Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬


Segala Puji hanyalah mutlak bagi Allah Swt, yang telah memberikan kepada manusia
akal dan daya sehingga mampu berfikir dan senantiasa tunduk serta taat kepada-Nya. Dia
telah memberikan pula kepada manusia isyarat-isyarat pengetahuan yang akan diperoleh
manusia supaya beriman kepada-Nya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabiyyina wa
habibina Muhammad Saw. Sebagai Khatamun Nabiyyin dan pembawa ajaran yang benar.
Dan semoga kita termasuk ummatnya yang menjadikannya uswah hasanah.
Di dalam makalah ini berisi tentang penjelasan mengenai penilain autentik, serta
penerapannya dalam hal evaluasi pembelajaran. Secara istilah mungkin kata autentik dapat
dikatakan asing bagi kita. Namun pada hakikatnya penjelasan mengenai penilaian autentik
adalah penilaian yang sangat baik bagi proses pembelajaran yang fokusnya adalah berbagai
kegiatan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.
Makalah ini dibuat oleh beberapa orang yang tidak luput dari kesalahan dan
kelemahan. Maka dari itu apabila terdapat sebuah kata atau statement yang begitu relevan,
kami nantikan melalui kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan materi dari makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penilaian merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah kurikulum.
Melalui penilaian dapat dilihat apakah tujuan pembelajaran sebagaimana yang
termuat dalam kurikulum sudah tercapai atau belum. Model penilaian ini selalu
berkembang dan disempurkan seiring dengan perkembangan dan perubahan
kurikulum yang berlaku. Perubahan kurikulum di Indonesia sudah terjadi sebanyak 9
kali yang dimulai dari tahun 1947 yang dikenal dengan rencana pelajaran hingga
kurikulum 2013 yang dikenal dengan kurikulum berkarakter.
Pada setiap perubahan kurikulum terdapat ciri ciri khusus yang
membedakannya dari kurikulum sebelumnya. Namun demikian implementasinya
dalam setiap aspek penerapan kurikulum banyak para pendidik melihat bahwa
penilaian hanya dalam artian sempit  ( terbatas) untuk memenuhi target dalam proses
pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk raport baik rapor mid semester,
rapor  semester dan ujian akhir.
Penilaian otentik tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian
tradisional, khususnya bentuk tes objektif pilihan ganda yang lebih bersifat merespons
jawaban yang lazim dipergunakan dalam ujian-ujian akhir seperti ujian nasional (UN)
dan ulangan umum (UU). Ia hadir untuk saling melengkapi dan menutup kekurangan
penilaian objektif. Skor hasil pengukuran penilaian otentik mencerminkan kompetensi
berbagai bentuk kinerja peserta didik sepanjang kegiatan pembelajaran, sedang skor
hasil pengukuran tes objektif pada akhir pembelajaran menunjukkan capaian
kompetensi selama satuan waktu tertentu.
Penilaian autentik ini bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam
konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui
penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang absah/benar dan akurat
dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan
oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas terdapat rumusan masalah
sebagai   berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan assesmen autentik ?
2.      Bagaimana ciri-ciri assesmen autentik?
3.      Apa saja teknik/cara assesmen autentik?
4.      Apa saja manfaat assesmen autentik?

C. Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi maksud dan
tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui :
1.      Pengertian penilaian autentik.
2.      Ciri-ciri penilaian autentik
3.      Teknik/cara penilaian autenik
4.      Manfaat assesmen autentik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Otentik


Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi
verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. American Librabry
Association asesmen otentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur
kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan
dalam pembelajaran.  Dalam Newton Public School, asesmen otentik diartikan sebagai
penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan
nyata peserta didik.
Penilaian otentik
1. Penilaian berbasis kompetensi.
2. Pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan
hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil].
3. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
4. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga KI dan SKL.
5. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian

Padanan penilaian otentik


Penilaian otentik atau authentic assessment jarang digunakan dalam penilaian sebagai
penilaian alternatif. Penilaian autentik lebih sering dinyatakan sebagai penilaian berbasis
kinerja (performance based assessment). Sementara itu dalam buku-buku lain (kecuali
Wiggins) penilaian otentik disamakan saja dengan nama penilaian alternatif (alternative
assessment) atau penilaian kinerja (performance assessment). Selain itu Mueller (2006)
memperkenalkan istilah lain sebagai padanan nama penilaian otentik, yaitu penilaian
langsung (direct assessment).
B. Ciri penilaian otentik
1. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu.
2. Mencerminkan masalah dunia nyata bukan hanya dunia sekolah.
3. Menggunakan berbagai cara dan kriteria.
4. Holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap,  keterampilan,  dan pengetahuan.
Ciri penilaian oleh pendidik
1. Otentik (telah diuraikan di atas)
2. Berkesinambungan
Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk
Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan
Kenaikan Kelas.
3. Berdasarkan Acuan Kriteria / Patokan
Mengacu ukuran pencapaian kompetensi atau patokan yang ditetapkan.
Prestasi kemampuan peserta didik  tidak dibandingkan dengan peserta kelompok,
tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan.
4. Menggunakan Berbagai Cara & Alat Penilaian
Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi.
Menggunakan   penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk
Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian Diri.

C. Teknik / cara penilaian


1. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian melalui pengamatan terhadap aktivitas / keterampilan yang ditunjukkan oleh
peserta didik (unjuk kerja, tingkah laku, interaksi) sehubungan dengan kompetensi
yang harus dicapai.
2. Penugasan (Project)
Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan yang harus selesai
dalam waktu tertentu.
Contoh tugas penilaian proyek: Lakukan pengamatan sederhana di lingkungan alam
sekitar tentang bentuk-bentuk kerajinan, untuk menghasilkan ide-ide melalui gambar
yang akan dijadikan karya kerajinan daerah setempat dengan waktu yang tersedia 2
minggu.
3. Penilaian Hasil kerja (Product)
Penilaian terhadap kemampuan membuat karya kerajinan.
Contoh tugas penilaian produk: Buatlah rancangan karya kerajinan daerah setempat
model benda yang menggunakan roda dengan ketentuan gambarlah rancangan model,
bahan untuk model tertulis dalam rancangan, dan tentukan spesifikasi bahan yang
diperlukan.
4. Penilaian Tertulis (Paper & Pen)
Memilih dan mensuplai jawaban
Contoh penilaian tertulis memilih jawaban: Pilihan ganda atau dua pilihan (B - S; ya -
tidak).
Contoh penilaian tertulis mensuplai jawaban: Isian atau melengkapi, jawaban singkat,
ataupun uraian.
5. Penilaian Sikap
Penilaian terhadap perilaku dan keyakinan peserta didik terhadap obyek sikap.
Dimana penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara observasi perilaku (kerja sama,
inisiatif, perhatian), pertanyaan langsung, laporan pribadi, tanggapan terhadap materi
pelajaran dan pengajaran.
Penetapan teknik penilaian
Memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh :
1. Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik
penilaiannya adalah tes tertulis atau lisan.
2. Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya
adalah proyek.
D. Manfaat hasil penilaian autentik
Adapun manfaat hasil penilaian adalah sebagai berikut :
1. Remedial; Dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan
belajar.
2. Pengayaan; Dilakukan bila tuntas lebih cepat.
3. Perbaikan Program & Kegiatan; Dilakukan bila tidak efektif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilaian autentik ini memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik pun
mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis,
mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

B. Saran
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan
hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.

Anda mungkin juga menyukai