Anda di halaman 1dari 16

Metodologi Penelitian Sosial

“Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed Method”

Disusun oleh :

Pascal Ilham Ali Akbar (0801518079)

Faiz Faragta Fanshab (0801518035)

Nurul Fadhilah Anmalika (0801518077)

Syamira Zatika Uliska (08015180)

Jasmine Sabrina Nur A.S. (0801518047)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA

2019
1. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis guna mencari
kebenaran terhadap suatu fenomena ataupun sebuah fakta dalam kasus yang diinvestigasi.
Dalam hal ini, beberapa penelitian juga dilakukan untuk menghubungkan adanya kenyataan
empirik dengan teori yang sudah dikemukakan.

A. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa
yang ingin diketahui.(Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif). Karakteristik penelitian kuantitatif :
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang
umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari hal-hal yang
bersifat subjek. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu
ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
f. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat yang
objektif dan baku.
g. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
h. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian ektif.
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini dalam pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan
sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan
kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

C. Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif

Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metoda dan rancangan


(design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang
dihadapi. Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan
Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian korelational
c. Penelitian kausal komparatif
d. Penelitian tindakan
e. Penelitian perkembangan
f. Penelitian eksperimen

D. Metode Penelitian Kuantitatif


a) Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang
jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di
dalamnya.
b) Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai
faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka
berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji
kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahan.
c) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari dari kerangka
berpikir yang dikembangkan.
d) Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipoteisis tersebut atau tidak.
e) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan
itu ditolak atau diterima.

Langkah-langkah atau prosedur penelitian tersebut kemudian oleh Jujun S. Suriasumantri


divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Contoh metode penelitian kuantitatif : ‘Pengaruh Metode Pembelajaran yang Digunakan


dalam Menentukan Hasil Belajar pada Siswa’.
Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan matematis. Hasil
penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian
kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic
atau bentuk hitungan lainnya.
Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian
kualitatif ada lima, yaitu:
 Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber
data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.
 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang
dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
 Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk.
Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau
hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam
proses.
 Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif:
Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai
penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
 Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar
perilaku yang tampak.

Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam
bidang pendidikan yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di
lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan
pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang
terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi
lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan
data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih
lanjut melalui pendekatan kuantitatif.

Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap
berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode
penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Menurut teori
penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang
dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder.

Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa
kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati
sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.
Sumber data penelitian kualitatif secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manusia dan yang bukan manusia. Karena penelitian kualitatif adalah studi kasus, maka
segala sesuatu akan sangat bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama (Moleong 1998. Jadi tujuan dari
metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.

PERBEDAAN

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif
yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat
eksploratoris dan induktif. Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan
kuantitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan


pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan
terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori
yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan
ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut
dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih
menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita
rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan
pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner
untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari
penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka,
kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan
konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep,
teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang
berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam
lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan
kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan
observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau
kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para
responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif
ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan
menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan
sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden
yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah
“tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang
diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi
penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses
pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara
deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan
menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life
sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,
kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang
penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan
pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan
penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian
kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan
perspektif etik bukan emiklagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti
telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek
penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
“mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu
sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan
aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data
menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih
tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan.
Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep
tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering
digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan
oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 9) perbedaan antara metode penelitian kuantitatif
dengan metode penelitia kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses
penelitian, dankarakteristik penelitian.

Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi
aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.

Jenis Penelitian Kualitatif

A. Fenomenologi

Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata


fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti
penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan
penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk
mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi sendiri memiliki dua makna yaitu
sebagai filsafat sains dan juga metode penelitian, yang bertujuan mencari arti atau
makna dari pengalaman yang ada dalam kehidupan.

Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus


fenomena yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku
objek. Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan
objek dalam memberikan arti terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini
dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau informan
dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai bagaimana
objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

B. Etnografi

Etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku
sosial dan komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan
berdasarkan konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep
yang menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa
(linguistik), dimana bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam
budaya masyarakat.

Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa
yang tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di
dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpretasikan
kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial
yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk
berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan,
cara-cara hidup, dan lain sebagainya.

C. Studi Kasus

Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada
dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu
kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.

Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus meneliti satu
orang atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang
memiliki satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data
yang mendalam, penelitian studi kasus menggunakan teknik wawancara, observasi,
sekaligus studi dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi
kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan makna yang didapat
dari fenomena yang diteliti tersebut.

D. Metode Historis

Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus
penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi
masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.
Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan
verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas dari
penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena dilihat perkembangan atau
perubahannya berdasarkan pergeseran waktu.

E. Metode Teori Dasar (Grounded Theory)

Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori
dasar merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada
lalu dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam
melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan
fenomena inti dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.

Mixed Method

Metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.

menurut Creswell (2014: 5) mix- methods merupakan pendekatan penelitian yang


mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan
menurut Johnson dan Cristensen (2007)Mix-Methods atau metode penelitian kombinasi
merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan
antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (mencakup landasan filosofis, penggunaan
pendekatan dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian). Sehingga dari
berbagai definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Mix-method penelitian adalah
penelitian yang memadukan atau mengkombinasikan pendekatan penelitian kualitatif dan
kuantitatif.

B. Konsep dan landasan penelitian Mix-Method

Mixed Methods Research (Creswell, John W. and Clarck Vicki : 2008) adalah suatu
disain penelitian yang didasari asumsi seperti halnya metoda inkuiri. Metode ini memberikan
asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk tentang cara pengumpulan
dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa
fase proses penelitian. Mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data
serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitia
tunggal) maupun series study (penelitian berseri). Nana Syaodih Sukmadinata (2009 : 95)
mengemukakan, bahwa penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal,
standar dan bersifat mengukur. Sementara penelitian kualtatif menggunakan peneliti sebagai
instrumen.

Perbedaan Mixed Methods Research dibandingkan dengan Quantitative danQualitative


Research adalah sebagai berikuit :

1. Ditinjau dari sudut pandang filosofis

a. Penelitian kuantitatif didasari oleh pandangan pospositivisme. Menurut pandangan ini bahwa
peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : 1) determinasi atau pemikiran sebab-
akibat; 2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan memusatkan pada variabel yang
akan dihubungkan; 3) mengobservasi secara detail dan melakukan pengukuran terhadap
variabel; 4) melakukan testing teori yang secara kontinyu diperbaiki.

b. Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, dimana konstruktivisme ini


memiliki pandangan yang berbeda. Pemahaman atau makna suatu fenomena terbentuk oleh
partisipan dan pandangan-pandangan subjektif dari partisipan.
c. Penelitian mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan filsafat pragmatisme. Fokus
utamanya berpusat pada pertanyaan mendasar dalam penelitian dan bukan semata-mata
berorientasi pada metode penelitian. Multi metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam
rangka memperoleh jawaban tentang masalah yang diteliti. Dengan kata lain pragmatisme ini
bersifat pluralistik dan berorientasi pada pekerjaan apa serta bersifat praktis.

2. Ditinjau dari sudut pandang metodologi

a. Dalam penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara top down, dari sebuah teori
dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan dengan teori.

b. Penelitian konstruktivisme, pendekatan yang ditempuh adalah bottom up,menggunakan


pandangan-pandangan partisipan untuk membentuk tema-tema yang lebih luas dan
menggeneralisasikan suatu teori berdasarkan interkoneksi atau menghubungkan antara tema-
tema yang terbentuk.

c. Pragmatisme, pendekatan penelitian dikombinasikan antara berfikir deduktif dan berfikir


induktif. Peneliti mixes (memadukan) data kuantitatif dandata kualitatif.

Mix-method research

1) Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka) yang
dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan.
2) Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya
interviu dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab dengan
menggunakan kata/kalimat/bahasanya sendiri.
3) Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian,
memperoleh dokumen pribadi partisipan (misal : catatan harian(diary), dokumen yang
bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video,
artefaks).
4) Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat) dikelompokkan sesuai jenisnya
menurut kelompok informasi (kategori kata atau image) atau kelompok berbagai ide yang
diperoleh selama pengumpulan data.

Berangkat dari titik-titik kelemahan kuantitatif dan kualitatif maka muncullahMixed


Methods Research, dengan kelebihan sebagai berikut :

1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah
penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul
data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya
terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.

2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh
penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari
wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan
inilah yang akan dijawab olehmixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak
hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil
penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif
menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).

3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak
dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah
kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.

4. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau


paradigma.

5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan
metoda untuk meneliti masalah.

C. Prosedur Analisis Mixed

Ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam
merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:

1. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan
pada waktu yang sama (konkuren). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses
pengumpulannya.

2. Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang
diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Bobot dalam mixed methods bisa
dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang
akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua
data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif)
atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.

3. Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar
dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum
yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dalam hal ini, pencampuran
menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data
kualitatif.

4. Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah
perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian
perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang
lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam
penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari
penelitian.

D. Tujuan dan Fungsi/Keguanaan


Metode penelitian campuran kuantititatif-kualitatif (mixed methods research)adalah
sebuah metode yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara
data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode penelitian
campuran ini adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan
hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan
kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja). Dengan menggunakan metode ini
akan diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Meode ini digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu sistem.
Temuan dari setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.

E. Teknik Analisis Data


Prosedur analisis data mengikuti proses yang harus dilakukan oleh peneliti
sebagaimana pada jenis penelitian yang lain yang secara umum adalah mempersiapkan jenis
data yang akan dianalisis, mengeksplorasi data, menganalisis data untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian, menampilkan dan memvalidasi data.
Tambahan khusus dalam mixed method adalah bahwa analisis data harus diarahkan pada
pertanyaan penelitian; pada analisis concurrent data kuantitatif dan data kualitatif
ditransformasikan dan dibandingkan; pada analisis sequential pelaksanaan analisis data
kuantitatif dan data kualitatif dipisah.

Anda mungkin juga menyukai