sistem manajemen pemerintahan di bidang pengelola asset. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sistem pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) atau yang disebut aset daerah,
serta apakah penyusunan dalam pengelolaan BMD sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan
Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara serta
mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan BMD di Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat. Data yang digunakan dalam penelitian ialah metode
Deskriptif dengan mewancarai Pengelola Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pengguna
Barang,, dan berupa data dokumentasi seperti Laporan Mutasi Barang, laporan rekap barang
ke Neraca, dan Kartu Inventaris Barang, dan Laporan Keuangan (Catatan Atas Laporan
Keuangan) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil
penelitian ini ialah bahwa sistem pengelolaan barang milik daerah sudah sesuai dengan
Permendagri No 19 tahun 2016, dan PERBUP Pakpak Bhara nomor 54, 55, 56, 57 Tahun
2020 tentang pengelolaan aset daerah. Namun demikian masih terdapat kendala dalam sistem
pengelolaan BMD di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat yaitu
dari segi Pengamanan aset terkait dokumen kepemilikan (sertifikat), proses hibah yang
menjadi kewenangan Pemerintah Desa (JUT, UPR, Cekdam/embung), Sistem pelabelan
barang yang masih banyak tidak diberikan label sampai saat ini. Hal ini karena sumber daya
manusia yang belum memadai dalam menangani aset serta melaksanakan inventarisasi
barang di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Seiring dengan perkembangannya,
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menjadi semakin kompleks, sehingga perlu
dikelola secara optimal, efektif, dan efisien
Yoni Ardianto
A. Pendahuluan
Terdapat dua metode penelitian yang digunakan para peneliti dalam lingkup ilmu sosial, yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Di antara dua metode penelitian tersebut, metode
kuantitatif merupakan metode yang lebih banyak digunakan, dibandingkan dengan metode
kualitatif. Dengan kata lain, metode penelitian kuantitatif lebih populer dibandingkan dengan
metode penelitian kualitatif.
Namun demikian, Chua (1986) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang menekankan pada
hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam menjangkau permasalahan yang diteliti.
Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan adanya metode alternatif yang bisa menjawab
pertanyaan-pernyataan yang tidak bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif. Metode
tersebut adalah metode kualitatif.
Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen,
mulai banyak peneliti yang menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitiannya telah
diterbitkan pada jurnal akuntansi dan manajemen yang bereputasi baik (Basri, 2014). Hal ini
menunjukkan bahwa metode kualitatif mulai mendapatkan perhatian dari para peneliti.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas metode penelitian kualitatif. Dimulai dengan konsep
penelitian kualitatif, kemudian dibahas perbedaan antara metode kuantitatif dan metode
kualitatif, alasan penggunaan metode kualitatif, dan dibahas juga bagaimana proses penelitian
dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya
pemahaman yang lebih mendalam apa dan bagaimana penggunaan metode kualitatif.
Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur. Antara lain, Ali dan
Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:
Any investigation which does not make use of statistical procedures is called “qualitative”
nowdays, as if this were a quality label in itself.
Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat
statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam
membedakan penggunaan metode kualitatif dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena
metode kuantitatif bergantung pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika.
Sementara itu, metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih
meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian
kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena
itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya
dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia,
objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam
upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid &
Ahmad, 2010).
Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas
suatu fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how
many, how much)”. Sementara itu, Tailor (sebagaimana dikutip dalam tulisan Basri, 2014)
mengemukakan perbedaan penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dan pendekatan
metode kuantitatif, antara lain sebagai berikut:
No Kuantitatif Kualitatif
2 Kajian pustaka pada awal studi. Kajian pustaka pada akhir studi.
Kontrol yang objektif atas bias Bersifat subjektif atas data individual dan
4
replikasi dan reliabel. muatan nilai.
Sale, et al. (2002) menyatakan bahwa penggunaan metode dipengaruhi oleh dan mewakili
paradigma yang merefleksikan sudut pandang atas realitas. Lebih lanjut, Kasinath (2013)
mengemukakan ada tiga alasan untuk menggunakan metode kualitatif, yaitu (a) pandangan
peneliti terhadap fenomena di dunia (a researcher’s view of the world), (b) jenis pertanyaan
penelitian (nature of the research question), dan (c) alasan praktis berhubungan dengan sifat
metode kualitatif (practical reasons associated with the nature of qualitative methods).
Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif
mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian
kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti untuk mendapatkan
gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dalam
(Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu membekali
dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya.
Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang baik,
antara lain:
b. Peneliti membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari pendekatan kualitatif.
e. Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam pengumpulan data,
analisis data, dan penulisan laporan.
g. Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman yang
sama.
E. Proses penelitian dengan pendekatan kualitatif
Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian
(research questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan metode
pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat dinamis,
artinya selalu terbuka untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian selama proses
analisisnya (Srivastava, A. & Thomson, S.B., 2009).
Dalam hal pengumpulan data, Gill et. al. (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi
pustaka, dan interview (individual atau grup). Namun demikian, yang paling popular adalah
menggunakan metode interview dan focus group discussion (FGD). Selanjutnya data yang
berhasil dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam
penelitian tersebut.
Untuk analisis data sendiri, terdapat empat permasalahan yang ditemui dalam menganalisis
data (Li & Seal, 2007), yaitu:
a. not knowing where to begin analyzing a large amount of material or how to relate research
questions to data.
c. reporting or recording of data, often involving the omission of line numbers in transcripts
or the names of speakers.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi permasalahan dalam analisis data, Li & Seal (2007)
memberikan lima strategi dalam analisis data, yaitu:
a. connecting, was characterized by the need to establish a rigorous and valid connection
between statements made by the researcher and the actual data.
F. Kesimpulan
Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh
karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas
suatu fenomena yang lebih komprehensif. Penelitian kualitatif yang memperhatikan
humanisme atau individu manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas kesadaran
bahwa semua akibat dari perbuatan manusia terpengaruh pada aspek-aspek internal individu.
Aspek internal tersebut seperti kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari
individu yang bersangkutan.
Daftar pustaka
Ali, A. M. D., & Yusof, H. (2011). Quality and qualitative studies: The case of validity,
reliability, and generalizability. Issues in Social and Environmental Accounting, 5(1/2), 25-26
Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new
agenda. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-838.
DOI: 10.17265/1548-6591/2014.10.003
Chua, W.F. (1986). Radical Developments in Accounting Thought. The Accounting Review,
Vol. 61, No. 4 (Oct., 1986), pp. 601-632.
Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among five
approaches. Second Edition. Sage Publications – California.
Gill, P., Stewart, K., Treasure, E., & Chadwick, B. (2008). Methods of data collection in
qualitative research: interviews and focus groups. British Dental Journal Volume 204 No.6.
DOI: 10.1038/bgj.2008.192
Li, S., & Seale, C. (2007). Learning to do qualitative data analysis: An observational study of
doctoral work. Qualitative Health Research, 17, 1442–1452. https://doi.org/10.1177/
1049732307306924
McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015). Research using qualitative, quantitative or mixed
methods and choice based on the research. Perfusion. DOI: 10.1177/0267659114559116
Mohamed, Z. M., Abdul Majid, A. H., & Ahmad, N. (2010). Tapping new possibility in
accounting research, in qualitative research in accounting, Malaysian case. Penerbit
Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sale, M. J., Lohfeld, L. H., & Brazil, K. (2002). Revisiting the quantitative-qualitative debate:
Implication for mixed-method research. Quality and Quantity, 36(1), 43-53.
Sofaer, S. (1999). Qualitative methods: what are they and why use them?. Health Services
Research 34:4 Part II (December 1999).
Srivastava, A. & Thomson, S.B. (2009). Framework analysis: a qualitative methodology for
applied policy research. JOAAG, Vol.4. No.2
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana
penulis bekerja.
April 7, 2022
Menjadi salah satu metode penelitian yang dipilih saat akan meneliti sesuatu, penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang
diteliti secara mendalam, luas dan terperinci. Metode penelitian ini digunakan untuk
memecahkan dan menjawab masalah dengan mengumpulkan data, klasifikasi, analisis,
kesimpulan dan laporan.
Penyajian data dalam penelitian deskriptif bisa dilakukan menggunakan tabel, grafik,
diagram, piktogram, perhitungan modus, median, mean, standar deviasi serta perhitungan
persentase. Biasanya metode penelitian deskriptif kerap digunakan dalam bidang kesehatan,
metode penelitian ini berbeda dengan metode lain yang cenderung lebih fokus pada
pembahasan suatu fenomena terjadi.
Pengertian Penelitian Deskriptif
Kenapa suatu peristiwa atau fenomena tersebut terjadi, peristiwa dan fenomena yang
dimaksudkan disini adalah objek penelitian. Sementara hasil penelitiannya tentu saja akan
menggambarkan objek penelitian dengan detail, beberapa ahli memberikan definisi atau
pengertian dari metode penelitian yang menjadi salah satu metode penelitian.
