1
2. Kompetensi: Evaluator memberikan kinerja yang kompeten kepada
pemangku kepentingan.
3. Integritas / Kejujuran: Evaluator menunjukkan kejujuran dan Integritas
Dalam tingkah laku dan berusaha untuk memastikan kejujuran dan
integritas pada proses evaluasi.
4. Menghormati Orang: Evaluator menghargai keamanan, harga diri, dan
harga diri responden, program partisipan, klien, dan pemangku
kepentingan evaluasi lainnya.
5. Bertanggung- jawab untuk umum dan kesejahteraan publik: Evaluator:
mengartikulasikan dan melaporkan perbedaan umum dan kepentingan
umum serta nilai yang mungkin berhubungan dengan evaluasi.
Etika dalam arti sebenarnya lebih dari sekadar penghormatan terhadap penelitian
dan kejujuran terhadap uang dan data. Evaluasi memiliki tanggung jawab untuk
memberikan informasi evaluasi yang jelas, berguna, dan akurat kepada
stakeholders dengan siapa mereka bekerja. Selanjutnya, evaluator berusaha untuk
bekerja dengan cara yang berpotensi meningkatkan pelayanan kepada orang.
Masalah etis berhubungan dengan semua tahap evaluasi - dari perencanaan awal
hingga penyajian hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Morris Franklin
belajar bahwa mungkin ada tantangan etis yang penting bahkan setelah evaluasi
dilakukan telah selesai.
2
Isu Etika Terlibat Dalam Tindakan
Tanggung jawab pertama evaluator, seperti halnya peneliti dasar, adalah untuk
melindungi orang dari kerugian. Karena kerugian bisa dilakukan pada orang-
orang di berbagai cara, evaluator yang bersangkutan menjaga agar tidak
merugikan semua orang yang terkait dengan program.
Menjaga Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang di dapat dari berbagai pihak harus dijaga dan
dilindungi dengan cara:
- Identifikasi data dan nama seseorang tidak harus selalu diperjelas
- Menggunakan kode tertentu dalam mengenali identitas responden
3
- Pelaksana program harus menyimpan data, kode dan alamat lengkap
responden agar jelas menghubunginya dilain waktu.
- Menjaga kerahasiaan data dan informasi responden
4
mungkin akan memberikan layanan dengan baik oleh evaluasi. Evaluator juga
tahu bahwa evaluasi adalah alat yang baik umengukur pekerjaan anggota.
Evaluasi yang fokus pada kekurangan akan memberikan umpan balik positif.
Meskipun jarang yang tertarik melakukan hal ini.
Validitas Evaluasi
Setelah potensi kerugian bagi peserta diminimalkan, kemungkinan konflik peran
dieksplorasi, dan kebutuhan stakeholder diidentifikasi, evaluator dapat
memvaliditas proyek evaluasi. Beberapa ancaman dalam validitas data:
Instrumen Pengukuran yang Valid
Memilih sebuah Cara yang tidak tepat untuk mengukur hasil yang dihipotesiskan
dapat mengaburkan efeknya sebuah program.
5
Kolektor Data Terampil
Sikap pewawancara yang baik antara lain:
- Memiliki kemampuan interpersonal dan akal sehat dalam menggali
informasi dari orang yang diwawancarai
- Menjaga komitmen dengan orang yang diwawancara
- Membutuhkan keterampilan dalam merekam dan melaporkan hasil
wawancara
- Menjaga hubungan yang baik dengan informan
- Menerapkan kesopanan dan bertanya dan berbicara
6
untuk membandingkan evaluasi karena tidak dilaporkan secara memadai, orang
mungkin bertanya-tanya apakah penulis laporan jelas dalam pikiran mereka
sendiri tentang apa yang telah dilakukan.
7
Analisis Nilai Implisit yang Diadakan oleh Evaiuator
Konflik antara peran advokasi program dan peran evaluasi sudah disebutkan. Nilai
yang tidak diperiksa lainnya mungkin disembunyikan dalam analisis statistik
Jarang disebutkan;
8
CONTOH PENERAPAN KODE ETIK EVALUATOR
9
4. Memiliki sertifikat sebagai pendidik professional
5. Memiliki reputasi yang baik dari sisi professional dan etika
6. Dan lain-lain
Evaluator IABEE berperan sebagai peer reviewer untuk suatu program studi
bukan sebagai hakim yang menentukan baik atau buruknya program studi.
Sebagai peer reviewer, seorang evaluator IABEE memiliki komitmen untuk
membantu program studi menemukan peluang-peluang untuk memperbaiki
dirinya dan untuk meningkatkan standar mutu lulusan yang akan dicapai secara
berkelanjutan (continuous improvement)
10
Menjaga Objektivitas dan Kerahasiaan
Proses evaluasi adalah aktivitas yang memerlukan expert judgment dari evaluator
yang memiliki pengalaman profesional dan akademik yang kemungkinan tidak
sama antara satu evaluator dengan evaluator yang lain dan dengan pengelola
program studi. Untuk menjaga objektivitas proses dan hasil evaluasi, setiap
evaluator harus dengan bersungguh-sungguh dan dengan penuh kesadaran untuk
mendasarkan evaluasinya pada Kriteria Umum, Kriteria Spesifik, serta Lembar
Penilaian Program Studi (Program Evaluation Sheet) yang dibuat oleh IABEE.
Pengaruh reputasi program yang sedang dievaluasi atau membandingkan program
studi dengan institusi asal dari evaluator tersebut, tidak boleh mempengaruhi
standar peniliaian evaluator sehingga keluar dari Kriteria dan komponen-
komponen Lembar Penilaian Program Studi yang dibuat oleh IABEE. Setiap
evaluator harus berusaha sejauh mungkin untuk menghindarkan diri memberikan
evaluasi atau memberikan komentar untuk hal-hal yang tidak termasuk lingkup
kriteria IABEE. Evaluator juga harus berusaha untuk tidak membanding-
bandingkan kondisi program studi yang sedang dievaluasi dengan kondisi di
institusi asal evaluator ataupun institusi lain karena setiap program studi memiliki
keleluasaan menentukan standar outcome lulusannya sesuai dengan visi dan
kondisi unik masing-masing program studi tersebut.
11
Larangan bagi Evaluator
Pada prinsipnya evaluator dilarang untuk melakukan tindakan atau sikap-sikap
yang bisa menurunkan kredibilitas seluruh proses dan hasil evaluasi akreditasi
yang telah dijalankan oleh IABEE. Tindakan dan sikap-sikap yang dilarang
tersebut adalah namun tidak hanya terbatas pada:
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Posovac, Emil J. 2011. Methods and Case Studies. New York: Prentice Hall.
Website:
https://iabee.or.id/tentang-iabee/kualifikasi-evaluator/
13