Anda di halaman 1dari 21

Asesmen Bk Teknik Non Tes

Kelompok 2:

Kezia siregar
Vony situmorang
Imel manihuruk
1191151021
1193351056
1192451015
Wawanc
Gracelita saragih
Gabriel hutagalung
1193351055
1193151046 ara
Asesmen
Pengertian Asesmen :
Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan
meng-interpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya
sebagai bahan dasar untuk memahami individu dan untuk
pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang
sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan asesmen

Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan data- data


tentang mahasiswa secara lebih luas, lengkap, dan
mendalam sehingga diperoleh gambaran tentang mahasiswa
tersebut secara komprehensif.
 
Kode Etik Penggunaan Asesmen

Pelaksanaan kegiatan asesmen dalam BK hendaknya


mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku dalam kode etik
penggunaan asesmen dalam BK. Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN) merupakan kode etik testing,
yaitu suatu jenis tes hanya diberikan oleh petugas bimbingan
dan konseling yang berwenang menggunakan dan menafsirkan
hasilnya.
 
Kode Etik Tersebut Adalah
• Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau
cirri kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan.
• Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada konseli dan
orangtua mengenai alasan digunakannya tes di samping arti dan
kegunaannya.
• Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau
petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut.
• Data hasiln testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah
diperoleh dari hasil konseli sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini
data hasil testing wajib diperlakukan setara denga data dan informasi lain
tentang konseli.
• Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada
hubungan dengan usaha bantuan kepada konseli
PERBEDAAN ASESMEN TEKNIK NONTES DAN
TEKNIK TES

Asesmen teknik nontes:


Asesmen teknik nontes tidak memerlukan prosedur penyusunan
yang terstandar. Dapat dibuat atau dirancang oleh petugas
bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan. Beberapa
diantaranya dirancang dengan melalui tahap uji coba untuk
mengetahui tingkat kesahihan dan tingkat keterandalannya atau
validitas dan reliabilitasnya.
 
Berbeda dengan asesmen teknik non tes, asesmen teknik tes memiliki
beberapa karakteristik antara lain:
• Standardisasi, instrumen tersebut memiliki keseragaman cara penyelenggaraan dan
penskorannya. Suatu tes yang terstandard memiliki buku dan manual tes yang
berisi petunjuk rinci bagi penyelenggaraan setiap tes.
• Bersifat obyektif, penyelenggaraan, penilaian, dan interpretasi skor berdasarkan
hasil yang diperoleh dan tidak dipengaruhi oleh penilaian subyektif penguji.
• Reliabel atau andal, artinya tes harus memiliki konsistensi terhadap hasilnya.
• Valid, tes tersebut mampu mengukur apa yang memang hendak diukur,
menggambarkan sejauh mana tes tersebut mampu memenuhi fungsinya.
INSTRUMEN
NONTES
WAWANCARA 

Wawancara adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan yang


dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Anas Sudijono,
2012). Wawancara juga merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-
tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Tujuan Wawancara

Menurut Zainal (2010) tujuan wawancara adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna


menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau
orang tertentu.
Peran Pewawancara
Keberhasilan melakukan wawancara sangat ditentukan oleh
peran dari pewawancara. Peran dimulai sejak awal, pertengahan
hingga akhir dari wawancara yang dilakukan. Keberhasilan
melakukan wawancara akan menghasilkan data atau informasi
yang lengkap, mendalam, obyektif dan akurat. Pewawancara
hendaknya dapat membawa suasana wawancara berjalan secara
terbuka, akrab dan menyenangkan sehingga wawancara dapat
berjalan lancar dan tujuan wawancara tercapai.
 
Jenis jenis
Wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu :

1. Wawancara Berstruktur
Wawancara terpimpin dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara
sistematis. Bentuk wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban
agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan
sebagai pedoman wawancara.
2. Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak terpimpin dikenal dengan istilah wawancara
sederhana atau wawancara tidak berstruktur, atau wawancara
bebas. Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan
yang bersifat terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab
pertanyaan tersebut. Pertanyaan semacam ini tidak memberi
struktur jawaban kepada peserta didik karena jawaban dalam
pertanyaan itu bebas.
Kelebihan dan Kekurangan
Wawancara
Wawancara mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan wawancara antara
lain :
1. Dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang
diperoleh dapat diketahui objektivitasnya
2. Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
3. Pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal
4. Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang
panjang.
5. Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan
menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
6. Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahan wawancara

1. Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak
menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
2. Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga
data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
3. Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
4. Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer.
5. Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil
wawancara.
6. Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara.
7. Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawacarai
dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.
Pedoman
Wawancara
Menyusun pedoman wawancara dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Merumuskan tujuan wawancara.
2. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
3. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk
pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan kata-kata yang
digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik bersifat
defensive.
4. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan pertanyaan yang
disusun agar dapat diperbaiki lagi.
5. Melaksnakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya .
Kisi kisi Pedoman
wawancara
Bentuk
No. Masalah Tujuan Pertanyaan
Pertanyaan
         
Format Pedoman Wawancara

Aspek-aspek yang Ringkasan


No. Ket.
diwawancara Jawaban
1      
2      
3      
4      
5      
6      
Hal hal yang Harus di Perhatikan Sebelum Wawancara

Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Hubungan baik antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai perlu
dipupuk dan dibina sehingga akan tampak hubungan yang akrab dan harmonis.
2. Dalam wawancara jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang bersahabat, bebas,
ramah, terbuka, dan adaptasikan diri dengannya.
3. Perlakukan responden itu sebagai sebagai sesama manusia secara jujur.
4. Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara netral.
5. Pertanyaan hendaknya jelas, tepat dengan bahasa yang sederhana.
Hal hal Yang Mempengaruhi Hasil wawancara

• Pewawancara
• Informan
• Topik Penelitian
• Situasi
Wawancara
Kesimpulan
Wawancara ialah salah satu bentuk alat pengumpulan data jenis non-tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta
didik. Tujuan dari wawancara yaitu memperoleh informasi dan data temtang suatu hal.
Wawancara memiliki dua jenis yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak
berstruktur. Wawancara juga memilki kelebihan dapat berkomunikasi secara langsung,
pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal, dan partisipasi responden
lebih tinggi. Sedangkan kelemahan dari wawancara yaitu jika jumlah yang diwawancara
banyak maka menggunakan proses dan waktu yang banyak pula, situasi wawancara mudah
dipengaruhi lingkungan sekitar, juga menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik
dari interviewer. Dalam prosedur lankah-langkah wawancara dipersiapkan tujuan, kisi-kisi,
dan format wawancara. Hal hal yang harus diperhatikan seperti hubungan baik antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai, juga wawancara jangan terlalu baku harus
menumbuhkan sikap yang bersahabat, ramah, dan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai