Anda di halaman 1dari 23

MODUL 3

PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
Rina Widiastuti : 857423261
Rita Trisna Nurani : 857423254
Sondang L. Nababan : 857423247
Tinnie Tjandra : 857422467
KB 1 : Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Latar Belakang
 Asesmen tradisional/tes tertulis
hanya mengukur hasil belajar ranah
kognitif
 Tes dilakukan terpisah dengan PBM
Konsep Dasar Asesmen Alternatif
• Pada dasarnya asesmen Alternatif merupakan alternatif dari
asesmen Tradisional (tes tertulis)
• Asesmen Alternatif:
Performance assesment (asesmen kinerja)
Authentic assesment
Portofolio assesment (asesmen portofolio)
Achievement assesment
Landasan Psikologis
Teori Fleksibilitas Kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori Belajar Brunner (1996)
Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Experiental Leraning Theory dari C. Rogers (1969)
Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1993)
Keunggulan asesmen alternatif
Dapat menilai hasil belajar yang kompleks
Menyajikan penilaian yang hakiki, langsung dan lengkap
Meningkatkan motivasi siswa
Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation
Membantu guru menilai efektifitas pembelajaran
Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
Kelemahan asesmen alternatif
Membutuhkan waktu lebih banyak
Adanya unsur subyektivitas dalam pensekoran
Ketetapan pensekoran rendah
Tidak tepat untuk kelas besar (lebih dari 20 anak)
KB 2 : Bentuk Asesmen Kinerja

A. Tugas (Task)
1.Computer adaptive testing
2.Tes pilihan ganda diperluas
3.Tes uraian terbuka
4.Tugas individu
5.Tugas kelompok
6.Proyek
7.Inerview
8.Pengamatan
Langkah-langkah menyusun tugas (task):
Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa
setelah mereka mengerjakan tugas tersebut
Merancang tugas yang memungkinkan siswa menunjukkan
kemampuannya dalam berpikir dan keterampilan
Menetapkan kriteria keberhasilan
B. Kriteria Penilaian (Rubrik)
Rubrik merupakan alat untuk melakukan penyekoran,
penilaian, dan menentukan “grade” dari sebuah unjuk kerja.
Rubrik berisi daftar standar yang spesifik untuk
menentukan tingkatan pencapaian siswa.
1. Holistic Rubric
2. Analytic Rubric
KB 3 : Asesmen Portofolio

• Portofolio : Kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu
• Tujuan penilaian portofolio:
Menunjukkan hasil perkembangan siswa
Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
• Perencanaan portofolio:
Menentukan kriteria/standar yang akan digunakan
Menerjemahkan kriteria/standar ke dalam rumusan hasil belajar
yang dapat diamati
Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan
Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung
dengan portofolio siswa
Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan
Menentukan sistem yang akan ditentukan untuk membahas
hasil portofolio
Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi
agar dapat membandingkan
• Pelaksanaan Portofolio
Mendorong dan memotivasi siswa
Memonitor pelaksanaan tugas
Memberikan umpan balik
Memamerkan hasil portofolio siswa
• Semua hasil karya setiap siswa yang dihasilkan dikumpulkan
dalam satu folder
• Tahap penilaian:
Menetapkan kriteria penilaian yang disepakati antara guru
dan siswa di awal pembelajaran
Kriteria penilaian diterapkan secara konsisten
Hasil penilaian digunakan sebagai penentuan tujuan
pembelajaran berikutnya
Penilaian dilakukan secara terus
menerus/berkesinambungan
KB 4 : Penilaian Ranah Afektif
Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup: ranah kognitif (berpikir), ranah psikomotorik (berbuat), dan
ranah afektif (perasaan).

Tingkatan ranah afektif:


1. Receiving
2. Responding
3. Valuing
4. Organization
5. Characterization
Karakteristik ranah afektif:
1. Sikap
2. Minat
3. Konsep diri
4. Nilai

Cara penilaian ranah afektif:


1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Angket / kuesioner
4. Teknik proyektil
5. Pengukuran terselubung
Langkah-langkah pengembangan instrument afektif:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan
diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-
pernyataan dalam instrument
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrument
9. Mengadministrasikan instrumen
Skala Instrumen Penilaian Afektif
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran IPS

N PERNYATAAN 7 6 5 4 3 2 1
o
Contoh
1.
Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran
Saya senang belajar IPS
sejarah
2. Pelajaran IPS bermanfaat
3. Saya berusaha hadir tiap ada jam
pelajaran IPS
4. Saya berusaha memiliki buku
pelajaran IPS
5. Pelajaran IPS membosankan
dst
Sikap thd Mata Pelajaran matematika
NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Pelajaran matematika
bermanfaat
2. Pelajaran matematika sulit

3. Tidak semua harus belajar


matematika
4. Pelajaran matematika harus
dibuat mudah
5. Pembelajaran matematika
menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai