Anda di halaman 1dari 17

NAMA : YUSNIATI LUBIS

NIM : 1820500022

JURUSAN : PGMI

DOSEN PENGAMPUH : DWI MAULIDA SARI

A. KUANTITATIF DAN KUALITATIF

1. Pengertian kuantitatif dan kualitatif


penelitian kuantitatif dan kualitatif harus kamu pahami. Kedua jenis
penelitian ini tentunya memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga
kamu harus benar-benar memahaminya sebelum menggunakannya.
Secara umum jenis penelitian didasarkan pada cara pandang etika
penelitian dan pola pikir yang melandasi suatu model konseptual. Penelitian
sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan kebenaran data atas gejala alam,
masyarakat, atau kemanusiaan. Dengan tujuan, melalui sebuah cara tersebut
dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan.
Jenis penelitian kuantitatif adalah metode yang dilakukan berdasarkan
paradigma positivisme dengan hasil akhirnya berupa generalisasi. Sedangkan
jenis penelitian kualitatif adalah metode yang dilakukan berdasarkan
paradigma fenomenologi/natural inquiry dengan hasil akhir berupa
deskripsi/penjelasan.
Jenis penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan paradigma
positivisme, menggunakan metode kuantitatif dan analisis kuantitatif, serta
hasil akhirnya berupa generalisasi. Jenis penelitian kuantitatif ini bersifat
sistematis dan menggunakan model-model yang bersifat matematis. Jenis
penelitian kuantitatif dapat bersifat deskriptif, korelasi, dan asosiatif
berdasarkan hubungan antarvariabelnya. Penelitian kuantitatif deskriptif
biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel pada populasi atau sampel.
Sedangkan kuantitatif korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Jika kuantitatif korelasi hanya menunjukkan hubungan,
asosiatif berusaha mencari hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel
terkait.
Menurut Sugiyono, jenis penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme. Metode ini
digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian, teknik
pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling.
Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan
instrumen penelitian yang dipakai. Analisis data yang digunakan bersifat
kuantitatif atau bisa diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
ditetapkan sebelumnya.

2. Perbedaan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif


Perbedaan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat dari
beberapa segi. Perlu kamu ketahui bahwa kedua metode atau pendekatan
penelitian tersebut tidak selamanya saling bertentangan satu sama lain. Ada
juga beberapa hal juga memiliki kesamaan atau kemiripan yaitu:.
a. Desain Penelitian.
Jenis penelitian kuantitatif memiliki sifat yang khusus,
terperinci, dan statis. Alur dari penelitian kuantatif sendiri
sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.
Sedangkan jenis penelitian kualitatif bersifat umum, fleksibel,
dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat berkembang
selama proses penelitian berlangsung.
b. Analisis Data. 
Jenis penelitian kuantitatif dapat dianalisis pada tahap
akhir sebelum laporan, sedangkan kualitatif dapat dianalisis
selama proses penelitian berlangsung.
c. Istilah Subjek Penelitian. 
Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa
disebut dengan responden. Kualitatif memiliki subjek
penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.
d. Cara Memandang Fakta.
 Penelitian kuantitatif memandang "Fakta/Kebenaran"
berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral
dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan,
itulah fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju
data.

Sedangkan penelitian kualitatif memandang "Fakta/Kebenaran"


tergantung pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan
ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekadar dijelaskan oleh angka, seperti
perasaan manusia. Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang kemudian
dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu
teori yang menguatkan teori yang sudah ada.
B. PENELITIAN MURNI, PENELITIAN TERAPAN, DAN PENELITIAN
EVALUASI

Penelitian murni adalah sebuah bentuk dari penelitian yang dimana hanyalah
akan diberikan kepad asebuah pengembangan terhadap sebuah ilmu pengetahuan
yang dimana kemudian akan dilakukan pengarahan kepada sebuah bentuk akan
pengembangan dari berbagai macam bentuk teori yang dimana sebelumnya telah
diciptakan dan juga akan menciptakan sebuah bentuk teori yang dimana baru saja
akan diciptakan dalam penelitian yang dimana akan dilakukan.

Penelitian terapan merupakan sebuah bentuk dari penelitian yang dimana telah
dilakukan dan juga dipekerjakan dengan sebuah maksud untuk melakukan
penerapan, pengujian dan melakukan sebuah bentuk akan kemampuan untuk
melakukan evaluasi pada sebuah teori yang dimana telah diterapakan di dalam
pemecahan pada sebuah permasalahan yang bersifat praktis.

Penelitian evaluasi adalah suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang


dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program),
apakah telah sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program
yang dilakukan secara objektif. Selanjutnya merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program. Adapun definisi evaluasi menurut para ahli, antara lain
adalah sebagai berikut;

1) Raka Joni (1975), Evaluasi didefinisikan sebagai proses untuk


mempertimbangkan suatu barang, hal atau gejala dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang kemudian disebut Value
Judgment.

2) Nurkancana (1983), Evaluasi ialah kegiatan yang dilakukan


berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.

3) John M. Echols dan Hasan Shadily (1983), Kata  evaluasi secara


harfiah berasal dari bahasa Inggris evaluation yang artinya penilaian
atau penaksiran.
4) Azwar (1996), Evaluasi ialah proses yang dilakukan secara teratur dan
sistematis pada komparasi antara standar atau kriteria yang telah
ditentukan dengan hasil yang diperoleh. Melalui hasil perbandingan
tersebut kemudian disusun suatu kesimpulan dan saran pada setiap
aktivitas pada program.

5) Zainul dan Nasution (2001), Evaluasi ialah suatu proses pengambilan


keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.

6) Purwanto (2002), Evaluasi ialah pemberian nilai terhadap kualitas


sesuatu. Selain itu, evaluasi dapat pula dipandang sebagai proses
merencanakan, mendapatkan, dan menyediakan informasi yang sangat
dibutuhkan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

7) Arikunto (2003), Evaluasi ialah serangkaian kegiatan yang ditujukan


untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.

8) Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L, Evaluasi


didefinisikan sebagai suatu proses penilaian. Penilaian ini dapat
menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari
keduanya. Ketika sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

C. PENELITIAN DESKRIPTIF DAN EKSPLANASI

1. Pengertian deskriptif dan eksplanasi

Penelitian Deskriptif adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan tujuan


utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara
Objektif. Desain penelitian ini digunakan untuk Memecahkan atau Menjawab
Permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian Deskriptif juga berarti Penelitian yang dimaksudkan untuk


menjelaskan Fenomena atau Karakteristik Individual, Situasi atau Kelompok
tertentu secara Akurat. Dengan kata lain :
Penelitian Deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa
atau kondisi populasi saat ini. Penelitian Deskriptif merupakan cara untuk
menemukan Makna Baru, Menjelaskan Sebuah Kondisi Keberadaan, Menentukan
Frekuensi Kemunculan Sesuatu, dan Mengkategorikan Informasi. Penelitian
Deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada aspek2 tertentu dan
sering menunjukkan hubungan atara berbagai variabel. Rancangan Penelitian
Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian
yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu.

Variabel Orang :

Orang sebagai individu mempunyai Variabel yang tak terhingga banyaknya,


sehingga untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat
tidak mungkin. Beberapa Variabel Utama yang dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengidentifikasi seseorang, diantaranya adalah : Umur, Jenis Kelamin,
Suku Bangsa/Etnis, Pendidikan, Status Perkawinan, Status Ekonomi, Status
Marital,dsb.

Variabel Waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang


dilaksanakan, misalnya suatu “survey” yang dilakukan pada Waktu atau Musim
yang berbeda, dapat menghasilkan Pola Penyakit yang berbeda pula. Perubahan
Waktu yang perlu mendapatkan perhatian antara lain : Kecenderungan Sekuler ;
Variasi Siklik ; Variasi Musim ; Variasi Random.
Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup Individu di suatu daerah tertentu atau
lingkup Kelompok pada masyarakat di daerah tertentu. Rancangan Penelitian
Deskriptif ini dapat bersifat Kuantitatif maupun Kualitatif. Beberapa CIRI
Dominan Desain Penelitian Deskriptif adalah sebagai berikut :

a) Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.


