Jawab:
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, metode kualitatif dikerjakan dalam
bidang antropologi khususnya di Eropa dan Amerika. Mengapa metode
kualitatif lebih banyak digunakan oleh kajian antropologi? Ilmuwan
antropologi berbeda dengan ilmuwan social lainnya. Mereka tidak bisa
menerapkan metode-metode kuisioner atau analaisa demografi dalam riset
atau studi mereka tentang masyarakat primitive. Berbeda dengan ilmuwan
social seperti ssosiologi yang umumnya telah mengenal subyek risetnya, yaitu
masyarakat dan kehidupan sehariharinya, ilmuwan antropologi belum
mengenal adat penduduk primitif yang menjadi subyek risetnya, sehingga
perhatian utama focus pada kehidupan sehari-hari masyarakat primitive
tersebut. Metode kualitatif pertama kali di terapkan dalam sosiologi pada
kajian tentang Chicago School pada pergantian abad. Pada periode antara
tahun 1920 sampai 1940 para peneliti social telah demikian kenal akrab
dengan dokumen-dokumen perorangan dan observasi partisipan. Namun
antara tahun 1940 sampai 1950 minat terhadap studi kualitatif menurun
sebagai akibat berkembangnya teori-teori positivism dan metode kuantitatif.
Tahun 1960 dan 1970 memperlihatkan adanya kebangkitan kembali dalam
penggunaan metode kualitatif. sejumlah karya yang didasarkan atas metode
kualitatif meningkat seiring dengan banyaknya esai dan monograf yang
membahas tentang metode pengumpulan dan penafsiran data kualitatif.
1
b. Fase Modernist atau golden age (1950-1970), para peneliti dalam
kerangka kultur mengembangkan gagasan-gagasan emansipatoris ke
dalam berbagai wacana subjek-riset yang tragis dan struktur kritik sosial
ketika memakai bahasa positivisme dan postpositivism.
c. Fase Blurred Genres (1970-1986), diwarnai pendekatan naturalism,
postpositivism dan constructivism, para periset kualitatif mulai menjadi
sensitif pada kerja politik dan etik mereka, menghentikan keleluasaan
mereka dalam menampilkan penafsiran subjektif, dan menghasilkan
multiperspektif thick descriptions melalui genre kesastraan.
d. Fase Crisis of Representation (1986-1990), riset dan pelaporannya
menjadi penuh daya reflektif, langkah politik baru dalam tampilan
otoritas tekstualitas dari pengetahuan empiris yang merepresentasikan
berbagai pengalaman kehidupan (the world of lived experience), riset
lapangan dan penulisan yang bebas (fieldwork and writing blur),
pemunculan penulisan sebagai sebuah metode (writing as a method of
inquiry emerges).
e. Fase Postmodern Experimental Ethnographic Writing (1990-1995),
peneliti merespons triple crises dari representasi (representation),
legitimasi (legitimation), dan eksperimen praksis (praxis experiment)
dengan cara mengambil langkah baru dalam menampilkan sosok other,
fokus utama riset partisipatori dan generating theory dari khasanah
riset penyelesaian masalah dalam skala kecil (small scale problem
solving research) kedalam konteks lokal (in local contexts).
f. Fase Postexperimental Inquiry (1995-2000), peneliti memusatkan
perhatian pada cara-cara baru dan mempolitisasi penggambaran
pengalaman kehidupan (lived experience), melalui etnografis
fiksional (fictional ethnographies), teks-teks multimedia, bentuk-bentuk
visual, dan representasi-representasi multi-voiced, dan seterusnya.
g. Fase Methodologically Contested Present (2000-2004), masa perdebatan
dan pemunculan upaya deregulasi yang massif bagi riset kualitatif di
kalangan konservatif, yang mengklaim sebagai pembawa kebenaran
berdasar validitas riset.
2
h. Fase Immediate Future (2005-), para ilmuwan sosial menekankan
pentingnya tujuan keadilan sosial di dalam dimensi penelitian, yang
kemudian melahirkan berbagai keilmuan sosial yang mempribumi
(indigenous), dekolonisasi akademi melalui riset-riset kesarjanaan
(graduate research) dan kultur di berbagai fakultas, para ilmuwan sosial
mentransformasi institusi mereka melalui metodologi yang
membebaskan (liberation methodology).
i. Fase Fractured Future, para akademisi bekerja dalam kerangka praksis
politik, memunculkan generasi baru didalam hal etika, estetika, dan
teleologis yang menglobalisasi dunia.
3
penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam
kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data
dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
4
sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang
kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi,
agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam
kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang
bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain
berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengelolaan/manajemen
kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan,
hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru,
dan lain-lain. Selain penelitian kualitatif yang digunakan dalam bidang
pendidikan adalah penelitian tindakan kelas.
5
e. Teori dari dasar (Grounded Theory); Penelitian kualitatif lebih
menghendaki arah bimbingan penyusunan substantif yang berasal dari
data.
f. Deskriptif; Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka. Hal disebabkan adanya penerapan metode kualitatif.
Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti.
g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil; Penelitian kualitatif lebih
mementingkan proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan
bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses.
h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus; Penelitian kualitatif
menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; Penelitian kualitatif
mendefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain
dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
j. Desain bersifat sementara; Penelitian kualitatif menyusun desain yang
secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi tidak
menggunakan desain yang disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak
dapat diubah lagi.
k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama; Penelitian kualitatif
lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber
data.
6
4) Bersifat induktif
5) Mengutamakan makna
7
7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
9. Pembentukan teori berasal dari dasar
10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
8
13. Sebutkan karakteristik penelitian kualitatif !
Jawab :
Karakteristik penelitian kualitatif:
1) Latar alamiah
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau
pada konteks dari suatu keutuhan
Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah,
keluarga, tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah
pendidikan atau sosiologi
2) Manusia sebagai alat (instrumen)
Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul
data utama.
3) Metode kualitatif
Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda
Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
responden
Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai
yang dihadapi
4) Analisis data secara induktif
Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda sebagian yang terdapat dalam data
Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada
suatu latar lainnya
Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan
Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga
bagian dari struktur analitik
5) Teori dari dasar
9
6) Deskriptif
7) Lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10) Desain yang bersifat sementara
10
konteksnya dalam masalah yang akan diungkapkan. Beberapa alasan
mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang
dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada
dalam data dapat diungkap.
Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan
tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif
seperti dalam penelitian kuantitatif.
Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang
sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan
dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan)
empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul
dari data.
11
Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang
terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali
kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks
ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
12
proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang,. Suatu kasus terikat oleh
waktu dan aktivitas, peneliti melakukan pengumpulan data secara
mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
yang berkesinambungan.
e. Narrative Research
Penelitian naratif adalah salah satu jenis penelitian dimana peneliti
melakukan study terhadap satu orang individu atau lebih untuk
memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data
tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif dan
memiliki kronologi.
13
abstrak atau konstruksi fenomena umum seperti kemampuan membaca
(literacy), penggunaan obat-obatan oleh remaja atau apa yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuannya bukan untuk membangun
teori, meskipun pada waktu lain peneliti mungkin mengerjakan hal
tersebut. Studi dilakukan karena ada minat intrinsik di dalamnya, sebagai
contoh anak luar biasa, konferensi, klinik, atau kurikulum.
2) Studi kasus instrumental (instrumental case study), adalah kasus khusus
yang diuji untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu
masalah (issue) atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. Walaupun
studi kasus ini kurang diminati, namun studi kasus ini memainkan peran
yang mendukung, memasilitasi pemahaman terhadap sesuatu yang lain
(minat eksternal). Kasusnya dilihat secara mendalam, dan konteksnya
diteliti secara cermat, aktivitas-aktivitas untuk mendalami kasus tersebut
dilakukan secara rinci, karena kasus ini membantu pemahaman tentang
ketertarikan dari luar (minat eksternal). Dasar pemilihan mendalami
kasus ini dikarenakan kasus ini diharapkan dapat memperluas
pemahaman peneliti tentang minat lainnya. Hal ini disebabkan karena
para peneliti bersama-sama mempunyai beberapa minat yang selalu
berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus intrinsik dari studi
kasus instrumental dan bertujuan memadukan keterpisahan di antara
keduanya.
3) Studi kasus kolektif (collective case study), yaitu penelitian terhadap
gabungan kasus-kasus dengan maksud meneliti fenomena, populasi, atau
kondisi umum. Ini bukan merupakan kumpulan studi instrumental yang
diperluas pada beberapa kasus. Studi kasus kolektif memerlukan kasus-
kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus diketahui lebih dahulu
untuk mendapatkan karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam
kumpulan kasus-kasus tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama atau
berbeda, masing-masing mempunyai kelebihan dan bervariasi. Kasus-
kasus tersebut dipilih karena dipercaya bila memahami kasus-kasus
tersebut akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik, penyusunan
teori yang lebih baik tentang kumpulan kasus-kasus yang lebih luas.
14
22. Bagaimanakah masalah dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang akan dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
a. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian sama.
b. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian menjadi
berkembang.
c. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total
sehingga harus gantimasalah.
15
24. Bagaimanakah judul dalam penelitian kualitatif ?
Jawab :
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan
masalah yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus
sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di
teliti, judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk
menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument
penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti
masih bersifat sementara , dan bersifat (Menyeluruh),maka judul dalam
penelitian kualitatif yang di rumuskan dalam proposal juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan
penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin diganti. Judul
penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu
menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga
belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam
terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti)
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan
permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan
mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teori.
16
26. Bagaimanakah sistematika penulisan penelitian kualitatif ?
Jawab :
Bab 1 Pendahuluan
1. Konteks Penelitian
2. Fokus Kajian Penelitian
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
Bab 2 Perpsektif Teoritis
1. Kajian Pustaka
2. Pertanyaan Penelitian
Bab 3 Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan Masalah
2. Unit Analisis
1) Subjek Penelitian
2) Informasi Penelitian
3) Lokasi Penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
Bab 4 Hasil Penelitian dan Diskusi
1. Tahapan Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Pembahasan/Diskusi
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
17
28. Apa pengertian penelitian kualitatif menurut pendapat ahli?
Jawab:
pengertian penelitian kualitatif menurut Sugiyono adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
merupakan instrumen kunci.
Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena
dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena
yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9).
Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas
atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010:
1).
18
f. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukan angka-angka.
g. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil.
h. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
i. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas
dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik.
j. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan lapangan
k. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi
yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan
sumber data.
32. Pada karakteristik penelitian kualitatif terdapat salah satu karakteristik yang
menyebutkan memiliki sifat deskriptif analitik. Apa yang dimaksud dengan
memiliki sifat deskriptif analitik?
Jawab:
Sifat deskriptifanatik yaitu data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,
hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan
angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya
informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar
data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data
berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk
uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu
19
peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya
sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang
terkandung dalam data.
20
c. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini
disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting
atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas
apabila diamati dalam proses.
d. Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti
tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun
sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
e. Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku
yang tampak.
36. Mengapa seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open
minded?
Jawab:
seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded
(rasa ingin tahu yang besar). Karena melakukan penelitian kualitatif dengan
baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi
dan realitas sosial.
38. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian pada penelitian kualitatif?
Jawab:
Variabel penelitian adalah atribut dalam penelitian yang berupa obyek, orang
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu dan telah ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan.
21
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
43. Apa yang dimaksud dengan variabel kontrol? Dan sebutkan contohnya?
Jawab:
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan atau
dinetralkan pengaruhnya sehingga hubungan variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
kontrol sering digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan. Sebagai contoh: perbedaan rasa, warna dan tekstur pada
permen jelly jeruk mandarin dan jeruk lokal. Variabel kontrolnya adalah
waktu dan suhu yang digunakan saat membuat permen jelly sama dan
komposisi bahan (berat bahan) yang digunakan dalam pembuatan permen
jelly juga sama.
22
44. Apa yang dimaksud dengan hipotesis pada penelitian kualitatif?
Jawab:
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan
tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
47. Apa yang dimaksud dengan data primer? Dan sebutkan contohnya?
Jawab:
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu lembaga dan
diterbitkan oleh lembaga itu pula. Contoh data primer yaitu: hasil wawancara
dengan informan berupa: 1) data tentang persiapan yang dilakukan di SMPN
1 Malang dalam mewujudkan sekolah bertaraf internasional, 2) data proses
pelaksanaan program sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional di
kota Malang.
48. Apa yang dimaksud dengan data sekunder? Dan sebutkan contohnya?
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah
mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya. Contoh data sekunder
yaitu: data hasil penelitian terdahulu.
23
Jawab:
Data yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Data harus obyektif, artinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
sesuai dengan apa adanya.
b. Data harus representatif, artinya data sampel itu harus dapat mewakili
seluruh populasinya.
c. Data harus teliti, artinya mempunyai penyimpangan standar yang kecil.
Perkiraan parameter populasi dikatakan baik bila penyimpangan
standarnya kecil.
51. Sebukan tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif
dengan menggunakan model Spradley?
Jawab:
1. Analisis domain
2. Analisis taksonomi
3. Analisis komponensial
4. Analisis tema kultural
52. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode etnografis? Dan dipusatkan pada
apa?
Jawab:
24
Etnografi adalah analisis deskripsi atau rekonstruksi dari gambaran dalam
budaya dan kelompok (reconstruction of intact cultural scenes and group).
Etnografis biasanya
dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa kepercayaan, ritual, dan cara-cara
hidup.
53. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode fenomenologis? Dan apa
tujuannya?
Jawab:
Metode fenomenologis merupakan metode ang digunakan peneliti untuk
menghimpun data yang berhubungan dengan konsep, pendapat, pendirian
sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman
dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau
menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama
dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan
terhadap pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan
menggunakan wawancara.
54. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode historis? Dan apa ciri khasnya?
Jawab:
Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa yang
telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan
sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian
yang tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan
atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja
berupa catatan dan dokumen-dokumen. Salah satu ciri khas dari penelitian
historis adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai
kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.
25
Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap
suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan,
peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau
ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut.
57. Jelaskan apa yangt dimaksud dengan penelitian studi kritis? Dan hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan dalam penelitian tersebut?
Jawab:
Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca
modern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para
peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas,
status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll.
Ada hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis.
a. Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun masing-
masing mempunyai implikasi metodelogis. Model studinya berbeda
dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, pereanan peneliti,
format laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih.
b. Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap
suatu kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda
dengan kajian eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi
maupun pembandingan. Dalam penelitian kualitatif kasus adalah satu
kesatuan kasus atau fenomena yang diteliti secara mendalam dan utuh.
26
Jawab:
Pendekatan kualitatif adalah suatu strategi pemecahan masalah dalam
penelitian tanpa menggunakan analisis statistik, tetapi dengan menggunakan
cara berfikir logis berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan melalui
observasi atau wawancara secara mendalam terhadap objek atauu subjek
penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi diskriptif,
asosiatif, hubunagn simeteris, sebab-akibat, komparatif, tentang masalah yang
diteliti dari objek atau subjek penelitian dalam situasi natural atau alami.
Sampel penelitian tidak diambil secara random, tetapi dipilih ( proporsive
sampling ) dengan alasan-alasan tertentu. Pola pikir penelitian bersifat
induktif, dengan demikian proses penelitian tidak akan menguji hipotesis,
tetapi menghasilkan hipotesis. Untuk itu dalam analisa data tidak
menggunakan teknik statistik tetapi melalui constant comparative method.
Perlu diketahui bahwa penelitian ini tidak menolak data kuantitatif.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah Grounded
Research dimana data dikumpulkan melalui wawancara bebas. Grounded
Research merupakan reaksi yang tajam dan sekali gus menyajikan jalan
keluar dari stagnasi teori dalam ilmu-ilmu sosial dengan penitik beratan pada
sosiologi. Selama ini penelitian dalam ilmu-ilmu sosial cenderung
menggunakan pendekatan kuantitatif melalui tes statistik. Hasil akhir dari
penelitian merupakan verivikasi dari teori atau hipotesa untuk diterima atau
ditolak. Oleh karena itu tidak bertolak dari data atau situasi sosial, tetapi dari
hipotesis, konsep dan teori yang sudah mapan yang mungkin sekali tidak
relevan untuk situasi sosial yang khas dari masyarakat yang diteliti. Karena
siftanya verivikasi atau pengecekan terhadap teori yang sudah tersedia, maka
teori-teori baru tidak tumbuh dan berkembang. Sebaliknya terkadang timbul
teori baru tetapi tidak pula berdasarkan data yang sebenarnya di lapangan.
Jadi terlepas dari data.
Grounded Research menyajikan suatu pendekatan yang baru. Data merupakan
sumber teori, teori berdasarkan data dan karena itu dinamakan grounded.
Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan peneliti di lapangan.
Data yang bertambah dimanfaatkan untuk verivikasi teori yang timbul di
27
lapangan yang harus terus menerus disempurnakan selama penelitian
berlangsung.
28
dilapangan. Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua
teori sehingga wawasannya lebih luas, dan dapat menjadi instrumen
penelitian yang baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai
bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.
Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan
mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian, peneliti kualitatif harus
mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan dalam menyusun instrument dan sebagai panduan dalam menyusun
panduan untuk wawancara, dan observasi.
62. Mengapa penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif?
Jawab:
Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif,
karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu
menjadi human instrument yang baik. Penelitian kualitatif jauh lebih sulit
bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif karena data yang terkumpul
bersifat subyektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti
itu sendiri.
63. Bagaimana cara peneliti kualitatif agar mendapat instrument penelitian yang
baik?
Jawab:
29
Untuk dapat menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif
dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun
wawasan yang berkaitan dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa
nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat-istiadat yang terjadi dan berkembang
pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas,
maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan pada sumber data, sulit
memahami apa yang terjadi, tidak akan mampu memahami analisis secara
induktif terhadap data yang diperoleh, padahal pendekatan induktif
memberikan panekanan pada pemahaman yang kompresif atau holistik"
mengenai situasi sosial yang ditelaah. Artinya, kehidupan sosial dipandang
sebagai pelibatan serangkaian peristiwa yang saling berpautan, yang perlu
untuk digambarkan secara lengkap oleh peneliti kualitatif.
Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang
dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih
berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan
memahami permasalahan yang diteliti walaupun permasalahan tersebut masih
bersifat sementara. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan bukan
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru
dituntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori
berdasarkan data yang diperoleh dilapangan.
Setiap penelitian bermaksud untuk menemukan atau mengembangkan
pengetahuan. Pengetahuan itu adakalanya berupa teori, yang merupakan
penjelasan terhadap gejala-gejala, dan adakalanya berupa knowledge yang
merupakan konsep-konsep atau pola-pola regulasi yang terdapat di alam ini.
Selain itu, penelitian juga bermaksud untuk menemukan pengetahuan yang
berupa strategi-strategi untuk pemecahan suatu masalah. Pada dasarnya
penelitian kualitatif dapat digunakan untuk ketiga maksud tersebut.
64. Jelaskan dua bentuk perangkat yang digunakan dalam merancang kerangka
konseptual sebagai panduan kerja dalam penelitian kualitatif?
Jawab:
30
Ada dua bentuk perangkat yang digunakan dalam merancang kerangka
konseptual sebagai panduan kerja dalam penelitian kualitatif. Kedua
perangkat dimaksud adalah paradigma alamiah (naturalistic paradigm) dan
pola pengembangan pengetahuan dalam bidang ilmu yang diteliti. Pada
dasarnya kedua perangkat ini bersifat saling melengkapi, di mana paradigma
alamiah mengarahkan kegiatan penelitian, dari mana dimulai dan ke mana
arahnya, serta bagaimana cara atau proses kerjanya, sedangkan bidang ilmu
mempertegas obyek material atau substansi yang layak diteliti. Pandangan
mendasar yang menjadi asumsi paradigma alamiah adalah bahwa dalam
kehidupan bermasyarakat ada pola-pola interaksi atau perilaku tertentu yang
terjadi secara ajeg. Jika peneliti dapat mendeteksi dan menemukan pola-pola
itu, maka ia dapat menyusunnya menjadi suatu teori. Inilah yang
dimaksudkan dalam grounded theory bahwa penelitian kualitatif merupakan
satu upaya untuk membangun teori dari dasar. Jadi, teori itu sesungguhnya
ditemukan dari masyarakat melalui penelitian yang sistematis. Oleh karena
itu, penelitian kualitatif sama sekali tidak bermaksud untuk menguji teori, dan
bahkan tidak bertolak dari variabel-variabel yang direduksi dari suatu teori.
Sungguh tidak relevan jika penelitian kualitatif dimulai dengan teori atau
konsep/variabel yang digunakan teori sebelumnya, karena akan menghambat
pengembangan rumusan teori baru.
66. Apa yang dimaksud dengan paradigma dalam penelitian kualitatif? Dan
sebutakan?
31
Jawab:
a. Hakikat kenyataan
Menurut positivism: terdapat kenyataan tunggal, nyata terbagi-bagi ke
dalam variabel bebas dan prosesnya dapat diteliti secara terpisah.
Menurut naturalistic: terdapat kenyataan yang dibentuk secara jamak
yang hanya dapat diteliti secara holistic, sehingga pengontrolan dan
peramalan tidak dihendakin.
b. Hubungan antara peneliti dan yang diteliti
Positivisme: Peneliti dan objek yang diteliti adalah bebas, dan
membentuk dualisme.
Naturalistic: antara peneliti dan yang diteliti berinteraksi shingga saling
mempengruhi satu sama lainnya yang tidak dapat dipisahkan.
c. Kemungkinan generalisasi
Positivisme: Pernyataan benar yang bebas dari waktu dan konteks (jadi
hal itu akan tetap dimana pun dan kapan pun).
Naturalistic: Hipotesis kerja memberikan gambaran tentang kasus
perseorangan.
d. Hubungan sebab akibat
Positivisme: setiap tindakan dapat diterangkan sebagai hasil akibat dari
suatu sebab Naturalistik: seluruh kebulatan berada dalam keadaan saling
mempertajam secara simultan sehingga tidak membedakan penyebab dari
akibat.
e. Peranan Nilai
Positivisme: bebas nilai dan dapat dijamin demikian oleh kebaikan
pelaksanaan metode objektif.
Naturalistik: dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti dalam pemilihan
masalah dan menyusun kerangka. Nilai membimbing ke arah penentuan
masalah.Nilai digunakan dalam analisis data.
32
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh
peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-
indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat
kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian
kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep
(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian
dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka,
kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga
menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian
kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori,
sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep
atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak
awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian
kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada
maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian
dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan
penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif
menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi
atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara
pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin
33
mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita
detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample)
pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat
representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus,
persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui
ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya
diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan
berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang
sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai
pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah tidak
berkualitas lagi melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi
yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan
sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau
informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas
informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses
secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian
pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif
berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya
memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life
sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi
dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema,
konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel,
sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail
sesuai bahasa dan pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya,
sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak
akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana
sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi
34
operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan
emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah
menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi
subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan
mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir
pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang
penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi
melakukan pengumpulan data, dengan cara mengangsur atau
menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa
peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi
dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat
diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka
dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti
melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab
merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap
data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan
penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu
dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering
digunakan oleh para responden.
35
seseorang atau diawali oleh hemat saya, sulit diukur, dan reliabilitas
kemunculannya dalam suatu konteks yang rendah. Dengan kata lain, tidak
semua orang mengalami yang dirasakan oleh orang lain, dan masalah tersebut
penting artinya bagi penelitian, sebab kunci dari kegiatan penelitian bertolak
dari masalah. Masalah yng diselesaikan melalui penelitian mengandung
konsekuensi logis bagi setiap kegiatan penelitian, terutama berkaitan dengan
penentuan teknik-teknik pendekatan penelitan yang akan digunakan,
pengumpul data, analisis data yang kesemuanya itu penting diketahui oleh
peneliti semata-mata untuk menghindari adanya pemborosan waktu dalam
mengumpulkan data agar terhindar dari data yang kurang relevan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
36
7. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti, hal ini penting karena
ini memberikan motivasi dan kepercayaan diri pada peneliti bahwa pa
yang hendak diteliti di lapangan akan berhasil, karena data yang ada di
lapangan kemudian peneliti memiliki kemampuan untuk dikumpulkan
sehingga dapat dianalisis sampai hasil penelitian dapat diperoleh
(Sukardi, 2004).
70. Sebutkan beberapa macam sumber yang dapat membantu peneliti dalam
memperoleh permasalahan yang layak dijadikan bahan untuk diteliti?
Jawab:
Beberapa macam sumber yang dapat membantu peneliti dalam memperoleh
permasalahan yang layak dijadikan bahan untuk diteliti, di antara adalah:
1. Pengalaman seseorang atau kelompok, dimana pengalaman adalah guru
yang paling baik
2. Lapangan tempat peneliti bekerja merupakan tempat di mana seseorang
maupun peneliti bekerja merupakan salah satu sumber permasalahan
yang baik dan layak
3. Laporan hasil penelitian, di samping ada hasil temuan yang baru juga ada
kemungkinan penelitian yang direkomendasikan karena berkaitan dengan
hasil penelitian yang telah ada, sehingga dari sumber tersebut diperoleh
suatu gambaran permasalahan yang baik untuk di teliti.
37
melaksanakannya, di samping menghindari adanya kesulitan nantinya
dalam mengukura data
3. Masalah penelitian yang telah diidentifikasi dan dibatasi agar
memperoleh masalah yang layak untuk diteliti masih harus dirumuskan
agar dapat memberikan arah bagi peneliti secara jelas
4. Masalah yang telah dirumuskan secara tepat dan benar harus mencakup
dan menunjukkan semua variabel maupun hubungan variabel yang satu
dengan yang lainnya yang hendak diteliti.
38
2. Masalah yang diteliti itu memiliki rujukan empiris
3. Masalah itu sendiri memungkinkan untuk diteliti (Emmi Y,1979)
39
3. Gagasan Original, model mencari gagasan secara original sering
dijumpai dilakukan oleh peneliti yang profesional, ataupun mereka yang
tengah belajar penelitian (Best,J., 1983). Adapun cara yang harus
diperhatikan oleh mereka adalah: 1) pertama peneliti meninjau literatur
dengan suatu gagasan replikasi;2) berawal dari hal tersebut peneliti
mengkaji apakah permasalahan penelitian yang akan diteliti masih cukup
relevan untuk diteliti dan adakah pemecahan masalahanya telah
mengenai hal- hal yang mendasar; 3) bila memungkinkan pihak peneliti
mencari permasalahan yang akan diteliti betul- betul relevan, dan
menemukan metode yang setepat mungkin (Kidder, 1986).
75. Apa yang dimaksud masalah menurut Sedarmayanti dan Hidayat (2011)
dalam bukunya Metodologi Penelitian?
Jawab:
Sedarmayanti dan Hidayat (2011), dalam bukunya Metodologi Penelitian,
mengatakan bahwa masalah adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan penelitian
adalah suatu pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai
menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan.
40
1. Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa
inggris dan kesetiaan ingatan.
2. Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar
matahari dan larisnya es mambo.
78. Sebutkan lima kriteria dalam menentukan fokus dalam penelitian kualitatif
yang diungkapkan oleh Bungin (2008: 64-65) dalam Andi Prastowo (2011:
137)?
Jawab:
Lima kriteria lain dalam menentukan fokus dalam penelitian kualitatif yang
mana diungkapkan oleh Bungin (2008: 64-65) dalam Andi Prastowo (2011:
137) yakni:
1. Interesting. Artinya tentukanlah fokus masalah yang akan diteliti yang
menarik baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat, agar bisa menarik
semua kalangan.
2. Aktual. Maksudnya fokus masalah yang kita pilih itu bersifat kekinian,
atau yang terjadi sekarang atau saat ini. Agar penelitian bisa memberikan
solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
41
3. Monumental. Yaitu masalah yang bisa selalu bisa diingat oleh
masyarakat. Seperti masalah tentang sosial, agama dan sebagainya.
4. Spektakuler. Maksudnya masalah yang dipilih itu masalah yang
menakjubkan yang mana akan menarik perhatian banyak kalangan.
5. Fokus pada tema tertentu. Yaitu fokus masalah itu pada tema tertentu
saja agar tidak melebar dan meluas sehingga menyulitkan bagi peneliti
untuk meneliti tentang apa yang mau diteliti.
79. Sebutkan tiga kemungkinan dalam penelitian kualitatif tentang masalah yang
akan diteliti dikemukakan oleh Sugiyono (2007: 30) dalam Andi Prastowo
(2011: 112)?
Jawab:
Terdapat tiga kemungkinan dalam penelitian kualitatif tentang masalah yang
akan diteliti yang mana ini dikemukakan oleh Sugiyono (2007: 30) dalam
Andi Prastowo (2011: 112) antara lain:
1. Masalah tetap. Yaitu masalah yang kita teliti itu tetap dan tidak berubah
karena apa yang mau kita teliti itu ada atau sesuai dengan di latar
penelitian. Dengan demikian masalahnya akan tetap dan tidak berubah.
Contoh: dari awal memang kita akan meneliti tentang pengaruh metode
dialektika dalam metode belajar-mengajar di universitas A. setelah
diselidiki atau setelah peneliti mengetahui keadaan dilapangan bahwa
memang universitas A itu menggunkan metode dialektika dalam metode
belajar-mengajar, maka peneliti tidak usah mengganti fokus masalahnya.
2. Masalah berkembang. yaitu masalah bisa berkembang jika ketika kita
telah di latar penelitian ternyata ada hal-hal atau data-data baru yang
sebelumnya tidak kita duga atau justru kita menduga ada ternyata tidak
ada. Contoh: kita sudah menentukan tentang apa yang mau kita teliti
yaitu metode dialektika dalam metode belajar-mengajar di universitas A.
ternyata ketika sudah mengetahui situasi lapangan, universitas A tidak
hanya menggunakan metode dialektika tetapi juga menggunakan metode
yang lainya. berarti masalah bisa berkembang misalnya menjadi metode
dalam belajar-mengajar di universitas A.
42
3. Masalah berubah total. Masalah bisa berubah total jika si peneliti sudah
mengetahui kenyataan dilapangan yang bertentang atau tidak sesuai
dengan fokus masalahnya. Contoh: kita mau meneliti tentang metode
dialektika dalam metode belajar-mengajar di universitas A. ternyata
setelah mengetahui kenyataan dilapangan yang bertentangan bahwa
universitas A sama sekali tidak menggunakan metode dialektika dalam
metode belajar-mengajar, maka fokus masalah tentu akan berubah secara
total.
80. Sebutkan sembilan prinsip dalam perumusan masalah Dalam Moleong (2010:
112-119)?
Jawab:
Dalam Moleong (2010: 112-119) Terdapat Sembilan prinsip dalam
perumusan masalah yang mana sebagai berikut:
1. Prinsip yang berkaitan dengan Teori dari-dasar
Dalam prinsip ini peneliti hendaknya menyadari bahwa perumusan
masalah dalam penelitiannya itu didasarkan pada upaya menemukan teori
dari-dasar sebagai acuan utama. Dengan demikian, masalah yang
sebenarnya itu berada ditengah-tengah kenyataan. Jadi, perumusan
masalah ini adalah sekedar arahan, pembimbing, atau acuan pada usaha
menemukan masalah yang sebenarnya. Masalah yang sebenarnya akan
dapat dirumuskan jika peneliti sudah berada dan bahkan mulai
mengumpulkan data. Sedangkan bagi kita, perumusan masalah itu
merupakan aplikasi dari asumsi bahwa suatu penelitian itu tidak mungkin
dimulai dari sesuatu yang kosong.
2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
Pada dasarnya penelitian kualitatif adalah upaya penemuan dan
penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji, mengkonfirmasi, atau
verifikasi suatu teori yang berlaku. Dengan demikian perumusan masalah
disini dimaksudkan untuk menunjang upaya penemuan dan penyusunan
teori substantif yaitu teori yang bersumber dari data. Namun, tetap saja
prinsip ini tidak membatasi kita jika ingin menguji suatu teori yang
43
berlaku karena ada pandangan bahwa penemuan teori yang baru lebih
dari sekedar menguji teori yang sedang berlaku.
Perumusan masalah yang bersifat tentative ini yang kemudian diubah,
dimodifikasi, dan disempurnakan pada latar penelitian akan memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan dalam dunia ilmu. Dengan demikian
perumusan masalah mungkin bisa terjadi dua kali, atau lebih mengalami
perubahan dan penyempurnaan. Inilah salah satu cirri khas penelitian
kualitatif yang memang luwes, longgar dan terbuka.
3. Prinsip hubungan faktor
Fokus sebagai sumber masalah penelitian adalah rumusan yang terdiri
dari dua atau lebih factor yang menghasilkan tanda Tanya atau
kebingungan. Faktor itu bisa berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau
fenomena. Maka dengan pengertian itu mengarahkan kita untuk
memperhatikan tiga pertimbangan. Pertama, terdapat dua faktor atau
lebih, kedua, faktor-faktor itu dihubungan secara logis atau bermakna,
ketiga, hasil penghubungan tadi berupa suatu keadaan yang menimbulkan
tanda tanya atau hal yang membingungkan yang memerlukan upaya
untuk menjawabnya yang mana itu biasa dinamakan tujuan penelitian.
Hal yang perlu diperhatikan disini yaitu dalam perumusan masalah ketiga
aturan itu terpenuhi.
4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
Seorang peneliti biasanya memiliki pandangan atau paradigma tertentu
yang mana mungkin berasal dari pengalaman atau pengetahuan
sebelumnya. Penelitian kualitatif bersifat terbuka dan tidak
mengharuskan peneliti harus menganut suatu paradigma tertentu. Namun
apabila peneliti telah menetapkan masalah dan tujuan penelitianya
misalkan untuk menemukan dan menyusun teori baru yang berasal dari
data, maka berarti ia harus benar-benar memegang posisi paradigma
alamiahnya.
Jika hal itu terjadi, maka perumusan masalah bagi peneliti akan
mengarahkan dan membimbingnya pada situasi lapangan bagaimanakah
yang akan dipilih dari berbagai latar yang sangat banyak tersedia.
44
5. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi dan eksklusi
Ketika peneliti sudah terjun kelapangan penelitian, maka ia akan banyak
mendapatkan data-data baik melalui pengamatan, wawancara, analisis
dokumen, dan sebagainya. Perumusan fokus yang baik yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian dilapangan dan yang mungkin
disempurnakan pada saat ia sudah terjun kelapangan akan membatasi
peneliti guna memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak.
6. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah. Pertama, secara diskusi, cara
penyajianya adalah dalam bentuk pernyataan secara deskriptif namun
perlu diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.k Kedua, secara
proporsional, yaitu secara langsung menghubungkan faktor-faktor dalam
hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam
bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Ketiga, secara gabungan,
yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi kemudian
ditegaskan dalam bentuk proporsional.
7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
Yang dimaksud posisi disini yaitu kedudukan untuk rumusan masalah
diantara unsure-unsur lainya. unsure-unsur lainya yaitu latar belakang
masalah, tujuan, dan acuan teori dan metode penelitian. Prinsip posisi
menghendaki agar rumusan masalah latar belakang penelitian
didahulukan karena latar belakanglah yang memberikan ancang-ancang
dan alasan diadakanya penelitian. Prinsip lainya ialah hendaknya
rumusan masalah disusun terlebih dahulu baru tujuan penelitian karena
tujuan penelitian yang akan menjawab dan menyelesaikan masalah
penelitian.
8. Prinsip yang berhubungan dengan hasil penelaahan kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak bisa dipisahkan dengan hasil
penelaahan kepustakaan yang berkaitan. Hal tersebut diperlukan untuk
mempertajam rumusan masalah walaupu masalah yang sebenarnya
bersumber dari data. Penelaahan kepustakaan mengarahkan serta
45
membingbing kita untuk membentuk kategori substantif walaupun perlu
diingat bahwa kategori substantif seharusnya bersumber dari data.
9. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
Pada waktu menulis laporan atau artikel hasil penelitian, ketika
merumuskan masalah, hendaknya peneliti mempertimbangkan ragam
pembacanya sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat disesuaikan
dengan tingkat kemampuan para pembacanya. Jika disajikan dalam
forum ilmiah mestinya berbeda dengan yang disajikan pada Koran yang
dibaca oleh orang awam.
46
1. Sifat reabilitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti. Terdapat
perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah
dikemukakan, dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkret, dapat
diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,
warna, dan prilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan
demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya
beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat
membuat instrumen untuk mengukurnya.
Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
Postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek
tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel.
Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamin,
hasil kontruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati,
serta utuh (holistik) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu
mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau body nya
saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan
hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil di
jalankan.
2. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya sehingga
hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya
sehingga bersifat independent. Dengan menggunakan kuisioner sebagai
teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak
mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.
Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrumen dan dengan
teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan
serta) dan indepth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus
berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif
harus mengenal betul orang yang memberikan data.
47
3. Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek
yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (Kausal), sehingga dalam
penelitiannya ada varibel independent dan dependent. Dari variabel
tersebut selajutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang
bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian
kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti
lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (
reciprocal/interaktif), sehigga tidak diketahui mana variabel independent
dan dependentnya.
4. Kemungkinan generalisasi
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan
informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan
untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data
yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut
dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari
sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan
sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).
Pada penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Seperti telah dikemukakan, makna adalah dibalik yang tampak.
Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti
hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapka ditempat lain. Generalisasi
dalam penelitian kualitatif disebut engan transferability dalam bahasa
indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil
penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain.
Keterangan tersebut digambarkan pada gambar dibawah ini.
5. Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi
antara peneliti data dengan sumber data. Dala interaksi ini baik peneliti
maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan,
48
nilai-nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda, sehingga
pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terkait oleh
nilai masing-masing. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, karena
peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari
nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas
nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang
diperoleh obyektif.
49
Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang
telah dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan
kepada menganalisis peristiwa kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan
dalam urutan waktu.
3. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan
dengan kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan,
ujian akhir sekolah, pembiayaan pendidikan, dsb. Pengkajian diarahkan
untuk menemukan kedudukan, kekuatan, makna dan keterkaitan Antar
dokumen, dampak, dan konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari
kebijakan tersebut. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada
kebijakan yang lalu atau yang berlalu sekarang, dan diarahkan untuk:
a. Meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja,
b. Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan suatu kebijakan,
c. Menguji keefektivan dan kefisienan kebijakan.
86. Mengapa metode penelitian kualitatif sering disebut dengan metode baru?
Jawab:
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena
popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena
berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang
50
terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih
berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di
lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode
penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data
bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh
di tetapkan.
51
Teknik penelitian yang populer digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:
observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai
partisipan penelitian
Wawancara mendalam, yakni peneliti menggali informasi secara utuh,
menyeluruh, dan mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran,
dan keyakinan subjek, responden, atau informan serta untuk memperoleh
sistem yang berlaku dalam pranata suatu komunitas yang diteliti.
90. Mengapa metode kualitatif lebih banyak digunakan oleh kajian antropologi?
Jawab:
Ilmuwan antropologi berbeda dengan ilmuwan social lainnya. Mereka tidak
bisa menerapkan metode-metode kuisioner atau analaisa demografi dalam
riset atau studi mereka tentang masyarakat primitive. Berbeda dengan
ilmuwan social seperti ssosiologi yang umumnya telah mengenal subyek
risetnya, yaitu masyarakat dan kehidupan sehariharinya, ilmuwan antropologi
belum mengenal adat penduduk primitif yang menjadi subyek risetnya,
sehingga perhatian utama focus pada kehidupan sehari-hari masyarakat
primitive tersebut.
52
Sugiyono (2006: 38) kedua metode tersebut dapat digunakan bersama-sama
atau digabungkan dalam suatu penelitian yang bersamaan, dengan catatan
sebagai berikut:
1) Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi
tujuannya berbeda. Misalnya metode kualitatif digunakan untuk
menemukan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk
menguji hipotesis.
2) Dapat digunakan secara bergantian secara bertahap. Misalnya dalam
proses pengumpulan data, penentuan sumber informan, dan lain
sebagainya.
3) Dapat digunakan untuk secara bergantian untuk mengecek atau
memperkuat validitas data. Misalnya sudah terkumpul data melalui
kuesioner (kuantitatif), maka untuk memperkuatnya dilengkapi dengan
observasi atau wawancara (kualitatif) kepada responden yang menjawab
kuesioner tersebut
4) Dapat digunakan secara bersamaan, asalkan kedua metode tersebut
diperjelas langkah-langkah penggunaannya dan dipahami dengan jelas.
Termasuk juga, penelitinya sudah berpengalaman luas. Bagi peneliti
pemula, sebaiknya dipikir-pikir dulu untuk menggabungkan keduanya.
53
kualitatif dengan cara berperan serta, wawancara mendalam terhadap
interaksi sosial.
4) Ingin memahami perasaan orang. Karena perasaan orang sulit dimengerti
kalau tidak ikut serta merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
5) Ingin mengembangkan teori. Pengembangan teori yang dimaksud
dibangun berdasarkan situasi, kondisi dan teori yang diperoleh di
lapangan.
6) Ingin memastikan kebenaran data. Karena data sosial sulit dipastikan
kebenarannya jika belum menemukan apa yang dimaksud. Ibarat mau
mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum provokator yang
dimaksud ditemukan, penelitian belum dinyatakan selesai.
7) Ingin meneliti sejarah perkembangan. Misalnya ingin melacak kehidupan
seseorang tokoh, sejarah lembaga atau masyarakat, dan lain-lain.
54
6) Peneliti juga mampu menguji kredibilitas, dependabilitas,
konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian.
7) Peneliti mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu
baru dalam penelitiannya.
8) Peneliti mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan
rinci.
95. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian interaksi simbolik pada
penelitian kualitatif? Dan penerapannya pada bidang lain?
Jawab:
Interaksi simbolik (sebagian ahli menyebut interaksionisme simbolik-
Symbolic Interactionism) adalah salah satucabang dalam teori sosiologi yang
memahami tentang diri sendiri (the self) dan dunia luarnya. Interaksi simbolik
merupakan sebuah cara berpikir mengenai individu dan masyarakat yang
saling berinteraksi. Setiap individu akan dan selalu berinteraksi dengan
individu lainnya, mereka bertukar pemahaman mengenai tindakan dalam
situasi tertentu. Interaksi antar individu itu melibatkan suatu pertukaran
simbol. Pertukaran simbol-simbol kepada pihak lain itu pada dasarnya
pertukaran pesan. Pertukaran pesan ini tidak hanya dilihat dalam rangka
transmisi pesan, tetapi juga dilihat sebagai pertukaran cara berpikir, dan lebih
dari itu dimaksudkan untuk tercapainya suatu proses pemaknaan.
55
Penelitian kualitatif pada dasarnya penelitian yang ingin memahami interaksi
manusia dengan lingkungannya. Setiap interaksi manusia selalu dipenuhi
dengan simbol-simbol , baik dalam kehidupan sendiri maupun dalam
kehidupan sosial. Simbol-simbol itu dimaknai dan disepakati oleh diri dan
lingkungan sosialnya. Interaksi simbolik merupakan perspektif yang
memperlakukan individu sebagai diri sendiri sekaligus sebagai diri sosial.
Manusia bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas
objek-objek yang dibuat dalam bentuk simbol-simbol di sekeliling mereka.
Dalam konteks ini, masyarakat dimaknai sebagai proses interaksi simbolik.
Proses interaksi maksudnya masyarakat hidup berkelompok, mereka saling
berinteraksi, dan dari interaksi itulah kemudian menciptakan dan menegakkan
aturan. Dalam proses interaksi itu pula terdapat atau menggunakan simbol-
simbol yang menurut pandangan Rose (dalam Mulyana, 2003) meliputi
makna dan nilai.
Semula interaksi simbolik paling banyak dikaji dan ditterapkan pada bidang
sosiologi dan komunikasi. Pada bidang komunikasi, interaksi simbolik
digunakan sebagai perspektif (cara pandang) untuk memahami proses
interaksi diantara pelaku-pelaku komunikasi. Sedangkan pada bidang
sosiologi, inti interaksi simbolik adalah individu. Individu merupakan hal
yang paling penting dalam konsep sosiologi. Para ahli sosiologi melihat
bahwa individu adalah objek yang bisa secara langsung ditelaah dan
dianalisis melalui interaksinya dengan individu atau kelompok yang lain. Para
ahli menemukan bahwa individu-individu tersebut berinteraksi dengan
menggunakan simbol-simbol, yang didalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan
kata-kata. Istilah interaksi simbolik pertama kali digunakan dalam penelitian
Herbert Mead dalam karyanya yang berjudul Mind, Self and Society
(Mulyana, 2003). Selanjutnya, istilah interaksi simbolik dipopulerkan oleh
Herbert Blumer pada karya-karyanya yang kemudian disosialisasikan secara
akademik.
56
Interaksi simbolik dapat dipahami dengan ciri-ciri berikut:
Setiap individu selalu merespon situasi berdasarkan simbol-simbol.
Individu merespon suatu situasi atau lingkungan berdasarkan simbol dan
makna yang dikandung dalam komponen-komponen lingkungan tersebut;
ketika mereka merespon, tidaklah bersifat mekanis dan tidak pula
ditentukan oleh faktor-faktor eksternal.
Makna adalah produk dari interaksi sosial, karena itu makna tidak
melekat pada objek, malainkan dinegoisasikan melalui penggunaan
bahasa atau simbol.
Makna yang diinterpretasikan oleh individu bisa berubah dari waktu ke
waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi
sosial.
57
Penafsiran semacam ini merupakan hal yang esensial dalam interaksi
simbolik.
Memaknakan (meaning)
Pemaknaan, maksudnya peneliti dapat memaknai perilaku yang
ditunjukkan oleh subjek. Untuk dapat memberi makna, maka dituntut
kemampuan integratif manusianya, yaitu yang mencakup kemampuan
inderawi, daya pikir, dan akal budi. Pemaknaan sebaiknya tidak
mengandalkan pandangan subjektif dari budaya yang dianut oleh subjek,
melainkan menggunakan wawasan intersubjektif. Artinya, peneliti
berusaha merekonstruksi realitas budaya yang terjadi melalui interaksi
antar anggota komunitas. Pada saat interaksi itu terjadi, peneliti bisa
melakukan umpan balik berupa pertanyaan-pertanyaan yang saling
menunjang. Pertanyaan-pertanyaan peneliti yang menggelitik, akan
memunculkan makna dalam sebuah interaksi antar pelaku budaya.
58
tunggal, statis dan konkret. Kemudian timbul paradigma lain yaitu
pospositivisme yang mengembangkan metode penelitian kualitatif dan
melihat realitas sosial sebagai holistik, utuh, komplek, dinamis dan penuh
makna
100. Apa perbedaan penelitian kuantitatif dengan kualitatif?
Jawab:
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data,
dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan.
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu teori.
59
103. Sebutkan Kriteria lain setelah penelitian kualitatif selesai?
Jawab:
1) Etnografi
2) Fenomenologi
3) Studi kasus
4) Teori dasar
5) Tradisi kritis
106. Dari sumber apa saja masalah dalam penelitian kualitatif dapat diambil ?
Jawab:
Misalnya dapat diambil dari kegiatan sehari-hari, pengalaman pribadi,
teori-teori, filsafat, idiologi, penelitian terdahulu, masalah dan pikiran-
pikiran orang di luar pendidikan tentang kondisi pendidikan.
60
Menggunakan data yang bersifat induktif.
110. Sebutkan beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam sampel
purposif ?
Jawab:
1) Pemilihan Lokasi
2) Penentuan Sampel Komprehensif
3) Penentuan Sampel Variasi Maksimum
4) Penentuan Sampel Jaringan
5) Penentuan Sampel Tipe Kasus
6) Ukuran Sampel
61
112. Apa yang dimaksud penelitian kualitatif Memiliki sifat deskriptif analitik ?
Jawab:
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi,
analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan
dalam bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan
memperbanyak informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan
menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk angka).
Hasil analisis data berupa pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang
diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan data tersebut
umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam rumusan masalah yang
ditetapkan.
113. Mengapa dalam penelitian kualitatif lebih ditekankan pada proses bukan
hasil ?
Jawab:
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan
dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari
suatu kegiatan. Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya
tentang kegiatan, tahap-tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang
terjadi dimana dan pada saat dimana proses itu berlangsung.
62
115. Berikan contoh Mengutamakan makna dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
Contohnya penelitian yang dilakukan tentang peran kepala sekolah dalam
pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian pada pendapat kepala
sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi dan pandangan
kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya membina guru, apa
saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya gagal dibina,
dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada kepala
sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai bahan perbandingan
supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan yang
dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap
oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat
dan sahih.
63
4. Menyusun Item Instrumen
5. Menguji cobakan Instrumen
64
122. Sebutkan peranan yang dapat dimainkan oleh peneliti dalam penelitian
kualitatif ?
Jawab:
1) Pengamat partisipatif,
2) Pewawancara mendalam.
123. Apa yang dimaksud Pengamat partisipatif dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
Pengamatan partisipatif merupakan pengamat berada di dalam kegiatan
yang dilakukan kelompok, dia menciptakan peranan- peranan sendiri tanpa
lebur dalam kepentingan kegiatan kelompok yang diamati.
65
Jawab:
1) Pertanyaan tentang pengalaman atau kegiatan
2) Pertanyaan tentang pendapat atau nilai, menanyakan pendapat,
pemikiran responden tentang pengalamannya, harapan, tujuan, nilai-
nilai dan lain-lain.
3) Pertanyaan tentang perasaan, mengungkap perasaan- perasaan
responden tentang pengalamannya, kegiatan.
4) Pertanyaan tentang pengetahuan pengindraan, mengungkap apa yang
dilihat, didengar, latar belakang dll.
128. Sebutkan langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
1) Perencanaan
2) Memulai pengumpulan data
3) Pengumpulan data dasar
4) Pengumpulan data tertutup
5) Melengkapi
129. Apa yang harus dipersiapkan peneliti Sebelum pengumpulan data dimulai?
Jawab:
Peneliti berusaha menciptakan hubungan baik (rapport), menumbuhkan
kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu- individu dan
kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan
beberapa informan yang telah dipilih untuk kemudian dilanjutkan dengan
teknik bola salju atau sumber check.
66
Pada tahapan analisi data penulis memfokuskan pada tiga pokok
persoalan. Ketiga pokok persoalan itu yaitu : konsep dasar, menemukan
tema dan merumuskan hipotesis kerja, dan bekerja dengan hipotesis kerja.
132. Sebutkan tiga pendekatan modus analisis data dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
1) Hermeneutic
2) Semiotik
3) Naratif
4) metafor.
67
Jawab:
Konsep dasar dalam analisis data sebuah penelitian kualitataif terdiri dari:
1) Proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar.
2) Selajutnya data-data yang telah dikondisikan tersebut, peneliti dapat
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi
teori substantive.
3) Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji data atau memverifikasi
teori yang sedang berlaku sehingga proses analisis data secepatnya
dilakukan.
4) Setelah proses tersebut dilaksanakan peneliti juga perlu mendalami
kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
68
139. Apa saja jenis-jenis wawancara?
Jawab:
1) Wawancara oleh tim atau panel
2) Wawancara tertutup dan wawancara terbuka
3) Wawancara riwayat secara lisan
Jawab:
Jawab:
69
Jawab:
tape recorder, kamera, dan sebagainya.
70
2) Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak
dapat dilakukan secara langsung.
Jawab:
Tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekadar untuk
71
menjelaskan seperti apa objek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan
bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan
kata lain, penelitian studi kasus bukan sekadar menjawab pertanyaan
penelitian tentang apa (what) objek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh
dan komprehensif lagi adalah tentang bagaimana (how) dan mengapa
(why) objek tersebut terbentuk dan dapat dipandang sebagai suatu kasus.
sedangkan, strategi penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan siapa
(who), apa (what), dimana (where), berapa (how many) dan seberapa besar
(how much).
153. Untuk apa dilakukan Pemilihan lokasi atau site selection dalam sampel
purposif ?
Jawab:
Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit,
bagian, kelompok, dan tempat dimana orang-orang terlibat di dalam
kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.
72
Penentuan sampel konperhensif (conprehensive sampling) merupakan
proses pemilihan sampel dengan mempertimbangkan semua sumber
informasi, partisipan, kelompok, situasi, peristiwa.
156. Apa pengertian Penentuan sampel tipe kasus atau sampling by case
type dalam sampel purposif ?
Jawab:
Penentuan sampel tipe kasus merupakan pemilihan sampel dengan
mengambil kasus-kasus yang memiliki kekhasan atau keistimewaan.
158. Didasarkan atas apa Penentuan besarnya sampel dalam sampel purposif ?
Jawab:
didasarkan atas tujuan penelitian, fokus dari penelitian, cara pengumpulan
data, kelayakan informasi, kebaharuan informasi, dan kelengkapan
informasi.
73
Jawab:
Memilih sampel berdasarkan purposive sampling tergantung kriteria apa
yang digunakan. Jadi ditentukan dulu apa kriteria sampel yang akan
diambil. Misalnya disuatu kelas,peneliti mau melihat gambaran prestasi
siswa yang mengikuti kegiatan osis, berarti sampel tidak bisa secara acak
karena tidak setiap siswa dikelas tersebut merupakan anggota osis. Siswa
yang diambilsebagai sampel tersebut haruslah ditentukan sendirioleh
peneliti dan ada kriterianya,dalam hal ini yaitu : siswa tersebut merupakan
anggota osis.
160. Berapa banyak sampel yang akan diambil dalam purposive sampling ?
Jawab:
sebanyak yang dianggap cukup memadai untuk memperoleh data
penelitian yang mencerminkan (representatif) keadaan populasi.
Maksudnya data dari sampel purposif tersebut dianggap sudah bisa
menggambarkan apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian.
74
3) Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan
penelitian dapat didekati
75
2) Strategi multi metode
3) Bahasa partisipan kata demi kata
4) Deskriptor inferensi yang rendah
5) Peneliti beberapa orang
6) Pencatat data mekanik
7) Partisipan sebagai
8) Pengecekan anggota
9) Reviu oleh partisipan
10) Kasus- kasus negative
76
aplikasi praktis, memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data,
membimbing dan menyajikan gaya penelitian.
77
Tujuannya adalah mengungkap pengalaman menarik yang dapat
mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang.
78
2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan
pengkodean data.
3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan
oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap
pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama.
4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena
tersebut.
6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai
esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna
pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan
dari gambaran tersebut ditulis.
4) Axial coding,
5) Selective coding
79
180. Apa yang dimaksud pendekatan etnografi dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai
proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap
suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam
keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan
anggota kelompok tersebut.
183. Apa yang dimaksud pendekatan studi kasus dalam penelitian kualitatif ?
Jawab:
80
Penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif di mana peneliti
mengeksplorasi suatu kasus atau beberapa dari waktu ke waktu, secara
terperinci, pengumpulan data yang mendalam, melibatkan berbagai
sumber informasi (misalnya, observasi, wawancara, materi audiovisual,
dan dokumen dan laporan), dan laporan deskripsi kasus serta tema berbasis
kasus.
81
187. Apa yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden ?
Jawab:
Yang perlu diperhatikan adalah intonasi suara, kecepatan berbicara,
sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.
190. Sebutkan dan jelaskan bentuk observasi yang dapat digunakan dalam
penelitian kualitatif !
Jawab:
1) Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
2) Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam
mengamati suatu objek.
82
3) Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Jawab :
Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori
berikut ini:
3) Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan:
83
Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on
distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or
human problem. The researcher builds a complex, holistic picture,
analizes words, report detailed views of information, and conducts the
study in a natural setting.
4) Meleong (2007:3), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti
(Herdiansyah, 2010: 9)
195. Apakah pengertian penelitian kualitatif ?
Jawab :
Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-
model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai
dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan
dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam
kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan
data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
84
197. Apakah pengertian metode penelitian kualitatif ?
Jawab :
Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
85
l. Latar alamiah; Penelitian kualitatif dilakukan dengan latar alamiah atau
pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan karena
ontologi alamiah menghendaki kenyataan keutuhan yang tidak dapat
dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
m. Manusia sebagai alat (Instrumen); Dalam penelitian kualitatif, peneliti
sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan
manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim
digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk
mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di lapangan.
n. Metode kualitatif; Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif,
yaitu pengamatan, wawancara atau penelahaan dokumen.
o. Analisis data secara induktif; Penelitian kualitatif menggunakan analisis
data secara induktif.
p. Teori dari dasar (Grounded Theory); Penelitian kualitatif lebih
menghendaki arah bimbingan penyusunan substantif yang berasal dari
data.
q. Deskriptif; Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka. Hal disebabkan adanya penerapan metode kualitatif.
Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti.
r. Lebih mementingkan proses dari pada hasil; Penelitian kualitatif lebih
mementingkan proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan
bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses.
s. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus; Penelitian kualitatif
menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
t. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; Penelitian kualitatif
mendefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain
dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
86
u. Desain bersifat sementara; Penelitian kualitatif menyusun desain yang
secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi tidak
menggunakan desain yang disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak
dapat diubah lagi.
v. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama; Penelitian kualitatif
lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber
data.
87
Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti
tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun
sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku
yang tampak.
88
Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul
data utama.
89
c. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin
masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan masuk ke objek, melakukan penjelajahan
dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan
dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan
eksplorasi terhadap suatu objek.
d. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering
tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang.
Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.
Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan
mata, memiliki makna tertentu. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami
kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian
kualitatif, semakn banyak suami mencium istri, maka malah menjadi tanda
tanya, janga-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari
setiap perbuatan tersebut hanya cocok ditelitidenan metode kualitatif,
denan teknik wawancara mendalam dan observasi berperan serta dan
doumentasi.
90
Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang
sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan
dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan)
empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul
dari data.
91
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
92
Penelitian naratif adalah salah satu jenis penelitian dimana peneliti
melakukan study terhadap satu orang individu atau lebih untuk
memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data
tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif dan
memiliki kronologi.
93
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic
(Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak
akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan fariabel penelitian , tetapi
keseluruhan situasi social yang di teliti yang meliputi aspek tempat (plase),
peleku (actor) dan aktivitas (activity) tang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian
kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel.
Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan
masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus,
yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spladley dalam
sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan
fokus yaitu :
e. Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal
f. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain
g. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
h. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang telah ada
94
penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu
menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga
belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam
terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti)
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan
permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan
mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teori.
95
3) Lokasi Penelitian
7. Metode Pengumpulan Data
8. Teknik Analisis Data
Bab 4 Hasil Penelitian dan Diskusi
4. Tahapan Penelitian
5. Hasil Penelitian
6. Pembahasan/Diskusi
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
3. Kesimpulan
4. Saran
96
218. Apa tujuan dari penelitian kualitatif?
Jawab :
Tujuan dari penelitian kualiatif untuk memahami suatu fenomena dalam
konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.
97
Jawab :
Kajian utama dalam penelitian kualitif adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam suatu situasi sosial.
98
f. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif
225. Mengapa seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat
open minded?
Jawab :
99
seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded
(rasa ingin tahu yang besar). Karena melakukan penelitian kualitatif dengan
baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi
dan realitas sosial.
227. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian pada penelitian kualitatif?
Jawab :
Variabel penelitian adalah atribut dalam penelitian yang berupa obyek, orang
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu dan telah ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan.
100
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
233. Apa yang dimaksud dengan variabel kontrol? Dan sebutkan contohnya?
Jawab :
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan atau
dinetralkan pengaruhnya sehingga hubungan variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
kontrol sering digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan. Sebagai contoh: perbedaan rasa, warna dan tekstur pada
permen jelly jeruk mandarin dan jeruk lokal. Variabel kontrolnya adalah
waktu dan suhu yang digunakan saat membuat permen jelly sama dan
komposisi bahan (berat bahan) yang digunakan dalam pembuatan permen
jelly juga sama.
101
Jawab :
Tujuan hiputesis yaitu menguji kebenaran suatu teori, memberi ide untuk
mengembangkan suatu teori, memperluas pengetahuan peneliti mengenai
gejala-gejala yang dipelajari.
237. Apa yang dimaksud dengan data primer? Dan sebutkan contohnya?
Jawab :
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu lembaga dan
diterbitkan oleh lembaga itu pula. Contoh data primer yaitu: hasil wawancara
dengan informan berupa: 1) data tentang persiapan yang dilakukan di SMPN
1 Malang dalam mewujudkan sekolah bertaraf internasional, 2) data proses
pelaksanaan program sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional di
kota Malang.
238. Apa yang dimaksud dengan data sekunder? Dan sebutkan contohnya?
Jawab :
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah
mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya. Contoh data sekunder
yaitu: data hasil penelitian terdahulu.
102
f. Data harus teliti, artinya mempunyai penyimpangan standar yang kecil.
Perkiraan parameter populasi dikatakan baik bila penyimpangan
standarnya kecil.
241. Sebukan tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif
dengan menggunakan model Spradley?
Jawab :
5. Analisis domain
6. Analisis taksonomi
7. Analisis komponensial
8. Analisis tema kultural
242. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode etnografis? Dan dipusatkan
pada apa?
Jawab :
Etnografi adalah analisis deskripsi atau rekonstruksi dari gambaran dalam
budaya dan kelompok (reconstruction of intact cultural scenes and group).
Etnografis biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa kepercayaan,
ritual, dan cara-cara hidup.
243. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode fenomenologis? Dan apa
tujuannya?
103
Jawab :
Metode fenomenologis merupakan metode ang digunakan peneliti untuk
menghimpun data yang berhubungan dengan konsep, pendapat, pendirian
sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman
dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau
menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama
dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan
terhadap pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan
menggunakan wawancara.
244. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode historis? Dan apa ciri
khasnya?
Jawab :
Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa yang
telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan
sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian
yang tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan
atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja
berupa catatan dan dokumen-dokumen. Salah satu ciri khas dari penelitian
historis adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai
kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.
104
246. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penelitian teori dasar?
Jawab :
Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar
(grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau
minimal menguatkan terhadap suatu teori.
247. Jelaskan apa yangt dimaksud dengan penelitian studi kritis? Dan hal-hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam penelitian tersebut?
Jawab :
Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca
modern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para
peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas,
status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll.
Ada hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis.
c. Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun masing-
masing mempunyai implikasi metodelogis. Model studinya berbeda
dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, pereanan peneliti,
format laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih.
d. Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap
suatu kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda
dengan kajian eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi
maupun pembandingan. Dalam penelitian kualitatif kasus adalah satu
kesatuan kasus atau fenomena yang diteliti secara mendalam dan utuh.
105
Jawab :
Dengan demikian penelitian ilmiah adalah suatu metode ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan menggunakan penalaran. Penalaran tersebut
dilaksanakan melalui prosedur logika deduksi dan induksi. Dengan
pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain
untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi, perencanaan pembangunan
dan untuk pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
106
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh
telah melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk
mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara
berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan
fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian.
Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawa ban yang benar atas
suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat
pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara
sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.
107
2. Etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta
3. Estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra
yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan
tersebut.
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah
pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah bagian
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu
adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi
dan korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan
dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan
sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan
logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu
pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau
realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik
atau bertolak dari fakta, kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara
rasional dan dibuktikan secara empirik.
Dengan demikian penelitian ilmiah adalah suatu metode ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan menggunakan penalaran. Penalaran tersebut
dilaksanakan melalui prosedur logika deduksi dan induksi. Dengan
pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain
untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi, perencanaan pembangunan
dan untuk pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
108
yang begitu luas, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau
curiosity.Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu menimbulkan rasa
ingin tahu baru yang lebih luas ,lebih tinggi,lebih menyeluruh.
Menurut Dr.Nana Syaodih Sukmadinata Penelitian perlu dilakukan
minimal ada empat sebab yang melatar belakanginya.Manusia di dalam
kehidupannya selalu dihadapkan pada masalah,tantangan ,ancaman ,kesulitan ,
baik di dalam dirinya , keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan
kerjanya,Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah di capai , dikuasai
,dan dimiikinya , ia selalu ingin yang lebih baik , lebih sempurna ,lebih
memberikan kemudahan ,selalu ingin menambah dan
meningkatkankekayaan dan fasilitas hidupnya. Dari sebab tersebut saling
berhubungan,dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
Pemecahan masalah
Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya yaitu, pertama Pemecahan masalah secara
tradisional, contoh memotong padi dengan anai-anai, kedua Pemecahan
masalah secara dogmatis baik dogma agama maupun masyarakat,hukum
seperti pencuri di potong tangannya. Ketiga, Pemecahan masalah secara
intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati contohnya seorang ibu kebingungan
anaknya yang masih kecil terlambat pulang sekolah. Keempat, Pemecahan
masalah secara emosional misal, pintu terkunci di buka dengan mendobrak.
Kelima, Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial dan error, misal suara
radio berhenti dan digoyang-goyangkan lalu bisa bersuara kembali.
Penelitian sebagai pencarian ilmiah yang berpola.
Tujuan akhir suatu ilmu adalah mengembangkan dan menguji teori.
Kerlinger mengemukakan tujuannya yaitu;
Suatu teori dibangun oleh seperangkat proporsisi dan konstruk.
Teori menegaskan hubungan antara sejumlah variabel.
Teori menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena.
Pencarian Ilmiah
109
Pencarian ilmiah (scientific inquiry) adalah suatu kegiatan
untuk,merumuskan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang
diorganisasikan secara sistematis dalam mengumpulkan, menganalisa dan
mengintrepetasi data. McMillan dan schumacher (2001) membagi metode
ilmiah dalam empat langkah,yaitu:
Define a problem
State the hypothesis to be tested
Collect and analyze data
Interpreter the result and draw conclusions about the problem.
Jhon Dewey juga menyebutkan langkah-langkah pencarian karya
ilmiah sebagai reflective thinking dalam lima langkah,yaitu:
Mengidentifikasi masalah
Merumuskan dan membatasi masalah
Menyusun hipotesis
Mengumpulkan dan menganalisis data
Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan
Dari kedua langkah yang dikemukakan oleh para ahli diatas sering
dijadikan dasar dari langkah-langkah utama penelitian.
Pencarian berpola
Pencarian berpola merupakan suatu prosedur pencarian dan pelaporan
dengan menggunakan cara-cara dansistematika tertentu ,disertai penjelasan
dan alasan yang kuat. Pencarian berpola terutama dalam ilmu sosial termasuk
pendidikan bukan hanya menunjukkan pengkajian yang sistematik, tetapi juga
pengkajian yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Pendidikan kebanyakan
menggunakan metode diskriptif. tetapi untuk hal hal tertentu bisa
menggunakan metode eksperimen, tindakan, penelitian dan pengembangan
dan juga kualitatif.
110
Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat
dalam memaknai penelitian antara lain:
1) Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian
tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala
sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi
hanya sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan
data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses
penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar
kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang
telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh
latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2) Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan
banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya
dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan
pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang
dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan
menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan
analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS
b. Faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.
111
257. Jelaskan komponen dari karakteristik kerja ilmiah ?
Jawab :
a. Tujuan
Penelitian memeilki tujuan yang lebih luas dari pada sekedar melihat
hubungan yangterjadi antara variable atau gejala yang di teliti. Penelitian juga
memiliki tujuan yan lebih dalam daripada sekedar memperlihatkan perbedaan
yang ada di antara keompok-kelompok subjek yang terlibatsebagai sample.
b. Sistematik
Artinya, langkah-langkah dalam melakukan penelitian sudah tercana
dengan baik dan mengikuti metodologi yang benar. Tanpa adanya perencanaa
yang baik maka kegiatan yang sitematik dan yang mengikuti standar
metodologis tidak akan dapat di lakukan.
c. Terkendali
Maksudnya, dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat
menetukan fenomena-fenomena yang akan di amatinya dan
memisahkannya dari fenomena lain yang menganggu.
d. Objektif
Maksudnya, bahwa semua pengamatan, telaah yang di lakukan,
dan kesimpulan peneliti tidak boleh di dasari oleh subjektivitas pandangan
pribadi dan pengaruh kepentingan phak lain.
e. Tahan Uji ( Verifiable )
Maksudnya penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari
telaah yang di dasari oleh teori yang solid dan metode yang benar sehingga
sipapun yang melakukan replikasi penelitian termaksud tertentu akan
sampai pada kesimpulan yang serupa. Hasil penelitian akan lemah apabila
berlakunya secara kondisional dalam situasi tertentu yang sempit.
112
1) Tujuan Eksploratif,
Penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan)
yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-
betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian
telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya
adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran
matematika yang menyenangkan siswa.
2) Tujuan Verifikatif
Penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan
tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya
pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya
adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode
pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di
Indonesia.
3) Tujuan Pengembangan
Penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan
atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian
tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang
sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah
penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam
organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam
organisasi bisnis/perusahaan.
113
Penelitian Evaluative
Mcmillan dan Schumacher (2001) membedakan penelitian dasar,
terapan dan evaluatif berdasarkan bidang penelitian, tujuan, tingkat
generalisasi, dan penggunakan hasilnya.
114
lingkungannya dari suatu unit sosial seperti: Individu; kelembagaan;
komunitas; masyarakat.
Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif
seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus
tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak
disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya
secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya
mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan terjadinya kasus
tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu
melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam
kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk mengungkap
persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data
berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan
yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan
kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru,
bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif
seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan
lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu
sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik
kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada
penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa
peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.
Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa
informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu
yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama
pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat
terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun
sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji
115
melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat
dihasilkan dan temuan studi kasus.
2) Penelitian Deskriptif (Descriptive)
Bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara
sistematik, faktual dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu
saja (tidak mendalam seperti studi kasus)
116
Bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dari suatu
peristiwa/ fenomena. Penelitian ini dibedakan menjadi 2:
a. Explanatory Survey penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan
pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dan mencari faktor-faktor
yang mungkin menjadi penyebabnya melalui data tertentu.
b. Experimental Research penyelidikan dengan cara mengenakan faktor
penyebabnya (treatment/ perlakuan) kepada kelompok eksperimental,
kemudian dikaji akibat yang terjadi untuk meyakinkan bahwa yang terjadi
itu benar-benar sebagai akibat dari perlakuan, biasanya dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
117
b) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang
dilaksanakannya
c) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan.
8) Penelitian Longitudinal
Adalah penelitian yang mengkaji berbagai tingkat pertumbuhan
dengan cara mengikuti perkembangan bagi individu yang sama pada jangka
waktu yang panjang.
9) Penelitian Evaluasi
Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan kejadian,
kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
118
eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2
kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
119
e. Empiris
Penelitian ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat.secara
umum empiris kesimpulan di dasarkan atas kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik.
f. Penalaran logis
Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. penalaran
menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif dan induktif,
g. Kesimpulan kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku,
dan juga ilmu kealaman, tidak menghasilkan kepastian, sekalipun kepastian
relatif.
120
Pendekatan ini dikenalkan pertamakali oleh Descartes. Descartes
memperkenalkan metode penelitian ini dengan istilah Deduktif. Pendekatan
ini dikembangkan oleh Auguste Comte yang kemudian dikenal dengan istilah
Pendekatan Positivistik (Sukidin, 2002).
Pendekatan Kuantitatif merupakan pendekatan yang bermula dari studi
tentang ilmu-ilmu alam (natural science) berupa kajia pseudokuantitatif yang
mengharuskan semua kajian penelitian diukur dengan angka-angka kuantitatif
secara ontologis dan harus diletakkan pada tatanan realisme dan nave
realisme.
Pendekatan Positivisme ini amat percaya bahwa kebenaran itu bersifat
universal. Bagi metode positivis-kuantitatif, individu adalah representasi dari
beroperasinya struktur sosial yang eksistensinya berada di luar kesadaran
individu. Perilaku individu dalam sebuah konteks sosial sepenuhnya dilihat
sebagai hasil determinasi struktur atas individu (Sukidin, 2002). Individu
adalah aktor yang berperilaku, bahkan berperasaan menurut script (naskah)
yang terdapat dalam struktur. Apa yang dibayangkan sebagai struktur itu
(yang didalamnya memuat nilai, kepercayaan, ideologi, norma dan
institusi) menjadi penentu tentang bagaimana individu merespon sebuah
peristiwa sosial.
Semangat utama positivisme ini adalah memetakan pola-pola dan
kecenderungan umum tentang bagaimana struktur sosial yang ada itu
menghasilkan disposisi dan perilaku individu atau kelompok yang berbeda
(Sparingga, dalam Sukidin, 2002).
2) Pendekatan Kualitatif
Suatu penelitian, khususnya penelitian grounded (penelitian dasar:
Eksplorasi dan Deskripsi) umumnya menggunakan pendekatan kualitatif
dalam analisis-analisisnya. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi
lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).
121
Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sehingga data
yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar
(bukan angka-angka). Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan
lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi
lainnya (Maleong, 1994).
Bogdan dan Taylor (1992) mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan-ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Sedangkan Menurut Milles and Huberman (1994) penelitian kualitatif
adalah conducted through an intense and or prolonged contact with a field
or life situation. These situation are typically banal or normal ones,
replective of the everyday life individuals, groups, societies and
organizations
Penelitian Kualitatif ini juga dapat dimaknai sebagai rangkaian
kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif dalam menarik
suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola berfikir Induktif ini
adalah cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu yang
bersifat khusus kepada yang sifatnya umum.
Dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang
lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada
proses dan pencarian makna dibalik fenomena yang muncul dalam penelitian,
dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif,
mendalam, alamiah dan apa adanya.
122
268. Apakah yang dimaksud dengan metodologi penelitian ?
Jawab :
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.
123
6) Meleong (2007:3), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti
(Herdiansyah, 2010: 9)
7) Menurut Saryono (2010: 1) penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak
dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif
8) Sugiyono (2011:15) menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
9) Lexy J. Moleong dalam bukunya metode penelitian kualitatif memaparkan
beberapa pendapat para ahli, diantaranya, Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Selanjutnya Lexy J. Moleong
menyatakan bahwa penelitian bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Lexy J. Moleong menyatakan penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk
keperluan:
Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti
melalui penelitian kuantitatif
124
Digunakan untuk dapat memahami fenomena yang sampai sekarang
belum banyak diketahui
Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang
sudah banyak diketahui
Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untu menelaah sesuatu latar
belakang misalnya tenang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi
10) Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatf adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada.
11) Sedangkan kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya dan dalam peristilahannya.
125
Jawab :
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan
manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek
itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan
sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang
kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi,
agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam
kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang
bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.
Dari kedua batasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan subjek penelitian adalah individu, benda atau organism yang
dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian.
Atau seperti yang diajukan Kerlinger (1978) bahwa subjek penelitian itu
adalah responden, yaitu orang yang member respon atas suatu perlakuan yang
dibeikan kepadanya. Menurut beliau responden ini hanya tepat pada
penelitian eksperimen yang dilakukan bukan atas manusia.
126
penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu
perlakuan yang diberikan kepadanya.
127
15) Mengutamakan makna
128
kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena
tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas
menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan
interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat
mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa
intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu
mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya
informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-
konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau
hasil penelitian tersebut.
4) Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta
empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau
penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan
dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses
tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan,
sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin
sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat.
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun
dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada.
Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5) Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap
berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti
memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang
dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa
yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan
129
bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari
informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan
mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan
informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti
agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.
130
25. Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih
banyak mementingkan segi proses daripada hasil.
26. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
27. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
28. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
29. Pembentukan teori berasal dari dasar
30. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
31. Teknik sampling cenderung bersifat purposive
32. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
33. Makna sebagai perhatian utama penelitian
131
Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda sebagian yang terdapat dalam data
Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada
suatu latar lainnya
Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan
Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga
bagian dari struktur analitik
25) Teori dari dasar
26) Deskriptif
27) Lebih mementingkan proses daripada hasil
28) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
29) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
30) Desain yang bersifat sementara
132
Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan)
empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul
dari data.
133
287. Apa tujuan penelitian kualitatif dalam pendidikan ?
Jawab :
Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:
Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang
terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali
kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks
ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
134
Etnografi merupakan salah satu metode penelitian, di mana peneliti
melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi alamiah
melalui observasi dan wawancara.
n. Case Studies
Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian dimana
peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program,
kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang,. Suatu kasus
terikat oleh waktu dan aktivitas, peneliti melakukan pengumpulan data
secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
data yang berkesinambungan.
o. Narrative Research
Penelitian naratif adalah salah satu jenis penelitian dimana peneliti
melakukan study terhadap satu orang individu atau lebih untuk memperoleh
data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya
oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif dan memiliki kronologi
135
Metode fenomenologis merupakan metode ang digunakan peneliti
untuk menghimpun data yang berhubungan dengan konsep, pendapat,
pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman dalam kehidupan.
136
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang akan dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
g. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian sama.
h. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian menjadi
berkembang.
i. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total
sehingga harus gantimasalah.
Oleh karena itu , institusi yang menangani penelitia kualitatif, harus
mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Karena terlalu luasnya masalah maka dalam penelitian, maka harus dibuat
sebuah batasan masalah. Batasan maslah dalam penelitian kualitatif disebut
dengan fokus, fokus, yang berisi pokok maslah yang masih bersifat umum.
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
masalah dalam penelitian kualitatif masalah yang akan di pecahkan
melalui penelitian harus jelas, spestik, yang di bawa oleh peneliti masih
remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu,
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentative dan
akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian1. Yang pertama
masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian sama. Yang kedua masalah yang di bawa peneliti setelah
memesuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam
masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak
perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga
sehingga harus di ganti masalah. Dengan denikian judul proposal dengan
judul penelitian tidak sama dengan judulnya dig anti. Dalam institusi tertentu,
137
judul yang diganti ini sering mengalami kesulitas administrasi. Oleh karena
itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul
penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah
selesai,merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia di pandang
mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan selanjudnya
mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa
yang terjadi dan berkembang pada situasi social yang di teliti. Kemungkinan
masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti
telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara
yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah
pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di
carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian,
sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada
masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan
data kualitas SDM tersebut, melelui Human Developmen Index misalnya.
Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang
miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bias berasal dari dokumentasi hasil penelitian,
pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang
yang patut di percaya.
138
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian
kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel.
Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan
masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus,
yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Spladley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat
alternative untuk menetapkan fokus yaitu :
i. Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal
j. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain
k. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
l. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang telah ada
139
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan
permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan
mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teori.
140
10. Unit Analisis
1) Subjek Penelitian
2) Informasi Penelitian
3) Lokasi Penelitian
11. Metode Pengumpulan Data
12. Teknik Analisis Data
Bab 4 Hasil Penelitian dan Diskusi
7. Tahapan Penelitian
8. Hasil Penelitian
9. Pembahasan/Diskusi
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5. Kesimpulan
6. Saran
300. Jelaskan apa yang dimaksud fokus kajian penelitian dalam BAB I
Pendahuluan !
Jawab :
Fokus kajian peneitian berisi tentang fokus dari fenomena yang akan
diteliti (central phenomenon), disertai dengan keteranagn yang lebih spesifik
mengenai batasan-batasan central phenomenon tersebut.
301. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tujuan penelitian yang tertulis di
BAB I Pendahuluan !
Jawab :
Tujuan penelitian berisi tentang tujuan yang akan dicapai melalui
penelitian yang dilakuakan.
141
302. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manfaat penelitian yang tertulis
di BAB I Pendahuluan !
Jawab :
Manfaat penelitian berisi manfaat yang akan diperoleh dari hasil
penelitian yang dilakukan.
303. Jelaskan apa yang dimaksud kajian pustaka dalam BAB II Perspektif
Teoritis !
Jawab :
Kajian pustaka berisi tentang definisi dan tinjauan secara teoritis
terkait central phenomenon yang diteliti.
306. Apa yang dimaksud dengan subjek penelitian dalam BAB III Metode
Penelitian ?
Jawab :
Subjek penelitian yaitu berisi tentang informasi mengenai subjek
penelitian yag terlibat. Teknik yang digunakan dalam menentukan subjek
penelitian disertai alas an peneliti memilih subjek penelitian.
142
307. Apa yang dimaksud dengan informasi penelitian dalam BAB III
Metode Penelitian ?
Jawab :
Pada informan penelitian, hampir sama dengan subbab di atas, yaitu
berisi tentang mengenai informan penelitian, keterkaitan antar informan
dengan subjek penelitian.
308. Apa yang dimaksud dengan lokasi penelitian dalam BAB III Metode
Penelitian ?
Jawab :
Lokasi penelitian berisi tentang lokasi-lokasi penelitian yang akan
atau yang telah dilakukan pengambilan data, serta alasan peneliti memilih
lokasi tersebut.
309. Apa yang dimaksud dengan metode pengumpulan data dalam BAB
III Metode Penelitian ?
Jawab :
Metode pengumpulan data berisi tentang metode-metode yang
digunakan dalam pengumpulan data disertai alas an peneliti dalam memilih
metode-metode tersebut.
310. Apa yang dimaksud dengan teknik analisis data dalam BAB III
Metode Penelitian ?
Jawab :
Teknik analisis data berisi tentang teknik analisis data yang digunakan
berdasarkan data yang diperoleh dan berdasarkan tujuan penelitian.
143
Tahapan-tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Selain itu, juga
dicantumkan kegiatan pengambian data seperti jadwal wawancara atau
observasi yang telah dilakukan ataupun yang akan dilakukan.
312. Apa yang dimaksud dengan hasil penelitian dalam BAB IV Hasil
Penelitian dan Diskusi ?
Jawab :
Hasil penelitian berisi tentang hasil penelitian yang dikaitkan dengan
temuan di lapangan dan pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab awal.
314. Apa yang dimaksud saran dalam BAB V Kesimpulan dan Saran ?
Jawab :
Saran berisi tentang saran yang dikemukakan oleh peneliti
berdasarkan hasil penelitian dan diskusi.
144
Jawab :
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social
yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
b. Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu di
bandingkan dengan yang lain.
c. Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah
yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi
social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif
di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau
interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di
temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
145
c. Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu
(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola
organisasi dari suatu kejadian )
d. Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi
social yang sama atau situasi social yang lain (rumusan masalah assosiatif)
e. Apakah peristiwa itusama atau berbeda dengan peristuwa lain (rumusan
masalah komperatif)
f. Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada
sebelumnya?
Contoh 2 : Rumusan masalah tentang kemiskinan
a. Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting
tertentu?(rumusan masalah deskriptif)
b. Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social
tersebut?(rumusan masalah deskriptif)
c. Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-
hari?
d. Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ?(rumusan
masalah assosiatif reciprocal)
e. Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang
lain berbeda (masalah komperatif)
f. Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
146
melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang
di peroleh di lapangan atau situasi sosial
147
i. Melakukan Analisis Komponensial
j. Mendata Temuan-Temuan Budaya
k. Menulis laporan penelitian kualitatif
148
Peneliti mengurus perizinan kepada kampus, RT, RW, dan kelurahan
tempat penelitian
2) Tahap pekerjaan lapangan
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan datanya dengan observasi,
interview, dan dokumentasi. Dan untuk melakuakan ini semua peneliti harus
bergaul dengan
masyarakat Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten
Bojonegoro.
3) Tahap analisis data dan penulisan laporan
Dari tahap pekerjaan lapangan akan terkumpul banyak data, dari data
tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh kesimpulan.
Dalam hal ini peneliti menggunakan
metode analisis data yang digunakan yaitu deskriptif Kualitatif (deskriptif
research
) suatu metode yang bermaksud untuk membuat pencandraan (fakta)
mengenai situasi atau kejadian-kejadian.
Dan dalam penelitian ini peneliti membuat kesimpulan,
Hasil dari penelitian ini bahwasanya proses pelaksanaan ritual sedekah
bumi dilakukan di makam Mbah Buyut Pendem pada hari malam Jumat
kliwon
dengan berbagai macam proses yaitu dengan mengadakan tahlilan pada
malam
sebelumnya, kemudian esok harinya warga membawa sesajen seperti nas
i
tumpeng, kemenyan, uang, dan bunga, sebagai sarana upacara yang tid
ak bisa ditinggalkan dan dengan diadakannya pertunjukan kesenian wayang
kulit sebagai
kegemarannya. Pandangan tokoh masyarakat tentang ritual sedekah bum
i merupakan tradisi turun-
temurun dari nenek moyang terdahulu, menghormati yang telah meninggal
lebih dulu, dan suatu kewajiban baginya sebagai orang Jawa
149
yang diselimuti oleh berbagai tradisi. Oleh sebab itu masyarakat sangat
menyetujui, karena tidak bertentangan dengan hukum islam, dan juga ti
dak membawa kemusyrikan bagi warga sekitar karena ini merupakan adat
kebiasaan yang shahih, yang tidak terdapat unsur-unsur mistikmaupun magic.
Faktor yang
menyebabkan masyarakat Banjarejo melakukan ritual sedekah bumi
karena
merupakan tradisi yang sudah lama berkembang dan tidak dapat dihilan
gkan
begitu saja, adanya kebersamaan antar warga setempat, merupakan keya
kinan
pribadi, terdapatnya hubungan harmonis antara individu dengan masyar
akat tersebut.
150
aktifitasnya. Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi
bisa juga berupa peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya.
151
menjadi anggota sampel. Probability Sampling terdiri dari 4 (empat)
macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan
berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA
= 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka contoh pengambilan sampel
dengan teknik ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi masing-
masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2
diambil 3 orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40
orang (acak), dan SD diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang
diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158 orang.
Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan
berstrata lulus (S1 = 50 orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA
= 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka pengambilan sampel dengan
teknik ini dilakukan secara bebas (seenaknya) yaitu S1 diambil 50
orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30 orang atau semua
populasi S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan karena
jumlah populasinya terlalu besar. Sehingga total sampel yang
digunakan adalah 50 + 30 = 80 orang.
Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
152
Contoh: Di kota Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi.
Karena itu pengambilan sampelnya ditentukan sebesar 15 SMP saja
dengan pemilihan secara random (acak). Teknik sampel ini terdiri dari 2
tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan (2) tahap
penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
b. Nonprobability sampling, Nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sam bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Sedangkan pada Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan
dijabarkan sebagai berikut ini:
Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
jumlah populasi 100 orang dan masing-masing diberi nomor urut 1 s/d
100. Sampelnya dapat ditentukan dengan cara memilih orang dengan
nomor urut ganjil (1,3,5,7,9,, dst) atau memilih orang dengan nomor
urut genap (2,4,6,8,,dst).
Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat
mahasiswa terhadap layanan kampus. Jumlah sampel yang ditentukan
adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data belum mencapai kuota
500 mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
153
Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Teknik ini paling cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan untuk
penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan
yang sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah
yang dijadikan sampel.
Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Misalnya suatu penelitian
menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti merasa
dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka
peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang
penelitiannya dan mampu melengkapi datanya.
154
Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa penentuan sampel
dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam
penelitian kualitatif. Penentuan sampel dalam kualitatif tidak didasarkan pada
perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan
informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.
Dalam penelitian kualitatif spesifikasi sampel tidak ditentukan
sebelumnya. Ciri-ciri khusus purposive, yaitu:
a. Emergent sampling design/sementara
b. Serial selection of sample/menggelinding seperti bola salju (snowball)
c. Continuous adjustment of focusing of the sample /disesuaikan dengan
kebutuhan
d. Selection to the point of redundancy/dipilh sampai jenuh.
Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan peneliti
mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emertgent
sampling deisgn). Caranya, yaitu peneliti memilih orang tertentu yang
dipertimbang akan memberikan data yang diperlukan. Selanjutnya
berdasarkan data atau hasil yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu,
peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan
memberikan data lebih lengkap.
Dalam proses sampel seperti dijelaskan di atas, berapa sampel tidak
dapat ditentukan sebelumnya. Dalam sampel purposive, besar sampel
ditentukan oleh pertimbangan informasi. Dalam hubungan S. Nasution (1988)
menjelaskan bahwwa unit sampel (responden) dianggap telah memadai
apabila telah sampai pada tarf redundancy (datanya telah jenuh, ditambah
sampel lahi tidak memberiakn informasi yang baru), artinya bahwa dengan
menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh
tambahan informasi baru yang berarti.
Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel sumber data yang
dikemukakan masih bersifat sementara. Namun demikian pembuatan proposal
menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber
data. Misalnya akan meneliti gaya belajar anak jenius, maka kemungkinan
155
sampel sumber datanya adalah orang-orang yang dianggap jenius, keluarga,
guru yang membimbing, serta kawan-kawan dekatnya.
Dalam proposal penelitian, peneliti telah merencanakan A sebagai
orang pertama sebagai sumber data. Informan awal ini sebaiknya dipilih orang
bisa membukakan pintu untuk mengenali keseluruhan medan secara luas.
Selanjutnya oleh A disarankan ke B dan C. Dari C dan B belum memperolah
data yang lengkap, maka peneliti ke F dan G. Dari F dan G belum memperoleh
data yang akurat, maka peneliti pergi ke E, selanjutnya k H, ke G, ke I dan
terakhir ke J. Setelah sampai ke J data sudah jenuh, sehingga sampel sumber
data usdah mencukupi dan tidak menambahkan sampel yang baru.
156
informan benar-benar jatuh pada subyek yang benar-benar menguasai situasi
sosial yang diteliti (obyek), maka keuntungan bagi peneliti, karena tidak
memrlukan banyak sampel lagi, sehingga cepat selesai. Jadi, yang menjadi
kepedulian bagi peneliti kaulitatif adalah tuntasnya perolehan informasi
dengan keragaman variasi yang ada, bikan banyaknya sampel sumber data.
157
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita,
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika,
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau perlakuan (sugiono 2009: 308).
158
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang
telah dikemukakan melalui observasi an wawancara. Peneliti akan terjun ke
lapangan sendiri, baik pada tour question, tahap focused and selection,
melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
159
individu peneliti dalam menangkap makna-makna yang masih
tersembunyi dengan wawasan dan kepekaan
Tingkat kesabaran peneliti sangat berperan dalam mengikuti dan
mencatat perubahan-perubahan pada subjek penelitian. Penelitian
kualitatif seringkali menghasilkan kesimpulan yang bersifat plural, sulit
diterka, dan sulit diprediksi ketepatan waktu selesai penelitian.
160
antar semua varibel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif
berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic). Dalam penelitian
kuantitatif, variabel penelitian dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian
yang berupa obyek, orang atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu dan
telah ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan.
Dalam penelitian kuantitatif, variabel penelitian terdiri dari beberapa macam
berdasarkan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam
penelitian pengembangan, variabel penelitian adalah objek penelitian/apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian dan
pengembangan harus dipertimbangkan dengan mengacu pada karakteristik
kondisi dan karakteristik faktor hasil yang diharapkan. Faktor kondisi,
konteks ini dapat berupa visi dari suatu program yang dikembangkan, misi
dari suatu program yang dikembangkan, tujuan program yang dikembangkan,
karakteristik pelaksana, kendala yang tidak dapat dielakkan, dan sarana
pendukung dalam pelaksanaan suatu program.
161
pendekatan konstruktivistik (PBL dan QL) dan motivasi berprestasi (tinggi
atau rendah).
Contoh :
Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa, maka metode
mengajar adalah variabel independen (variabel bebas)
340. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabel dependen ! Dan berikan
contohnya !
Jawab :
Variabel dependen / variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sebagai
contoh: variabel terikat (dependen) yang digunakan adalah kemampuan
pemecahan masalah dan penguasaan konsep pada materi dasar pemrograman.
Contoh :
Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa, maka hasil belajar
adalah variabel dependen (variabel terikat)
162
342. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabel intervening ! Dan
berikan contohnya !
Jawab :
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi gejala yang diamati, tetapi tidak dapat diamati, dimanipulasi,
maupun diukur. Sebagai contoh, kebiasaan membaca menunjukkan hubungan
yang positif dengan umur, tetapi hanya melalui suatu variabel antara yaitu
pendidikan. Ini berarti bahwa seorang lanjut usia yang tidak sekolah, tidak
akan lebih banyak membaca dibandingkan pada masa mudanya.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang
berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup
terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
343. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabel kontrol ! Dan berikan
contohnya !
Jawab :
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan atau dinetralkan pengaruhnya sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan untuk melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
Contoh :
Perbedaan rasa, warna dan tekstur pada permen jelly jeruk mandarin
dan jeruk lokal. Variabel kontrolnya adalah waktu dan suhu yang
digunakan saat membuat permen jelly sama dan komposisi bahan (berat
bahan) yang digunakan dalam pembuatan permen jelly juga sama.
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan
Menyelesaikan Soal cerita. Variabel Bebasnya adalah Metode
Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode Demonstrasi.
Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya
163
Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar
belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama.
Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh
Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan soal
cerita dapat diketahui lebih pasti.
164
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1) Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2) Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu
berada yang lainnya pun pasti disana.
4) Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
Hubungan Simetris terjadi karena :
Kebetulan.
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
Sama sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari
Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya
merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu Pertumbuhan.
Sama sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan
kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator Kemampuan Kontraksi
Otot.
b) Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat
menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa
hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat
ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi
akibat.
Contoh :
Hubungan antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan
malabsorbsi.
c) Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya.
165
Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan
arterosklerosis.
Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1) Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian
itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim
dipergunakan oleh para ahli.
2) Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah
kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi
tertentu. Bila Stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya,
sedangkan Disposisi berada dalam diri seseorang.
3) Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku.
Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan
tidak dipengaruhi lingkungan.
4) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5) Hubungan Imanen antara dua variabel.
6) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
166
d) Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran
yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat
mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam
pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan
indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi
harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen
tersebut.
2) Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan
tingkatan.Skala Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah kategori yang
167
dapat diurutkan atau diberi peringkat.Skala Ordinal adalah Skala Data
Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas,
sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama
atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III.
Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I
dan Stadium III lebih berat daripada Stadium II.Tetapi kita tidak bisa
menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu ragu, Tidak
Setuju. Dsb.
3) Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat
dibandingkan.Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai
pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara
pasti.Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya
pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai
Mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara Matematis, oleh karena itu batas
batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat arbiter (angka nolnya tidak
absolute)
Contoh :
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas
lebih panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa
suhu 360Celcius 1 kali lebih panas daripada suhu 240Celcius.
Alasannya : Penentuan skala 00Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak
berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
168
4) Skala Ratio (Skala Perbandingan).
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga
variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai
NOL ABSOLUT ).
Misalnya :
o Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat
dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal
ini juga dapat dikatakan hahwa : tinggi badan 180 adalah 1 kali dari
tinggi badan 120 Cm.
o Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan tidak ada sama
sekali denyut nadinya.
o Berat Badan
o Dosis Obat, dsb.
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan
Nominal berturut turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke
yang Kurang Rinci. Skala Ratio mempunyai sifat sifat yang dimiliki Skala
Interval, Ordinal dan Nominal. Skala Interval memiliki ciri ciri yang
dimiliki Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat
yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan terjadinya
Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi Ordinal atau Nominal.
Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau Data Collapsing. Hal
ini dimaksudkan agar dapat menerapkan metode statistik tertentu, terutama
yang menghendaki skala data dalam bentuk Ordinal atau Nominal.
Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat diubah menjadi
Interval atau Ratio. Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal
sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1
untuk laki laki dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif
(tidak mempunyai nilai / hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak
dapat dikatakan 1 lebih banyak dari laki laki. Pemberian label tersebut
dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori
169
Angka (Numerik), sehingga memudahkan analisis data. (Cara ini dijumpai
dalam Uji Q Cochran pada Pengujian Hipotesis).
351. Apa yang dimaksud data primer dalam penelitian kualitatif dan
berikan contohnya ?
Jawab :
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu
lembaga dan diterbitkan oleh lembaga itu pula.
Contoh data primer yaitu, hasil wawancara dengan informan berupa:
a. Data tentang persiapan yang dilakukan SMK Negeri 1 Bontang
dalam mewujudkan sekolah bertaraf internasional
170
b. Data proses pelaksanaan program sekolah menengah kejuruan
bertaraf internasional di kota Bontang.
352. Apa yang dimaksud data sekunder dalam penelitian kualitatif dan
berikan contohnya !
Jawab :
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang
telah mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya. Contoh data
sekunder yaitu, data hasil penelitian terdahulu.
171
b. Data harus relevan, artinya ada hubungannya dengan permasalahan yang
akan dipecahkan.
172
Jawab :
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau
terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
173
anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita
memahami munculnya seorang pemimpin.
c) Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel:
hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-
variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat
mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga
variabel tersebut berubah.
174
H0: Tidak ada hubungan antara jumlah jam kerja dengan jumlah pegawai
yang mengalami stress.
3) Hipotesis Statistika
Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih
variabel yang menjadi interes dan hendak diuji oleh si peneliti. Hipotesis
ini digunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya
menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada, sedangkan proses
teknik statistika yang menggambarkan pengambilan keseluruhan ke arah
sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi. Jika hasil analisis dari
sampel tersebut lalu digunakan untuk menyimpulkan hasil analisis
keseluruhan atau populasi, maka proses tersebut disebut sebagai proses
generalisasi.
175
Jawab :
Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data harus melalui
beberapa beberapa tahapan yang setiap tahapan tersebut saling terkait anatar
satu sama lain. Secara garis besar, terdapat lima tahapan proses pengumpulan
data kualitatif, antara lain :
1) Melakuakn identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian
(Site).
Creswell (dalam Herdiansyah: 2010: 152) mengatakan bahwa sebagai
seorang peneliti kualitatif, harus benar-benar matang dalam melakukan
identifikasi partisipan dan lokasi penelitian sebagai pondasi awal
penelitian yang akan dilakuan.
2) Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan
Lokasi Penelitian.
Kadangkala, akses menuju partisipan dan lokasi penelitian, tidak semudah
yang dibayangkan. Banyak hambatan dan kendala menuju partisipan dan
lokasi penelitian memiliki keunikan tertentu.
3) Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh
Dalam tahap ini, peneliti harus merujuk kepada focus kajian penelitian,
tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawaban.
4) Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.
Dalam menentukan instrument metode pengumpulan data, hal yang perlu
diingat adalah bahwa dalam penelitian kualitaif lebih bersifat fleksibel
dibandingkan dengan metode lainnya. Sebelum penelitian dilakukan,
peneliti sudah menentukan satu atau lebih metode pengumpulan data.
176
langsung memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder
(sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya; lewat orang lain atau lewat dokumen). Bila dilihat dari cara atau
teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi
yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperanserta dan wawancara mendalam
(Sugiono,2008:309).
177
berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate
participation, active participation, dan complete participation.
178
c. Observasi tak berstruktur
Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi.observasi ini dipakai karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku
tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiono,2009: 310-313).
179
b. Observasi terkendali
c. Observasi terlibat
180
yaitu antara struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati
dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para
pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi
bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.
181
Ada berbagai keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:
a) Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung,
misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
b) Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan
maksud-maksud tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan
yang menyenangkan atau sebaliknya pada observer.
c) Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer
dapat hadir untuk mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan
terhadap typical behavior, menunggu timbulnya behavior yang
diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan waktu yang panjang
dan sangat membosankan.
d) Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa
yang tidak terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
e) Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
182
kejadian spesifik mendalam dan realistik serta merefleksikan keadaan
responden)
g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik
lain termasuk perilaku biasa
h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku
responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak
diteliti.
183
378. Sebutkan 3 teknik dalam melakukan wawancara !
Jawab :
Ada tiga teknik wawancara yaitu:
Wawancara baku dan terjadwal
Wawancara baku dan tidak terjadwal
Wawancara tidak baku
184
Jawab :
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya.
185
8) Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau
marah,
9) Sebaiknya dilakukan secara sendiri,
10) Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan
waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.
186
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga
memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunanya kurang baik.
b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang
sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang
akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin
didengar oleh interviwer.
187
389. Sebutkan macam-macam dokumen menurut Elliot !
Jawab :
Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):
Silabus dan rencana pembelajaran
Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
Berbagai macam ujian dan tes
Laporan rapat
Laporan tugas siswa
Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
Contoh essay yang ditulis siswa
188
responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab
atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan
responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal.
Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau
petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas
menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu
panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan
berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari
responden secukupnya.
189
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data.
190
1) Trianggulasi Teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,
wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sember data yang sama
secara serempak.
2) Trianggulasi sumber, berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama.
191
data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian
diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas,
misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,
triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek
lainnya tetap dilakukan.
192
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau
thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti
atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori
dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti
mampu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil
analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit sebab
peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan
temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih
jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.
193
informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih
lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam
pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan,
gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London,
(1997; 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama
dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis
maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua
sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi
surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-
undang, konsesi, hibah dan sebagainya.
Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007: 216-217) menjelaskan
istilah dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah
setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang / lembaga untuk
keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang
dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
Burhan Bungin (2007) mengatakan, Metode dokumenter adalah suatu
metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian
sosial. Singkatnya, metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Dengan demikian, dalam penelitian sejarah, bahan
dokumenter memegang peranan yang sangat penting.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa
dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya
monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian
kualitatif.
194
Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cindera mata, laporan-laporan dan sebagainya. Sifat utama
dari data ini adalah tidak terbatas pada ruang dan waktu. Sehingga hal ini
memungkinkan peneliti menggali data dari hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Kumpulan datanya antara lain monumen, artefak, foto, tape,
mikrofim, disc, CD, hard disk, flashdisk dan sebagainya. Secara detail, bahan
dokumenter dapat dibagi beberapa macam, yaitu:
a. Otobiografi
b. Surat-surat pribadi, buku-buku atau catatan harian, memorial
c. Kliping
d. Dokumen pemerintah ataupun swasta
e. Cerita roman dan cerita rakyat
f. Data di server dan flashdisk
g. Data yang tersimpan di website dan lain-lain.
Dokumen digunakan dalam penelitian, menurut Guba dan Lincoln
(1981:235) yang dikutip oleh Lexy J. Moeloeng karena memiliki beberapa
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu:
1) Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil,
kaya dan mendorong.
2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
3) Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang
alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.
4) Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus
dicari dan ditemukan.
5) Keduanya tidak reaktif, sehingga sukar ditemukan dengan teknik kajian
isi.
6) Hasil pengkajian ini akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas
tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
195
Metode dokumentasi dibagi ke dalam dua bagian, yaitu; 1) dokumen
pribadi dan 2) dokumen resmi.
1) Dokumen Pribadi
Ida Farida memberikan pengertian, bahwa dokumen pribadi adalah
catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman,
dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk
memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di
sekitar subjek penelitian. Jika guru atau peneliti meminta siswa atau subjek
untuk menuliskan pengalaman berkesan mereka.
Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh
kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek
penelitian. Dokumen pribadi ini ada tiga macam, antara lain; buku harian,
surat pribadi dan otobiografi.
a. Buku Harian
Buku harian yang bermanfaat adalah buku yang ditulis dengan
memberikan tanggapan tentang peristiwa-peristiwa di sekitar di penulis.
Kesukarannya adalah karena penulis atau pemilik buku harian tersebut
enggan untuk memperlihatkan bukunya tersebut. Hal itu dikarenakan sifat
buku harian yang sangat pribadi dan dipandang berisi hal-hal yang sangat
pribadi, dan ia merasa malu bila rahasianya dibuka oleh orang lain.
b. Surat Pribadi
Surat pribadi antara seseorang dengan anggota keluarganya dapat
dimanfaatkan pula oleh peneliti. Hal itu bermanfaat untuk mengungkapkan
hubungan sosial seseorang. Jika surat itu berisi masalah atau pengalaman
yang berkesan dari penulisnya, maka surat pribadi itu akan bermanfaat
bagi upaya menggambarkan latar belakang pengalaman seseorang.
c. Otobiografi
Otobiografi banyak juga di tulis oleh orang-orang tertentu seperti guru
atau pendidik terkenal, pemimpin masyarakat, para ahli dan sebagainya.
Penulisan otobiografi dilatar belakangi antara lain karena kesenangan
menulis, mencari popularitas dan kesenangan sastra. Otobiografi ini dapat
dimanfaatkan walaupun tidak sebaik surat pribadi atau buku harian.
196
2) Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas dua macam, yaitu dokumen internal dan
dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,
aturan suatu lembaga masyarakat tertentu, laporan rapat, keputusan pimpinan
kantor yang digunakan dalam kalangan tersendiri.
Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh
suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan dan berita yang
disampaikan kepada media massa.
197
landasan dalam mengambil kesimpulan penelitian. Selain itu juga apabila kita
ada orang lain dii skitar kita yang membutuhkan penjelasan, maka kita dapat
menjawabnya dengan landasan resmi dari Catatan Langan yang sudah kita
persiapkan. Oleh karena itu, perlu ada sistematika penulisan catatan lapangan,
agar dapat dibaca dengan mudah dan diferifikasi kapan dan dimana data ini di
ambil. Lexi J. Moeloeng memberikan pengertian dan contoh yang lengkap
tentang bentu catatan lapangan ini, antara lain:
1) Halaman pertama.
Pada halaman pertama, setiap catatan lapangan harus meliputi: a) judul
informasi yang dijaring, b) waktu yang terdiri dari tanggal dan jam
dilakukannya pengamatan serta waktu penyusunan catatan lapangan, c)
tempat dilaksanakannya pengamatan itu, d) pengamat, e) nama subyek
penelitian (jika ia berkeratan untuk dituliskan namanya, bisa ditulis dalam
bentuk nama samaran).
2) Alinea dan Batas Tepi
Alinea atau paragraph dalam catatan lapangan memegang peranan khusus
dalam kaitannya dnegan analisis data. Untuk itu, setiap kali menuliskan
satu pokok persoalan, peneliti harus membuat alinea baru. Batas tepi
kanan catatan lapangan harus diperlebar dari biasanya karena ekan
digunakan untuk memberi kode kepada waktu analisis. Kode tersebut
berupa angka-angka kode, sebesar batas tepi kiri.
3) Isi Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 84-89) yang dikutip oleh Moeloeng,
mengatakan pada dasarnya, catatan lapangan berisi dua bagian. Pertama,
bagian deskirptif, yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang,
tindakan, dan pembicaraan. Kedua, bagian reflektif yang berisi kerangka
berpikir dan pendapat peneliti, gagasan dan kepeduliannya.
a. Bagian Deskriptif.
Bagian ini adalah bagian terpenjang yang berisi semua peristiwa dan
pengalaman yang didengar yang dilihat serta dicatat secara lengkap
dan seobyektif mungkin.Atinya, uraiannya sangat rinci dan jelas. Di
samping itu, harus dihindari pernggunaan kata-kata yang abstrak,
198
seperti disiplin, baik, bermain dan lainnya, akan tetapi harus kata-
kata yang menguraikan apa yang diperbuat oleh obyek. Baian ini
berisi hal-hal berikut:
Gambaran diri subyek. Yang dicatat adalah penampilan fisik, cara
berpakaian, cara bertindak, gaya berbicara dan bertindak. Kita
harus menemukan sesuatu yang mugin berbeda dengan yang
lainnya. Jika pada bagian pertama catatan plapangan telah dicatat
gambaran diri secara lengkap, maka pada bagian selanjutnya tidak
perlu diberikan lagi gambaran cattan secara lengkap, tetapi cukup
dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Rekontruksi Dialog. Deskripsi ini dapat digambarkan dengan
menggunakan pensil. Gmbaran atau sketsa singkat yang secara
verbal itu dapat pula dilakukan tentang segala sesuatu yang ada
pada latar fisik tesebut. Jika keadaan ruangan tempat wawancara
misalnya ada perasaan yang berbeda, maka harus dituangkan dalam
kolom tanggapan peneliti atau pengamat.
Catatan tentang Peristiwa Khusus. Jika ada catatan tentang
peristiwa khusus, catatlah apa yang ada di situ, apa yang
dilakukannya, dan dengan cara bagaimana peristiwa itu
berlangsung. Harus dicatat pula apa hakikat dari peristiwa itu.
Perilaku Pengamat. Gambaran ini merupakan gambaran tentang
penampilan fisik, reaksi, tindakan serta segala sesuatu yang
dilakukan oleh pengamat sebagai instrumen penelitian.
b. Bagian Reflektif.
Pada bagian ini disediakan tempat khusus untukmenggambarkan
sesuatu yang berkaitan dengan pengamat itu sendiri. Bagian ini berisi
spekulasi, perasaan, masalah, ide dan kesandari pengamat dan sesuatu
yang diusulkan untuk dilakukan dalam penelitian yang akan datang.
Tanggapan peneliti, berisi hal-hal berikut:
Refleksi mengenai analisis. Berisi sesuatu yang dipelejari, tema yang
mulai muncul, kaitan dengan berbagai penggal data, gagasan tambahan
dan pemikiran yang timbul.
199
Refleksi mengenai metode. Catatan lapangan berisi penerapan metode
yang dirancang dalam usulan penelitian. Berisi prosedur, strategi, dan
taktik yang dilakukan dalam studi, serta tanggapan atas pencapaian
sesuatu yang dialami subyek. Kemudian pengamat memasukkan
gagasan penyelesaian masalah tersebut.
Refleksi mengenai dilema etik dan konflik.
Masalah etik dan konflik perlu perlu dicatat dalam bagian reflektif ini.
Gunanya adalah untuk membantu peneliti menguraikan persoalan dan
kemudian dapat memberikan cara bagaimna sebaiknya dalam
menghadapinya.
Refleksi mengenai kerangka berpikir peneliti.
Menjadikan bekal intriksik peneliti, seperti pengalaman, latar
belakang, etika, pendidikan dan lainnya dalam mengajukan pendapat,
tanggapan, asumsi, dan sebagainya terkait dengan permasalahaan yang
terdeskripsikan dalam pengambilan data.
Klarifikasi.
Pada bagian ini peneliti dapat menyajikan butir-butir yang dirasakan
perlu untuk lebih menjelaskan sesuatu yang meragukan atau sesuatu
yang membingungkan yang ada pada catatan lapangan.
200