Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 10 :

1. Ainul Fuad (19011091)


2. Frestise Mangku Bumi (19011126)
3. Salsa Fadhilah Afnan (19011191)
4. Tiara Andini Putri (19011199)

TUGAS REVIEW JURNAL PERTEMUAN 4

A. DEFENISI KONSTRUK
1. Penerimaan diri merupakan tanda penting dari kesehatan mental (Carson dan
Langer, 2006). Menurut pendapat Ryff dan Singer (1996), penerimaan diri yaitu
sesuatu yang melibatkan pertimbangan yang tidak menghakimi baik aspek baik
dan buruk diri di masa lalu, sekarang, dan masa depan diri individu.
2. Penerimaan diri didefinisikan sebagai penerimaan individu terhadap semua
atribut, positif atau negatif. Dalam dirinya. Ceyhan dan Ceyhan (2011)
berpendapat bahwa penerimaan diri memungkinkan seorang individu untuk
secara tepat mengevaluasi fitur-fiturnya yang efisien dan tidak efisien dalam diri
mereka dan menerima segala aspek negatif sebagai bagian dari kepribadian
mereka.
3. Penerimaan diri didefinisikan sebagai penerimaan individu terhadap semua sisi
positif dan negatifnya (Ceyhan & Ceyhan, 2011), melibatkan kesadaran realistis
dan subjektif dari kekuatan dan kelemahan seseorang (Bernard, 2013).
Penerimaan diri merupakan komponen evaluatif dari konsep diri dan mengacu
pada kepuasan dan kebahagiaan individu dengan dirinya sendiri (Shepard, 1979).
Dengan demikian penerimaan diri terjadi jika seseorang menerima berbagai sifat
dan karakter yang dilihatnya melalui konsep dirinya. Konsep diri adalah
'kesadaran individu dari serangkaian karakteristik yang menjadi milik mereka'
(Rosenberg, 1986).
4. Penerimaan diri berarti mengakui dan menerima berbagai aspek diri, baik kualitas
baik maupun buruk. Ini juga berarti merasa positif tentang kehidupan masa lalu.
Skor tinggi pada penerimaan diri menyiratkan sikap positif terhadap diri sendiri.
Penerimaan diri yang rendah menyiratkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri
dan kecewa dengan kehidupan masa lalu seseorang serta bermasalah tentang
kualitas pribadi tertentu dan keinginan untuk menjadi berbeda (Ryff, 2014).
5. Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap setiap aspek masa lalu, sekarang
dan masa depan individu, yang merupakan tanda penting kesehatan mental (Xu et
al., 2017). Namun, ketika individu tidak menerima diri, mudah untuk
menghasilkan rasa rendah diri. Penerimaan diri sangat penting bagi kesehatan
mental individu, dan tingkat penerimaan diri yang lebih tinggi dapat mengurangi
tingkat depresi individu dan mengarah pada lebih banyak kebahagiaan (Chen et
al., 2017).
6. Penerimaan diri adalah konstruksi yang telah ditunjukkan untuk memfasilitasi
kesejahteraan psikologis dan kesehatan mental. Penerimaan diri berkorelasi
positif dengan harga diri yang tinggi dan kepuasan interpersonal (Crocker & Park,
2004; Ryff, 1989). Penerimaan diri yaitu individu yang realistis dan tidak
menghakimi baik atribut positif maupun negatif dari diri dan masa lalu seseorang,
terlepas dari apa yang orang lain mungkin pikirkan, tanpa mencoba untuk
mengubah, menghindari, atau mengontrol (Ellis, 2005; Hayes, Strosahl, &
Wilson, 1999). Berger (1952) menggambarkan SA sebagai beberapa karakteristik
yang terkait erat termasuk: mengandalkan standar sendiri sebagai lawan dari
tekanan eksternal; memiliki keyakinan pada kemampuan seseorang untuk
mengatasi kehidupan; memikul tanggung jawab dan menerima konsekuensi atas
perilakunya sendiri; menerima kritik atau pujian secara objektif; menerima
daripada menyangkal atau mendistorsi perasaan, motif, kemampuan, dan
keterbatasan; melihat diri sendiri sebagai orang yang berharga, setara dengan
orang lain; tidak mengharapkan penolakan oleh orang lain dengan atau tanpa
alasan; tidak memandang diri sendiri berbeda dari orang lain; dan tidak malu atau
minder. Ini melibatkan upaya untuk mempertahankan sikap positif terhadap diri
sendiri, tidak mengkritik kekurangan seseorang, dan menerima kekurangan ini
sebagai bagian dari pengalaman hidup seseorang.