Adakalanya:  Penelitian ini dimaksdukan hanya membuat Deskripsi
atau Uraian Suatu Fenomena semata – mata, tidak untuk mencari
Hubungan antar variabel, Menguji hipotesis, atau Membuat ramalan.
b) Dilakukan secara Survey ; oleh karena itu Penelitian Deskriptif sering
disebut sebagai Penelitian Survey. Dalam arti Luas : Penelitian
Deskriptif dapat Mencakup seluruh metode penelitian Kecuali
Penelitian yang bersifat historis dan eksperimental

c) Bersifat Mencari Informasi Faktual dan dilakukan secara Mendetail.

d) Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan


dan praktek yang sedang berlangsung.

e) Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang


tertentu dalam waktu yang bersamaan.

2. Langkah Penelitian Deskriptif


Secara umum Langkah – Langkah (Teknis) yang harus ditempuh dalam Penelitian
Deskriptif tidak berbeda dengan desain penelitian-penelitian yang lain, yang
meliputi :

1) Memilih masalah yang akan diteliti,

2) merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah ; kemudian


berdasarkan masalah tersebut melakukan studi pendahuluan untuk
menghimpun informasi dan teori – teori sebagai dasar menyusun kerangka
konsep penelitain

3) membuat asumsi atau anggapan-anggapan yang menjadi dasar perumusan


hipotesis penelitian

4) Merumuskan hipotesis penelitian, bila ada

5) Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data

6) menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data

7) menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan digunakan

8) melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk menguji hipotesis

9) melakukan pengolahan dan analisis data,

10) menarik kesimpulan atau generalisasi,

11) Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian.


3. Jenis-jenis penelitian deskriptif :

 Survey
survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu
tertentu.

 Tujuan
survey adalah untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaraan suatu program di masa sekarang dan hasilnya digunakan
untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
Survey bukan hanya dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang
suatu keadaan saja, tetapi juga untuk menjelaskan hubungan antara
berbagai variabel yang diteliti.
Mutu / kualitas desain survey tergantung dari :

 Jumlah sampel,

 Taraf ke-representatif-an sampel,

 Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel


tersebut.

D. EKSPERIMEN & NON- PENELITIAN

Eksperimen merupakan penelitian sistematis, logis, dan teliti di dalam

melakukan kontrol terhadap kondisi.

Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan

terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa

ada manipulasi (intervensi) penelitian.

E. EXPOS FACTO, SURVEY, STUDI KASUS, ACTION RESEARCH.


Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variable.
Contoh: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam
memilih pemimpin nasional dan daerah, kualitas sdm masyarakat indonesia.
Penelitian ex post facto merupakan  suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk
mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Contoh : penelitian untuk mengungkapakn sebab-sebab terjadinya kebakaran
gedung di suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkapakan sebab-sebab
terjadinya kerusuhan di suatu daerah.
Action research adalah penelitian yang bertujuan untu mengembangkan
metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan
produktivitas lembaga dapat meningkat.
Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam
pelayanan masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik.

F. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses


penelitian. Menemukan dan mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting
dalam proses untuk meneliti dan menyelesaikan masalah tersebut.
Identifikasi masalah ini pada dasarnya adalah langkah selanjutnya setelah
seorang peneliti memilih suatu fenomena yang akan diteliti. Langkah ini penting
untuk memperinci apa saja yang sebenarnya harus diteliti lebih dalam dari fenomena
tersebut.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Bisa
dengan studi literatur, perbandingan dengan kondisi ideal, pengujian, ataupun dengan
observasi langsung. Karena perannya yang sangat vital dalam menentukan apa yang
akan diteliti dalam suatu penelitian, maka identifikasi masalah ini umumnya
diletakkan di awal-awal riset. Identifikasi masalah yang kurang tepat dapat membuat
penelitian tersebut berkurang validitasnya atau bahkan tidak relevan terhadap masalah
yang ingin diselesaikan.
Peneliti umumnya melakukan identifikasi masalah dengan menjelaskan
masalah-masalah apa yang ditemukan dalam suatu fenomena. Masalah-masalah
tersebut nantinya akan diukur dan dihubungkan dengan teori-teori sesuai dengan
prosedur penelitian yang ada.

