Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

NAMA : WIWIT LESTARI


NIM : 858844696

MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. KEGIATAN BELAJAR I: Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada
tahun 1980-an, sebagai akibat adanya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test).Test tertulis hanya dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan ketrampilan sederhana.

1. Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam
arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen
merupkan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan
belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang
dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu traditional assessment,
performance assessment, authentic assessment, portofolio assessment, achievement
assessment, dan alternative assessment.
a. Traditional assessment
Traditional assessment mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment
hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu
tes tertulis.
b. Performance assessment ( asesmen kinerja)
Performance assessment merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk
kinerja nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya
menjawab atau memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil
belajar siswa dan proses belajarnya.
c. Authentic assessment
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah.
Dari Pengertian tersebut tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance
assessment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja.
d. Portofolio assessment
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan
siswa dari waktu ke waktu.
e. Achievement assessment
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan
dengan tes tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh
informasi hasil dan kemajuan belajar siswa.
f. Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis.

2. Landasan Psikologis
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member
informasi secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak
hanya menilai produk belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk
menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif.

3. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan asesmen alternatif antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang
tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan
melakukan asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap,
tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan
psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif
menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan
apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar.

KEGIATAN BELAJAR 2: Bentuk Asesmen Kinerja


Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen :
1. Tugas ( Task )
a. Computer adaptive testing
b. Tes pilihan ganda yang diperluas
c. Tes uraian terbuka ( open ended question )
d. Tugas individu
e. Tugas kelompok
f. Proyek
g. Inteview
h. Pengamatan

2. Kriteria penskoran ( Rubric )


1) Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubric :
2) Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.
3) Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau
keterampilan yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan
kinerja siswa.
4) Menetukan tugas yang akan dinilai.
5) Menetukan skala yang akan digunakan.
6) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja
yang tidak diharapkan.
7) Melakukan uji coba.
8) Melakukan revisi hasil uji coba.
Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic
dan rubric analytic. Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang
deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric
digunakan untuk menilai berbagai macam kinerja. Analytic rubric adalah rubric yang
dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih rinci,demikian pula deskripsi setiap aspek
kinerjanya. Aspek - aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara
lain : kualitas pengerjaan tugas, kretifitas dalam pengerjaan tugas, produk tugas.

KEGIATAN BELAJAR 3: Asesmen Portofolio

1. Pengertian dan Tujuan Portofolio


Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis
yang menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa
dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect.
Sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio adalah :
a. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara
murid dengan guru
b. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama
adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan
ke dalam karya siswa
c. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk
refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang
dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran
berikutnya
d. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa
dan diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga
tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk
standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri
dan merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa
kepada orangtua siswa.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan
portofolio sebagai asesmen:
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan
berorientasi pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik
kemampuan dan keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang
berkontribusi terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials)
maupun bukti non-printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil
lukisan, skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari
yang lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang
berkepentingan terhadap portofolio tersebut.

2. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio
Shaklee et.al (1977):
1) Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen
portofolio
2) Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil
belajar yang dapat diamati
3) Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti yang diperlukan
4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio
siswa
5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6) Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan
7) Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio,
pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan
3. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong dan memotivasi siswa
b. Memonitor pelaksanaan tugas
c. Memberikan umpan balik
d. Memamerkan hasil portofolio siswa

4. Pengumpulan Bukti Portofolio


Semua hasil karyasetiap siswa dihasilkan selama satu semester atau satu tahun
dikumpulkan dalam satu folder dan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika
kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang
menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran.

5. Tahap Penilaian
1) Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2) Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3) Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4) Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan.

KEGIATAN BELAJAR 4: Penilaian Ranah Afektif

1. Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
yang positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran
tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu :
1. Receiving, merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau
stimulus, misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding, merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari.
3. Valuing, merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau
sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization, merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai
membangun sistem internal yang konsisten.
5. Characterization, merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini
siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep
diri dan nilai.

2. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat
dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara, angket atau kuesioner,
teknik proyektil, dan pengukuran terselubung.

3. Langkah-langkah Pengembangan Instrument


1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrument.
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrument adalah melaksanakan
pengambilan data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di
lapangan perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kesiapan perangkat instrument,
tenaga lapangan, dan kesiapan lapangan.

Anda mungkin juga menyukai