Anda di halaman 1dari 7

Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Posted on November 13, 2020 by fisipol0

Menurut Sugiyono Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menggambarkan, menjelaskan, menemukan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak
dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.. Metode ini digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan arti dari pada generalisasi.

namun berdasarkan pendapat Strauss dan Corbin. bahwa Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).

perbedaan-perbedaan metode penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif dapat dilihat berdasarkan hal”
dibawah ini :

1. Desain Penelitian

• Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat berkembang selama
proses penelitian berlangsung.

• Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian kuantatif sendiri sudah
direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.

2. Analisis Data

• Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.

• Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan.

3. Istilah Subjek Penelitian

• Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.

• Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan responden.

4. Cara Memandang Fakta

• Kualitatif: Penelitian kualitatif memandang “Fakta/Kebenaran” tergantung pada cara peneliti


menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekedar dijelaskan
oleh angka, seperti perasaan manusia. Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang kemudian
dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang menguatkan
teori yang sudah ada.
• Kuantitatif: Penelitian kuantitatif memandang “Fakta/Kebenaran” berada pada objek penelitian di luar
sana. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta.
Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.

5. Pengumpulan Data

• Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh hitam putih
kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-hal
tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber
yang terlibat, tetapi seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih.

• Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian


berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya
responden penelitian yang terlibat.

6. Representasi Data

• Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah fenomena, sehingga
laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.

• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan matematis.
Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian kuantitatif
sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.

7. Implikasi Hasil Riset

• Kualitatif: Hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada situasi-situasi tertentu.
Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasi dalam setting berbeda.

• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara umum (generalized).
Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku.

8. Macam Metode

• Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.

• Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.

9. Tujuan Penelitian

• Kualitatif: Memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan realitas dan


kompleksitas sosial.

• Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena
sosial yang diteliti
10. Jenis Data

• Kualitatif: Deskriptif dan eksploratif

• Kuantitatif: Numerik dan statistic

C. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan
penelitian merupakan hal penting agar dapat dicapai hasil yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian
yang sudah ditentukan. Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan apakah pendekatan kualitatif atau
kuantitatif? Pembahasan berikut memberikan ulasan singkat mengenai perbedaan kedua pendekatan
tersebut sebagai kesimpulan uraian yang dikemukakan sebelumnya.

Pertama: pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu
(dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan hasil. Oleh karena itu urutan
kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan
penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif
mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan
adanya hipotesa dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa
dan teknik statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif lebih memberikan makna dalam
hubungannya dengan penafsiran

angka statistik.

Kedua: jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi
dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan
dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif,
pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau
terukur.

Ketiga: tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada
akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,
memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.

Keempat: melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-
ubah/berkembang sesuai dengan situasi lapangan. Desain hanya digunakan sebagai asumsi dalam
melakukan penelitan. Oleh karena itu, desain harus fleksibel dan terbuka. Lain halnya dengan desain
penelitian kuantitatif. Desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin. Desain
penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil karena merupakan suatu rancangan yang akan
dilaksanakan sebenarnya. Jika desainnya salah, hasilnya menyesatkan.
Kelima: pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala
yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan
saat penelitian dilakukan. Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya
bersifat kuantitatif/angka-angka.

Keenam: sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif
penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih
sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang sebagai sampel
teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar karena aturan
statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel akan merepresentasikan kondisi riil. Karena pada
umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat
diperlukan.

Ketujuh: Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan menggunakan
teknik observasi terlibat langsung, seperti dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti
terlibat langsung dengan yang diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang
digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Dalam
melakukan interview biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan untuk menguji
hipotesis.

Kedelapan: dalam kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang
dibangun antara peneliti dengan sumber data didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya,
peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampelnya itu manusia, maka
yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian. Dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan tersebut
seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat obyektivitas
yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.

Kesembilan: Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep untuk membangunan teori baru. Analisa
data penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang dipakai dan dilakukan
setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik. Berdasarkan
uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak
baku,desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada
akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh subyektifitas peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan
kesulitan dalam mengontrol variabel yang berpengaruh terhadap proses penelitian baik langsung
ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi diperlukan kecermatan dalam proses
penentuan sampel, pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya
Penelitian etnografi adalah sebuah riset yang dilakuakan dalam lingkungan masyarakat di mana objek
atas topik penelitian tinggal, bekerja, atau berinteraksi. Atau dengan kata lain penelitian etnografi dapat
dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap pengguna di lingkungan alam mereka dan bukan di
laboratorium.

Tujuan khas dari ciri adalah untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana pengguna berinteraksi
dengan hal-hal di lingkungan alami mereka.

Etnografi Menurut Para Ahli

Adapun definisi etnografi menurut para ahli, antara lain:

Richards dkk (1985), Pengertian etnografi adalah serangkaian bentuk kajian tentang kehidupan dan
kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya yang berkaitan dengan adat-istiadat, kebiasaan,
hukum, seni, religi, bahasa.

Roger M. Keesing (1989), Etnogarafi yaitu pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan
mengadakan penelitian lapangan. Hal itu berarti bahwa dalam mendefinisikan suatu kebudayaan
seorang etnografer (peneliti etnografi) juga menganalisis.

Contoh Penelitian Etnografi

Adapun untuk contoh yang bisa dipergunakan dalam riset etnografi ini, misalnya saja mengangkat
kehidupan yang ada di dalam suku. Kehidupan suku di Indonesia ini beragam adanya, dari Sabang
sampai dengan Meroke, bahkan jika lebih jauh kita dapat menganalisis prihal cara kumunikasi, stategi
bertahan hidup, dan lain sebaginya.

Penelitian Etnografi Budaya di Indonesia

Dalam contoh ini misalnya saja kita ingin melakukan kajian lebih mendalam, terkait dengan budaya yang
ada di masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat Sasak yang ada di NTB (Nusa Tenggara Barat) dalam
proses kepenulisannya terlebih dahulu mencari hipotesis hasil penelitian dengan mendeskripsikannya

Cara Membuatnya Penelitian Etnografi


Berikut ini langkah-langkah yang dapat kita lakukan dalam penelitian etnografi, antara lain:

1.Identifikasi Pertanyaan Penelitian

Tentukan rumusan masalah apa yang ingin kita pahami dengan lebih baik. Kembangkan pernyataan
masalah yang menimbulkan pertanyaan yang ingin kita ketahui lebih banyak. Masalah atau pertanyaan
mungkin mengenai hampir semua topik yang membahas orang-orang di lingkungan yang ditentukan.
Kita mungkin ingin lebih memahami hal-hal seperti budaya, hubungan, interaksi, proses, atau apa pun
yang memengaruhi cara orang berpikir dan berperilaku.

2.Tentukan Lokasi untuk Penelitian

Identifikasi tempat terbaik untuk melakukan penelitian partisipatif. Anda dapat memilih lebih dari satu
lokasi jika pertanyaan/masalah penelitian menjaminnya. Pilih lokasi yang akan memberikan peluang
terbaik untuk mengamati, berpartisipasi, membuat catatan lapangan, dan memahami bagaimana orang-
orang di lingkungan itu bertindak, berkomunikasi, dan berpikir.

3.Merumuskan Metode Pengamatan

Pertimbangkan cara yang paling efektif untuk mendapatkan informasi yang objektif. Apakah kita akan
mengadopsi peran seseorang dalam komunitas atau organisasi yang kita amati? Apakah kita akan diam-
diam atau akankah orang lain tahu kita sedang melakukan penelitian?

Ketahuilah bahwa jika orang lain tahu kita seorang peneliti, mereka mungkin bertindak dan merespons
secara berbeda. Jika mereka tidak tahu, di sisi lain, pertimbangkan cara paling etis untuk mengamati dan
mengumpulkan data.

4.Memperoleh Izin dan Akses

Karena penelitian etnografi dapat sedikit mengganggu, biasanya perlu untuk mendapatkan izin untuk
mengakses ke lokasi yang kita rencanakan untuk diteliti. Selalu dapatkan izin secara tertulis.

Biarkan pembuat keputusan tahu apa metode pengamatan yang akan kita gunakan, bagaimana kita
berencana untuk berpartisipasi, bagaimana informasi yang kita kumpulkan akan digunakan, dan
sebagainya. Menjadi etis dan perhatian sangat penting.

5.Amati dan Berpartisipasi

Etnografi membutuhkan lebih dari sekadar observasi. Untuk penelitian yang efektif, kita harus
berpartisipasi dalam organisasi yang kita teliti dalam beberapa kapasitas. Tentukan jenis hal yang kita
cari sehubungan dengan pertanyaan dan masalah kita dan tentukan cara paling efektif untuk
mengumpulkan catatan.

Jadilah seobjektif mungkin ketika mengamati dan berpartisipasi. Tulis deskripsi terkait hal-hal yang kita
ingat, kesan dan perasaan, gagasan yang muncul di benak kita, dan sebagainya.
6.Wawancara

Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang perilaku dan tindakan, wawancara mungkin diperlukan.
Kita dapat melakukan jenis wawancara ini segera setelah menyaksikan sesuatu, pada akhir periode
pengamatan yang ditentukan, pada akhir hari, atau bahkan pada akhir seluruh periode penelitian.

Tentukan siapa yang terbaik untuk diwawancarai dan pertanyaan apa yang penting untuk membantu
kita memahami pertanyaan penelitian kita.

7.Kumpulkan Data Arsip

Banyak organisasi, komunitas, dan budaya memiliki artefak dan informasi lain yang dapat kita gunakan
untuk membantu dalam pengumpulan data kita. Tinjau hal-hal seperti makalah, email, artefak fisik,
percakapan telepon, jaminan pemasaran, situs web, dan sumber kaya informasi lainnya untuk
meningkatkan pemahaman kita tentang lingkungan yang kita teliti.

8.Kode dan Analisis Data

Kita harus mengkoding data yang sudah kita kumpulkan dengan cara yang paling masuk akal untuk
selanjutnya kita analisis. Pertimbangkan metode berikut untuk menganalisis dan meringkas teknik
analisis data; Kode dan label hal-hal yang kita lihat dan dengar Mengurutkan sesuai pola
Mengidentifikasi outlier Membandingkan dengan landasan teori Perhatikan komentar reflektif

Anda mungkin juga menyukai