G. MENYUSUSN LANDASAN TEORI DAN MERUMUSKAN HIPOTESIS

 Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis


Pertemuan 4Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis
  Learning OutcomesPada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan
mampu :Menjelaskan bentuk-bentuk hipotesis.Menguraikan tentang Kerangka
Berfikir / teoritis.Menyimpulkan tentang hubungan antara paradigma
penelitian dengan rumusan masalah dan hipotesis.
  Outline MateriEsensi Ilmu dan Deskripsi TeoriKerangka Berfikir /
TeoritisBentuk-Bentuk HipotesisPerumusan HipotesisHubungan Paradigma
Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis
  Esensi Ilmu dan Deskripsi Teori
Ilmu adalah sekumpulan teori yang mendeskripsikan dan menjelaskan
fenomena dalam suatu bidang studi tertentu.Karakteristik Ilmu : 1) Ilmu
(science) adalah sebagian dari pengetahuan (knowledge). 2) Ilmu adalah
pengetahuan yang memiliki ciri-ciri ilmiah, sehingga ilmu identik dengan
pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). 3) Ilmu pengetahuan adalah ilmu
yang bersifat pengetahuan.Teori adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara
sistematis dan saling berkaitan yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
yang timbul antara beberapa variabel yang di observasi.Fungsi Teori : 1)
Untuk menjelaskan (explanation). 2) Untuk meramalkan (prediction). 3)
Untuk pengendalian (control).
 Esensi Ilmu dan Deskripsi Teori
Konsep (Concept) : adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang
dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi dan perilaku tertentu.
Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari
fakta tertentu.Konstruk (Construct) : adalah jenis konsep tertentu yang berada
dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi daripada konsep dan diciptakan
untuk tujuan teoritis tertentu.Proposisi : adalah pernyataan yang berkaitan
dengan hubungan antara konsep-konsep yang ada dan pernyataan dari
hubungan universal antara kejadian-kejadian yang memiliki karakteristik
tertentu.Deskripsi/Landasan Teori : merupakan uraian sistematis tentang teori
dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti.Deskripsi/Landasan Teori paling tidak berisi tentang penjelasan
terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi yang relevan.
  Kerangka Berfikir/Teoritis
Kerangka Berfikir/Teoritis : merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikai
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel independen dan dependen.Kerangka
Berfikir : merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang
telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang diteliti. Sintesa tentang hubunganvariabel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis.Kerangka Berfikir yang baik memuat
hal-hal sebagai berikut : 1) Variabel-variabel yang akan diteliti harus
dijelaskan.2)Jelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. 3) Jelaskan apakah
hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau
interaktif (timbal balik). 4)Kerangka berfikir perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian).
 Bentuk-Bentuk Hipotesis
Hipotesis : merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat tanya.Hipotesis : merupakan penjelasan sementara tentang
perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi.Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif . Pada penelitian kualitatif tidak