Penelitian ini merupakan metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial
melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Penelitian yang dilakukan secara deskriptif pihak peneliti tidak perlu menyusun hipotesis.
Karena penelitian yang dilakukan untuk proses pengujian dan penulisan hasilnya didapat
langsung dari lapangan.
Hidayat
Menjelaskan bahwa metode penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang lebih luas dalam
penggunaan data-data, artinya lebih condong pada analisa yang panjang dari awal hingga
akhir. Peneliti berhak melakukan penelitian dengan metode deskriptif yang kemudian dituntut
untuk memiliki komitmen yang kuat.
Punaji
Merupakan metode riset yang bertujuan menjelaskan secara spesifik terkait peristiwa sosial
dan alam. Penjelasan secara spesifik membuat hasil penelitian menjadi lebih kompleks,
metode deskriptif menjadi lebih variatif karena bisa berupa angka dan juga bisa dalam kata-
kata.
Sukmadinata
Sugiyono
Mendeskripsikan
Tujuan pertama metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan, penelitian pada tahap
awal yakni mendeskripsikan temuan-temuan penelitian berdasarkan data-data yang dianalisis
dan kemudian dilakukan penelitian secara mendetail.
Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini adalah memberi penjelasan terkait hasil deskripsi penelitian yang
sudah ditemukan berdasarkan data-data tersebut. Data yang secara detail dimiliki oleh
peneliti harus dijabarkan agar pembaca jelas membaca dan memahaminya.
Memvalidasi
Melakukan validasi yang dilakukan pada tahap terakhir, deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan semua temuan. Validasi kebenaran dan keakuratan hasil
temuan sangat diperlukan agar hasil penelitian tidak dianggap suatu kebohongan.
Mengenai masalah penelitian yang menjadi topik dalam penelitian, apakah topik ini wajib
diangkat untuk diteliti. Sehingga peneliti dalam memakai metode penelitian ini tidak dapat
asal ketika memilih atau merumuskan suatu masalah penelitian. Selain rumusan masalah,
juga harus memuat nilai ilmiah.
Dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif tak boleh terlalu luas, perlu
dipersempit dan sangat spesifik, sehingga isi laporan penelitian lebih fokus. Karena penelitian
dengan metode deskriptif menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian secara detail,
sehingga tujuannya akan terlalu banyak dan kemungkinan pembahasannya terlalu luas dna
tidak terfokus.
Penelitian deskriptif memiliki kriteria bahwa data yang digunakan merupakan fakta,
meskipun menggambarkan objek penelitian tentu tidak bisa hanya didasarkan dari apa yang
disampaikan. Seperti referensi baik itu foto dan video maupun referensi lain yang digunakan,
peneliti juga harus terjun langsung di lapangan.
Penelitian dengan metode deskriptif memiliki standar yang digunakan sebagai pembanding,
standar pembanding ini penting memiliki validasi. Sehingga jelas dan tentu tidak
mengandung unsur opini melainkan fakta.
Tempat dan Waktu Penelitian Jelas
Metode penelitian deskriptif wajib mencantumkan tempat dan waktu penelitian dengan jelas,
sehingga terdapat kewajiban untuk mencantumkan keterangan waktu. Tak hanya lokasi atau
tempat penelitian, sama seperti dengan penelitian yang dilakukan dengan metode lain.
Peneliti memakai deskriptif sebagai hasil penelitian atau laporan hasil penelitian yang perlu
dijelaskan secara detail. Objek penelitian lalu dijelaskan dan digambarkan selengkap dan
sejelas mungkin, sehingga pembaca hasil penelitian juga memiliki gambaran terhadap objek
penelitian.
Variabel utama dalam penelitian dijelaskan secara detail, sehingga peneliti yang
menggunakan metode ini perlu mendeskripsikan terkait umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan, status dan variabel utama lain dengan detail.
Memiliki hubungan sebab akibat yang kemudian oleh peneliti disajikan secara detail melalui
penelitian yang sudah dilakukan. Setelah melewati berbagai proses penelitian dan hasilnya
disajikan kepada para pembaca.
Penelitian deskriptif menyajikan hasil penelitian dengan data yang sesuai fakta, data tersebut
murni didapatkan langsung dari lapangan. Oleh para peneliti kemudian dikembangkan yang
kemudian digambarkan dengan jelas dan detail.
Pengamatan dalam metode ini memerlukan waktu tertentu, karena data dari metode penelitian
ini penting untuk dikumpulkan di periode tertentu. Fenomena yang diambil terkadang lebih
mudah diamati pada periode waktu tertentu dan untuk memastikan hasil penelitian akurat.
