Anda di halaman 1dari 13

Nama Dosen : Wd. Sitti Nur Insani, S.Ak., M.

Mata Kuliah : Akuntansi Lingkungan dan Sosial

MAKALAH
“SUSTAINABILITY REPORTING DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH:
1. SEPTIANA MELSY W. P (186602052)
2. WA ODE SITI NASHIRA I. (186602053)
3. M. IRFAN (186602055)
4. ZHAFIRA ANDINI T. (186602175)

(KELOMPOK 6)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM


KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ”
Sustainability Reporting Di Indonesia” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah
Akuntansi Lingkungan dan Sosial.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat
menjadi lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami selaku
penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

(Kelompok 6)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………….……………………………………….……… ii

DAFTAR ISI ……………………………….…………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1


1.1 Latar Belakang …………………….………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………..…………………………………………. 3


2.1 Konsep dasar Sustainability Report ……………………………………….. 3
2.2 Tujuan Sustainability Report ………………………………………………. 4
2.3 Prinsip Sustainability Report ……………………………………………….. 4
2.4 Upaya penerapan Sustainability Report di Indonesia …………………….. 5
2.5 Tehnik pembuatan Sustainability Report ………………………………….. 6

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………... 8


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………... 8
3.2 Saran …………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isu mengenai sustainability report (laporan berkelanjutan) semakin berkembang
pesat seiring dengan banyaknya perusahaan yang menerbitkan sustainability report.
Sustainability report mulai diterapkan di perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan
yang go public untuk dapat mengukur, mengungkapkan, dan menjadi perusahaan yang
akuntabel. Pengungkapan sustainability report di kebanyakan negara, termasuk Indonesia
masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada
penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Walaupun
setiap tahun perusahaan yang menerbitkan sustainability report meningkat tapi
peningkatan tersebut tidak sebanding dengan seluruh jumlah perusahaan yang ada di
Indonesia. Laporan keberlanjutan yang bersifat sukarela adalah sebagai bentuk tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan terhadap para stakeholder dan masyarakat agar
perusahaan mengetahui tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh
karena itu, tujuan bisnis sekarang ini tidak hanya mementingkan keuntungan (profit)
tetapi juga harus memperhatikan lingkungan dan masyarakat.

Isi dari sustainability report juga termasuk mengenai bagaimana praktik corporate
social responsbility yang telah dirancang sebelumnya. Corporate social responsbility
mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang dengan keunggulan-keunggulan
yang ditawarkan, nilai perusahaan ditimbulkan dari berbagai aktivitas perusahaan
terhadap lingkungan sosial dan media.

Pengungkapan sustainability report tidak bisa terlepas dari pelaksanaan corporate


governance karena tujuan utama penerapan corporate governance adalah untuk
mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat
dan lingkungan. Karekteristik corporate governance yang mempengaruhi pengungkapan
sustainability report adalah komite audit, dewan direksi, governance committee, dan
komisaris independen.

Sustainability report di Indonesia telah mengalami perkembangan. Adanya aturan


tegas yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, mendorong manajer perusahaan melakukan pengungkapan sustainability
report. Namun adanya alasan tersebut tidak membuat semua perusahaan di Indonesia
melakukan pengungkapan sustainability report. Tidak adanya single definition dari
sustainability reporting yang mampu diterima secara global maupun bagaimana
seharusnya bentuk format dari sustainability report itu sendiri menjadi alasan utama tidak
setiap perusahaan mau melakukan pengungkapan Dilling dalam Suryono dan Prastiwi
(2011).