merumuskan hipotesis.Karakteristik Hipotesis : 1)konsisten dengan penelitian
sebelumnya 2)merupakan dugaan terhadap keadaan variabel 3)dinyatakan
dalam kalimat yang jelas dan masuk akal 3)perkiraan yang tepat dan terukur
4)dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah.Jenis
Hipotesis : 1)Hipotesis Penelitian : dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan (deklaratif) 2)Hipotesis Statistik : dinyatakan dalam bentuk
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
 Perumusan Hipotesis (1)
Bentuk rumusan hipotesis penelitian sangat berkaitan dengan rumusan
masalah penelitian, yaitu: 1) hipotesis deskriptif, 2)hipotesis komparatif, dan
3) hipotesis asosiatif.Hipotesis Deskriptif : merupakan jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif. Contoh :a. Rumusan Masalah Deskriptif :Berapa
lama daya tahan lampu pijar merk X ?b. Hipotesis Deskriptif :Daya tahan
lampu pijar merk X = 600 jam (H0)Hipotesis alternatifnya adalah:Daya tahan
lampu pijar merk X ≠600jamc. Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan
data sampel) :H0 : µ = 600Ha : µ ≠ 600
  Perumusan Hipotesis (2)
2. Hipotesis Komparatif : merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Contoh :a. Rumusan Masalah Komparatif
:Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT. X dibandingkandengan PT.
Y ?b. Hipotesis Komparatif :Terdapat persamaan produktivitas kerja antara
karyawan PT. Xdan PT. Y (H0)Produktivitas kerja karyawan PT. X tidak
sama dengan PT. Y (Ha)c. Hipotesis Statistik :H0 : µ1 = µ2Ha : µ1 ≠ µ2
 Perumusan Hipotesis (3)
3. Hipotesis Asosiatif : merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah asosiatif.a. Rumusan Masalah Asosiatif :Adakah hubungan antara
tinggi badan pelayan toko denganbarang yang terjual ?b. Hipotesis
Asosiatif :Tidak terdapat hubungan antara tinggi badan pelayan tokodengan
barang yang terjual (H0)Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
tinggibadan pelayan toko dengan barang yang terjual (Ha)c. Hipotesis Statistik
:H0 : ρ = 0 ( 0 berarti ada hubungan)Ha : ρ ≠ 0 ( ≠ berarti lebih besar atau
kurang dari nol berarti adahubungan.
  Hubungan Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis (1)
Paradigma penelitian, dapat digunakan oleh peneliti sebagai panduan
untuk merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya
dapat pula digunakan untuk panduan dalam pengumpulan dan analisis data.
Contoh : Judul Penelitian : Hubungan antara gaya kepemimpinan
manajerdengan prestasi kerja karyawan2. Paradigma Penelitian :X = gaya
kepemimpinan ;Y = Prestasi kerjaX Y
 Hubungan Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis (2)
a. Bagaimana gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan ?b.
Seberapa baik prestasi kerja karyawan ?c. Adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara gayakepemimpinan manajer dengan prestasi kerja
karyawan ?d. Adakah perbedaan persepsi antara karyawan Golongan I, II dan
IIItentang gaya kepemimpinan manajer ?4. Rumusan Hipotesis Penelitian :a.
Gaya kepemimpinan manajer kurang baik, nilainya paling tinggi 60 %dari
kriteria yang diharapkan.b. Prestas kerja karyawan kurang memuaskan, dan
nilainya paling tinggi65 %.c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara gayakepemimpinan manajer dengan prestasi kerja karyawan.d.
Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan manajer
antaraGolongan I, II dan III.