Wilayah mana yang ditentukan sebagai lokasi penelitian sifatnya fleksibel, kondisi ini
membuat peneliti mampu membatasi lokasi penelitian hanya pada satu tempat. Selain itu
penelitian bahkan bisa dilakukan hingga dalam satu negara.
Kelebihan
Jenis metode penelitian deskriptif bisa digunakan untuk menganalisis topik dan isu yang
jarang, susah dan menyimpang dalam masyarakat.
Metode deskriptif dapat digunakan untuk melakukan pengamatan dalam kondisi sosial yang
alami dan apa adanya.
Jenis penelitian ini tidak memakan banyak waktu seperti penelitian lain, misalnya seperti
penelitian kuantitatif.
Riset ini memiliki potensi dalam menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif secara bersamaan.
Kekurangan
Metode penelitian deskriptif tidak bisa menghasilkan temuan yang signifikan melalui statistik
yang ditemukan.
Metode penelitian ini riskan dengan opini subjektif, sehingga hasilnya bisa menjadi bias atau
tidak jelas.
Penelitian ini memiliki sifat kontekstual dan observasional, sehingga sulit dalam melakukan
verifikasi.
Langkah kedua dalam penelitian ini adalah melakukan perumusan dan membatasi
permasalahan secara spesifik.
Langkah selanjutnya adalah untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam
penelitian, selanjutnya mengumpulkan, mengorganisasi dengan teknik statistika.
Langkah yang terakhir dalam menerapkan metode deskriptif adalah membuat laporan
penelitian berdasarkan sistematika.
Penelitian yang berfokus pada suatu objek untuk mempelajari kasus tertentu yang berkaitan,
tujuannya dapat memberi gambaran atau deskripsi secara rinci mengenai sifat, karakter, latar
belakang dari suatu kasus. Subjek penelitian bisa berupa individu, kelompok, lembaga dan
masyarakat.
Deskriptif Kesinambungan
Merupakan metode yang dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan riset sebelumnya
dalam mendapatkan pengetahuan dengan menyeluruh mengenai suatu peristiwa atau
fenomena. Metode penelitian ini lebih sering ditemukan pada pengkajian masalah-masalah
sosial.
Penelitian Survei
Metode dengan mengumpulkan informasi melalui kuesioner, jajak pendapat hingga survei.
Untuk survei bisa dikatakan baik ketika peneliti memilih pertanyaan yang bagus, sehingga
hasil yang didapat mencakup seluruh informasi terkait suatu permasalahan.
Penelitian Kepustakaan
Disebut juga tinjauan pustaka, merupakan penelitian yang membahas mengenai suatu
permasalahan kemudian mengaitkan dengan tulisan yang berkaitan dengan permasalahan
yang sedang terjadi tersebut.
Penelitian Komparatif
Penelitian dengan perbandingan suatu hal dengan hal yang lainnya, sering diterapkan pada
penelitian kuantitatif. Yakni korelasi dan eksperimen, tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis faktor penyebab terjadinya suatu peristiwa.
Deskriptif Kuantitatif
Suatu riset kuantitatif yang bentuk deskripsinya menggunakan angka, penelitian ini berkaitan
dengan penjabaran melalui angka-angka statistik.
Riset kualitatif yang deskripsinya memakai fakta dan fenomena yang didapatkan melalui
data-data secara apa adanya.
Penelitian Verifikatif
Metode deskriptif yang tujuannya untuk menjelaskan suatu masalah secara aktual, sistematik
dan akurat dengan temuan fakta-fakta di lapangan.
Deskriptif Korelasional
Riset yang memiliki tujuan dalam mengumpulkan informasi mengenai status hubungan dari
variabel-variabel yang sedang diuji.
Deskriptif Analitik
Metode yang fungsinya mendapatkan data-data secara mendalam, di mana data-data tersebut
mengandung makna dan bisa memengaruhi substansi penelitian secara signifikan.
Demikian penjelasan mengenai penelitian deskriptif, tujuan hingga contohnya yang terjadi di
dalam masyarakat. Jurnal Sampoerna University memberi informasi lengkap terkait berbagai
macam metode penelitian, termasuk salah satunya penelitian deskriptif. Mahasiswa dibekali
dengan informasi yang akurat dan mudah dipahami sehingga mampu dipraktekkan tanpa
masalah di lapangan.
Referensi
Wikipedia.org- Deskriptif