Anda di halaman 1dari 10

RESUME MODUL III dan IV

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK 4301)

Nama : Arief Yuliansyah

NIM : 857423967

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana

Pokjar/Kelas : SMPN 12 Bandung/ B

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA

2019
MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. KEGIATAN BELAJAR I: Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada
tahun 1980-an, sebagai akibat adanya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).Test tertulis hanya dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan ketrampilan sederhana.

1. Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam
arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen
merupkan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan
belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang
dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu traditional assessment,
performance assessment, authentic assessment, portofolio assessment, achievement
assessment, dan alternative assessment.
a. Traditional assessment
Traditional assessment mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment
hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu
tes tertulis.
b. Performance assessment ( asesmen kinerja)
Performance assessment merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk
kinerja nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya
menjawab atau memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil
belajar siswa dan proses belajarnya.
c. Authentic assessment
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah.
Dari Pengertian tersebut tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance
assessment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja.
d. Portofolio assessment
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu.
e. Achievement assessment
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan
dengan tes tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh
informasi hasil dan kemajuan belajar siswa.
f. Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis.

2. Landasan Psikologis
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member
informasi secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak
hanya menilai produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk
menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif.

3. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan asesmen alternatif antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang
tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan
melakukan asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap,
tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan
psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif
menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan
apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar.
KEGIATAN BELAJAR 2: Bentuk Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen :
1. Tugas ( Task )
a. Computer adaptive testing
b. Tes pilihan ganda yang diperluas
c. Tes uraian terbuka ( open ended question )
d. Tugas individu
e. Tugas kelompok
f. Proyek
g. Inteview
h. Pengamatan
2. Kriteria penskoran ( Rubric )
1) Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubric :
2) Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.
3) Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau
keterampilan yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan
kinerja siswa.
4) Menetukan tugas yang akan dinilai.
5) Menetukan skala yang akan digunakan.
6) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja
yang tidak diharapkan.
7) Melakukan uji coba.
8) Melakukan revisi hasil uji coba.
Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic
dan rubric analytic. Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang
deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric
digunakan untuk menilai berbagai macam kinerja. Analytic rubric adalah rubric yang
dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih rinci,demikian pula deskripsi setiap aspek
kinerjanya. Aspek - aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara
lain : kualitas pengerjaan tugas, kretifitas dalam pengerjaan tugas, produk tugas.

KEGIATAN BELAJAR 3: Asesmen Portofolio

1. Pengertian dan Tujuan Portofolio


Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis
yang menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa
dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect.
Sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio adalah :
a. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara
murid dengan guru
b. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama
adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan
ke dalam karya siswa
c. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk
refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang
dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran
berikutnya
d. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa
dan diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga
tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk
standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri
dan merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa
kepada orangtua siswa.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan
portofolio sebagai asesmen:
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan
berorientasi pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik
kemampuan dan keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang
berkontribusi terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials)
maupun bukti non-printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil
lukisan, skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari
yang lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang
berkepentingan terhadap portofolio tersebut.

2. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio
Shaklee et.al (1977):
1) Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio
2) Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati
3) Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti yang diperlukan
4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio
siswa
5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6) Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan
7) Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan

3. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong dan memotivasi siswa
b. Memonitor pelaksanaan tugas
c. Memberikan umpan balik
d. Memamerkan hasil portofolio siswa

4. Pengumpulan Bukti Portofolio


Semua hasil karyasetiap siswa dihasilkan selama satu semester atau satu tahun
dikumpulkan dalam satu folder dan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika
kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang
menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran.

5. Tahap Penilaian
1) Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2) Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3) Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4) Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan.

KEGIATAN BELAJAR 4: Penilaian Ranah Afektif

1. Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
yang positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran
tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu :
1. Receiving, merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus, misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding, merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari.
3. Valuing, merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau
sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization, merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai
membangun sistem internal yang konsisten.
5. Characterization, merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini
siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep
diri dan nilai.

2. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat
dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara, angket atau kuesioner,
teknik proyektil, dan pengukuran terselubung.

3. Langkah-langkah Pengembangan Instrument


1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrument.
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrument adalah melaksanakan
pengambilan data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di
lapangan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kesiapan perangkat instrument,
tenaga lapangan, dan kesiapan lapangan.
MODUL 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

KB.1. Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar

Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengetahui apakah


kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum.
Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-
kisi pengukuran.

Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :


(a) aspek  yang  akan  diukur :   kognitif,   afektif,   atau  psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.

Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah
ditentukan dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian,
masalnya dari tes tertulis serta panilaian unjuk kerja. Informasi hasil belajar yang
diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan
siswa, baik yang berasal dari ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir
semester. Jenis tes yang sering digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes
uraian.

A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes


1. Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan
adalah dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah
peserta tesnya tidak terlalu banyak. Caranya dengan  membuat master kunci jawaban
pada lembar jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil
jawaban siswa.
Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa
tidak efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan
fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan
untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan fasilitas komputer:
a.       Semua jawaban siswa di-scan.
b.      Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui
proses editing.
c.       Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
d.      Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam komputer.
e.       Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.

2. Memeriksa Hasil Tes Uraian


Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil
tes uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang
menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan
pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect,
dan adanya efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa.

Untuk memeriksa hasil tes uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:


a. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
b. Prosedur Pemeriksaan:
         Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara memeriksa
jawaban siswa.
         Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan
memeriksa 5 – 10 lembar jawaban siswa.
         Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan menunjukkan
hasil pemeriksaan yang baik.
         Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.

3. Mengolah Data Hasil Tes


                  Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua. Cara
yang paling mudah dan umum diguynakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan
mengubah skor tersebut dalam bentuk presentase sebagai berikut:

a. Untuk tes objektif


                                                       Jumlah Jawaban yang Benar
       Persentase Penguasaan =  ----------------------------------------- x 100% 
                                                       Jumlah Butir Soal

b. Untuk tes uraian


                                                            Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa
       Persentase Penguasaan =  ------------------------------------------ x 100% 
                                                       Jumlah Skor Maksimal
B.  Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja
Siswa
       Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang
berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan
hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah
penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya
tersebut. Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus
mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran.
Inilah yang dikenal dengan rubrik
Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau
Skala Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a.       Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk
semua indikator.
b.      Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
c.       Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
atau
d.      Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.

Anda mungkin juga menyukai