Anda di halaman 1dari 9

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

EKA 400 (D4)

ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

Dosen Pengampu : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

Disusun Oleh

Kelompok 9 :

I Ketut Hardy Putra Ambri (2007531097)

Made Agus Darma Cahyadi (2007531146)

I Wayan Dodit Astawa (2007531179)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
1.1 Ilmu Pengetahuan, dan Pendekatan Ilmiah (Deduktif Dan Induktif), serta
Pendekatan Non Ilmiah
Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia
terhadap alam yang dihadapinya. Definisi dari pengetahuan (knowledge) adalah
pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran
dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang
tanpa pemahaman mengenai sebab-akibat (kausalitas) yang hakiki dan universal dan ilmu
(science) adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab akibat
(kausalitas) yang dan universal, dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang
merupakan satu kesatuan sistematis. berawal dari kekaguman manusia terhadap alam yang
dihadapinya. Berawal dari kekaguman tersebut, timbullah rasa ingin tahu, yang akan
terpuaskan apabila manusia mendapatkan penjelasan dari pertanyaannya. Pengetahuan
diperoleh melalui wahyu merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak. Sehingga,
manusia mengupayakan agar memperoleh pengetahuan yang benar, yang secara garis besar
terdapat dua jenis, yaitu:
a. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan Ilmiah atau yang sering disebut dengan Pendekatan Modern adalah usaha
untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara berpikir ilmiah yang
didukung dengan langkah-langkah yang sistematis. Terdapat 3 pola pikir yang
dikembangkan oleh pendekatan ilmiah yakni deduktif, induktif, serta percampuran
antara deduktif dan induktif.
b. Pendekatan Non Ilmiah
Pendekatan non ilmiah merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan yang
dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Ada beberapa cara dalam pendekatan
non ilmiah ini, yaitu
1) Akal Sehat (common sense), adalah serangkaian konsep dan bagan konsep untuk
penggunaan secara praktis dalam memecahkan suatu masalah.
2) Prasangka, adalah suatu perubahan akal sehat yang disebabkan oleh pencapaian
pengetahuan akal sehat berlandaskan kepentingan orang yang melakukan.
3) Otoritas Ilmiah dan Kewibawaan, adalah orang-orang yang memiliki pnedidikan
tinggi dan dianggap mempunyai keahilan dalam bidang ilmu ternetu. Otoritas
kewibawaan adalah orang yang dipilih sebagai pemimpin masyarakat akibat
kharisma yang dimiliknya.
4) Penemuan Kebetulan dan Coba-Coba, hal ini didasarkan atas tindakan yang
bersifta saling menguntungkan, tetapi menghasilkan keuntungan berupa manfaat,
5) Pendekatan Intuitif (Dorongan Hati), adalah suatu proses yang muncul tanpa
disadari atau terpikir lebih dahulu. Cara ini sukar dipercaya karane tidak
sesitematis dan terkendali.

1.2 Cara Berfikir Ilmiah


Berpikir yaitu upaya manusia untuk menyelesaikan masalah. Dalam pengertian
lainnya, berpikir dapat juga diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil oleh seseorang. Jika berpikir ilmiah
memiliki pengertian yaitu cara manusia dengan menggunakan beberapa tahapan untuk
mencapai kesimpulan yang benar dari tujuan yang ditentukan. Berpikir ilmiah berbeda
dengan berpikir atau menalar yang tanpa memperhatikan prosedural. Secara umum pola
berpikir dapat dibagi menjadi 2, yakni:
a) Deduksi
Merupakan proses berpikir yang menggunakan landasan-landasan umum kemudian
bergerak ke landasan-landasan khusus.
b) Induktif
Merupakan proses berpikir yang menggunakan landasan-landasan khusus kemudian
bergerak ke landasan-landasan umum.
Adapun langkah-langkah atau prosedural proses keilmuan yaitu sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
Berpikir secara ilmiah melalui metode ilmiah diawali dengan kesadaran akan adanya
masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2) Perumusan hipotesis
Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis mempunyai
peranan yang sangat penting. Dengan adanya rumusan hipotesis yang jelas, maka
dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah.
3) Pengujian hipotesis
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
4) Penarikan kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas.

1.3 Definisi Riset


Penelitian atau “research”, berasal dari kata “re” dan “to search” yang berarti
mencari Kembali. Penelitian atau yang disebut dengan riset, merupakan suatu proses
yang terbentuk siklus tersusun berksinambungan tanpa batas. Tujuan penelitian adalah
untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun mengubah
pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut. Menurut
Sekaran (2003, hal. 5), riset merupakan suatu investigasi atau keingintahuan saintifik
yang terorganisir, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan
tujuan menemukan jawaban atau solusinya. Terdapat beberapa kata kunci dalam ricet
yaitu cara ilmiah, data, tujuan¸dan kegunaan tertentu.
Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5) sebagai:
suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik,
berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemuan jawabatn
atau solusinya (an organized systematic, data-based, critical, scien-tific inquiry or
investigation into a specific problem undertaken with the objective of finding
answers or solutions to if).
Sedang Kinney, Jr. (1989) mendefinisikan riset (research) sebagai:
Pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata
bekerja atau penolakan dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja
atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.

1.4 Pentingnya Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian tersebut bisa berupa hasil dari kerangka konseptual dan
asumsi yang digunakan dalam penelitian dan bisa juga merupakan elaborasi dari berbagai
hasil penelitian. Metodologi penelitian bisa digunakan ke berbagai macam riset. Berikut
merupakan manfaat dan pentingnya dari adanya metodologi penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Para peneliti dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang ada, misalnya keterbatasan
waktu, biaya, tenaga, etik, dan lain-lain.
b. Pekerjaan peneliti dapat dimudahkan agar sampai pada tahap pengambilan keputusan
atau kesimpulan-kesimpulan.
c. Kesimpulan yang diambil dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan.
d. Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable.

1.5 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


 Penelitian Kuantitatif
Pengertian dari penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivism, yang digunakan untuk meneiliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
 Penelitian Kualitatif
Pengertian dari penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi
 Perbedaan antara Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif terdapat tiga hal, yaitu
a. Perbedaan tentang Aksioma. adalah pandangan dasar.
Aksioma Dasar Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Sifat Realitas Dapat diklasifikasikan, Ganda, holistic, dinamis,
konkrit, teramati, terukur. hasil konstruksi dan
pemahama
Hubungan Peneliti Independen. Interaktif
dengan yang Diteliti
Hubungan variabel Sebab-akibat (kausal) Timbal balik/interaktif
Kemungkinan Cenderung generalisasi Transferabillity.
generalisasi
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai dari peniliti
dan sumber data

