Anda di halaman 1dari 4

1. Apakah CSR dan sustainability accounting/reporting itu sama/beda?

jelaskan
Jawaban:
CSR dan sustainability accounting/reporting tidak sama tetapi memiliki
hubungan . Terdapat pengertian yang melandasi kedua perbedaan tersebut
yaitu
- CSR atau corporate social responbility adalah suatu inisiatif yang berasal dari
perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak hanya
memikirkan keuntungan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat sekitar
melalui program-program yang telah mereka buat.
- sustainability reporting adalah bentuk laporan tahunan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk membagikan kegiatan atau tanggung jawab sosial dari
perusahaan itu sendiri. Laporan ini juga menignformasikan komitmen
perusahaan dalam area lingkungan dan sosial
- Alasan dari ketidaksamaan antara CSR dan SR adalah tujuan untuk
membangun tingkat kepercayaan perusahaan hingga berpenampilan dengan
baik serta dapat mengatasi masalah-masalah pada saat ini. Berbeda dengan
sustainability report, dimana ini tentang tindakan maupun dampak jangka
panjang atau selalu memperhitungkan tentang perusahaan di masa akan
datang.
2. Bagaimana keterkaitan antara CSR, sustainable development, dan sustainability
accounting/reporting?
Jawaban:
Keterkaitan antara CSR, sustainable development, dan sustainbility
accounting/reporting adalah untuk mendukung tujuan pembangunan berkelnajutan
(TPB) atau SDGs karena dengan menerapkan program dari CSR pada konsep SDGs
dalam perusahaan, akan memudahkan bisnis dalam sebuah perusahaan guna
meinplementasikan program-program untuk dimasukkan sebagai bagian strategi bisnis.
Hal ini juga berguna untuk pertumbuhan dan pembagunan berkelanjutan dan
kesejahteraan. Yang dimana, nantinya akan dilaporan melalui SR. Kegiatan CSR
menduung pencapaian sustainable development. CSR mendukung pencapaian
sustainable development melalui konsep triple bottom line (profit, people, planet).

3. Mengapa pelibatan pemangku kepentingan sangat penting dalam pelaporan


keberlanjutan (sustainability reporting)?
Jawaban:
Keterlibatan pemangku kepentingan sangat penting dalam pelaporan keberlanjutan
(sustainbility reporting) karena dengan adanya pemangku kepentingan, yang
didalamnya terdapat suatu sistematika yang benar, akan menghasilkan pembelajaran
atau pengetahuan mengenai berkelanjutan dalam organisasi dan peningkatan
akuntanbilitas kepada pemangku kepentingan. Akuntabilitas menguatkan kepercayaan
orgranisasi dan pemangku kepentingan yang nantinya akan memperkuat kredibilitas
laporan.

4. Apa tujuan diberlakukannya POJK 51/2017 tentang keuangan berkelanjutan


(sustainable finance) di Indonesia?
Jawaban:
Tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan yaitu:
a. menyediakan sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan dan pendanaan terkait perubahan iklim dalam
jumlah yang memadai;
b. meningkatkan daya tahan dan daya saing LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik
melalui pengelolaan risiko sosial dan Lingkungan Hidup yang lebih baik dengan
cara mengembangkan produk dan/atau jasa keuangan yang menerapkan prinsip
Keuangan Berkelanjutan sehingga mampu berkontribusi positif pada stabilitas
sistem keuangan;
c. mengurangi kesenjangan sosial, mengurangi dan mencegah kerusakan
Lingkungan Hidup, menjaga keanekaragaman hayati, dan mendorong efisiensi
pemanfaatan energi dan sumber daya alam; dan
d. mengembangkan produk dan/atau jasa keuangan yang menerapkan prinsip
Keuangan Berkelanjutan.

5. Bagaimana topik yang material ditentukan untuk diungkapkan di laporan


keberlanjutan (sustainability report)?
Jawaban:
Suatu organisasi menggunakan standar GRI untuk memprioritaskan pelaporan
topik-topik yang mewakili dampak paling signifikan terhadap ekonomi, lingkungan,
dan manusia. Proses penentuan topik material diinformasikan oleh identifikasi
berkelanjutan organisasi dan penilaian dampak. Identifikasi dan penilaian dampak
yang sedang berlangsung melibatkan keterlibatan dengan pemangku kepentingan dan
pakar yang relevan dan dilakukan secara independen dari proses pelaporan
keberlanjutan.
Perusahaan menentukan topik material melalui berbagai metode, baik melalui
survei kepada para pemangku kepentingan maupun melalui berbagai media
komunikasi lain. Survei ini dilaksanakan secara periodik dalam berbagai kesempatan
melalui beberapa saluran komunikasi, seperti buletin internal dan kuesioner.
Penetapan aspek material dalam laporan keberlanjutan dan isi laporan bisa dilakukan
berdasarkan pada empat prinsip pelaporan keberlanjutan, yaitu:
1. Stakeholder Inclusiveness
2. Sustainability Context
3. Materiality
4. Completeness

6. Apa manfaat perusahaan menyampaikan laporan berkelanjutan secara sukarela?


Jawaban:
Pelaporan keberlanjutan adalah aspek penting khusus untuk proses legitimasi,
berkontribusi untuk meningkatkan transparansi dalam hubungan dan untuk
meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan diri antara masyarakat dengan pemangku
kepentingan. Pengungkapan informasi positif secara sukarela tentang aktivitas
perusahaan dianggap dapat berperan dalam pencapain tujuan perusahaan dan tujuan
ekonomi. Pelaporan berkelanjtuan dapat membantu sebuah perusahaan untuk
mengukur, mengerti, dan mengkomunikasikan dampak yang dihasilkan dari segi
ekomoni, lingkungan, sosial, dan performanya dimata pemerintahan.

7. Jelaskan conceptual framework for sustainability accounting oleh SASB (cek file ppt
materi tambahan + file SASB yang tempo hari saya share ya)
Jawaban:
Kerangka Konseptual ini menetapkan konsep dasar, prinsip, definisi, dan
tujuan yang memandu Dewan Standar Akuntansi Keberlanjutan teknis yang ditunjuk
anggota (selanjutnya disebut "SASB") dalam pendekatannya untuk menetapkan
standar keberlanjutan akuntansi. Dokumen pendamping, Aturan Prosedur SASB,
difokuskan pada: proses dan praktik tata kelola untuk penetapan standar. Bersama-
sama, dokumen-dokumen ini memberikan arahan untuk SASB dan pekerjaannya.
Dalam conceptual framework for sustainability accounting oleh SASB, terdapat
beberapa kata kunci yang mengambarkan kerangka konseptual untuk akuntansi
bekerlenajtuan oleh SASB. Konsep-konsep ini melayani tiga tujuan. Pertama,
mereka bertindak sebagai panduan bagi Dewan Standar dan staf teknis dalam
melaksanakan kegiatan penetapan standar mereka. Kedua, mereka dapat membantu
pemangku kepentingan lebih memahami pendekatan SASB terhadap penetapan
standar. Ketiga, mereka dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan konsultasi
Dewan Standar dan staf teknis dengan pemangku kepentingan dengan menyediakan
bahasa yang sama untuk komunikasi.
8. Apa yang anda ketahui tentang ISO26000 dan SA8000 standard? (cek file ppt materi
tambahan) *untuk diketahui, GRI menjadikan ISO26000 dan SA8000 standard di
disclosures terkait (cek file GRI di bagian referensinya)
Jawaban:
ISO26000 :
ISO 26000 adalah standar internasional yang dikembangkan untuk membantu
organisasi secara efektif menilai dan menangani tanggung jawab sosial yang relevan
dan signifikan terhadap misi dan visi mereka; operasi dan proses; pelanggan, karyawan,
komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya; dan dampak lingkungan

SA8000 Standard:
Tujuan SA8000 adalah untuk menyediakan standar sukarela yang dapat diaudit,
berdasarkan Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB, ILO dan norma hak asasi manusia dan
perburuhan internasional lainnya serta undang-undang perburuhan nasional, untuk
memberdayakan dan melindungi semua personil dalam kendali dan pengaruh
organisasi yang menyediakan produk atau layanan untuk organisasi tersebut, termasuk
personel yang dipekerjakan oleh organisasi itu sendiri dan oleh pemasoknya, sub-
kontraktor, sub-pemasok dan pekerja rumahan.

9. Apa yang anda ketahui tentang teori legitimasi dalam riset pelaporan keberlanjutan?
Jawaban:
a. Teori legitimasi pada dasarnya adalah tentang kontrak antara masyarakat dan
perusahaan, di mana yang terakhir mengadopsi perilaku berorientasi sosial
untuk mendapatkan persetujuan sosial
b. Teori legitimasi (Legitimacy Theory) berfokus pada interaksi antara
perusahaan dengan masyarakat. Teori ini menyatakan bahwa organisasi
adalah bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma
sosial kemasyarakatan karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat
perusahaan semakin legitimate (sah).

10. Apa yang anda ketahui tentang teori institusional dalam riset pelaporan keberlanjutan?
Jawaban:
a. Teori institusional/kelembagaan menjelaskan bagaimana struktur sosial
(misalnya, aturan, norma, dan rutinitas) ditetapkan sebagai pedoman otoritatif
untuk perilaku sosial. Teori ini menghubungkan praktik organisasi dan nilai-
nilai sosial dalam menjelaskan mengapa organisasi cenderung mengambil
karakteristik dan proses yang serupa, termasuk praktik pelaporan yang serupa
b. Teori kelembagaan menyelidiki tekanan eksternal yang mempengaruhi perilaku
perusahaan untuk mengadopsi praktik organisasi tertentu
c. Institutional theory menyebutkan bahwa perusahaan dalam lingkungan tertentu
cenderung terstruktur dan serupa dengan perusahaan yang telah mapan. Artinya,
sebagian besar perusahaan yang berada dalam lingkungan yang sama,
cenderung memiliki karakteristik yang serupa (DiMaggio and Powell, 1983).

11. Apa yang anda ketahui tentang voluntary disclosure theory dalam riset pelaporan
keberlanjutan?
Jawaban:
a. Teori pengungkapan sukarela menunjukkan bahwa kinerja perusahaan harus
melebihi beberapa nilai ambang batas sebelum menjamin timbulnya biaya
untuk mengungkapkan. Semakin sensitif perusahaan terhadap persepsi orang
luar, semakin banyak yang akan diungkapkan
b. Voluntary disclosure adalah pengunkapan yang tidak diwajibkan oleh
peraturan. Manajemen bebas memilih untuk memberikan informasi akuntansi
dan informasi lainnya yang dianggap relevan dan mendukung pengambilan
keputusan pemakai yang tertuang dalam pengungkapan sukerela laporan
tahunan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai