Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan suatu
program atau pendidikan sudah terealisasikan. Evaluasi program juga dapat
didefinisikan sebagai upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambilan keputusan.
Setiap evaluasi sedikit banyak mengandung bias dari keputusan yang
diambil evaluator tentang apa yang akan diuji, instrumen yang dipakai, kepada
siapa akan dibicarakan, dan siapa yang mendengar, semua mempengaruhi hasil
evaluasi. Bahkan latar belakang pribadi evaluator, pendidikan, dan pengalaman
juga mempengaruhi cara evaluasi dilaksanakan.
Seorang evaluator dalam melaksanakan suatu evaluasi agar dapat
memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya harus memenuhi beberapa
persyaratan diantaranya; (1) memahami materi yaitu memahami tentang seluk
beluk program yang dievaluasi, (2) menguasai tehnik, yaitu menguasai cara-cara
atau tehnik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi program, (3) obyektif
dan cermat, dan (4) jujur dan dapat dipercaya. Apabila seorang evaluator yang
melakukan evaluasi suatu program tetapi tidak memenuhi persyaratan tersebut
tentunya hasil evaluasi yang diperoleh hasilnya tidak efisien dan akurat serta tidak
dapat dipercaya .
Baik evaluator maupun klien harus sadar akan bias pada evaluasi.
Evaluator, karena standar pribadi dan reputasi dirinya juga akan diuji klien karena
ia tidak mau mempertaruhkan uang maupun kebijaksanaannya untuk evaluasi
yang di bawah target. Keduanya akan menderita kerugian banyak apabila ternyata
evaluasi tidak efisien. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan evaluasi di
atas maka suatu evaluasi harus dievaluasi kembali, evaluasi semacam ini yang

kemudian kita kenal dengan nama evaluasi meta. Oleh sebab itu evaluasi meta
atau mengevaluasi hasil evaluasi penting adanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan beberapa masalah dalam
makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan evaluasi meta


Bagaimana standar yang di pakai dalam evaluasi meta
Bagaimana petunjuk umum dan langkah-langkah melakukan evaluasi meta
Mendeskripsikan masalah evaluasi dan cara pemecahannya
Bagaimana kontribusi evaluasi meta terhadap evaluasi program

C.Tujuan Penulisan
Bagian ini dirancang untuk memperkenalkan apa yang dimaksud dengan
evaluasi meta serta langkah-langkah pelaksanaannya. Pembahasannya ditekankan
pada pengertian evaluasi meta dan siapa yang melakukan evaluasi meta. Sama
juga seperti mengevaluasi proyek atau porgram, evaluasi juga dapat dievaluasi
yang disebut evaluasi meta. Tuntutan untuk seorang evaluator tinggi, tetapi
tuntutan terhadap seorang evaluator meta lebih tinggi.
Pembahasan berikutnya diarahkan pada pengenalan standar yang dipakai
dalam mengevaluasi meta dan petunjuk umum melaksanakan evaluasi meta. Ada
empat standar yang dipakai dalam evaluasi meta; utility standard (utilitas),
feasibility standard (kelayakan), propriety standards (kepatuhan) dan accuracy
stadard (akurasi).

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Evaluator Evaluasi Meta


Evaluasi meta adalah mengevaluasi suatu evaluasi, yang dapat dilakukan
bersama kegiatan evaluasi biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan
bertambah baik. Evaluasi meta dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau
sesudah evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan.
Evaluasi meta dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa evaluasi
merupakan pelajaran pengalaman bagi mereka yang terlibat, sehingga evaluasi
dapat dikembangkan selagi dalam proses, dan evaluasi berikutnya dapat lebih
berhasil. Evaluasi meta dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Evaluasi meta eksternal yaitu evaluasi yang dilakukan konsultan dari luar
program, dapat dipakai untuk melihat kebenaran dan menilai desain evaluasi,
melihat keprogresan program, serta untuk lebih meyakinkan dan lebih dapat
dipercaya. Laporan evaluasi meta internal, misalnya apabila disertai dengan
laporan evaluasi meta eksternal akan manjadi lebih dipercaya. Memakai evaluator
eksternal juga dapat memberikan dasar yang kuat untuk merevisi desain evaluasi
dan merevisi pekerjaan yang sedang dilakukan atau melaporkan evaluasi. Apabila
evaluasi sudah selesai, evaluasi ini dapat menolong Anda menentukan sejauhmana
kebenaran hasil evaluasi tersebut.
Prosedur meta evaluasi internal tidak terlalu formal, dapat dipakai untuk
merevisi suatu evaluasi dan juga dapat menolong Anda untuk terus dapat
mengikuti kegiatan proses evaluasi (keep track) (melacak). Usaha evaluasi meta
juga dapat membuat Anda terus terlibat dan bertanggung jawab, dan akan
menambah kepercayaan atas evaluasi. Evaluasi meta dilakukan apabila Anda
ingin mengamati dan meneliti desain dan fungsi evaluasi Anda. Evaluasi meta
dapat dilakukan kapan saja, mulai dari ketika evaluasi dalam tahap perencanaan,
ketika evaluasi dalam proses, dan bahkan pada saat evaluasi sudah selesai
dilakukan.

Seorang evaluator evaluasi meta harus memiliki kompetensi yang tinggi


dalam melakukan evaluasi, ia tidak hanya harus kompeten dalam melakukan
evaluasi yang pokok, ia juga harus dapat mengetahui bahwa evaluasi itu jelek atau
baik dan meyakinkan kepada orang lain akan hasil evaluasinya.
Brinkerhoff & Cs (1983) mengatakan bahwa evaluator meta eksternal
biasanya lebih banyak dipilih daripada yang internal, karena orang luar mungkin
dianggap lebih obyektif dan lebih terpercaya. Hal ini penting apabila Anda
memikirkan reaksi orang-orang luar atas evaluasi Anda. Apabila evaluasi meta
hanya untuk orang-orang dalam, maka evaluasi eksternal (dari kantor lain, orang
dari bagian lain yang tidak ada hubungan langsung dengan proyek yang digarap,
tetapi tetap dari departemen atau organisasi yang sama) dapat juga merupakan
kesempatan yang baik untuk memperoleh pandangan yang segar.
Menurut Worthen, Blain R & James R. Sanders (1987), orang-orang
yang patut melakukan evaluasi meta yaitu :
a.Evaluasi meta dilakukan oleh evaluator sendiri (original evaluator).
b.Evaluasi meta dilakukan oleh pemakai evaluasi.
c.Evaluasi meta dilakukan oleh evaluator ahli
B. Standar yang dipakai untuk Evaluasi Meta
Evaluasi program dapat diketahui apakah baik atau buruk, maka Anda
memerlukan sejumlah kriteria atau standar sebagai dasar pertimbangan. Ada
beberapa kriteria dan standar yang telah ada untuk menilai evaluasi, yaitu Standar
for Evaluations of Educational Programs, and Materials (standar untuk evaluasi
pendidikan dan material ) yang dibuat oleh The Joint Commette on Standard for
Educational Evaluation. Standar ini digolongkan menjadi tiga puluh standar atas
empat domain evaluasi yaitu utility (evaluasi harus berguna dan praktis),
feasibility (evaluasi harus realistik dan bijaksana), propriety (evaluasi harus

dilakukan dengan legal dan etik), dan accuracy (evaluasi harus secara tehnik
adekuat). Daftar standar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Utility Standar
Utility Standar dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan
memberikan informasi yang praktis yang diperlukan oleh audiensi. Kriterium
standar tersebut adalah :
1.1.Audience Identification
Audiensi yang terlibat dan akan dipengaruhi oleh evaluasi diidentifikasi,
sehingga kebutuhan mereka terpenuhi.
1.2.Evaluator Credibility
Orang-orang yang melakukan evaluasi harus orang yang jujur dapat
dipercaya dan mampu melakukan evaluasi, sehingga penemuannya dapat
dipercaya dan dapat diterima.
1.3.Information Scope and Selection
Informasi yang dikumpulkan harus dibatasi dan dipilih sedemikian rupa
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah direncanakan dan
menjawab kebutuhan serta minat audiensi.
1.4.Valuational Interpretation
Perspektif, prosedur, dan rasional yang dipakai untuk menafsirkan
penemuan yang dijelaskan dengan hati-hati dan cermat sehingga dasar
pertimbangan yang dipakai jelas.
1.5.Report Clarity
Laporan evaluasi harus menjelaskan objek yang sedang dievaluasi,
konteks, tujuan, prosedur, dan penemuan evaluasi, sehingga audiensi akan

mengetahui apa yang sedang dikerjakan, mengapa dikerjakan, informasi


apa yang ada, apa kesimpulannya, dan apa saran-saran yang diberikan.
1.6.Report Dissemination
Penemuan evaluasi harus disebarkan kepada klien. Audiensi berhak
mengetahui agar mereka dapat menilai dan memakai penemuan.
1.7.Report Timeliness
Memberikan laporan harus tepat waktu, supaya audien dapat memakai
informasi sebaik-baiknya pada saat yang tepat.
1.8.Evaluation Impact
Evaluasi harus direncanakan dan dilakukan dengan cara sedemikian rupa
sehingga mendorong audiensi yang lain ikut serta.
2. Feasibility Standards
Feasibility Standards dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi
akan realistik, bijaksana, diplomatik, dan cermat, sebagai berikut :
2.1. Practical Procedur
Prosedur evaluasi harus praktis, sehingga gangguan dapat dihindari dan
informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan lancar.
2.2. Political Viability
Evaluasi harus direncanakan dan dilakukan dengan memperkirakan
perbedaan posisi dan kondisi di antara kelompok yang berminat, sehingga
kerjasama dengan mereka dapat dilakukan dan segala kemungkinan
kelompok untuk mengurangi manfaat, bias, salah pakai atau salah tafsir
dapat dihindari.

2.3. Cost Effectiveness


Evaluasi harus memberikan informasi yang mutunya cukup untuk
mewakili sumber-sumber yang ada.
3. Propriety Standards
Propriety Standards dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi
akan dilakukan dengan legal dan etik demi kepentingan dan keamanan mereka
yang terlibat, dan juga bagi mereka yang akan dipengaruhi oleh hasilnya.
Standard tersebut adalah :
3.1. Formal Obligation
Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak tertentu harus
tertulis dan disetujui oleh mereka (apa yang harus dilakukan, bagaimana,
oleh siapa, dan kapan) serta harus ditaati.
3.2. Conflict of Interest
Minat yang berlawanan sering sulit dihindari, harus diatasi dengan terbuka
dan musyawarah, sehingga tidak akan mempengaruhi proses atau hasil
evaluasi.
3.3. Full and Frank Disclosure
Laporan evaluasi lisan maupun tertulis harus dibuat terbuka, langsung, dan
jujur

dalam

mengungkapkan

penemuan,

termasuk

keterbatasan-

keterbatasan evaluasi.
3.4. Publics Right to Know
Pihak pemakai formal evaluasi harus menghormati hak masyarakat untuk
mengetahui dalam batas-batas tertentu, seperti keselamatan dan hak
pribadi.
3.5. Right of Human Subject
Evaluasi harus didesain dan dilakukan sehingga hak dan pribadi manusia
terlindung.

3.6. Human Interaction


Evaluator harus menghormati harkat manusia dan saling menghargai dalam
pergaulan juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan evaluasi.
3.7. Balanced Reporting
Evaluasi harus lengkap dan fair, tidak hanya menampilkan kelebihankelebihannya, tetapi juga keterbatasan-keterbatasan yang ada pada
program, sehingga keterbatasan tersebut akan dapat diatasi atau dikurangi.
3.8. Fiscal Responsibility
Biaya yang dipakai oleh evaluator dalam menjalankan tugasnya harus ada
pertanggungjawabannya secara etik dan hukum.
4. Accuracy Standards
Standar akurasi ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan
menyajikan informasi yang secara tehnik adekuat (akurat) tentang objek yang
dievaluasi dan tentang kegunaan atau manfaatnya. Standar tersebut adalah :
4.1. Objek Identification
Objek evaluasi (program, proyek, materi) harus dipelajari sungguhsungguh,

sehingga

komponen-komponen

di

dalam

proyek

dapat

diidentifikasikan dengan jelas.


4.2. Contect Analysis
Konteks di mana program, proyek, atau materi berada harus dipelajari
sampai rinci, sehingga pengaruhnya dalam evaluasi dapat diidentifikasi.
4.3.Discribed Purposes and Procedure
Tujuan dan prosedur evaluasi harus terus dimonitor dan diterangkan sampai
rinci, sehingga dapat diidentifikasi dan dinilai.
4.4. Defensible Information Sources
Sumber-sumber informasi harus diterangkan sampai rinci, sehingga
adekuasi informasi dapat dinilai.

4.5. Valid Measurement


Instrumen dan prosedur pengumpulan data harus dipilih dan dipakai
sedemikian rupa sehingga penafsiran valid, dan tepat.
4.6. Reliable Measurement
Instrumen dan pengumpulan data harus dipilih dan dikembangkan sehingga
realibilitasnya terjamin.
4.7.Systematic Data Control
Pengumpulan data, proses, dan laporan dalam evaluasi harus direviu, dan
dikoreksi sehingga hasil evaluasi tidak akan dicela.
4.8. Analysis of Quantitative Information
Informasi evaluasi kuantitatif harus dianalisis secara sistematis untuk
meyakinkan penafsiran yang didukungnya.
4.9. Analysis of Qualitative Information
Informasi evaluasi kualitatif harus dianalisis secara sistematis untuk
meyakinkan penafsiran yang didukungnya.
4.10. Justified Conclutions
Kesimpulan dibuat harus secara eksplisit, sehingga audiensi dapat
menilainya.
4.11. Objective Reporting
Prosedur evaluasi harus dibuat seaman mungkin sehingga penemuannya
dapat terlindung dari pencemaran dan kerusakan dari perasaan pribadi dan
bias dari pihak manapun.

C. Petunjuk Umum dan Langkah-langkah Melakukan Evaluasi Meta


Evaluator disarankan untuk meminta evaluator internal dan evaluator
eksternal mereviu evaluasi pada saat-saat tertentu yaitu pada saat rencana
evaluasi, pada interval-interval dalam periode-periode tertentu saat evaluasi masih
dalam proses untuk mengidentifikasi masalah-masalah, dan pada akhir evaluasi.
Juga diminta untuk mereviu penemuan dan laporan serta memeriksa prosedur dan
kesimpulan. Banyak evaluator meminta evaluator internal dan eksternal untuk
mereviu evaluasinya.
Reviu internal dapat dilakukan oleh dewan penasehat evaluasi. Sedang
apabila evaluasi dalam proses, evaluator dapat meminta pendapat para pemegang
saham dan para karyawan program meminta reaksi mereka terhadap rencana
evaluasi, implementasinya, waktunya, dan biaya setiap kegiatan evaluasi, serta
revisi apabila ada. Kesemua ini merupakan laporan progres evaluasi yang amat
berguna bagi klien.
Reviu eksternal paling baik dilakukan oleh pihak luar yang tak berminat
akan hasil evaluasi yang telah mempunyai pengalaman dalam evaluasi yang
serupa. Bila evaluator eksternal dipanggil sedini mungkin, mereka dapat diminta
bantuan untuk melihat desain program dan meminta rekomendasinya untuk
memperkuat desain. Pengamat eksternal dapat membantu urusan tehnik selama
proses evaluasi dan pada akhir evaluasi, melihat prosedur, penemuan, dan laporan
evaluasi. Pengamat eksternal mungkin dapat merencanakan kunjungan pada
periode reviu untuk lebih dapat mengenal dan melihat dari dekat fail, instrumen,
data, laporan, dan audiensi. Pekerjaan ini menuntut pengetahuan tentang mengapa
dan di mana menilai informasi evaluasi yang penting. Evaluator harus dapat
memperlihatkan bagaimana evaluasi mengikuti rekomendasi dari pengamat
eksternal.

Langkah-langkah melakukan evaluasi meta, sebuah desain evaluasi yang


dikemukakan oleh Worthen, Blain R, dan James R. Sanders (1983) sebagai berikut
:
1. Siapkan satu salinan desain yang siap untuk direviu. Evaluasi meta
formatif disarankan sesegera mungkin setelah desain selesai dirumuskan
supaya reviu produktif.
2. Tentukan siapa yang akan melakukan evaluasi meta.
3. Pastikan bahwa ada hak untuk melakukan evaluasi meta.
4. Gunakan standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi
meta.
5. Gunakan kriteria atau standar evaluasi pada desain Anda.
6. Periksa kecermatan desain evaluasi (adequacy). Tidak ada satu desainpun
yang sempurna. Oleh sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi program.
D. Masalah Evaluasi dan Cara Pemecahannya
Permasalahan evaluasi merupakan hal penting yang harus dijelaskan
terlebih dahulu dalam pembuatan evaluasi. Hal ini wajar karena pada intinya suatu
evaluasi dibuat adalah menjawab suatu permasalahan. Adanya kegiatan evaluasi
dikarenakan adanya suatu masalah yang ingin dipecahkan atau ingin dijawab.
Untuk itu pembaca suatu laporan evaluasi perlu mengetahui terlebih dahulu
masalah yang dikaji, ditelaah, atau hendak dijawab/dipecahkan melalui evaluasi
yang dilaporkan itu.
Segi-segi mengenai evaluasi bisa mencakup beberapa hal, seperti
bagaimana rumusan masalahnya, latar belakang mengapa masalah tersebut dipilih
untuk dievaluasi, apa tujuan yang ingin dicapai dengan mengevaluasi masalah
tersebut, dan tinjauan teori/kepustakaan/ hasil-hasil evaluasi sebelumnya yang
berkaitan dengan evaluasi tersebut.
Setiap evaluasi sedikit banyak mengandung bias dari keputusan yang
diambil evaluator tentang apa yang akan diuji, instrumen yang dipakai, kepada

siapa akan dibicarakan, dan siapa yang mendengar, semua mempengaruhi hasil
evaluasi. Bahkan latar belakang pribadi evaluator, pendidikan, dan pengalaman
juga mempengaruhi cara evaluasi dilaksanakan.
Berdasarkan pada kenyataan di atas maka tidak mudah menjadi seorang
evaluator, karena banyak syarat yang harus dipenuhi oleh seorang evaluator agar
evaluasi

yang

dihasilkan

benar-benar

dapat

dipercaya

dan

dipertanggungjawabkan. Seringkali evaluasi yang dibuat oleh seorang evaluator


mengandung sesuatu yang bias, hal ini dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya
kemampuan dari evaluator itu sendiri maupun adanya faktor dari luar yang punya
kepentingan dari evaluasi tersebut.
Suatu evaluasi agar dapat menghasilkan evaluasi yang benar-benar baik
dan dapat dipercaya maka evaluasi tersebut harus dievaluasi kembali, yang
kemudian kita kenal dengan evaluasi meta.
Evaluasi meta sebagai evaluasi yang lebih tinggi dapat menghasilkan
suatu evaluasi yang benar-benar baik dan dapat dipercaya, maka agar dapat
menemukan dan memecahkan atau menjawab masalah evaluasi diperlukan
prosedur-prosedur tertentu yang bersifat metodologis. Aspek metodologis ini,
dalam laporan evaluasi, biasanya berisi penjelasan tentang tipe pendekatan
evaluasi yang digunakan (survei atau sensus), tahap-tahap evaluasi meta program,
tehnik-tehnik untuk mencapai standar evaluasi meta (utility, feasibility, propriety
dan accuracy), populasi dan sampel evaluasi meta, metode pengumpulan data dan
instrumentasi, serta strategi analisis data.
E. Kontribusi Evaluasi Meta terhadap Evaluasi Program
Evaluasi meta sebagai evaluasi yang lebih tinggi sangat besar
sumbangannya bagi kemajuan evaluasi program. Evaluasi meta dapat dilakukan
bersama kegiatan evaluasi yang biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga
evaluasi akan bertambah baik. Jika pada evaluasi biasa kita belum menghasilkan
suatu evaluasi yang baik dan dapat dipercaya karena berbagai macam faktor, baik

berasal dari evaluator itu sendiri maupun dari luar maka evaluasi meta merupakan
solusi terbaik dalam memecahkan masalah tersebut. Evaluasi meta dapat juga
dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau sesudah evaluasi selesai, hal ini
dilaksanakan agar kita memperoleh informasi tentang apa yang telah kita lakukan.
Evaluasi meta dapat dikembangkan selagi dalam proses dengan tujuan
evaluasi berikutnya dapat lebih berhasil. Evalusi meta dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan. Evaluasi meta dapat digunakan untuk berbagai
macam keperluan. Evaluasi meta eksternal yaitu evaluasi yang dilakukan
konsultan dari luar program, dapat dipakai untuk melihat kebenaran dan menilai
desain evaluasi, melihat keprogresan program, serta untuk lebih meyakinkan dan
lebih dapat dipercaya. Laporan evaluasi meta internal, misalnya apabila disertai
dengan laporan evaluasi meta eksternal akan manjadi lebih dipercaya. Memakai
evaluator eksternal juga dapat memberikan dasar yang kuat untuk merevisi desain
evaluasi dan merevisi pekerjaan yang sedang dilakukan atau melaporkan evaluasi.
Apabila evaluasi sudah selesai, evaluasi ini dapat menolong Anda menentukan
sejauhmana kebenaran hasil evaluasi tersebut.
Evaluasi meta dapat dipakai untuk merevisi suatu evaluasi dan juga
dapat menolong kita untuk terus dapat mengikuti kegiatan proses evaluasi (keep
track). Usaha evaluasi meta juga dapat membuat kita terus terlibat dan
bertanggung jawab, dan akan menambah kepercayaan atas evaluasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi meta adalah mengevaluasi suatu evaluasi, yang dapat dilakukan
bersama kegiatan evaluasi biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan
bertambah baik. Evaluasi meta dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau
sesudah evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan.
Orang-orang yang patut melakukan evaluasi meta yaitu :
a. Evaluasi meta dilakukan oleh evaluator sendiri (original evaluator).
b. Evluasi meta dilakukan oleh pemakai evaluasi.
c. Evaluasi meta dilakukan oleh evaluator ahli
Standar evaluasi meta digolongkan menjadi tiga puluh standar atas
empat domain evaluasi yaitu utility (evaluasi harus berguna dan praktis),
feasibility (evaluasi harus realistik dan bijaksana), propriety (evaluasi harus
dilakukan dengan legal dan etik), dan accuracy (evaluasi harus secara tehnik
adekuat).
Langkah-langkah melakukan evaluasi meta sebagai berikut :
1. Siapkan satu salinan desain yang siap untuk direviu. Evaluasi meta
formatif disarankan sesegera mungkin setelah desain selesai dirumuskan
supaya reviu produktif.
2. Tentukan siapa yang akan melakukan evaluasi meta.
3. Pastikan bahwa ada hak untuk melakukan untuk melakukan evaluasi meta.
4. Gunakan standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi
meta.
5. Gunakan kriteria atau standar evaluasi pada desain Anda.
6. Periksa kecermatan desain evaluasi (adequacy). Tidak ada satu desainpun
yang sempurna. Oleh sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi program.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin AJ. (2008). Evaluasi Program


Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Jodi L. Fitzpartrick, James R. Sanders, Blaine R. Worthen. 2011. Program
Evalution Alternative Approaches and Practical Guidelines, United States:
Pearson.
Nonprofit Developement Institute, Inc. Program Evaluation A Primer for
Nonprofit

Organization.

www.phsc-

inc.com/resources/EvaluationPrimer[1].pdf. diakses pada 19 April 2016


Tayibnafis, Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.
http://catatannana.blogspot.com/2010/11/standar-evaluasi-program.html

diakses

pada 19 April 2016


http://hepimakassar.wordpress.com/2012/04/29/standar-evaluasi-program/ diakses
pada 19 April 2016

Anda mungkin juga menyukai