Disusun oleh :
HUBUNGAN INTERNASIONAL
2019
1. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis guna mencari
kebenaran terhadap suatu fenomena ataupun sebuah fakta dalam kasus yang diinvestigasi.
Dalam hal ini, beberapa penelitian juga dilakukan untuk menghubungkan adanya kenyataan
empirik dengan teori yang sudah dikemukakan.
A. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa
yang ingin diketahui.(Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif). Karakteristik penelitian kuantitatif :
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang
umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-hal yang
bersifat subjek. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu
ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat yang
objektif dan baku.
g. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian ektif.
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini dalam pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan
sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan
kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.
Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam
bidang pendidikan yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di
lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan
pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang
terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi
lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan
data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih
lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap
berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode
penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Menurut teori
penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang
dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder.
Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa
kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati
sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.
Sumber data penelitian kualitatif secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manusia dan yang bukan manusia. Karena penelitian kualitatif adalah studi kasus, maka
segala sesuatu akan sangat bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama (Moleong 1998. Jadi tujuan dari
metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.
PERBEDAAN
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif
yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat
eksploratoris dan induktif. Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan
kuantitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi
aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
A. Fenomenologi
B. Etnografi
Etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku
sosial dan komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan
berdasarkan konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep
yang menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa
(linguistik), dimana bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam
budaya masyarakat.
Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa
yang tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di
dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpretasikan
kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial
yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk
berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan,
cara-cara hidup, dan lain sebagainya.
C. Studi Kasus
Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada
dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu
kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus meneliti satu
orang atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang
memiliki satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data
yang mendalam, penelitian studi kasus menggunakan teknik wawancara, observasi,
sekaligus studi dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi
kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan makna yang didapat
dari fenomena yang diteliti tersebut.
D. Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus
penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi
masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan
verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas dari
penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena dilihat perkembangan atau
perubahannya berdasarkan pergeseran waktu.
Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori
dasar merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada
lalu dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam
melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan
fenomena inti dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Mixed Method
Metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.
Mixed Methods Research (Creswell, John W. and Clarck Vicki : 2008) adalah suatu
disain penelitian yang didasari asumsi seperti halnya metoda inkuiri. Metode ini memberikan
asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk tentang cara pengumpulan
dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa
fase proses penelitian. Mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data
serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitia
tunggal) maupun series study (penelitian berseri). Nana Syaodih Sukmadinata (2009 : 95)
mengemukakan, bahwa penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal,
standar dan bersifat mengukur. Sementara penelitian kualtatif menggunakan peneliti sebagai
instrumen.
a. Penelitian kuantitatif didasari oleh pandangan pospositivisme. Menurut pandangan ini bahwa
peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : 1) determinasi atau pemikiran sebab-
akibat; 2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan memusatkan pada variabel yang
akan dihubungkan; 3) mengobservasi secara detail dan melakukan pengukuran terhadap
variabel; 4) melakukan testing teori yang secara kontinyu diperbaiki.
a. Dalam penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara top down, dari sebuah teori
dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan dengan teori.
Mix-method research
1) Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka) yang
dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan.
2) Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya
interviu dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab dengan
menggunakan kata/kalimat/bahasanya sendiri.
3) Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian,
memperoleh dokumen pribadi partisipan (misal : catatan harian(diary), dokumen yang
bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video,
artefaks).
4) Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat) dikelompokkan sesuai jenisnya
menurut kelompok informasi (kategori kata atau image) atau kelompok berbagai ide yang
diperoleh selama pengumpulan data.
1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah
penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul
data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya
terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.
2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh
penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari
wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan
inilah yang akan dijawab olehmixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak
hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil
penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif
menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).
3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak
dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah
kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan
metoda untuk meneliti masalah.
Ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam
merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:
1. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan
pada waktu yang sama (konkuren). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses
pengumpulannya.
2. Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang
diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Bobot dalam mixed methods bisa
dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang
akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua
data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif)
atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.
3. Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar
dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum
yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dalam hal ini, pencampuran
menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data
kualitatif.
4. Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah
perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian
perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang
lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam
penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari
penelitian.
Meode ini digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu sistem.
Temuan dari setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.