Bribery.
Foreign Bribery pernah terjadi kepada Pejabat Publik dari Indonesia yaitu
Emirsyah Satar yang merupakan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk tahun 2005-2014. Tindak pidana ini dilakukan oleh perusahaan Rolls-Royce
dan Airbus S.A.S. Pihak Rolls-Royce dan Airbus S.A.S menyuap Emirsyah Satar
dengan sejumlah uang dan fasilitas yang diberikan melalui perantara Soetikno
Soedarjo. Suap tersebut diberikan sebagai imbalan atas intervensi Emirsyah Satar
dalam negosiasi dan kesepakatan bisnis antara PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk dengan kedua perusahaan tersebut yang dinilai telah menguntungkan Pihak
Rolls-Royce dan Airbus S.A.S. Perbuatan suap yang dilakukan oleh pihak Rolls-
Royce dan Airbus S.A.S kepada pejabat publik dari negara lain ini yang oleh
UNCAC disebut sebagai tindak pidana suap terhadap Pejabat Publik Asing.
Kriminalisasi tindak pidana ini diatur dalam UNCAC pada Chapter III tentang
Criminalization and Law Enforcement yaitu Article 16 angka 1 yang berbunyi:
Each State Party shall adopt such legislative and other measures as
may be necessary to establish as a criminal offense, when
committed intentionally, the promise, offering or giving to a foreign
public official or an official of a public international organization,
directly or indirectly, of an undue advantage, for the official himself
or herself or another person or entity, in order that the official act
or refrain from acting in the exercise of his or her official duties, in
order to obtain or retain business or other undue advantage in
relation to the conduct of international business.6
6
Article 16 (1), United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003.
7
Eddy O.S Hiariej, United Nations Convention Against Corruption Dalam Sistem Hukum
Indonesia, Mimbar Hukum, Volume 31, Nomor 1, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
2019, hlm 118.
5
terutama di luar negeri. Menurut Bribe Payers Index 2011, sebuah laporan yang
dibuat oleh Transparency International, Indonesia termasuk dalam daftar
negara yang perusahaannya diketahui berkemungkinan untuk memberi suap di
luar negeri. Dari 28 negara yang disurvei, Indonesia berada pada peringkat ke
25 yang artinya perusahaan-perusahaan dari Indonesia banyak terlibat dalam
penyuapan pada saat melakukan bisnis di luar negeri.8
Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai pihak yang berwenang dari
Indonesia dalam hal ini tidak dapat memberlakukan kewenangannya terhadap
organ-organ pelaku suap karena Indonesia belum mencantumkan aturan
mengenai Foreign Bribery ke dalam peraturan perundang-undangan
nasionalnya. Padahal realitanya hubungan kepemilikan perusahaan dengan
transaksi internasional saat ini membuat banyak perusahaan Indonesia memiliki
keterkaitan dengan negara-negara yang menegakkan larangan melakukan
penyuapan terhadap Pejabat Publik Asing, bahkan masuk sebagai objek
yurisdiksi hukum dari undang-undang larangan penyuapan terhadap Pejabat
Publik Asing, seperti Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) milik Amerika Serikat.9
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis berinisiatif
untuk membuat penelitian hukum dengan judul “Pengaturan Tindak Pidana Suap
Terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik
Dalam Hukum Nasional Indonesia”. Penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis
normatif yaitu penelitian dengan memaparkan suatu permasalahan yang
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teori-teori hukum yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.10 Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Perundang-Undangan
(Statute Approach), untuk mempelajari konsistensi dan kesesuaian antara suatu
undang-undang dengan undang-undang lainnya11 dan Pendekatan
Perbandingan (Comparative Approach) untuk menjawab permasalahan
kekosongan hukum di Indonesia dalam mengatur Foreign Bribery dengan
8
Transparency International, Bribe Payers Index 2011, Jerman, 2011, hlm 4.
9
Nurul Ghufron dan Putri Rahayu Wijayanti, 10 Juli 2020, Sesat Pikir Kriminalisasi Suap
Kepada Pejabat Publik Asing,https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f07d7ce935db/sesat-pikir-
kriminalisasi-suap-kepada-pejabat-publik-asing-oleh--nurul-ghufron-putri-rahayu-wijayanti, (3 Agustus
2020).
10
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing,
Malang, 2007, hlm 57.
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenamedia Grup, Jakarta, 2015, hlm 134.