Untuk lebih memperjelas mengenai stainability reporting khususnya di Indonesia,


maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai Stainability Reporting di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa konsep dasar Sustainability Report?
- Apa saja tujuan Sustainability Report?
- Apa saja prinsip Sustainability Report?
- Bagaimanakah upaya penerapan Sustainability Report di Indonesia?
- Bagaimanakah tehnik pembuatan Sustainability Report?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Sustainability Report
- Untuk mengetahui dan memahami tujuan Sustainability Report
- Untuk mengetahui dan memahami prinsip Sustainability Report
- Untuk mengetahui dan memahami upaya penerapan Sustainability Report di
Indonesia
- Untuk mengetahui dan memahami tehnik pembuatan Sustainability Report
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Konsep Dasar Sustainability Report
Sustainability report memiliki definisi yang beragam, menurut Elkington (1997),
Sustainability Report berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan
tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan
lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan
(sustainable performance). Saat ini implementasi sustainability report di Indonesia
didukung oleh aturan pemerintah seperti Undang- Undang Perseroan Terbatas (PT)
nomer 40 tahun 2007. Praktek pelaporan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang diungkapkan melalui sustainability report membutuhkan pedoman. Salah satu
pedoman yang dapat digunakan adalah Global Reporting Initiative (GRI). Di Indonesia,
pedoman ini digunakan oleh NCSR, sebagai lembaga independen yang secara berkala
memberikan penilaian pengungkapan sustainability report yang disampaikan
perusahaan-perusahaan. Manfaat sustainability report berdasarkan pada kerangka GRI
(2011) adalah sebagai berikut:
1) Sebagai benchmark kinerja organisasional dengan memperhatikan hukum, norma,
undang-undang, standar kinerja, dan prakarsa sukarela;
2) Mendemostrasikan komitmen organisasional untuk sustainable development, dan
3) Membandingan kinerja organisasional setiap waktu.
Sustainability report juga dapat digunakan oleh institusi pemerintah misalnya dari
pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja perusahaan
terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi. Seperti halnya di Indonesia,
peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan yang dikeluarkan
oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), khususnya
pasal 74.
Sustainability report dalam pedoman GRI versi 3.1 terbagi menjadi tiga dimensi,
yaitu aspek Ekonomi-Economics (EC), Lingkungan Environment (EN) dan Sosial.
Aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu: Tenaga Kerja - Labor (LA), Hak
Asasi Manusia - Human Rights (HR), Masyarakat - Society (SO), dan Tanggung Jawab
Produk - Product Responsibility (PR).
2. 2 Tujuan Sustainability Report
Suatu laporan pasti memiliki alasan mengapa harus dibuat. Ada berbagai alasan
atau tujuan Sustainability Report di sebuah perusahaan, antara lain:
1) Menjaga dan Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Pertama, dalam rangka menjaga dan meningkatkan reputasi perusahaan.
Laporan ini juga mendorong perbaikan transparansi dan pelaporan demi terciptanya
kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Berdasarkan studi dari Boston College
Center for Corporate Citizenship dan EY (2013) mengungkapkan laporan
keberlanjutan mampu mengoptimalkan reputasi perusahaan.
2) Memenuhi Harapan Karyawan
Melalui laporan tersebut dapat memenuhi harapan dari seluruh karyawan.
Bahkan dikatakan perusahaan yang menerbitkan laporan berkelanjutan menciptakan
loyalitas karyawan lebih tinggi.
3) Meningkatkan Akses Terhadap Modal
Berdasarkan penelitian terbaru pada perusahaan yang mengeluarkan laporan
berkelanjutan memiliki Kaplan-Zingales. Dimana indeks skor 0,6 lebih dan positif
untuk meningkatkan akses modal perusahaan.
4) Melakukan Efisiensi dan Pengurangan Limbah
Melalui laporan berkelanjutan juga perusahaan dapat mengefisiensi dan
mengurangi dampak limbah bagi lingkungan sekitar. Dalam proses pembuatan
sustainability report mendorong perusahaan agar mengumpulkan informasi mengenai
proses dan dampak terhadap lingkungan. Melalui data tersebut tercipta transparansi
atas kinerja perusahaan. Sehingga dapat mengambil keputusan untuk mengurangi
penggunaan SDA, meningkatkan efisiensi, dan kinerja operasional.

2. 3 Prinsip Sustainability Report


Menurut Cahyandito (2011) laporan pertanggungjawaban sosial digunakan untuk
menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial suatu
perusahaan. Terdapat prinsip-prinsip dalam penyusunan sustainability reporting,
sehingga membuat informasi yang tertuang di dalam sustainability reporting menjadi
informasi yang berkualitas dan memadai. Prinsip-prinsip ini dangan fundamental bagi
terwujudnya transparansi yang efektif. Kualitas informasi akan memungkinkan
pemangku kepentingan untuk membuat penilaian yang masuk akal serta tindakan yang
memadai terkait kinerja organisasi. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1) Keseimbangan, laporan harus menggambarkan aspek positif dan negative dari kinerja
perusahaan untuk dapat memungkinkan penilaian yang masuk akal terhadap
keseluruhan kinerja. Keseluruhan penyajian isi laporan harus menyajikan gambaran
yang tidak biasa terhadap kinerja organisasi. Laporan harus menghindaripemilihan,
penghilangan, atau penyajian format yang memungkinkan kesalahan penilaian oleh
pembaca laporan.
2) Dapat diperbandingkan, isu-isu dan informasi harus dipilih, dikumpulkan, dan
dilaporkan secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dalam sebuah
cara yang memungkinkan pemangku kepentingan dapat menganalisis perubbahan
kinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat mendukung analisis ralatif terhadap
organisasi lainnya. Perbandingan sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kinerja.
Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat membandingkan
informasi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial yang dilaporkan dengan kinerja
organisasi lainnya. Konsistensi dalam melaporkan memungkinkan pihak-pihak
internal dan eksternal untuk melakukan perbandingan
3) Kecermatan informasi yang dilaporkan harus cukup cermat dan detail bagi pemangku
kepentingan dalam menilai kinerja organisasi.
4) Ketepatan waktu laporan dilakukan berdasarkan jadwal regular serta informasi kepada
pemangku kebijakan tersedia tepat waktu ketika dibutuhkan dalam mengambil
kebijakan. Kegunaan informasi akan sangat terkait dengan apakah waktu
pengungkapannya kepada pemangku kepentingan dapat memungkinkan mereka untuk
mengintegrasikannya secara efektif dalam pembuatan kebijakan yang mereka
lakukan.
5) Kejelasan informasi harus tersediakan dalam cara yang dapat dimengerti dan di akses
oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan. Laporan harus 20
menyajikan informasi dalam cara yang dapat dimengerti, dapat di akses, dan dapat
digunakan oleh para pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk cetak
maupun saluran lainnya). Pemangku kepentingan harus dapat menemukan informasi
yang dibutuhkannya tanpa harus bekerja keras. Informasi harus disajikan dalam cara
yang komprehensif kepada pemangku kepentingn yang telah memiliki pemahaman
akan organisasi dan aktivitasnya.
6) Keterandalan informasi dan proses yang digunakan dalam menyiapkan laporan harus
dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dalam sebuah cara
yang dapat diuji dan dapat membentuk kualitas dan materialitas dari laporan.
Pemangku kepentingan harus yakin bahwa sebuah laporan dapat dicek ketepatan dan
ketelitian isinya serta tingkatan prinsip pelaporan yang digunakan. Informasi dan data
yang termasuk dalam laporan harus didukung oleh pengendalian internal atau
dokumentasi.

2. 4 Upaya Penerapan Sustainability Report Di Indonesia


Sustainability reporting di Indonesia baru masuk pada tahap pengenalan. Beberapa
perusahaan di Indonesia memang mulai tertarik utuk mengembangkan sustainability
reporting. Ketertarikan itu terutama terjadi pada perusahaan yang mempunyai kehadiran
secara global atau merupakan langkah pelaporan dalam kaitan dengan pelaporan di
tingkat kantor pusat dari suatu perusahaan multinasional.
Sebagai langkah awal, kantor kementrian lingkungan hidup sudah berupaya
mengenalkan hal ini bersma-sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui
induk kelembagaan internasionalnya yaitu ACCA (Association of Chartered Certified
Accountants) pada tahun 2004. Dari kerjasama ini dihasilkan suatu panduan yang diberi
judul “An Introduction to Sustainability Reporting for Organisations in Indonesia”.
Sebagai suatu upaya pengenalan, publikasi ini mencakup penjelasan mendasar mengenai
meningkatnya kebutuhan untuk melaporkan lingkungan dan aspek sustainability dari
suatu bisnis yang akan membantu perusahaan dalam mencapai keberlanjutan usahanya.
Sebagai acuan dari pelaporan, digunakan GRI Guidelines tahun 2002 yang disajikan
secara ringkas.
Untuk Indonesia Sustainability Awards 2005 tersebut, kriteria-kriteria yang
dipakai ialah sebagai berikut:
1) Kelengkapan (completeness), meliputi: profil perusahaan, dampak penting, kebijakan
sosial/lingkungan, komitmen manajemen, target dan tujuan kebijakan
sisoal/lingkungan, layanan produk dan jasa, kebijakan pengadaan bahan baku dan isu-
isu yang terkait dengan, kebijakan pelaporan dan pembukuan, serta hubungan antara
pelaporan sosial/lingkungan dengan masalah pembangunan yang berkelanjutan.
2) Kepercayaan (credibility), meliputi: pencapaian utama saat ini, penyambutan anggota
tim yang bertanggung jawab untuk isu social/ekonomi, sistem manajemen dan
integrasinya ke kegiatan usaha, perencanaan ketidakpastian dan manajemen risiko
3) Komunikasi, meliputu: tata letak dan penampilan, kemudahan dipahami, dibaca dan
proporsional uraian tiap bagian, mekanisme komunikasi dan umpan balik, ringkasan
pelapor atau excutive summary, tersediah petunujk kemudahan untuk membaca
laporan, pemanfaatan sarana internet, acuan bagi website dan pelaporan lain, dan
hubungan antar pelapor, kesesuaian grafik, gambar dan foto dengan narasi, dan
integrasi dengan laporan keuangan.

