Anda di halaman 1dari 16

ARTI PENTING PEMBELAJARAN IPA

Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling
tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan
teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat diakses
secara adil oleh semua.
Universal Declaration of Human Right 1948
Sejarah pendidikan dan kurikulum di indonesia
Kurikulum nasional pertama kali yang diterbitkan oleh pemerintah indonesia :
kurikulum 1968. Untuk mendapatkan pondasi kewarganegaraan dan kenegaraan
dengan menanamkan ideologi pancasila Tahun 1940-an dan 1950-an indonesia
memiliki 5 sekolah menengah, 2 universitas dan 1 sekolah dasar pada setiap
distrik (Buchori, 2001). Fokus utama dari pendidikan : menanamkan rasa
kewarganegaraan dan nasionalisme. Kurikulum 1968 direvisi dengan adanya
kurikulum 1975 Mengembangkan aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
Pendidikan IPA merupakan elemen penting, sedangkan Bahasa inggris
dimasukkan sebagai mapel tambahan. Kurikulum 1985 menekankan penerapan
Cara Belajar Siswa Aktif yang menginginkan peran guru sebagai fasilitator dan
tifak mendominasi pembelajaran. Pendidikan IPA dianggap penting sehingga
jumlah jam ditingkatkan menjadi 34 jam untuk 1 catur wulan. Kurikulum 1994
hingga kurikulum KBK 2004, pendidikan IPA sudah memiliki proses yang tertata
rapi dalam suatu proses pembelajaran formal di sekolah.
Proses pembelajaran IPA di sekolah secara holistik dipengaruhi oleh beberapa
hal. Pemahaman pembelajaran IPA mulai dari pengertian dan hakikat IPA, teori-
teori belajar IPA, karakteristik peserta didik, model-model pembelajaran, nilai-
nilai yang akan membentuk karakter peserta didik.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik baik
kemampuan sikap religius, sikap sosial, intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap peduli dan partisipasi aktif dalam membangun kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat yang lebih baik.
IPA Merupakan ilmu yang terkonstruksi secara personal dan sosial berlandaskan
pendekatan konstruktivisme
IPA, Ilmu yang Terkontruksi secara Personal dan Sosial
Personal : berasal dari pengalaman-pengalaman yang dikembangkan
berdasarkan kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka dapat menyimpulkan
konsep yang mereka ciptakan sendiri.
Sosial : konsep dan teori yang muncul di dunia sekolah tidak akan dapat
dipahami oleh pembelajar sains secara personal, melainkan dipelajari dalam
komunitas sains yang kompleks.
Dalam pembelajaran IPA diperlukan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk meneliti dan mengkonstruksi sains seoptimal mungkin sesuai dengan
kapasitas mereka masing-masing dengan memanfaatkan kolaboratif di dalam
kelas. Peran guru sangat vital untuk dapat mengelola proses pembelajaran IPA
dengan baik.
Peran Guru IPA terhadap Proses Pembelajaran IPA
Guru adalah : suatu jabatan dan pekerjaan profesional yang dituntut harus
mempunyai 4 kompetensi yang dikuasai.
Kompetensi kepribadian, Kompetensi pedagodiK, Kompetensi profesional,
Kompetensi sosial
Seorang guru dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran IPA jika dia mampu
mengubah pembelajaran yang semula sulit menjadi mudah, yang semula tidak
menarik menjadi menarik, yang semula tidak bermakna menjadi bermakna
sehingga peserta didik menjadikan belajar IPA adalah kebutuhan bukan karena
keterpaksaan.
Peran seorang guru IPA menurut Standards for Science Teacher Preparation
(NSTA) di Amerika Serikat harus memenuhi standar-standar yang telah di
tetapkan.
1. Standar Pengetahuan Materi (Content Knowledge)
2. Standar Pengetahuan Pembelajaran (Pedagogycal Knowledge)
3. Lingkungan Belajar (Learning Environment)
4. Standar Keselamatan (Safety and Security)
5. Dampak terhadap Pembelajaran
6. Pengetahuan dan Keterampilan Profesional
Standar yang berlaku bagi guru-guru Indonesia dalam peningkatan
profesionalitas guru, termasuk di dalamnya adalah guru IPA :
1. Team Teaching
2. Guru Tunggal
Pedagogical Content Knowledge (PCK) IPA
PCK jika di formulasikan dalam pembelajaran IPA merupakan analogi ilustrasi,
contoh, penjelasan dan demosntrasi IPA yang paling kuat, cara mewakili dan
merumuskan topik atau materi IPA sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Prinsip less is more dalam melaksanakan kurikulum 2013 dalam menyusun PCK
pembelajaran IPA memenuhi kaidah sbb :
1. Peningkatan keterampilan mencari atau inkuiri dalam belajar IPA dengan
aktif melakukan pengamatan, mencari informasi di internet, perpustakaan,
buku dan lingkungan sekitar.
2. Terlalu banyak materi yang di sampaikan guru akan membuat peserta
didik mudah melupakan materi tersebut
3. Bahan dan materi IPA selalu berkembang jika guru hanya berorientasi
pada banyaknya bahan dan materi yang disampaikan maka peserta didik
akan tidak menguasai secara mendalam
Desain proses pembelajaran IPA ditata sebagai sebuah sistem pembelajaran
yang berdasarkan tujuan yang telah di rencanakan.
Perncanaan desain pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013 akan sedikit
berbeda dengan pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pembelajaran yang telah ada.
Menurut Permen No. 68 Tahun 2013 tentang kurikulum SMP-Mts terdapat
penyempurnaan pada aspek :
1. Paradigma Teacher-centered menjadi student-centered
2. Pola pembelajaran satu arah (guru ke peserta didik) menjadi pola
pembelajaran interaktif (guru, peserta didik, masyarakat, lingkungan alam
dan sumber belajar yang lain)
3. Pola pembelajaran terisolasi (di kelas) menjadi pembelajaran jejaring
(peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan dimana saja)
4. Pola pembelajaran pasif menjadi aktif
5. Pola belajar sendiri menjadi kelompok (berbasis tim)
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pola pembelajaran berbasis
multimedia
7. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis
HAKIKAT IPA
IPA Rumpun ilmu, mempelajari fenomena alam faktual, baik berupa
kenyataan/kejadian dan hubungan sebab akibatnya.
Cabang ilmu IPA :
- Biologi - Astronomi
- Fisika - Astrofisika
- IPA - Geologi
IPA sebagai produk (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) dan
sebagai proses (kerja ilmiah).
Belajar IPA mempelajari konsep IPA, proses, nilai, sikap ilmiah, aplikasi,
kreativitas (Kemendiknas, 2011)
Definisi IPA Ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian
yang ada di alam ini (Sukarno, 1973)
Definisi IPA sebagai body of knowledge :
- Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun
secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum
- Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik
- Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi
fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi
dan hipotesis.
Definisi IPA menurut Carin dan Sund (1993) :
- Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
- 4 unsur utama IPA menurut definisi Carin dan Sund : Sikap, Proses, Produk,
Aplikasi.
Cara Berpikir IPA meliputi :
- Percaya, Rasa Ingin Tahu,Imajinasi,Penalaran, Koreksi diri
Cara Penyelidikan IPA meliputi :
- Observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta merupakan data yang
selanjutnya diolah menjadi hasil observasi
- Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan cermat agar data
akurat
- Matematika untuk menyatakan hubungan antar variabel dalam hukum
dan teori, membangun suatu model.
- Pembelajaran Sistem
- Pembelajaran IPA : interaksi antara komponen-komponen pembelajaran
dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran IPA dipengaruhi oleh :
Masukan peserta didik, Masukan instrumental, kurikulum, guru, metode dan
media. Masukan lingkungan sosial dan alamiah.
Tugas utama guru IPA : melakukan proses pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran IPA terdiri atas :
Perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil.
Proses pembelajaran IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses
dan produk.
Outcome proses pembelajaran IPA adalah menghasilkan peserta didik yang
berhasil yang ditandai dengan lulusan yang berhasil.
Pendidikan IPA mempunyai arti lebih luas daripada pembelajaran IPA.
- Pendidikan IPA : terdiri atas komponen pembelajaran IPA, pembimbingan
IPA dan pelatihan IPA. Aspek meliputi : kognitif, afektif dan psikomotor
- Pembelajaran IPA menekankan pada aspek kognitif.
IPA sebagai suatu bidang ilmu :
- Memiliki objek atau bahan kajian (aspek ontologi)
- Memiliki cara memperoleh (aspek epistemologi)
- Memiliki kegunaan (aspek aksiologi)
Kurikulum terdiri atas :
- Kurikulum tingkat nasional, tingkat lembaga dan tingkat mata kuliah/mata
pelajaran.
Kurikulum tingkat nasional yang disusun Kemendikbud terdiri atas :
Kerangka dasar dan struktur kurikulum, Beban belajar bagi peserta
didik,Kurikulum tingkat satuan pendidikan, Kalender pendidikan.
Kurikulum tingkat lembaga disusun oleh lembaga dan terdiri atas :
1. Semua pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik selama peserta
didik belajar di sekolah
2. Daftar mata pelajaran yang wajib ditempuh peserta didik untuk
memperoleh ijazah
Kurikulum tingkat mata pelajaran (Kurikulum 2013) disusun oleh dosen/guru dan
terdiri atas :
1. Perencanaan proses pembelajaran untuk waktu satu semester (silabus)
2. Perencanaan proses pembelajaran untuk waktu satu atau beberapa kali
pertemuan (SAP) atau (RPP)
Komponen kurikulum berbasis kompetensi dalam kurikulum 2013 terdiri atas :
1. Kompetensi pembelajaran IPA yang berbentuk Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD)
2. Materi pembelajaran IPA yang berbentuk materi pokok, uraian materi
pokok dan sumber belajar dalam bentuk keterpaduan/tematik integratif
3. Pendekatan, metode dan media pembelajaran IPA yang bersifat student
oriented, student active, life skill oriented.
4. Penilaian/asesmen hasil pembelajaran (hasil belajar) IPA yang bersifat
multi dimensi.
Pembelajaran berbasis kompetensi menuntut peserta didik untuk menguasai
konsep IPA setelah mempelajari materi pokok tertentu/uraian materi pokok
tertentu
Penugasan diperoleh melalui proses pembelajaran IPA antara lain : eksperimen
dan dapat menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
TEHKNIK BERTANYA
Bertanya dapat mengoptimalkan proses berpikir dan perkembangan mental atau
psikologi peserta didik. Bertanya merupakan hal yang utama dalam membangun
strategi pembelajaran IPA yang efektif.
Tujuan dari pemberian pertanyaan pada peserta didik menurut Cole & Chsn
(1998) :
Mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi interpersonal, Memusatkan
perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu (bagian dari materi),
Memperkirakan pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan,
Menelaah bagian penting dari materi ajar, Menstimulasi aktifitas proses kognitif
peserta didik, Mendorong peserta didik untuk melaksanakan , diskusi kelompok,
Mengontrol pola perilaku sosial peserta didik
Kategori pertanyaan menurut Cole & Chsn (1998) :
1. High and Low Order Question. LOQ merupakan teknik bertanya yang
bertujuan untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan. HOQ
bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis, mengevaluasi suatu materi
IPA
2. Product, Prosess and Opinion Question. Product Question merupakan
teknik bertanya yang meminta peserta didik membuat suatu
kesimpulan/hasil akhir. Prosess Question peserta didik memaparkan suatu
prosedur, langkah yang ditempuh dalam menemukan penyelesaian suatu
masalah. Opinion Question peserta didik mengemukakan pendapat,
sudut pandang dan penilaian terhadap sesuatu.
3. Open and Close Question. OQ : teknik bertanya yang mendorong peserta
didik berpikir divergen dan berpikir kreatif. CQ : teknik bertanya yang
mendorong peserta didik berpikir konvergen dan menuntut jawaban yang
spesifik, akurat/benar.
4. What, when, who, why and how question. What question digunakan untuk
mengingat kembali, When question digunakan untuk menanyakan waktu,
Who question digunakan untuk menanyakan orang, Why question
digunakan untuk menanyakan alasan, How question digunakan untuk
menanyakan prosedur dan proses.
5. Memory and Search Question. MQ bertujuan untuk meningat kembali
materi yang telah diberikan pada peserta didik. SQ bertujuan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk mencari jawaban suatu
pertanyaan bukan hanya dari apa yang telah dimiliki dalam memori
peserta didik.
6. Contextually explicit, Contextually implicit and Background question. CE :
teknik bertanya yang dilakukan oleh guru, dengan meminta jawaban yang
eksplisit/tegas dari suatu materi yang telah dipelajari. CI : teknik bertanya
guru yang meminta peserta didik menemukan makna yang lebih dalam
dari suatu materi dan aplikasinya. BQ : teknik bertanya yang meminta
peserta didik mencari latar belakang yang relevan dengan informasi dari
materi yang disampaikan dan Tidak terdapat dalam materi tersebut
Kategori pertanyaan yang baik adalah
1. Pertanyaan yang diberikan oleh guru akan direspon dengan cepat oleh
peserta didik.
2. Pertanyaan yang menghindari pola jawaban ya atau tidak
3. Pola kalimat dalam pertanyaan mudah dipahami
4. Pertanyaan yang mampu meningkatkan komunikasi yang efektif antara
guru dan peserta didik
5. Pertanyaan yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik.
Teknik bertanya berdasarkan cara penyampaian pertanyaan dibagi menjadi 2 :
1. Probing atau membimbing dalam memberikan jawaban merupakan cara
penyampaian pertanyaan dengan menggunakan stimulasi untuk
membimbing peserta didik menemukan jawaban.
2. Redirecting atau memberikan pengarahan ulang merupakan cara guru
bertanya dengan pengarahan ulang dengan pengalihan jawaban dari
seorang peserta didik ke peserta didik yang lain.
TEHKNIK MENGHAFAL
Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk dapat mengingat dan
memanggil kembali informasi IPA yang ada di otak peserta didik.
Semua informasi yang diingat peserta didik akan bertahan lama jika berupa
memori jangka panjang.
Proses penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang memerlukan
teknik khusus
Prinsip-prinsip teknik mnemonik dapat diapikasikan dalam menghafal materi IPA.
1. Prinsip pemaknaan. Prinsip ini dapat di aplikasikan ketika menghafalkan
enzim. Pemaknaan yang dilakukan dalam menghafal nama enzim berasal
dari zat yang diubah ditambahkan akhiran ase
2. Prinsip asosiasi dapat dilakukan dengan cara membuat pemisalan benda
nyata untuk menghafal suatu materi IPA
3. Prinsip imajinasi diaplikasikan ketika menghafal nama unsur dalam satu
golongan. Contoh
Bebek mangan cacing seret banget rasanya.
4. Prinsip organisasi diaplikasikan dengan mengelompokkan menjadi bagian
kecil yang
saling berhubungan. Misalnya mengambil suku kata depan untuk
menghafalkan warna pelangi
Mejikuhibiniu.
5. Prinsip pengulangan dapat dilakukan dengan mengulang-ulang secara
lisan maupun tulisan.
TEHNIK MENCATAT
Mencatat merupakan salah satu kemampuan terpenting terlebih bagi peserta
didik dalam mempelajari IPA akan berpengaruh pada hasil belajar DePorter et al,
2010).
Mencatat efektif dalam proses pembelajaran IPA dapat dilakukan berbagai cara
misalnya :
1. Peta Konsep. Menggambarkan hubungan antar konsep dengan
menggunakan labeling atau label. Konsep yang dituliskan merupakan
konsep penting atau esensial. Konsep-konsep dihubungkan dengan kata
yang berfungsi sebagai label. Kata tersebut dapat berfungsi untuk
hubungan sebab akibat, logis, kata kerja dan substansial.
Prinsip yang harus dipenuhi dalam membuat peta konsep adalah :
a. Dalam satu kolom hanya memuat satu konsep atau ide pokok
b. Berbentuk diagram yang teratur sebagai representasi konsep-konsep
penting
c. Harus terdapat kata yang berfungsi sebagai label yang berfungsi
menghubungkan antar konsep.
Kegunaan peta konsep dalam proses pembelajaran IPA :
a. Sebagai alat dalam mencatat materi pembelajaran IPA
b. Digunakan dalam penulisan ringkasan materi dalam suatu buku teks IPA
c. Digunakan guru dalam mendesain pembelajaran IPA
d. Sebagai ringkasan materi untuk memberikan gambaran awal bagi peserta
didik sebelum masuk ke pendalaman materi pada saat proses
pembelajaran IPA
Kegunaan peta konsep dalam proses pembelajaran IPA :
e. Sebagai pengontrol materi yang disampaikan guru supaya tidak keluar
dari kompetensi yang telah ditetapkan
f. Digunakan sebagai instrumen asesmen untuk melihat pemahaman
peserta didik
g. Digunakan sebagai tes diagnostik untuk melihat kesulitan belajar peserta
didik atau salah konsep (miskonsepsi) IPA
2. Peta Pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
kesan (DePortner et al., 2010)
Kiat-kiat dalam membuat peta pikiran (DePortner et al., 2010) :
a. Membuat lingkaran ditengah kertas untuk menuliskan gagasan utama
b. Menambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin kunci,
menggunakan pensil warna
c. Menuliskan kata kunci /frase pada tiap-tiap cabang, lalu kembangkan
untuk menambah detail-detail
d. Tambahkan simbol dan ilustrasi
e. Menggunakan huruf kapital
f. Menulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar
g. Membuat kreasi pada peta pikiran yang dibuat
h. Memberikan garis bawah kata-kata yang dianggap penting dan
menggunakan huruf tebal
i. Bersikap kreatif dan berani dalam membuat peta pikiran
j. Menggunakan bentuk-bentuk acak untuK menunjukkan hal penting
k. Membuat peta pikiran secara horizontal.
Teknik mencatat klasikal dengan pemberian warna, simbol dan bentuk pada hal
penting. Teknik mencatat tipe ini dengan menuliskan hal-hal yang dianggap
penting dalam bentuk vertikal sesuai dengan buku catatan yang digunakan
peserta didik.
Metode yang paling efektif dalam pencatatan secara klasikal dapat diupayakan
dengan cara membuat variasi dalam buku catatan peserta didik. Variasi yang
dapat digunakan dalam mencatat adalah :
a. Untuk materi-materi IPA yang bersifat faktual dan konseptual atau berisi
konsep yang harus selalu diingat maka dalam melakukan pencatatan
dengan pemberian warna pada hal-hal penting
b. Untuk materi IPA yang terdapat rumusan matematis, dalam mencatat
diberi simbol bagi
rumus-rumus matematis tersebut.
c. Memberikan catatan khusus dapat ditulis dalam sebuah kolom didekat
konsep yang diterangkan di buku dan diberikan bentuk yang berbeda
untuk mempermudah mengingat.
d. Jika mencatat dengan buku tulis bergaris maka dapat membuat dua
kolom dalam satu halaman yang sama, kolom pertama untuk menuliskan
gagasan penting sedangkan kolom yang lain untuk keterangan gagasan
penting.
e. Menggunakan Cornell notes. Membagi kertas menjadi 3 bagian, bagian
kiri untuk menulis
gagasan utama/kata kunci, bagian kanan : hasil catatan dan bagian paling
bawah : merupakan ringkasan
Urgensi Pendidikan Karakter
Karakter Yang dibentuk dari internalisasi berbagai kebajikan yang diyakinin dan
digunakan sebagai landasan.
Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu pengetahuan. Tetapi...Sarana
pembudayaan dan penyaluran nilai.
Depdiknas (2011) Pendidikan merupakan proses internalisasi budaya dalam diri
seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi
beradab.
Proses internalisasi budaya dalam suatu proses pendidikan dapat dilakukan
dalam penanaman karakter pada diri seseorang yang akan diaktualisasi dalam
proses kehidupannya.
Pendidikan karakter merupakan langkah preventif dalam mengatasi masalah
budaya dan karakter bangsa.
Dalam pendidikan karakter disekolah semua komponen harus dilibatkan
yaitu ......
Kementerian Pendidikan Nasional menyusun grand design pendidikan karakter
yang dituangkan dalam kurikulum 2004, KTSP maupun kurikulum 2013
mencakup : Olah hati,Olah pikir, Olahraga dan kinestetik, Olah rasa dan karsa
Untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter, ada 18 nilai yang
bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional :
Religius, Rasa ingin tahu, Peduli sosial ,Jujur, Semangat kebangsaan, Tanggung
jawab, Toleransi, Cinta tanah air ,Disiplin, Menghargai prestasi, Kerja keras,
Bersahabat/Komunikatif, Kreatif Cinta damai, Mandiri, Gemar membaca,
Demokratis, Peduli lingkungan.
Sikap ilmiah IPA jika diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dapat dimaknai
sebagai karakter seseorang.
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada
indikator, dari indikator tersebut guru mengamati melalui berbagai cara.
Nilai-nilai karakter dari proses pembelajaran IPA adalah :
Rasa ingin tahu, Kerja keras, Jujur, Disiplin, Demokratis, Mandiri, Menghargai
prestasi, Semangat kebangsaan, Berani, Kreatif, Logis dan Peduli lingkungan
Landasan utama dalam mengetahui kesiapan seorang peserta didik masuk
sekolah, peserta didik tersebut harus mempunyai kemampuan (Goleman, 1997) :
Keyakinan, Kecakapan berkomunikasi, Rasa ingin tahu, Kooperatif, Niat, Kendali
diri, Keterkaitan.
Pembelajaran terpadu : Pembelajaran yang mengacu pada kecenderungan-
kecenderungan (mengangkat tema dari hal hal yang konkrit, memandang
sesuatu yang dipelajari menjadi suatu keutuhan) sehingga menjadi suatu
pengetahuan baginya
Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui hal-hal lain: kejadian faktual,
kecelakaan, masalah lingkungan, dsb.
Contoh : Tema : Burung
Pertanyaan-pertanyaan: (bagaimana ciri-ciri burung, bagaimana burung dapat
bergerak, bagaimana bentuk burung, apakah makanannya, bagaimana
habitatnya bagaimana cara melindunginya, mengapa burung penting untuk
lingkungan)
Bagaiman cara mendapatkan jawaban untuk pertanyaan tersebut
Kegiatanyang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
Pembelajaran terpadu. Kegiatannya memiliki materi dan proses ilmu sosial, IPA,
Bahasa, Matematika dan kesenian
Pendekatan inkuiri
Siswa dilibatkan sejak awal dalam pembelajaran ini, dan sering dianjurkan untuk
bekerja kelompok (kooperatif)
Siswa akan mampu berperan serta aktif dalam menyelidiki topik yang
ditawarkan
Perencanaan topik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan topik: minat siswa, minat guru,
kebutuhan murid dan guru, waktu, pengetahuan yang sudah dimiliki oleh murid-
murid dan lingkungan topik yang akan dieksplorasi, kurikulum sekolah sumber-
sumber belajar yang tersedia
Prosedur yang disarankan
Melakukan kajian topik beberapa minggu sebelum tanggal pelaksanaan dan
mulai mengumpulkan bahan, Melakukan kajian tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan, Pilih cara yang tepat untuk mengenalkan topic, Selidiki
pengetahuan siswa dan libatkan dalam perencanaan Pilihlah kegiatan-kegiatan
yang tepat, Kaitkan dengan kurikulum yang dipakai sekarang, Assesmen
dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan
IPA jika dipadukan dengan mata pelajaran lain dengan menggunakan tema
tertentu maka akan menghasilkan pembelajarn yang efektif (Gamberg, dkk
dalam Garin, 1993)
Pengintegrasian IPA dengan pelajaran lain akan memperbaiki pengajaran IPA
dan pembelajarannya secara kualitatif maupun kuantutatif (Koballa dan Bethel
dalam Garin, 1993)
Paduan IPA ips
Pendekatan STM (Sains-Teknologi Masyarakat/ Science-Technology-Society)
Keuntungan untuk guru dan siswa: siswa dapat menggunakan konsep dan proses
yang dipelajari di IPA untuk mempelajari IPS, dapat meningkatkan keterampilan
proses, IPA dan IPS sering diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah,
IPS juga terdiri dar konsep dan proses.
Tema yang disarankan:
Energi dan hubungannya dengan penggunaan energi dalam kehidupan sehari
hari, Industri dan dampaknya terhadap lingkungan, Cuaca dan iklim serta
pengaruhnya pada manusia,Bencana alam
Paduan IPA dengan kesenian
Tampak pada penggunaan gambar-gambar sebagai alat bantu
Contoh tema yang dapat digunakan: pembelajaran konsep getaran dan bunyi
dikaitan dengan seni musik, tumbuhan, dll.
Paduan IPA dengan gizi dan kesehatan
Cara yang biasa digunakan dalam topik ini adalah ceramah kadang dicantumkan
juga sederet larangan agar tubuh manusia tetap sehat.
Fokus pembelajarannya : agar siswa dapat bertanggung jawab terhadap
kesehatannya dan tubuh masing-masing
contoh materi: karbohidrat dan bahan-bahan makanan lainnya, sistem
pernapasan manusia. Alat gerak manusia
paduan ipa dengan matematika
Keterpaduan ini cukup jelas pada perhitungan IPA (operasi hitung bilangan).
Contoh tema yang berkaitan: rangkaian listrik; penghitungan proton, neutron
dan elektron; penghitungan massa jenis zat; besaran dan satuan, angka penting,
getaran dan bunyi,
Pemahan yang penting dalam paduan mapel: pemahaman tentang substansi/zat,
pemahaman tentang panjang, angka, keterhubungan, susunan, klasifikasi
Asesmen merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran di
bidang studi apapun.
Asesmen hendaknya dibedakan dari pengukuran prestasi belajar
Pengukuran prestasi belajar :pengumpulan informasi tentang prestasi murid-
murid melalui tes dan lembar kerja. Sedangkan asesmen merupakan konsep
yang lebih luas yang mencakup penilaian profesional pendidik, perasaan dan
pengamatan, serta informasi-informasi lain yamg di kumpulkan dari lingkungan
belajar.
Fungsi asesmen:
Sebagai alat untuk merencanakan, menjadi pedoman, dan memperkaya
pembelajaran IPA di kelas. Sebagai alat komunikasi dengan murid murid,
administrator dan orang tua murid, tentang pentingnya IPA. Sebagai alat untuk
memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran.. Sebagai alat untuk
memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA
Asemen diagnostik dapat dilakukan dengan cara:1. Tes tulis (prates/pretes) 2.Tes
lisan
Dari data yang diperoleh dari tes tersebut, maka dapat: membantu guru
mengidetifikasi minat, kelebihan dan kelemahan murid dalam bidang studi IPA.
membantu guru melihat apakah seorang murid memerlukan bantuan dalam
belajar atau tidak.memberi imformasi tentang perbedaan perbedaan cara
belajar murid murid.
Minat dan motivasi siswa
mengajak siswa menjadi rekan yang aktif dalam proses pembelajaran .mengajak
siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bagi dirinya.membimbing
siswa agar menjadi mandiri dalam belajar.menunjukan bahwa kita benar benar
peduli akan keberhasilan mereka
Asesmen formatif kadang kadang diperlukan ditengah tengah pembelajaran.
Bila guru mengalami konsep konsep yang sukar, maka diadakan asesmen
mendapatkan data bagaimana caranya memodifikasi sebagian atau keseluruhan
pembelajaran. Asesmen ini juga dapat dilaksanakan bila siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Asemen sumatif ini dilakukan untuk mendaptkan nilai akhir untuk menjaring
data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dapat dipahami oleh murid
murid, sebelum beralih ke pokok bahasan berikutnya. Peranan asesmen ini erat
hubungannya dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang jelas akan
memudahkan perancangan asesmen.
Menurut Bloom enam tingkat intelegensia dalam ranah kognitif : Pengetahuan
tentang fakta fakta dan prinsip prinsip Pemahaman ( memahami fakta
fakta dan ide ide ) Penerapan ( menerapkan fakta dan ide pada situasi baru)
Analisa ( memecahkan / membagi konsep dalam bagian - bagiannya kemudian
melihat hubunganya satu sama lain) Sintesa ( mengumpulkan fakta fakta dan
ide ide )Evaluasi ( mementukan nilai dari fakta fakta dan ideide )
Cara penggunaan asesmen dalam rangka kognitif: mempergunakan tes tertulis
atau tes pensil dan kertas. mempergunakan opservasi guru atas kinerja murid.
Mempergunakan tes gambar gambar yang dibubuhi sedikit tulisan atau kata
kata. Mempergunakan jurnal murid murid . Mempergunakan peta konsep yang
penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio
Aspek penerapan..? menggunakan semua ilmu pengetahuan yang dimiliki
untuk diterapkan pada situasi yang berbeda dan baru dikenalnya
Contoh kasus:
Kamu sudah mempelajari bahwa antara makluk hidup ada saling
ketergantungan
Terapkalah pengetahuanmu pada situasi berikut ini :
1. pernyataan berikut ini adalah salah
menembak burungburung kecil adalah suatu cara untuk olahraga yang
menyenangkan
2. bagaimanakah yang benar?
3. apa yang kamu lakukan bila ada orang orang yang menembaki burung
burung dihalamanmu?
Aspek analisis? melibatkan pemecahan ide atau pemenggalan ide, kemudian
murid ditanya apakah mereka memahami hubungan antara pengalaman.
Gambar gambar kartun, grafik, gambar gambar tanpa kita dapat dipakai
untuk menjadi keterampilan menganalisis.
Aspek menganalisis terbagi atas analisa unsur unsur dan analisa sebab - akibat
Aspek evaluasi? memerlukan penggabungan antara aspek pengetahuan, aspek
pemahaman, penerapan, analisa, dan aspek sintesa untuk menunjukan suatu
penilaian
Ranah koknitif meliputi pengetahuan - pengetahuan dan pemahaman secara
intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat,
sikap, nilai, dan apresiasi. Hal ini erat hubungannya dengan perasaan murid
terhadap pelajaran IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Ranah psikomotor menekankan keterampilan keterampilan motorik atau
keterampilan menangani benda benda atau alat alat pada waktu melakukan
kegiatan percobaan IPA. Untuk ranah psikomotor kita dapat membuat bagan
untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran.
Penilaian dalam ranah psikomotorik
Belajar dengan alat alat IPA sederhana misalnya thermometer, timbangan,
mistar ukur , gelas ukur, stop wach, Untuk kinerja keterampilan laboratorium dan
prosedur misalnya : menyaring sat, memakai mikroskop, Mengumpulkan dan
merekam data dalam tabel dan grafik yang dibuat sendiri sendiri oleh murid,
Mendesain suatu percobaan dan melaksanakanya misalnya: bagaimana caranya
membuat tablet ini melarut dengan cepat? Mengajukan pertanyaan pertanyaan
yang dapat dites Unjuk kinerja dengan alat - alat atau bahan bahan untuk
mendemonstrasikan pemahaman konsep konsep dan hubungan antara konsep
misalnya pemahaman hubungan sirkuit listrik, atau pemahaman hubungan
antara masa, volume dan kerapatan suatu obyek. Membuat model yang
menunjukan gejala alam misalnya sel, system tata surya atau struktur geologi.
Mengkomunikasikan proses percobaan baik berupa tulisan induvidual maupun
kerja kelompok.
Asesmen praktis dapat dipakai untuk menilai ketrampilan psikomotor siswa,
kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta mengakses
tentang perasaan mereka mengenai gejala yamg mereka amati / selediki dalam
percobaan. Jawaban siswa boleh lisan maupun tertulis.
Kelemahan assemen praktis
1 )Perlu alat alat atau bahan bahan untuk diotak atik
2) Perlu tempat khusus untuk pelaksanaan
3) Persiapan dan pembersihan sesudah pelaksanaan asesmen
4) Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya relatif lama
5) Hanya sedikit dari materi pembelajaran yang dapat dites
6) Hanya sedikit dari murid murid yang dapat ditentukan waktunya
menyelesaikan asesmen

Anda mungkin juga menyukai