Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

RANCANGAN RISET KUALITATIF


-----------------------------------------

A. Rancangan Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam


mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,
kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan budaya, sehingga dapat dijadikan
suatu kebijakan untuk dilakukan demi kesejahteraan bersama.
Menurut Sugiyono sebagaimana yang dikutip dalam buku Imam Gunawan masalah dalam
penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif dan berkembang atau berganti setelah peneliti
berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti
oleh peneliti, yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir
penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan sama; (2) masalah yang dibawa
peneliti setelah memasuki penelitian akan berkembang, yaitu diperluas/diperdalam namun tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan; (3) masalah yang
dibawa peneliti setelah memasuki lapangan penelitian berubah total sehingga harus mengganti
masalah, sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data
sekunder yang kemudian peneliti ungkapkan isi atau makna dari aturan hukum yang telah
ditentukan yang akan dihukumi dengan hukum yang sama, berbeda atau memiliki deskripsi
sendiri tentang kajian hukum yang telah dilakukan.
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial
tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan
teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang
berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasnya demikian, maka
sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamian serta tidak bisa dilakukan di
laboratorium melainkan harus terjun ke lapangan. Peneliti menggunakan jenis penelitian
kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian
kualitatif ini dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang
terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu.
Latar sosial tersebut digambarkan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian
kualitatif mengembangkan pertanyaan dasar: apa dan bagaimana kejadian itu terjadi; siapa yang
terlibat dalam kejadian tersebut; kapan terjadinya; dimana tempat kejadiannya.
Untuk mendapatkan hasil dari penelitian kualitatif yang terpercaya, masih dibutuhkan beberapa
persyaratan yang harus diikuti sebagai suatu pendekatan kualitatif, mulai dari syarat data, cara
atau teknik pencarian data, pengelolaan data sampai dengan analisisnya.

B. Alasan menggunakan Penelitian Kualitatif

Penggunaan metode kualitatif memiliki beberapa pertimbangan, yaitu:


1. Ketika peneliti menemukan kesulitan untuk menentukan pernyataan masalah atau tujuan
peneliti yang spesifik. Sebagai contoh Saat peneliti ingin mengetahui pendapat atau respon
masyarakat atas rencana Pemerintah membangun Rel Kereta Api lintas Papua, karena dirasa
terlalu sulit untuk menyatakan permasalahan dan tujuan penelitian, maka bisa saja penelitian
kualitatif dilakukan. Hal ini untuk mengakomodasi sulitnya menentukan pernyataan untuk
permasalahan penelitian secara spesifik. Alternatif yang dapat dilakukan adalah menyatakan
permasalahan dari segi kualitas, misalnya tanggapan masyarakat, pendapat atau elaborasi
informasi lainnya.
2. Ketika saat menentukan tujuan dibutuhkan pemahaman yang lebih detail dan mendalam.
Karena sifatnya yang elaborative, penelitian kualitatif dapat dengan mudah membantu
peneliti untuk menentukan tujuan penelitian.
3. Ketika tujuan dari suatu penelitian adalah untuk mempelajari bagaimana fenomena terjadi
dengan secara alami. Hal ini berkaitan dengan sifat penelitian kualitatif yang elaboratif.
4. Ketika peneliti ingin mempelajari beberapa konteks penelitian yang saling berkaitan, maka
untuk menjaga independensi dari hasil penelitian, maka penelitian kualitatif sangat berperan
disini. Bisa jadi dengan menggunakan penelitian kuantitatif akan dihasilkan kesimpulan
bahwa variabel yang memiliki depdensi dengan variabel lain tidak bisa dilakukan analisis.
Sedangkan dengan menggunakan penelitian kualitatif, uji depdensi secara statistik tidak
diperhatikan.

C. Diskripsi Terminologi

Terdapat dua metode penelitian yang digunakan para peneliti dalam lingkup ilmu sosial,
yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Di antara dua metode penelitian tersebut,
metode kuantitatif merupakan metode yang lebih banyak digunakan, dibandingkan dengan
metode kualitatif. Dengan kata lain, metode penelitian kuantitatif lebih populer dibandingkan
dengan metode penelitian kualitatif.
Namun demikian, Chua (1986) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang menekankan
pada hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam menjangkau permasalahan yang diteliti.
Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan adanya metode alternatif yang bisa menjawab
pertanyaan-pernyataan yang tidak bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif.
Metode tersebut adalah metode kualitatif.
Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur. Antara lain, Ali dan
Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:
Any investigation which does not make use of statistical procedures is called “qualitative”
nowdays, as if this were a quality label in itself.
Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat
statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam
membedakan penggunaan metode kualitatif dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena
metode kuantitatif bergantung pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika.
Sementara itu, metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih
meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian
kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena
itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya
dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia,
objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam
upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid &
Ahmad, 2010).
Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas
suatu fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how
many, how much)”

MenurutTailor (sebagaimana dikutip dalam tulisan Basri, 2014) mengemukakan perbedaan


penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dan pendekatan metode kuantitatif, antara
lain sebagai berikut:
No Kuantitatif Kualitatif
Sampel yang memadai, berdasarkan teori Sampel sedikit, tidak mewakili populasi dan
1 “central limit theorem” (data dianggap idiosinkratis, yaitu unik dan bersifat
terdirstibusi normal). individual.
2 Kajian pustaka pada awal studi. Kajian pustaka pada akhir studi.
Data dikumpulkan melalui instrumen Menekankan pada pengorganisasian,
3 yang berdasarkan variabel yang telah pengkoordinasian, dan mensintesa jumlah
ditentukan. data yang banyak.
Kontrol yang objektif atas bias replikasi Bersifat subjektif atas data individual dan
4 dan reliabel. muatan nilai.
5 Besifat deduktif. Bersifat induktif
6 Menguji teori Mengembangkan teori
Mengembangkan nilai dan pengambilan
Mengambil kesimpulan berdasarkan
7 kesimpulan berdasarkan data, dengan
orientasi output data
berorientasi pada proses
Penjelasan didapat dari interpretasi data- Komplek dan pengalaman yang kaya (berisi),
8 data numerik terlepas dari data-data numerik
9 Reliabilitas dan validitas diketahui Reliabilitas dan validitas tidak diketahui
10 Perangkat pengukuran yang standar Perangkat pengukuran tidak standar
Intervensi, tidak ada keterlibatan
11 Keterlibatan partisipan
partisipan
Mengikuti metode ilmiah dengan
menggunakan HO + HA untuk Tidak mengikuti langkah-langkah metode
12 menerima, menolak, membuktikan, atau ilmiah, mencari makna dan substansi.
tidak menerima hipotesis.
Data naratif – kata-kata untuk
13 Data numerik menggambarkan kompleksitas
Menggunakan berbagai macam variasi Pada prinsipnya menggunakan observasi dan
14 intrumen interview
15 Dengan asumsi realitas yg stabil (statis) Dengan asumsi realitas yang dinamis
16 Berorientasi pada verifikasi Berorientasi pada penemuan
Menganalisis realitas sosial melalui Melaksanakan observasi holistik dari total
17 variabel kontek dalam kejadian-kejadian sosial
Menggunakan metode statistik untuk Menggunakan analisis induksi untuk
18 menganalisis data menganalisis data
Mempelajari populasi atau sampel yang
19 Studi kasus
merepresentasikan populasi

D. Metode Pengumpulan data


Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulakan data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.
Oleh sebab itu didalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah :
a. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan
mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan-pencatan terhadap keadaan
atau perilku objek sasaran yang dilakukan secara langsung pada lokasi yang menjadi
objek penelitian. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memerhatiakn secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu menjadi bagian penting dalam
penelitian, dan dalam konteks Laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks
alamiah. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data deskripsi keadaan objek
penelitian yang menunjang penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Dengan demikian,
observasi dalam proses pengumpulan data, peneliti harus melakukan pengamatan
sekaligus pencatatan terhadap fenomena yang digali informasinya.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara yaitu proses interaksi yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
pengumpulan data yaitu dengan teknik tanya jawab secara langsung kepada tokoh
masyarakat ataupun kepada sekelompok orang untuk mengumpulkan informasi
mengenai topik permasalahan, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab secara langsung kepada obyek penelitian.
Wawancara secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur sering disebut wawancara baku
(standarized interview), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya
(biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang sudah disediakan, sedangkan
wawancara tak terstruktur sering disebut wawancara mendalam, wawancara intensif,
wawancara kualitatif dan wawancara terbuka (opened interview).
Wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan
memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari responden, tetapi susunan kata dan
urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Wawancara etnografis juga
penting untuk memperoleh informasi dibawah permukaan dan menemukan apa yang
orang pikirkan dan rasakan mengenai peristiwa tertentu. Wawancara tidak terstruktur
bersifat luwes, susuanan pertanyaan dan susunan kata kata diubah saat wawancara,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi suku, usia, gender, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dan lain sebagainya. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah wawancara yang bersifat terbuka dan mendalam yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan atau data-data yang ada pada objek penelitian. Dalam
wawancara terstruktur peneliti dan informan merupakan krasi interaksional yang
mengharuskan terwawancara atau informan menjadi subyek yang aktif
mengkinstruksikan dunia kognitif, dan pewawancara atau peneliti harus menangkap
dalam makna tersebut. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, yaitu:
pertama, dengan wawnacara peneliti dapat menggali tidak hanya apa yang diketahui
dan dialami oleh subyek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam subjek
penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang
bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa
mendatang. Dalam wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Wawancara yang bersifat terbuka memungkinkan informan
menggunakan cara-cara unik dalam mendefinisikan dunia, dan wawancara terbuka
mengasumsikan bahwa tidak ada urutan tetap pertanyaan yang sesuai untuk semua
responden dan juga memungkinkan informan membicarakan isu-isu penting yang tidak
terjadwal.
Ada beberapa faktor utama menggunakan wawancara terbuka terstandar yang
merupakan bagian dari evaluasi:
1. Instrument yang pasti digunakan dalam evaluasi tersedia untuk pemeriksaan dengan
para pembuat keputusan dan pengguna informasi.
2. Variasi diantara para pewawancara dapat diminimalkan dimana sejumlah
pewawancara yang berbeda harus digunakan.
3. Wawancara sangat difokuskan sehingga waktu peserta wawancara digunakan secara
hati-hati.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumen yang dapat digunakan sebagai sumber diantaranya foto yang
dibantu dengan alat kamera, laporan penelitian, arsip-arsip, buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian, serta data data tertulis penunjang lainnya. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu untuk mendokumentasikan tentang
kegiatan wawancara. Peneliti akan mendokumentasi ketika mewawancarai informan.
Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa peneliti benar-benar telah melakukan
wawancara dengan obyek peneliti. Selain dokumentasi saat wawancara dengan
informan, dokumen lainnya diantaranya adalah dokumentasi yang tersimpan, seperti
bukti surat-surat dan lain-lain.

E. Rencana Tringulasi yang Dilakukan

Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti
dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak  mungkin
bias  yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.  Triangulasi menjadi sangat
penting dalam penelitian kualitatif, kendati pasti menambah waktu dan biaya seta tenaga.
Tetapi harus diakui bahwa triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti
baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul.
Oleh sebab itu untuk mengurangi bias yang terjadi, penulis menggunakan beberapa cara
antara lain :
1. Metode
Tindakan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan informasi atau data  yang
didapat dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif ini,
peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh
kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu,
peneliti menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau,
peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan
diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Hal ini Karena itu, triangulasi
dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian
diragukan kebenarannya.
2. Menggunakan beberapa orang yang telah mempunyai pengalaman penelitian sereta
tentunya bebas dari konflik kepentingan untuk memperkaya khasanah pengetahuan
mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.
3. Menggali sumber data mengenai kebenaran informasi melalui observasi terlibat
(participant observation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan atau tulisan
pribadi dan gambar atau foto. 
4. Menggunakan Teori yang telah ada.
Caranya adalah dengan membandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk
menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
Selain itu dengan cara ini dapat meningkatkan kedalaman pemahaman, asalkan peneliti
maupu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang
telah diperoleh. Memang menggunakan cara ini agak sulit sebab peneliti dituntut
memiliki expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif
tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukan hasil yang jauh berbeda

5. Waktu
Metode ini, peneliti akan mempertimbangkan waktu pengumpulan data yang berkaitan
dengan hari, jam, waktu sehabis makan, pagi , siang dsb. Karena waktu bisa
mempengaruhi data yang diperoleh. Contohnya adalah data yang diambil dengan cara
wawancara di sore hari disaat narasumber sudah santai dengan pekerjaan harian yang
telah selesai. Maka besar kemungkinan narasumber bisa menjawab pertanyaan
wawancara dengan lebih santai dan lugas.

Daftar Pustaka :
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups sebgai instrument Penggalian data
Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013) hlm. 8
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Bina Aksara, 1989),
hlm.49
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 157
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: teras, 2011), hlm. 58
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya:
Airlangga Universiti, 2005), hlm. 128
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2011), hlm. 224
0 Abdurahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rosdakarya, 2005), hlm. 104
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: CV Alfabeta, 2007), hlm.139
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 186
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.180
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansyur, Metodologi Penelitian…, hlm. 17
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si,Jumat, 15 Oktober 2010 . in Rektor . 326110 
Ali, A. M. D., & Yusof, H. (2011). Quality and qualitative studies: The case of validity, reliability,
and generalizability. Issues in Social and Environmental Accounting, 5(1/2), 25-26
Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new
agenda. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-838.
DOI: 10.17265/1548-6591/2014.10.003
Chua, W.F. (1986). Radical Developments in Accounting Thought. The Accounting Review, Vol.
61, No. 4 (Oct., 1986), pp. 601-632.
Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among five approaches.
Second Edition. Sage Publications – California.
Gill, P., Stewart, K., Treasure, E., & Chadwick, B. (2008). Methods of data collection in qualitative
research: interviews and focus groups. British Dental Journal Volume 204 No.6. DOI:
10.1038/bgj.2008.192
Kasinath, H. M. (2013). Understanding and using qualitative methods in performance
measurement. Journal of Educational Studies, Trend and Practices, 3(1), 46-57.
Li, S., & Seale, C. (2007). Learning to do qualitative data analysis: An observational study of
doctoral work. Qualitative Health Research, 17, 1442–1452. https://doi.org/10.1177/
1049732307306924
McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015). Research using qualitative, quantitative or mixed methods
and choice based on the research. Perfusion. DOI: 10.1177/0267659114559116
Mohamed, Z. M., Abdul Majid, A. H., & Ahmad, N. (2010). Tapping new possibility in accounting
research, in qualitative research in accounting, Malaysian case. Penerbit Universiti
Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sale, M. J., Lohfeld, L. H., & Brazil, K. (2002). Revisiting the quantitative-qualitative debate:
Implication for mixed-method research. Quality and Quantity, 36(1), 43-53.
Sofaer, S. (1999). Qualitative methods: what are they and why use them?. Health Services
Research 34:4 Part II (December 1999).
Srivastava, A. & Thomson, S.B. (2009). Framework analysis: a qualitative methodology for
applied policy research. JOAAG, Vol.4. No.2

Anda mungkin juga menyukai