Anda di halaman 1dari 5

KORUPSI

Pengertian Korupsi menurut UU No.31 Tahun 1999 Jo UU No.20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan
negara atau perekonomian negara

Secara gamblang dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001, tindak
pidana korupsi di jelaskan dalam 13 pasal. Berdasarkan pasal-pasal tersebut,
korupsi dirumuskan ke dalam 30 (tiga puluh) bentuk/jenis tindak pidana korupsi, dan
dari 30 (tiga puluh) jenis tindak pidana korupsi pada dasarnya dikelompokkan dalam
7 kelompok pidana korupsi dan Tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak
pidana korupsi, yakni sebagai berikut :

1. Nurdjana (1990)
Pengertian korupsi Menurut Nurdjana, korupsi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “corruptio” yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama materiil, mental dan hukum.
2. Robert Klitgaard
Pengertian korupsi menurut Robert Klitgaard adalah suatu tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, di mana untuk
memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi atau
perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar aturan
pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.
3. UU No. 20 Tahun 2001
Pengertian korupsi Menurut UU No. 20 Tahun 2001 adalah tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat
merugikan negara atau perekonomian negara

https://m.merdeka.com/jabar/mengenal-jenis-jenis-korupsi-yang-sering-dilakukan-lengkap-dengan-
contohnya-kln.html?page=3

Kasus Korupsi Jiwasraya
Di tahun 2020 kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya (persero) bahkan di sebut sebagai
kerugian besar bagi negara oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang mencapai
hingga belasan triliun rupiah.

Kasus ini menyeret eks Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya periode


2008-2014, Syahmirwan dituntut selama 18 tahun penjara.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara, Syahmirwan dinilai terbukti


melakukan korupsi yang merugikan keuangan negara senilai Rp16.807 triliun.

Selain itu, kasus ini juga menyeret Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya 2008-2018,


Hendrisman Rahim, ia dituntut 20 tahun penjara

Hendrisman terbukti melakukan korupsi yang merugikan keuangan negara senilai


Rp16.807 triliun.

Sementara mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya periode tahun 2013-


2018, Hary Prasetyo dituntut penjara seumur hidup.j

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-011148547/5-kasus-korupsi-yang-
mencuri-perhatian-sepanjang-2020-mulai-jaksa-pinangki-hingga-mensos-juliari?
_gl=1%2An2w9un%2A_ga
%2AdVFrNDNhOFlzUW0wS2s3NG5sSlYyZnZmXzhDQW1JT0U3bXNZRnlEWVZLZDJ
DZjRVMk11MnI3ZFF2SVFwZHVLVw..
Sidang lanjutan mega skandal korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terus
bergulir dalam sidang tindak pidana korupsi (tipikor) di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat. Pada sidang Rabu (8/7/2020) sidang menghadirkan sejumlah saksi, di
antaranya adalah mantan auditor internal PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Fadian
Dwiantara.

Berdasarkan keterangan dari Fadian, ada beberapa modus operandi yang dilakukan
tim pengelolaan investasi Jiwasraya yang menyalahi aturan, sehingga menyebabkan
perusahaan asuransi tertua di Indonesia ini merugi hingga Rp 13 triliun.

Fadian menuturkan, beberapa penyalahgunaan wewenang alias fraud yang


dilakukan manajemen Jiwasraya berdasarkan audit internal periode 2014 sampai
2018 yang dilaporkan Fadian pada 2019.

Penyalahgunaan itu antara lain, Jiwasraya melakukan investasi yang cukup besar
pada saham-saham yang memiliki kinerja keuangan yang kurang bagus, bahkan di
perusahaan yang merugi seperti PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP).

"Dari audit 2019, ada beberapa catatan. Pertama kepemilikan saham melebihi 2,5%
dari total beredar, ini tidak sesuai pedoman investasi Jiwasraya," kata Fadian, saat
memberikan kesaksian di persidangan lanjutan Jiwasraya di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, Jalan Bungur, Rabu (8/7/2020).

Modus operandi, kata pria yang sekarang menjabat di divisi Antipenipuan Jiwasraya,
dilakukan dengan menempatan investasi pada instrumen reksa dana pendapatan
tetap lebih dari 15% dari total nilai investasi.

Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2012


tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi,
hanya diperbolehkan penempatan investasi maksimal hanya 15% saja.

Tidak hanya itu, berdasarkan hasil audit, Fadian menemukan, tim investasi
Jiwasraya melakukan pembelian saham di perusahaan yang tidak likuid yang tidak
didukung dengan analisis fundamental

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200709090344-17-171323/terkuak-modus-investasi-
jiwasraya-di-saham-gurem-gorengan

Lembaga-Lembaga Penanganan Tindak Pidana Korupsi

di Indonesia

Di Indonesia, lembaga-lembaga yang berhak

menangani tindak pidana korupsi terdiri dari 3 (tiga)

lembaga, yakni :

1. Kepolisian

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia


Pasal 5 ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia

merupakan alat negara yang berperan dalam

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan


perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan

dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat (Pasal 2 undang-undang No 2 tahun 2002)).

2. Kejaksaan

Kejaksaan adalah lembaga negara yang

melaksanakan kekuasaan negara, hususnya di bidang

penuntutan (Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004).

Sedangkan yang di maksud jaksa adalah pejabat

fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang

untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-

undang.

3. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah

lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya bersifat independen dan bebas dari

pengaruh kekuasaan manapun (Undang–Undang No.

30 Tahun 2002).

KPK dalam nmberanta korupsi berasaskan pada

1. Kepastian hukum;

2. Keterbukaan;

3. Akuntabilitas;
4. Kepentingan umum;

5. Proporsionalitas.

4. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) (bahasa Inggris: Indonesian


Financial Transaction Reports and Analysis Center/INTRAC) adalah lembaga independen yang
dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.
Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan pencegahan dan
pemberantasaan pencucian uang sekaligus membangun rezim anti pencucian uang dan
kontra pendanaan terorisme di Indonesia. 

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pelaporan_dan_Analisis_Transaksi_Keuangan

5. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI, dulu


disingkat BEPEKA) adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Anggota BPK sebelum memangku jabatannya wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
Agung .

6. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau yang disingkat BPKP,


adalah Lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa Audit,
Konsultasi, Asistensi, Evaluasi, Pemberantasan KKN serta Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai