Anda di halaman 1dari 9

Kuantitatif

Menurut Sarmanu dalam Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


Statistika (2017), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan menguji teori yang
selama ini berlaku apakah benar atau salah. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan bukan untuk menguji teori, tetapi menemukan konsep atau teori.
Penelitian kuantitatif menurut para Ahli terdapat sejumlah pengertian penelitian kuantitatif yang
dikemukakan para ahli sebagai berikut.
1. Cresswell (1994) Penelitian kuantitatif adalah metode-metode untuk menguji teori-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Biasanya, variabel
tersebut diukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-
angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
2. Hermawan (2005) Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta
menggunakan metode pengujian statistik.
3. Priyono (2008) Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis,
teori dan/ atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
merupakan bagian krusial dalam penelitian kuantitatif. Hal ini memberikan gambaran
atau jawaban akan hubungan yang fundamental dari hubungan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif biasanya dilakukan dengan jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan
populasi yang ada. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus tertentu. Pemilihan rumus yang akan digunakan, kemudian disesuaikan dengan
jenis penelitian dan homogenitas populasi.
4. Wiratna Sujarweni (2014) Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran).
5. Sugiyono (2017) Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
6. Sudaryana, dkk. (2022) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan
pada analisis data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalah
penolakan hipotesis nol (nihil). Dengan metode kuantitatif, diperoleh signifikansi
perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya,
penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
Mengutip buku Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (2020), karakteristik penelitian
kuantitatif adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau top-down) yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena tertentu yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik atau positivisme.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik, yaitu ilmu
yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan serta
alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran-pengukuran dengan alat yang
objektif dan sudah baku.
7. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
8. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian. Artinya, dirinya
tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian. Analisis data dilakukan
setelah semua data terkumpul. Dalam analisis data, peneliti dituntut untuk memahami
teknik-teknik statistik. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari
konteks waktu dan situasi. Penelitian kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
Jenis penelitian kuantitatif berdasarkan Metode Creswell dalam Research Design: Qualitative
and Quantitative Approaches (1994) membedakan dua jenis penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian survei dan eksperimen.
1. Penelitian Survei Penelitian survei dilakukan dengan cara mengambil sampel satu
populasi untuk meneliti gejala-gejala suatu kelompok atau perilaku individu.
Umumnya, survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Semakin
besar suatu sampel, maka hasilnya semakin mencerminkan populasi. Penelitian
survei mencakup penelitian cross-sectional dan longitudinal. Penelitian cross-
sectional seringkali disebut penelitian sekali bidik atau one snapshot, yaitu penelitian
yang menggunakan pengumpulan data pada suatu titik waktu tertentu. Sedangkan
penelitian longitudinal adalah pengumpulan data yang dilakukan selama suatu
periode waktu tertentu yang relatif lama dan dilakukan secara terus menerus.
2. Penelitian Eksperimen Eksperimen merupakan suatu rancangan penelitian yang
mengidentifikasi hubungan kausal. Tujuannya untuk mengisolasi dan melakukan
kontrol terhadap setiap kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti. Dalam
pelaksanaannya, peneliti melakukan pengamatan terhadap suatu efek atau pengaruh
ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Perubahan atau manipulasi dilakukan
terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat. Eksperimen
dibedakan menjadi eksperimen murni (true experiment) dan kuasi eksperimen (quasi
experiment). eksperimen murni menggunakan rancangan random, sedangkan kuasi
eksperimen menggunakan rancangan non-random
Kualitatif
Metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke subtansi
makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh
pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena itu, Basri (2014) menyimpulkan
bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian
penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau
interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku,
atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).

Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk menjawab
pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas suatu
fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how many, how
much)”. Sementara itu, Tailor (sebagaimana dikutip dalam tulisan Basri, 2014) mengemukakan
perbedaan penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dan pendekatan metode
kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
No Kuantitatif Kualitatif
Sampel yang memadai, berdasarkan Sampel sedikit, tidak mewakili populasi
1 teori “central limit theorem” (data dan idiosinkratis, yaitu unik dan bersifat
dianggap terdirstibusi normal). individual.
2 Kajian pustaka pada awal studi. Kajian pustaka pada akhir studi.
Data dikumpulkan melalui instrumen Menekankan pada pengorganisasian,
3 yang berdasarkan variabel yang telah pengkoordinasian, dan mensintesa jumlah
ditentukan. data yang banyak.
Kontrol yang objektif atas bias Bersifat subjektif atas data individual dan
4
replikasi dan reliabel. muatan nilai.
5 Besifat deduktif. Bersifat induktif
6 Menguji teori Mengembangkan teori
Mengembangkan nilai dan pengambilan
Mengambil kesimpulan berdasarkan
7 kesimpulan berdasarkan data, dengan
orientasi output data
berorientasi pada proses
Penjelasan didapat dari interpretasi Komplek dan pengalaman yang kaya
8
data-data numerik (berisi), terlepas dari data-data numerik
9 Reliabilitas dan validitas diketahui Reliabilitas dan validitas tidak diketahui
10 Perangkat pengukuran yang standar Perangkat pengukuran tidak standar
Intervensi, tidak ada keterlibatan
11 Keterlibatan partisipan
partisipan
Mengikuti metode ilmiah dengan
menggunakan HO + HA untuk Tidak mengikuti langkah-langkah metode
12
menerima, menolak, membuktikan, ilmiah, mencari makna dan substansi.
atau tidak menerima hipotesis.
Data naratif – kata-kata untuk
13 Data numerik
menggambarkan kompleksitas
Menggunakan berbagai macam variasi Pada prinsipnya menggunakan observasi
14
intrumen dan interview
Dengan asumsi realitas yang stabil
15 Dengan asumsi realitas yang dinamis
(statis)
16 Berorientasi pada verifikasi Berorientasi pada penemuan
Menganalisis realitas sosial melalui Melaksanakan observasi holistik dari total
17
variabel kontek dalam kejadian-kejadian sosial
Menggunakan metode statistik untuk Menggunakan analisis induksi untuk
18
menganalisis data menganalisis data
Mempelajari populasi atau sampel
19 Studi kasus
yang merepresentasikan populasi
Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang baik,
antara lain:
1. peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat.
2. Peneliti membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari pendekatan
kualitatif.
3. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.
4. Peneliti memulai penelitian dengan satu fokus.
5. Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam pengumpulan
data, analisis data, dan penulisan laporan.
6. Peneliti menganalisis data menggunakan pemisahan analisis dalam beberapa
level.
7. Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman
yang sama.
8. Proses penelitian dengan pendekatan kualitatif
Tujuan metode Reasearch Qualitatif Menurut Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data
yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data
yang diteliti. Pada research kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian tersebut. Maka dari
segi besarnya responden atau objek penelitian, metode penelitian kualitatif memiliki objek yang
lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih mengedepankan kedalaman
data, bukan kuantitas data.
Asumsi penelitian kualitatif anggapan yang mendasari metode jenis kualitatif adalah bahwa
kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak, kesatuan, dan berubah-ubah (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 7). Oleh karena itu tidak mungkin dapat disusun rancangan penelitian yang
terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian
berlangsung.
Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian (research
questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan metode pengumpulan
data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat dinamis, artinya selalu terbuka
untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian selama proses analisisnya (Srivastava,
A. & Thomson, S.B., 2009).
Karakteristik Metode Kualitatif Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian naturalistik,
metode fenomenologis, metode impresionistik, dan metode post positivistic. Adapun
karakteristik penelitian jenis ini adalah sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001: 6-7;
Suharsimi Arikunto, 2002: 11-12; Moleong, 2005: 8-11; Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008:
154-155).
1. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up). Metode
kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar
itu penelitian bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa
teori substansif.
2. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti
banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang
partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.
3. Penelitian jenis kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.
Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.
4. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami, mencari makna di balik data,
untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan
empiris logis.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan
alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
6. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti.
7. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung.
8. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasi tertentu.
9. Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau inquiri naturalistik.
Prosedur pelaksanaan qualitatif reasearch bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan, serta situasi
dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian jenis kualitatif adalah sebagai
berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 80)
1. Merumuskan masalah sebagaifokus penelitian
2. Mengumpulkan data di lapangan
3. Menganalisis data
4. Merumuskan hasil studi
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan
Dalam hal pengumpulan data, Gill et. al. (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi
pustaka, dan interview (individual atau grup). Namun demikian, yang paling popular adalah
menggunakan metode interview dan focus group discussion (FGD). Selanjutnya data yang
berhasil dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam
penelitian tersebut.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi lima tipe utama, yaitu:
phenomenology, ethnography, case study research, grounded theory, dan historical research
(Johnson, 2005 : 8). Berikut penjelasan dari kelima jenis penelitian kualitatif tersebut:
1. Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah
fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari
perilaku objek. Selanjutnya, peneliti melakukan penggalian data berupa
bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena yang
terkait. Penggalian data tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara yang
mendalam kepada objek atau informan didalam penelitian, serta dengan
melakukan observasi secara langsung mengenai bagaimana objek penelitian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.
2. Metode penelitian etnografi adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam budaya yang selanjutnya
digunakan untuk berkomunikasi oleh individu didalamnya. Serta melihat
bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan
sebuah masyarakat. Metode etnografi menginterpretasikan kelompok sosial,
sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi
dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus
pada kegiatan atau ritual tertentu didalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-
cara hidup dan lain sebagainya.
3. Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang
ada didalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu
kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi-kondisi tertentu.
4. Metode Teori Dasar adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu
teori atau untuk menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan
kaidah dasar yang ada. Selanjutnya dibuat kesimpulan dasar yang membentuk
prinsip dasar dari suatu teori. Dalam melakukan metode teori dasar ini, peneliti
perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti dan mana
yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori. Pengumpulan data
metode teori dasar ini dilakukan dengan observasi, studi lapangan, pembandingan
antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai penilaian, seperti
kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya bersifat jenuh.
5. Penelitian metode historis adalah penelitian yang memiliki fokus penelitian
berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa
lalu dengan sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artefak, laporan
verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
kesaksiannya. Karena mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, maka ciri
khas dari penelitian metode historis ialah waktu. Dimana fenomena dilihat
perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran waktu.
Tahapan dalam metode Penelitian Kualitatif ada lima tahap bagi para peneliti jika ingin
melakukan penelitian jenis ini, yaitu:
1. Mengangkat permasalahan.
2. Memunculkan pertanyaan penelitian.
3. Mengumpulkan data yang relevan.
4. Melakukan analisis data.
5. Menjawab pertayaan penelitian.
Penelitian kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks
namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang
yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak
terbatas.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai instrumen.
Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa dalam pendekatan kualitatif peneliti seyogianya
memanfaatkan diri sebagai instrumen, karena instrumen nonmanusia sulit digunakan secara
luwes untuk menangkap berbagai realitas dan interaksi yang terjadi. Peneliti harus mampu
mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya.5
Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh informan dan lingkungannya agar mampu
mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun
ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan informan.
Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pendekatan
kualitatif banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,
desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada
akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Perbedaan Metode Kualitatif dengan Kuantitatif :
Perbedaan yang paling mendasar antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah alur teori serta
data. Di dalam penelitian kuantitatif, penelitian bermula dari teori yang dibuktikan dengan data
lapangan. Sebaliknya, di dalam metode kualitatif, penelitian berangkat dari data lapangan dan
menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasilnya akan memunculkan
teori dari data-data tersebut. Menurut Williams (1988), ada 5 pandangan dasar perbedaan antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kelima pendangan dasar perbedaan tersebut antara lain:
1. Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit,
teramati, serta dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat
realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga
peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis,
meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
2. Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif
melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan
kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3. Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu
(nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari ikatan
konteks dan waktu (idiographic statements).
4. Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil
temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-
akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan
sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
5. Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif
dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala
sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.
Daftar Pustaka
Brannen, Julia. 1992. Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research. Brookfield,
USA: Avebury, Aldershot Publisher.
Creswell, John W. 1994. Research Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approachs, Second edition. London: Sage Publications.
Denzin, Norman K. & Tvona S. Lincoln (Eds.). Handbook of Qualitative Research.
Terjemahan oleh Dariyatno dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 350.
Lincoln, Yvonna S. & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage
Publications.
Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Serta Praktek Kombinasinya
Dalam Penelitian Sosial. Jakarta : Nadi Pustaka.
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suriasumantri, Jujun.S., 2005. Filsafat Ilmu. Jakarta : Sinar Harapan.
Ali, A. M. D., & Yusof, H. (2011). Quality and qualitative studies: The case of validity,
reliability, and generalizability. Issues in Social and Environmental Accounting, 5(1/2),
25-26
Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new
agenda. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-
838. DOI: 10.17265/1548-6591/2014.10.003
Chua, W.F. (1986). Radical Developments in Accounting Thought. The Accounting Review,
Vol. 61, No. 4 (Oct., 1986), pp. 601-632.
Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among five approaches.
Second Edition. Sage Publications – California.
Gill, P., Stewart, K., Treasure, E., & Chadwick, B. (2008). Methods of data collection in
qualitative research: interviews and focus groups. British Dental Journal Volume 204
No.6. DOI: 10.1038/bgj.2008.192
Kasinath, H. M. (2013). Understanding and using qualitative methods in performance
measurement. Journal of Educational Studies, Trend and Practices, 3(1), 46-57.
Li, S., & Seale, C. (2007). Learning to do qualitative data analysis: An observational study of
doctoral work. Qualitative Health Research, 17, 1442–1452. https://doi.org/10.1177/
1049732307306924
McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015). Research using qualitative, quantitative or mixed
methods and choice based on the research. Perfusion. DOI: 10.1177/0267659114559116
Mohamed, Z. M., Abdul Majid, A. H., & Ahmad, N. (2010). Tapping new possibility in
accounting research, in qualitative research in accounting, Malaysian case. Penerbit
Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sale, M. J., Lohfeld, L. H., & Brazil, K. (2002). Revisiting the quantitative-qualitative debate:
Implication for mixed-method research. Quality and Quantity, 36(1), 43-53.
Sofaer, S. (1999). Qualitative methods: what are they and why use them?. Health Services
Research 34:4 Part II (December 1999).
Srivastava, A. & Thomson, S.B. (2009). Framework analysis: a qualitative methodology for
applied policy research. JOAAG, Vol.4. No.2

Anda mungkin juga menyukai