Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KE -4

MODUL 03
“ PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF”

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD


Kode MK : PDGK 4301
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar / Kls : Payung Sekaki / I B
Kelompok : Tiga
Anggota : 1. YURDALI YUSNA
2. NURHASANAH HARAHAP
3. NURHASMI HASANAH
4. MELIYANA ROSA LIZEN

TUTOR : SOVIETI, M.Pd


2022.2
Konsep Dasar Asesmen Alternatif
 LATAR BELAKANG

 Penggunaan asesment alternatif dalam penilaian hasil


belajar siswa muncul pada tahun 1980-an sebagai akibat
banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis ( Paper and pencil test ) .
Seperti telah anda ketahui bahwa tes tertulis hanya dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif dan keterampilan sederhana tes tertulis hanya
dapat mengukur sebagian dan hasil belajar siswa dan
tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks.
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

Pada modul 1 telah disebutkan bahwa dalam pendidikan dikenal dua


pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan
penilaian dalam arti evaluasi penilaian dalam arti assessmen
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam
arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
efektif sistem pendidikan secara keseluruhan dalam mata kuliah ini
pengertian penilaian digunakan adalah pengertian dalam arti
assessment.
LANDASAN PSIKOLOGIS

Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam


pelaksanaan asesmen alternatif adalah
1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock
(1983)
4. Experiential Learning Theory dari C. Rogers (1969)
5. Multiple Intelligent Theory dari howard Gardner (1983 )
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
Keunggulan asesmen alternatif antara lain :
1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-
keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen
tradisional.
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki langsung dan
lengkap
3. Meningkatkan motivasi siswa
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk self evaluation
6. Membantu guru untuk menilai efektivitas pembelajaran yang
telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transfer ribalitas hasil belajar

Kelemahan asesmen alternatif antara lain :


1. Membutuhkan banyak waktu
2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran
3. Ketetapan penskoran rendah
4. Tidak tepat untuk kelas besar
Bentuk Asesmen kinerja

A. Tugas ( Task )
Assesmen ini jenis ini meminta anak untuk
melakukan sesuatu untuk menunjukan
kinerjanya sesuai tugas yang diberikan guru dan
dapat diperoleh dari berbagai jenis tagihan
sebagai berikut :
1. Computer adaptive testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka (open ended question )
4. Tugas Individu
5. Tugas kelompok
6. Proyek
7. Interview
8. Pengamatan
B. Kriteria Penilian (RUBRIC)
Menurut Donna Szpyka dan Ellyn B Smith seperti dikutip oleh
Zainul , A (2001) langkah dalam mengembangkan rubrik :

1. Menentukan konsep keterampilan dan kinerja


yang akan dinilai
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta
menentukan urutan konsep
3. Menentukan tugas yang akan dinilai
4. Menentukan skala yang akan digunakan
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang
diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan
6. Melakukan uji coba
7. Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba
ASESMEN PORTOFOLIO

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PORTOFOLIO

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun


secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil, dan
kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Pengertian lain portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa
yang dapat menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil
belajar siswa. Dari defenisi portofolio tersebut terlihat jelas
bahwa potofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya
siswa yang di simpan dalam suatu folder. Kumplan hasil karya
tersebut dapat menggambarkan perkembangan hasil belajar
siswa dari waktu ke waktu.
Berdasarkan prinsip tersebut tampak tiga prinsip utama dalam
asesmen portofolio, yaitu : collect, select, dan reflect. Secara rinci
karakteristik portofolio adalah :

1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya


kerja sama antara murid dengan guru.
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya
siswa tetapi yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang
dilakukan berdasar kriteria tertentu untuk dimaksukkan ke
dalam kumpulan hasil karya siswa.
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu. Kumpulan
karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan
karya yang dihasilkan. Kelemahan tersebut akan digunakan
sebagai bahan pembelajaran berikutnya.
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru
ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.
PERENCANAAN PORTOFOLIO

Apabila menggunakan portofolio sebagai alat asesmen, maka perlu


memperhatikan delapan pedoman berikut saat merencanakan portofolio:
1. Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
protofolio.
2. Menerjamahkan kritaria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus tepat untuk umur,
kelas, dan materi siswa yang akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapin penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders)
dengan portofolio siswa. Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah
guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang mengetahui persis
kemampuan siswa, dan orang tua siswa.
5. Menentukan jeni bukti-bukti yang akan di kumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan.
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan.
PELAKSANAAN PORTOFOLIO
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakatidengan
siswa maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan asesmen
portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam
pelaksanaan tersebut , tugas guru adalah :

1. Mendorong dan memotivasi siswa


2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portopolio siswa
PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpulan karya
tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang
menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa

TAHAP PENILAIAN
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang
disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal
pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara
konsisten. Bila ada perubahan atau ada persepsi yang berbeda
dalam menerjemahkan kriteria tersebut makan masalah
tersebut harus dibicarakan bersama-sama antara guru dengan
murid pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan
tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan
secara terus menerus atau berkasinambungan. Pada setiap
pertemuan guru dapat melakukan penilaian. Penilaian pada
setiap pertemuan merupakan rangkayan penilaian yang saling
berhubungan.
Penilaian Ranah Afektif
Kemampuan afektif ialah kemampuan yang berkaitan dengan emosi
seperti penghargaan, semangat, minat dan sikap.

Menurut Krathwohl, ranah afektif terdiri dari 5 level :


1. Receiving : keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus misalnya aktivitas dalam kelas, buku dan music.
2. Responding : partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala
yang dipelajari
3. Valuing : kemampuan siswa untuk memberikan nilai, keyakinan
atau sikap.
4. Organization : kemampuan siswa untuk mengorganisasi nilai
yang satu dengan yang lain.
5. Characterization : siswa sudah mampu mengendalikan perilaku
sehingga menjadi pola hidupnya.
Ada 4 Karakteristik ranah afektif :
1. Sikap
2. Minat
3. Konsep diri
4. Nilai

Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara:


5. Pengamatan langsung
6. Wawancara
7. Angket atau kuisioner
8. Teknik proyektil
9. Pengukuran terselubung
Langkah-langkah pengembangan instrument afektif

1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif


2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang
diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap
afektif yang diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi
sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis
pernyataan-pernyataan dokumen
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrument
9. Mengadministrasikan instrument

Anda mungkin juga menyukai