2. 5 Tehnik Pembuatan Sustainability Report


Proses pembuatan laporan keberlanjutan ini dilakukan secara berjenjang mulai
dari penyediaan data, proses penulisan, editing, pengecekan akurasi data audit hingga
didapat draft final untuk kemudian disajikan dalam bentuk laporan akhir. Laporan
berkelanjutan dapat diterbitkan sebagai satu kesatuan yang tak terpisah dengan laporan
tahunan sebuah perusahaan.
Secara umum sustainability reporting guidelines berisikan terdiri dari profil
perusahaan, profit pelaporan, cakupan dan batasan pelaporan, tata kelola perusahaan,
keterlibatan pemangku kepentingan, indicator aspek kinerja perekonomian, indicator
kinerja lingkungan, ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, aspek perliindungan
pada nasabah dan lain sebagainya. Jika dilihat sepintas, isi dari laporan keberlanjutan
hampir sama dengan laporan tahunan. Namun bukan berarti, dalam penyusunan laporan
keberlanjutan bisa langsung bisa langsung menyedur dari isi laporan tahunan. Proses
pembuatan sustainability report dilakukan melalui 5 (lima) mekanisme, yaitu:
1) Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan
yang berkaitan dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan
kebijakan tersebut beserta dampaknya.
2) Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan
untuk memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan
pada perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting
kepada pemasok dan mata rantainya.
3) Keterlibatan stakeholders
4) Voluntary codes. Dallam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk
mengemangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk
membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum
melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan
5) Mekanisme lain adalah rating dan bechmaking. Pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat
diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.
Perusahaan yang menerapkan konsep sustainability menggunakan menggunakan
global reporting initiative sebagai acuan dan pedoman pembuatan pelaporan. Pelaporan
ini digunakan pemangku kepentingan untuk menilai aspek-aspek yang diperlukan.
Sustainability reporting pada prinsipnya merupakan inisiatif bersama dari berbagai pihak
dalammembangun kepedulian untuk meningkatkan kinerja bisnis terhadap lingkungan
dan masyakat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sustainability Report yakni laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja
keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial
dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara
berkesinambungan (sustainable performance). Sustainability Report ini tidak disusun
begitu saja, melainkan penyusunannya mengikuti beberapa prinsip penyusunan
sustainability reporting, sehingga membuat informasi yang tertuang di dalam
sustainability reporting menjadi informasi yang berkualitas dan memadai. Maka dari itu,
tidak heran jika saat ini, implementasi Sustainability Report di Indonesia telah didukung
oleh aturan pemerintah seperti Undang- Undang Perseroan Terbatas (PT) nomer 40 tahun
2007.

3.2 Saran
Makalah atau penelitian mengenai Sustainability Report sangat penting untuk
dipelajari dan dipahami terkait dengan peningkatan kerja keuangan, maka disarankan
kepada pembaca agar memperluas pengetahuannya dengan mencari banyak referensi
terkait Sustainability Report ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosen.perbanas.id/sustainability-report/

http://annualreport.id/kiat-strategi/manfaat-sustainability-report-bagi-perusahaan/

https://www.linovhr.com/membuat-sustainability-report/

Anda mungkin juga menyukai