B. ASPEK
Sheerer mengemukakan aspek penerimaan diri yang sedikit diubah oleh Berger
(dalam Cronbach, 1963).
1. Perasaan sederajat

Individu merasa dirinya berharga sebagai manusia yang sederajat dengan orang
lain. Individu tidak merasa sebagai orang yang istimewa atau menyimpang dari
orang lain. Individu merasa dirinya sama dengan orang lain yang mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
2. Percaya kemampuan

Individu akan mengembangkan sikap baiknya dan mengeliminasi


keburukannya dari pada ingin menjadi orang lain dan ndividu puas
menjadi diri sendiri.

3. Bertanggung jawab

Individu yang berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.


Individu akan menerima kritik dan menjadikannya sebagai suatu
masukan yang berharga untuk mengembangkan diri.

4. Orientasi keluar diri

Individu lebih mempunyai orientasi diri keluar dari pada ke dalam diri,
tidak malu yang menyebabkan individu lebih suka memperhatikan dan
toleran terhadap orang lain sehingga akan mendapatkan penerimaan
sosial dari lingkungannya.

5. Berpendirian

Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap


conform terhadap tekanan sosial. Individu dengan penerimaan diri yang
baik akan mempunyai sikap dan percaya diri yang menurut pada
tindakannya sendiri dari pada mengikuti standar orang lain serta
mempunyai ide aspirasi dan pengharapan sendiri.

6. Menyadari keterbatasan

Individu tidak menyalahkan diri dan hidupnya atas keterbatasannya dan


mengingakri kelebihannya yang dimiliki. Individu cenderung
mempunyai penilaian yang realistik tentang kelebihan dan
kekurangannya.

7. Menerima sifat kemanusiaan

Individu tidak menyangkal emosi atau merasa bersalah karenanya.


Individu menerima perasaan marah, takut dan cemas tanpa
menganggapnya sebagai sesuatu yang harus ditutupi.
C. INDIKATOR
No. Aspek Indikator Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1 Perasaan Istimewa Saya merasa diri saya Saya tidak 4 7
sederajat istemewa merasa diri
Saya selalu menganggap saya sebagai
diri saya hebat pribadi yang
istimewa
Saya bahagia saat melihat
foto saya
Merasa sama dengan Saya melihat diri saya Saya merasa 3
orang lain sama dengan orang lain berbeda
dengan orang
Ketika melihat orang lain, lain
saya merasa saya tidak
berbeda dengan mereka

2 Percaya Memiliki keinginan Saya memiliki bakat yang Saya tidak 3 7


Kemampuan mengembangkan diri ingin saya kembangkan memiliki
Mampu mengeliminasi Saya selalu ingin keinginan
keburukannya mengembangkan bakat untuk
saya mengembang
Saya selalu berusaha kan diri saya
memperbaiki keburukan Saya 2
pada diri saya. membiarkan
keburukan-
keburukan
pada diri saya
Merasa puas dengan Saya merasa puas dengan Saya selalu 2
menjadi diri sendiri. diri saya sendiri tidak puas
dengan diri
saya

3 Bertanggung Sadar terhadap tanggung Saya selalu berusaha Saya tidak 4 7


jawab jawab dalam berperilaku berperilaku baik peduli dengan
segala
perilaku yang
Saya selalu bertanggung saya perbuat.
jawab terhadap perilaku
baik dan buruk saya

Ketika orang lain merasa


perilaku saya salah, saya
akan meminta maaf
padanya.
Menerima kritik dari Saya selalu menerima Saya tidak 3
orang lain untuk kritik dari orang lain menerima
mengembangkan diri Ketika orang lain kritik dari
mengkritik saya, saya orang lain
akan berusaha mengubah
hal yang dikritik
4 Orientasi Keluar Memiliki toleransi Saya percaya bahwa Saya tidak 4 7
Diri terhadap orang lain orang lain juga sama toleransi
seperti saya terhadap
Saya menerima ketika orang lain
merasa orang lain berbeda
dengan saya
Saya adalah orang yang
memiliki toleransi
Memperhatikan orang Saya selalu Saya tidak 3
lain memperhatikan orang lain peduli dengan
orang lain
Ketika orang lain
memiliki sesuatu yang
baik pada dirinya, saya
merasa harus mencoba
berbuat demikian.
5 Berpendirian Memiliki standar sendiri, Saya memiliki penilian Saya selalu 4 7
daripada standar orang terhadap diri saya sendiri mengikuti
lain atau sosial standar orang
Saya memiliki standar lain
yang berbeda dengan
orang lain
Saya selalu menciptakan
standar diri saya
Mempunyai sikap dan Saya selalu percaya diri Saya tidak 3
percaya diri yang dengan tindakan yang percaya
menurut pada saya lakukan. dengan
tindakannya sendiri Saya percaya diri ketika tindakan saya
mengambil keputusan sendiri
6 Menyadari Tidak menyalahkan diri Saya menerima Saya 4
keterbatasan dan hidupnya atas keterbatasan yang ada menyalahkan
keterbatasannya pada diri saya diri atas
keterbatasan
Saya tidak menyalahkan yang saya
orang lain atas miliki
keterbatasan saya

Saya tidak mempedulikan


keterbatasan yang saya
miliki
Mampu menilai realistic Saya percaya saya juga
kelebihan dan memiliki kelebihan
kekurangannya Saya akan
mengembangkan
kelebihan saya
7 Menerima sifat Tidak menyangkal emosi Saya akan mengeluarkan
kemanusiaan emosi yang saya rasakan
Menerima perasaan Saya menerima perasaan
negatif pada dirinya, negatif yang saya rasakan.
seperti marah, takut, dan
cemas.
No. Aspek Indikator Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1 Perasaan Istimewa 3 1 4 7
sederajat

Merasa sama dengan 2 1 3


orang lain

2 Percaya Memiliki keinginan 3 1 3 7


Kemampuan mengembangkan diri
Mampu mengeliminasi
keburukannya

2
Merasa puas dengan 3 2
menjadi diri sendiri.

3 Bertanggung Sadar terhadap tanggung 4 7


jawab jawab dalam berperilaku

Menerima kritik dari 3


orang lain untuk
mengembangkan diri

4 Orientasi Keluar Memiliki toleransi 4 7


Diri terhadap orang lain
Memperhatikan orang 3
lain

5 Berpendirian Memiliki standar sendiri, 4 7


daripada standar orang
lain atau sosial

Mempunyai sikap dan 3


percaya diri yang
menurut pada
tindakannya sendiri

6 Menyadari Tidak menyalahkan diri 4


keterbatasan dan hidupnya atas
keterbatasannya

Mampu menilai realistic


kelebihan dan
kekurangannya

7 Menerima sifat Tidak menyangkal emosi


kemanusiaan
Menerima perasaan
negatif pada dirinya,
seperti marah, takut, dan
cemas.
D. Daftar Pustaka
1. Xu, Wei, dkk. 2014. The moderating and mediating roles of self-acceptance and
tolerance to others in the relationship between mindfulness and subjective well-
being. Vol (n) 1-11.
2. Ndidi, Ofole Mercy. 2017. Self Acceptance of Students Repeating Classes in
Ibadan Metropolis: Relationship with Parents’ Sense- ofCompetence, Locus of
Control and Quality of ParentsChild-Relationship. Vol 25(2). Hal 133-150.
3. Tolga, Osman Aricak, dkk. 2015. Mediating effect of self-acceptance between
values and offline/online identity expressions among college students. Vol (49)
362-374.
4. N., Ana, Tibubos. 2019. Does self-acceptance captured by life narratives and self-
report predict mental health? A longitudinal multi-method approach. Vol (97) 13-
23.
5. Huang, Yuanni, dkk. 2020. Psychological resilience, self-acceptance, perceived
social support and their associations with mental health of incarcerated offenders
in China. Vol (52) 1-7.
6. Plexico, L. W., Erath, S., Shores, H., & Burrus, E. (2019). Self-acceptance,
resilience, coping and satisfaction of life in people who stutter. Journal of fluency
disorders, 59, 52-63.

Anda mungkin juga menyukai