6
Pembahasan
A. Perbuatan Suap Terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat
Organisasi Internasional Publik Sebagai Bentuk Tindak Pidana
Korupsi
1. Kasus Suap Emirsyah Satar (Putusan Nomor 121/PID.SUS-
TPK/2019/PN.JKT.PST) Sebagai Bentuk Foreign Bribery
Hasil Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
121/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst menyatakan Emirsyah Satar terbukti
menerima sejumlah suap dan melakukan pencucian uang pada saat
menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Kasus ini berawal dari agenda dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
untuk melakukan perawatan mesin terhadap enam unit pesawat Airbus
A330-300 milik Garuda. Pesawat-pesawat tersebut menggunakan mesin
produksi dari Rolls-Royce. Pihak Rolls-Royce kemudian melakukan
pendekatan kepada Emirsyah melalui Soetikno Soedarjo dengan
menawarkan paket perawatan mesin dengan metode TCP (Total Care
Program) yang seluruhnya akan dilakukan oleh Rolls-Royce tanpa
melibatkan pihak ketiga.12 Soetikno adalah pengendali utama (beneficial
owner) dari perusahaan Connaught International Pte. Ltd, yakni
perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang jasa konsultasi bisnis
penjualan pesawat dan mesin pesawat di Indonesia. Soetikno menjadi
perantara negosiasi antara pihak Rolls-Royce dengan Emirsyah Satar
hingga akhirnya mereka sepakat untuk menandatangani kontrak
penggunaan metode TCP. Atas intervensi Emirsyah yang mengarahkan
7
13
Ibid
14
Ibid.
15
Ardito Ramadhan, loc.cit.
8
Royce dan Airbus S.A.S sebagai bentuk ‘imbalan’ karena telah menyetujui
kesepakatan kerjasama tersebut.
Perbuatan yang dilakukan baik oleh Rolls-Royce maupun Airbus
S.A.S ini merupakan praktik dari perbuatan suap terhadap Pejabat Publik
Asing sebagaimana diatur dalam Pasal 16 angka 1 UNCAC yang berbunyi:
Negara Pihak wajib mengambil tindakan-tindakan legislatif dan
lainnya yang perlu untuk menetapkan sebagai kejahatan, jika
dilakukan dengan sengaja, janji, tawaran atau pemberian
manfaat yang tidak semestinya kepada pejabat publik asing atau
pejabat organisasi internasional publik, secara langsung atau
tidak langsung, untuk pejabat publik itu sendiri atau orang atau
badan lain agar pejabat itu bertindak atau tidak bertindak
melaksanakan tugas resminya, untuk memperoleh atau
mempertahankan bisnis atau manfaat lain yang tidak semestinya
dalam kaitannya dengan pelaksanaan bisnis internasional.
16
Eddy O.S Hiariej, op.cit., hlm 119.
9
17
Adami Chazawi, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2016, hlm 77.
18
Andita Rahma, 30 Desember 2019, Eks Bos Garuda Emirsyah Satar, Didakwa Terima Suap
Rp 46 Miliar, https://nasional.tempo.co/read/1289349/eks-bos-garuda-emirsyah-satar-didakwa-terima-
suap-rp-46-miliar/full&view=ok, Tempo News, (16 September 2021).
19
Pradipta Mahadika, Urgensi Pengaturan Tindak Pidana Suap yang Dilakukan Terhadap
Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik Dikaitkan dengan Ratifikasi
United Nations Convention Against Corruption 2003 oleh Indonesia, Skripsi, Bandung, Fakultas
Hukum Universitas Katolik Parahyangan, 2018, hlm 19.
20
Topan Yuniarto, 17 Februari 2021, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
https://kompaspedia.kompas.id/baca/profiI/Iembaga/pt-garuda-indonesia-persero-tbk, Kompas Indonesia,
(2 Oktober 2021)
10
21
Eddy O.S Hiariej, op.cit, hlm 119.
11
22
15 U.S Code § 78dd-1, https://www.law.cornell.edu/uscode/text/15/78dd-1.
23
Ibid.
24
15 U.S Code § 78dd-1, https://www.law.cornell.edu/uscode/text/15/78dd-1.
14
25
15 U.S Code § 78dd-2 (a), https://www.law.cornell.edu/uscode/text/15/78dd-2.
26
Nurul Ghufron dan Putri Rahayu Wijayanti, loc.cit.
27
Ibid.
15
28
Richard C. Rosalez, Weston C. Loegering, dan Harriet Territt, The UK’s Bribery Act and The
FCPA Compared, Journal of the Committee on Corporate Counsel, Vol. 25, No. 1, 2010, hlm 13.
29
Ibid.
30
Section 12 (1), Bribery Act 2010.
31
Section 12 (4), Bribery Act 2010.
32
Section 6 (1), Bribery Act 2010.
16
33
Section 6 (4), Bribery Act 2010.
34
Richard C. Rosalez, Weston C.Loegering, dan Harriet Territt, op.cit., hlm 15.
35
Rancangan Undang-Undang Tentang Kitab Undang Undang Hukum Pidana (RUU
KUHP), https://antikorupsi.org/sites/default/files/doc/RUU%20KUHP_2013.pdf (26 Juni 2021), hlm 182.