b. Perbedaan tentang Proses Penelitian


Terdapat beberapa perbedaan antara proses penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Neuman (2003), membedakan kedua proses ini. Proses penelitiaan
kuantitatif yang bersifat deduktif. Metode penelitian kuantitatid berangkat dari
theoretical frame word sesuatu yang bersifat abstrak, difokuskan dengan formal
theory¸middle range theory, substantive theory, selanjutnya dirumuskan
hipotesis untuk diuji, sehingga menuju ke empirical social reality atau kejadian-
kejadian yang konkrit. Selanjutnya, pada proses penelitian kualitatif yang bersifat
induktif, berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada empirical
social reality, sehingga terbangun grounded theory¸selanjutnya berkembang
menjadi substantive theory, midle-range theory, formal theory, dan akhirnya
menjadi eheoretical frame-wordk (also call paradigm or theritical system)
c. Perbedaan tentang Karakteristrik Penelitian
Terdapat beberapa perbedaan antara karakteristik penelitian kuantitatif dan
kualitatif, yaitu
1) Desain, pada penelitian kuantitatif spesifik, jelas rinci, sedangkan pada
penelitian kualittatif bersifat umum, fleksibelm dan berkembang.
2) Tujuan, pada penelitian kuantitatif menunjukan hubungan antar variabel
sedangka sebaliknya tujuannya adalah menemukan pol hubungan interaktif.
3) Teknik Pengumpulan Data, pada peneilitian kuantitatif bersifat kuisioner
sedangkan pada kualitatif bersifat Observasi Peserta.
4) Instrumen Penelitian, pada penelitian kuantitatif terdapat tes, angket,
Wawancara berstruktur, sedangkan sebaliknya peneili sebagai
instrument(human instrument)
5) Data, pada penelitian kuantitatif bersifat kuantitatif dan hasil pengukuran
variabel yang dioperasionalkan menggunakan instrument sedangkan
sebaliknya data menggunakan dokumen pibadi, dll.
6) Sampel, pada penelitian kuantitaif menggunakan sampel yang besar,
representative, sedangkan sebaliknya menggunakan sampel yang kecil dan
tidak representative.
7) Analisis, pada penelitian kuantitatif analisis ada setelah selesai pengumpulan
data, dan bersifat deduktif, sedangkan pada penelitian kualitatif bersifat terus
menerus sejak awal sampai akhir penelitian dan bersifat induktif.
8) Hubungan dengan Responden, pada penelitian kuantitatif, dibuat berjarak,
bahkan sering tanpa kontak agar objektif sedangkan pada penelitian kualitatif
bersifat empati, akrab agar memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
 Penggabungan Kedua Metode

Dikarenakan penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki paradigma yang berbeda,


maka kedua metode ini sangat sulit untuk digabungkan ketika dalam suatu proses
bersamaan. Tetapi, ada pendapat yang menyatakan bahwa kedua penulis ini dapat
digabungkan dengan beberapan catatan yaitu:

1) Digunakan pada obyek yang sama tetapi dengan tujuan yang berbeda
2) Digunakan secara bergantian.
3) Memahami kedua penelitian dengan jelas dan dipahami dengan betul oleh
seseorang yang sudah memiliki pengalaman yang luas dalam melakukan
penelitan.

1.6 Etika dalam Penelitian


Aspek etika merupakan hal yang harus perhatikan oleh seorang peneliti. Seorang
peneliti harus mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan, sponsor penelitian, pelaku dari objek yang diteliti, serta masyarakat luas. Etika
penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.

Dengan demikian meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak


memiliki resiko yang dapat merugikan atau membahayakan responden, namun peneliti perlu
mempertimbangkan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Sehingga
semua penelitian memiliki etika penelitian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti agar etika penelitiannya terjaga antara lain : plagiarisme, kejujuran dalam penelitian,
perlindungan terhadap identitas pribadi dari objek penelitian, akses ke objek penelitian,
independensi peneliti, pelecehan terhadap pelaku objek penelitian, dan informasi yang
dimiliki pelaku objek penelitian tentang konsekuensi penelitian yang dilakukan.

Etika penelitian tidak dapat direduksi menjadi sekedar masalah hukum belaka. Selain
itu, dijelaskan pula beberapa poin prinsip etika penelitian yang perlu dipehatikan yaitu
menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity), menghormati
privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (Respect for privacy and confidentiality),
keadilan, memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, J. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Edisi 6. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika


dan Bisnis UGM .
Hermawan, S., & Amirullah. (2016). Metode Penelitian Bisnis .
Moch. Bahak Udin by Arifin, N. (2018). Buku Metodologi Penelitian Pendidikan.
Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
S. E., Darmadji, S. H., & Tan, Y. (2008). Metode Penelitian Akuntansi . Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis . Bandung : Alfabeta.
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian Edisi Revisi. Pekanbaru: Unri Press.

Anda mungkin juga menyukai