Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FEBRIS RETNO KURNIA

NIM : 12220711269

KELAS : ILMU HUKUM (C) 22

APA KABAR PENEGAKAN HUKUM BAGI

PENJABAT TINGGI NEGARA


kepolisian Indonesia saat ini diartikan sebagai sebuah siklus, dan upaya untuk melakukan
rencana permainan yang sah yang mengarah pada penyelesaian kasus dan pemolisian secara
konsisten dilakukan berdasarkan pemungutan suara, terbuka dan fokus pada kebebasan bersama.
Ternyata vital. Mengingat banyaknya pertemuan yang terkait dengan kepolisian, mulai dari
daerah hingga organisasi pemerintahan.

Pemolisian itu sendiri tidak terlepas dari kepastian hukum publik yang dapat melihat jauh ke
depan sehingga dapat menjauhi atau menjadi benteng dari pelanggaran yang terus terjadi,
meskipun perangkat hukum publik yang layak pemolisian juga tidak terpisahkan. dari kepolisian
yang dapat bekerja ahli dalam kepolisian.

Pemolisian di Indonesia terdiri dari beberapa organisasi bebas, khususnya kepolisian, pemeriksa
dan pelaksana hukum. Selain itu, telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana, kewajiban dan kewenangan yang digerakkan oleh setiap bangsa
telah diatur oleh peraturan dan pedoman yang mengatur secara tegas tentang lembaga-lembaga
tersebut.

Saya memulai makalah saya dengan landasan pedoman, yaitu Pemerataan di bawah pengawasan
hukum, semua sama menurut hukum karena hukum dapat diakses oleh semua pihak, baik
masyarakat adat maupun pejabat negara di lapangan. bahwa negara kita sebenarnya
membutuhkan pemerataan dalam kepolisian, kepolisian pada dasarnya adalah jalan percontohan
pemikiran. Pemolisian cara yang paling umum dalam melakukan upaya untuk mempertahankan
atau bekerja standar yang sah secara tulus sebagai pembantu untuk lalu lintas penghibur atau
hubungan yang sah dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Meskipun demikian, pada kenyataannya pemolisian Indonesia tidak berjalan dengan baik, masih
terlihat bahwa masih banyak anomali yang terjadi di lembaga-lembaga hukum aparat negara,
banyak kasus yang terjadi, salah satunya yang wajar adalah penyalahgunaan aset atau
pencemaran negara, yang merugikan beberapa pihak, namun juga merugikan setiap rakyat
Indonesia, terutama rakyat jelata tetapi dengan kekuasaan yang dimiliki oleh pihak berwenang
Bangsa mereka tidak bergantung pada persetujuan yang keras. Kewenangan yang diberikan
hanya bersifat konvensi dan tidak sesuai aturan yang ada, hal ini harus ditindaklanjuti secara
tegas.

Ada 3 kasus kemerosotan besar yang disebut super kemerosotan yang disampaikan Jokowi
dalam rapat tahunan 2022.

Semula Jokowi menekankan bahwa jaminan keuangan yang halal bagi individu harus diperkuat.
Lebih dari itu, kebebasan sosial juga harus dipastikan. Sidang Tahunan MPR di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022)

Selain itu, penghancuran kemerosotan, kata Jokowi, tetap menjadi perhatian utama otoritas
publik. Diketahui, Kantor Kejaksaan Agung (Punggung) membongkar tiga kasus pencemaran
nama baik.

“Demikian pula, pencemaran pembunuhan terus menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, Polri,
Kabag Hukum, dan Komisi Pemusnahan Kekotoran (KPK) terus bergerak. Kemerosotan yang
luar biasa dalam semangat Sambilha, ASABRI, dan Garuda telah efektif dimusnahkan dan
dijumlahkan hingga perbaikan sudah dimulai Penyelamatan sumber daya negara yang akan
datang, misalnya kasus BLBI terus diburu dan membuahkan hasil.

Kemudian, pada saat itu, Jokowi menyindir skor daftar wawasan kerendahan hati dari
Straightforwardness Global. Jokowi mengatakan, skor berkas pencemaran itu meningkat dari
tahun sebelumnya. “Skor penilaian penurunan nilai dari Straightforwardness Worldwide juga
naik dari 37 menjadi 38 pada tahun 2021. Daftar perilaku penurunan nilai dari BPS juga
meningkat dari 3,88 menjadi 3,93 pada tahun 2022, kata Jokowi.

Dua dari tiga kasus pencemaran nama baik yang dirujuk Jokowi termasuk kasus pencemaran
nama baik terbesar di Indonesia. Berikut ini adalah tiga kasus pencemaran nama baik yang
dirujuk Jokowi:

1. Kasus ASABRI: Merugikan Wilayah Rp 23,7 Triliun

Dalam kasus ASABRI, Back menjerat delapan tersangka. Berikut rangkuman para tersangka

-Mundur Jenderal Besar Adam Rachmat Damiri, Presiden Direktur PT ABSARI periode 2011-
2016

-biarkan jenderal mengundurkan diri Sonny widjaja, Presiden Direktur PT ABSARI Periode
2016-2020

-Bachtiar effendi, kepala Divisi Uang dan Ventura PT ASABRI Periode 2011-2016

- Hari setianto, Pengawas Ventura dan Uang PT ASABRI Periode 2013-2019


-Ilham w Siregar, Kepala Divisi Venture PT ASABRI Periode 2012-2017

-Lukman Purnomosidi, Presiden Pembina organisasi PT Prima

-heru hidayat, pimpinan PT Trada alaminera

-Benny Tjokrosaputro, hakim PT Hason Global Tbk

Leonard mengatakan, pergerakan setiap jenis PT ASABRI tidak sedikit dipengaruhi oleh kontrol,
melainkan tidak dapat disangkal diselesaikan oleh Heru, Benny dan Lukman pada periode 2012-
2019. Semua Leonard

tindakan tersebut membuat Negara mengalami kerugian mengingat perhitungan fundamental


berjumlah Rp23.739.936.742.

1. Contoh-contoh sementara: malapetaka bagi Negara Rp. 17 triliun

Kabal Hukum Kejaksaan menyatakan, kerugian negara yang diduga terkait dengan kasus
penodaan ruh telah membengkak menjadi Rp. 17 triliun. Selain itu, Prior juga telah menahan
enam tersangka, menyita harta karun senilai ribuan rupiah, kasus ini masih dalam pemeriksaan di
Belakang.

“Kepala menyatakan kerugian negara karena wanprestasi ada sekitar Rp 13 triliun lebih. Semua
tawaran itu ada pada klien kami, Benny Tjokrosaputro. Ini jelas tidak sesuai dengan realita yang
ada. Dikritik yang merintangi nama besar klien kami," ujar Kuasa Hukum Direktur Utama PT
Hanson Global, Benny Tjokrosaputro, Muchtar Arifin.

2. Kasus Garuda merugikan negara Rp. 8 triliun

Emirsyah, selaku pengawas PT Garuda Indonesia sebelumnya, ditetapkan sebagai tersangka


bersama Ketua Pengawas PT Mugirekso Abadi (PT Blemish) sebelumnya. Menurut Back,
Emisrsyah Syatar adalah orang yang pertama kali merilis kesepakatan untuk mengamankan
pesawat ke Soetikno. Hal ini bertentangan dengan aturan akuisisi armada (PPA) PT garuda
Indonesia. Sementara itu, tugas Soetikno Soedardjo (SS) dalam situasi ini adalah mendorong
Emisrsyah untuk mengesahkan pemeriksaan produser. Akhirnya, Emisrsyah Syatar mendidik
jajarannya untuk melakukan pemeriksaan guna memilih Bombardier CJR-1000 dan ATR 72-
600.

Atas kejadian tersebut, Kejaksaan Tinggi (Kejagung) baru-baru ini menetapkan tiga tersangka:

1. Setijo Awibowo (SA) sebagai VP Key Administration Office Garuda Indonesia 2011-2012

2. Agus Wahjudo sebagai leader project administrator directorship PT Garuda Indonesia tahun
2009-2014
3. Albert Burhan (Otot Perut) sebagai VP penyimpanan pengurus PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk periode 2005-2012

The Prior mengungkap kerugian negara akibat kasus ini mencapai Rp 8,8 triliun.

Para tersangka dijerat Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemusnahan Tindak Pidana Demonstrasi Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemusnahan Tindak Pidana
Demonstrasi Juncto Pasal 55 bagian 1 1 dari Kode Penjahat.

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa pemolisian Indonesia masih belum mantap, khususnya
pemolisian otoritas negara. Banyaknya kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh aparat
negara yang merugikan seluruh rakyat Indonesia juga menunjukkan tidak adanya kepastian
legitimasi terhadap penguasa.

Dengan asumsi kasus ini terus terjadi, maka tingkat kemiskinan di Indonesia akan terus
meningkat, hal ini dapat menyebabkan ketimpangan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam aspek moneter.

Publik menolak penganiayaan yang dilakukan oleh otoritas negara dalam pertunjukan untuk
melindungi negara. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat umum dengan tegas menolak
perlakuan buruk yang dilakukan oleh otoritas negara.

Hal ini harus diperhatikan dan digarisbawahi untuk membuat otoritas negara yang bergantung
pada kepentingan individu, khususnya dalam kepolisian, harus adil dan seadil-adilnya untuk
mencapai tujuan bersama, baik antara otoritas negara dan individu biasa, harus memasukkan
sertifikasi otorisasi untuk setiap individu yang bersalah untuk pihak manapun. Seperti aturan
yang membaca lex dura sed tamenkripta, dan itu berarti bahwa hukum itu biadab, namun tetap
harus dipertahankan karena di mana ada masyarakat, di situ ada hukum.

Anda mungkin juga menyukai