17
USULAN PASAL
TINDAK PIDANA SUAP TERHADAP PEJABAT PUBLIK ASING
DAN PEJABAT ORGANISASI INTERNASIONAL PUBLIK
38
Article 2b of United Nations Commission Against Corruption (UNCAC), Article 6 point (5) of UK
Bribery Act 2010, Article 1 number 4a of OECD Anti-Bribery Convention dan Draf RUU Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
21
39
Article 2c of United Nations Commission Against Corruption (UNCAC), Article 1 number 4a of
OECD Anti-Bribery Convention dan Draf RUU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
22
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat
diambil kesimpulan yaitu:
1. Tindak pidana suap terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi
Internasional Publik atau Foreign Bribery adalah bentuk perbuatan korupsi
dengan maksud untuk memperoleh atau mempertahankan bisnis atau
mencari keuntungan yang tidak semestinya dengan memanfaatkan jabatan
atau kekuasaan yang melekat pada seorang Pejabat Publik Asing atau
Pejabat Organisasi Internasional Publik di suatu negara. Tindak pidana ini
diatur dalam Pasal 16 angka 1 dan 2 UNCAC dan merupakan mandatory
offences yang menimbulkan kewajiban bagi setiap negara pihak untuk
mengkriminalisasi perbuatan tersebut, termasuk Indonesia yang telah
meratifikasi UNCAC melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 2006. Namun
hingga saat ini, belum ada ketentuan dalam UU Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Indonesia yang mengatur mengenai tindak pidana Foreign
Bribery ini.
2. Pemerintah dan DPR perlu melakukan revisi terhadap Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Indonesia karena substansi Undang-
Undang ini belum mencakup ketentuan mengenai Tindak Pidana Suap
terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik.
Usulan rumusan pasal tentang Tindak Pidana Suap terhadap Pejabat Publik
Asing dan Pejabat Organisasi Internasional Publik dalam hukum nasional
Indonesia di masa yang akan datang yaitu :
USULAN PASAL
TINDAK PIDANA SUAP TERHADAP PEJABAT PUBLIK ASING DAN
PEJABAT ORGANISASI INTERNASIONAL PUBLIK
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adami Chazawi, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2016.
Brigita P. Manohara, Dagang Pengaruh (Trading in Influence) di Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2017.
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publishing, Malang, 2007.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenamedia Grup, Jakarta, 2015.
Ridwan, Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak
Pidana Korupsi, Tesis, Semarang, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,
2010.
JURNAL
Eddy O.S Hiariej, United Nations Convention Against Corruption Dalam Sistem
Hukum Indonesia, Jurnal Mimbar Hukum, Volume 31, Nomor 1, Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2019.
Krisdianto Pranoto, Perbuatan Suap Terhadap Pejabat Publik dan Tanggung
Jawab Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, Jurnal Lex
Administratum,Volume III, Nomor 8, 2015.
Richard C. Rosalez, Weston C.Loegering, dan Harriet Territt, The UK’s Bribery Act and
The FCPA Compared, Journal of the Committee on Corporate Counsel, Vol.
25, No. 1, 2010.
SKRIPSI
Pradipta Mahadika, Urgensi Pengaturan Tindak Pidana Suap yang Dilakukan
Terhadap Pejabat Publik Asing dan Pejabat Organisasi Internasional
Publik Dikaitkan dengan Ratifikasi United Nations Convention Against
Corruption 2003 oleh Indonesia, Skripsi, Bandung, Fakultas Hukum
Universitas Katolik Parahyangan, 2018.
25
Lembaga
KPK dan Kementerian Luar Negeri, Komitmen Indonesia Pada United Nations
Convention Against Corruption (UNCAC) dan G20 Anti-Corruption
Working Group (ACWG) Tahun 2012-2018, Jakarta, 2019.
The Criminal Division of the U.S Department of Justice and the Enforcement Division of
the U.S Securities and Exchange Commission, A Resources Guide to the US
Foreign Corrupt Practices Acts Second Edition, U.S Department of Justice
dan U.S Securities and Exchange Commission, Amerika Serikat, 2020.
Transparency International, Bribe Payers Index 2011, Jerman, 2011.
INTERNET
Andita Rahma, 30 Desember 2019, Eks Bos Garuda Emirsyah Satar, Didakwa
Terima Suap Rp 46 Miliar, https://nasional.tempo.co/read/1289349/eks-
bos-garuda-emirsyah-satar-didakwa-terima-suap-rp-46-miliar/full&view=ok,
Tempo News, (16 September 2021).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Statistik Penindakan Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan Jenis Perkara,
https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-jenis-perkara,
(11 September 2020).
Nurul Ghufron dan Putri Rahayu Wijayanti, 10 Juli 2020, Sesat Pikir Kriminalisasi
Suap Kepada Pejabat Publik Asing,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f07d7ce935db/sesat-pikir-
kriminalisasi-suap-kepada-pejabat-publik-asing-oleh--nurul-ghufron-putri-
rahayu-wijayanti (3 Agustus 2020).
Topan Yuniarto, 17 Februari 2021, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/pt-garuda-indonesia-
persero-tbk, Kompas Indonesia, (2 Oktober 2021).