H. MENENTUKAN VARIABLE PENELITIAN

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang


ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan
informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah kesimpulan.

Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena
sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan penelitian tanpa
variabel.

Sebagian ahli juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah


segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian. Dari
dua pengertian di atas, bisa diartikan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor
yang berperan ketika proses penelitian itu sendiri. Variabel penelitian ini sangat
ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang ditegaskan oleh hipotesis
penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam suatu penelitian berbeda, maka
akan berbeda pula hasil variabelnya.

Kemudian variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi


dan identifikasi. Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan
jumlah variabel yang akan digunakan.

I. INSTRUMEN PENILAIAN
nstrumen penelitian merupakan aspek dalam teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam metode riset tertentu. Dimana hasil pembuatan instrumen penelitian
ini kemudian dikembangkan atau dianalisa sesuai dengan metode penelitian
sosial yang akan diambil. Sehingga dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif
memiliki perbedaan yang cukup signifikan, misalnya dalam penelitian kualitatif
menggunakan instrumen penelitian wawacara, sedangkan dalam penelitian kuantitatif
menggunakan instrumen penelitian angket atau kuesioner.
Jenis Instrumen Penelitian
Adapun untuk macam-macam bentuk dalam instrumen penelitian secara
umum, adalah sebagai berikut;
 Kuesioner/Angket
 Wawancara
 Observasi
 Dokumentasi
 Tes

Contoh Instrumen Penelitian

Penjelasan mengenai instrumen penelitian beserta contohnya antara lain


adalah sebagai berikut;

Kuesioner

Alat pengumpulan data yang pertama adalah kuesioner atau angket.


Dalam instrumen penelitian kuesioner ini identik dengan penelitian
kuantitatif karena data yang diberikan kepada informan adalah data yang
ada jawaban terbuka dan tertutup. Jenis pertanyaan yang ada dalam
kuesioner adalah jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan
penelitian.

J. MENENTUKAN SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau


sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Dalam penelitian
sosial, subjek penelitian adalah manusia. Kita tidak perlu mengatakan manusia yang
hidup karena pembaca mesti sudah tau kalau orang mati tidak bisa diajak berinteraksi
meskipun bisa didentifikasi dan diinvestigasi dalam rangka mengumpulkan data.

Apalagi, kini era digital memunculkan peluang bahwa riset orang mati bisa
dilakukan. Banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi data dari orang mati
melalui penelusuran jejak digital. Dengan kata lain, orang mati diperlakukan sebagai
subjek penelitian. Misal, riset tentang bagaimana ekspresi duka cita di platform digital
yang bisa diteleusuri melalui jejak status dan postingan orang mati di Facebook,
misalnya.

K. MENGUMPULKAN DAN MENGELOLAH DATA

Dalam penelitian kualitatif, yang perlu dilakukan olehmu sebagai peneliti


adalah membuat catatan lapangan, melakukan pemilihan data yang sekiranya penting
untuk mendukung argumen dalam laporan penelitian, dan melihat hubungan antardata
yang sudah dikumpulkan. Ada 4 model analisis dalam penelitian kualitatif yang harus
kamu pahami. Keempat model analisis tersebut adalah pengumpulan data, reduksi dan
kategorisasi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Yuk dibahas satu persatu! 

Pengumpulan Data
Sebagai peneliti, hal yang harus kamu lakukan pada tahap ini adalah
mengumpulkan seluruh catatan lapangan berdasarkan pertanyaan yang telah
dilakukan. Masih ingat kan, bagaimana cara mengumpulkan data kualitatif? Jangan
lupa, kamu bisa mengumpulkan data kualitatif dengan cara observasi, wawancara
mendalam, kajian dokumen, dan focus group discussion, ya. 
Reduksi dan Kategorisasi Data
Sesuai dengan namanya, dengan melakukan reduksi data berarti kamu
memilih data mana saja yang relevan digunakan untuk memperkuat laporan
penelitianmu. Menurut Miles, reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari data-data lapangan. Kamu perlu melakukan reduksi data karena pada
umumnya, data kualitatif sangat banyak, terutama dari hasil wawancara dan
observasi. Setelah melakukan reduksi data, kamu harus melanjutkannya ke
kategorisasi data. Data tersebut bisa kamu kategorikan sesuai dengan kebutuhanmu,
misalnya data berdasarkan tanggal, karakteristik informan, atau lokasi penelitian.
Sebagai peneliti kualitatif, kamu juga harus bisa melakukan interpretasi data dengan
baik, ya! 
Display data
Kamu juga harus bisa melakukan teknik display data, nih. Masih menurut
Miles, display data merupakan analisis merancang deretan dan kolom sebuah metriks
untuk data kualitatif dan menentukan jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke
dalam kotak-kotak metriks tersebut. Kamu bisa menampilkan data tersebut ke dalam
bentuk naratif, bagan, flow chart, dan lain-lain. Ada yang sudah pernah melakukan
teknik display data? Kamu menampilkannya dalam bentuk apa, nih? 
Penarikan kesimpulan
Setelah kamu melakukan tahap pengolahan data di atas, hal selanjutnya yang
harus kamu lakukan adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang kamu tuliskan
harus mencakup informasi-informasi penting dalam penelitianmu secara garis besar.
Kesimpulan tersebut juga harus ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti pembaca
dan tidak berbelit-belit. 

L. MENARIK KESIMPULAN
Menarik kesimpulan adalah mencari dan mengetahui akibat atau konklusi dari
suatu eksperimen atau kejadian yang kita lakukan agar dapat lebih mengerti alasannya
bisa terjadi begitu

M. SUMBER PERMASALAHAN
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk
memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik penelitian
murni maupaun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian
terapan, hasilnya langsung dapat digunakan unruk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Bila dalam penelitian
telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya
pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam
penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat
ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan. (Prof. Dr.
Sugiyono: 52)
Masalah berhubungan dengan kesenjangan (gap) yang harus diisiatau
sekurangnya dipersempit. Masalah menimbulkan celah (void) ruang ketidaktahuan.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das
sein), antara keebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should 
be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994: 60). Penelitian dimaksudkan
untuk menutup kesenjangan (what can be).
Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan untuk menutupnya dengan
mencari jawaban atas pertanyaan yang menimbulkan kesenjangan. Kegiatan menutup
kesenjangan dilakukan dengan penelitian. Dengan kata lain, penelitian mencari
sesuatu jawaban yang belum diketahui, memenuhi kebutuhan yang belum tersedia,
dan menyediakan yang belum ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah
atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan. (Purwanto, M. Pd : 108-109).
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan
dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi,
dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi
praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian.
Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung
oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil
observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar
penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan
suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan
mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah
praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan
litelatur.
b. Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-
prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum
diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap
dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik
tentang teori.
c. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya
dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi.
Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan
kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian
sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang
apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk
menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat
untuk diteliti.
d. Masalah social
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian.
Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat
memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan
moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya
pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan
tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
e. Situasi praktis 
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk
dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan
dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
f. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang
memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah
yang dapat diidentifikasi meliputi:
a) Bacaan terutama hasil penelitian
Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat
menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada
penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan
masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya,
karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu
mengalami kemajuan.
b) Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah
Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat
menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta
dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara
profesional sehingga muncul masalah.
c) Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan
dan ilmu pengetahuan).
Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi
sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun
ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang
otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri
pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh
pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan
ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU.
d) Pengamatan sepintas
Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber
masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah
ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan
air minum.
e) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah
penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan
kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan
pribadi atau profesional. 

N. PERTIMBANGAN KARAKTERISTIK, KRITERIA PEMILIHAN MASALAH


Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih
layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi:
 Masalah masih baru.
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah
diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di
masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum
menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal
penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
 Aktual.
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi
di masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan
meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah
mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut
harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,
meskipun tidak pada semua pasien.
 Praktis.
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis,
artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis,
bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa
manfaat praktis yang bermakna.
 Memadai.
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak
terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas
akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber
daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan
memberikan hasil yang kurang berbobot.
 Sesuai dengan kemampuan peneliti.
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai
kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti,
jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
 Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan
pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak
diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan
penelitiannya nanti.
 Ada yang mendukung.
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga
sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya
tersebut akan diperoleh.

O. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH


Batasan masalah merupakan salah satu elemen dalam kerangka penulisan
penelitian. Sering pula muncul di proposal penelitian. Ketika kamu menulis proposal
dengan tema yang luas, kamu perlu membuatnya lebih fokus. Fokus penelitian bisa
ditunjukkan di batasan masalah.
Artikel singkat ini akan memberikan kamu definisinya disertai contoh yang
relevan. Secara intuitif sebenarnya kita bisa memahami definisinya. Dari istilahnya
saja sudah memberikan kejelasan, meskipun mungkin baru sedikit. Batasan artinya
lingkup, sedangkan masalah di sini tentu saja masalah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai