Anda di halaman 1dari 40

 

Nama : Iis Nursiah


NIM : 855763202
Mata Kuliyah : Evaluasi Pembelajaran
Kelas : PGSD BI.I
Jam Perkuliyaha
Perkuliyahann : 07.30-09.30
Tugas : Mereview Modul 3 & 4

MODUL 3
KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNA
ALTERNATIF
TIF

A.  KEGIATAN BELAJAR I: Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun
1980-an, sebagai akibat adanya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes
tertulis (paper and pencil test).Test
test). Test tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
dalam ranah kognitif dan ketrampilan sederhana.

1.  Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti
asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupkan kegiatan untuk

memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam
arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu traditional
assessment, performance assessment, authentic assessment, portofolio assessment, achievement
assessment, dan
dan alternative
 alternative assessment.
a.  Traditional assessment
Traditional   assessment   mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment hanya
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.
 b.  Performance assessment ( asesmen kinerja)
 Performance assessment   merupakan
merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan

kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja nyata yang ditunjukan
dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih jawaban yang sudah
tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya.
c.   Authentic assessment  
 Authentic assessment   merupakan assessment yang menuntut siswa mampu menerapkan
 pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Dari Pengertian tersebut
tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance assessment yang menuntut siswa
mampu unjuk kerja.
d.   Portofolio assessment  
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang

menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
e.   Achievement assessment
 Achivement assessment   merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan tes
tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil dan
 

kemajuan belajar siswa.


f.   Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis.

2.  Landasan Psikologis


Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi secara
lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak hanya menilai produk belajar saja
tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi
kognitif.

3.  Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance asesmen,authentic
assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan
asesmen alternatif antara lain:
a.  Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat
dinilai dengan asesmen tradisional.
 b.  Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan
asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil belajar
dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
c.  Meningkatkan motivasi siswa.
d.  Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada
apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa.
e.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f.  Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g.  Meningkatkan daya transferabilitas
t ransferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:


a.  Membutuhkan banyak waktu
 b.  Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c.  Ketetapan penskoran rendah
d.  Tidak tepat untuk kelas besar.
 

KEGIAT
KEGIATAN BELAJAR 2: Bent
Bentuk
uk Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen :
1.  Tugas ( Task )
a.  Computer adaptive testing
 b.  Tes pilihan ganda yang diperluas
c.  Tes uraian terbuka ( open ended question )
d.  Tugas individu
e.  Tugas kelompok
f.  Proyek
g.  Inteview
h.  Pengamatan

2.  Kriteria penskoran ( Rubric )


1)  Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubric :
2)  Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.
3)  Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan
yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan kinerja siswa.
4)  Menetukan tugas yang akan dinilai.
5)  Menetukan skala yang akan digunakan.
6)  Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan.
7)  Melakukan uji coba.
8)  Melakukan revisi hasil uji coba.
Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric
analytic. Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya
dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk menilai berbagai macam
kinerja. Analytic rrubric
ubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih
rinci,demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya. Aspek - aspek yang perlu diperhatikan
dalam menilai kinerja siswa antara lain : kualitas pengerjaan tugas, kretifitas dalam pengerjaan
tugas, produk tugas.
 

KEGIAT
KEGIATAN BELAJAR 3: Asesmen Portofo
Portofolio
lio

1.  Pengertian dan Tujuan Portofolio


Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan
 pencapaian dan perkembangan
perkemb angan hasil belajar siswa.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect. 
reflect. 
Sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio adalah :
a.  Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid dengan
guru
 b.  Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya
 proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan
dimasuk an ke dalam karya siswa
c.  Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan dan
kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
d.  Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk standardized test,
memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan merupakan cara terbaik
untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada orangtua siswa.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio sebagai
asesmen:
1.  Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi pada
research based criteria
2.  Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan
keterampilan siswa
3.  Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi terhadap
 portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-printed
(non-printed materials)
4.  Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan, skor tes,
foto dan sebagainya
5.  Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6.  Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang lain
7.  Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan
terhadap portofolio tersebut.
 

2.  Perencanaan Portofolio


Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al
(1977):
1)  Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2)  Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar yang
dapat diamati
3)  Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan
4)  Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5)  Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6)  Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7)  Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan keputusan asesmen portofolio
8)  Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan

3.  Pelaksanaan Portofolio


Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a.  Mendorong dan memotivasi siswa
 b.  Memonitor pelaksanaan tugas
c.  Memberikan umpan balik
d.  Memamerkan hasil portofolio siswa

4.  Pengumpulan Bukti Portofolio


Semua hasil karyasetiap siswa dihasilkan selama satu semester atau satu tahun dikumpulkan dalam
satu folder dan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut merupakan
representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan perkembangan
 belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
p embelajaran.

5.  Tahap Penilaian


1)  Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama antara guru
dengan siswa pada awal pembelajaran
2)  Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3)  Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4)  Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
 berkesinambungan.
 

KEGIATAN BELAJAR 4: Penilaian Ranah Afektif

1.  Konsep Dasar


Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi
afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap yang positif terhadap pelajaran akan
merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil
 pembelajaran yang op
optimal.
timal. Menurut K
Krathwohl
rathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif
terdiri atas lima level yaitu :
1. Receiving, merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus,
misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding, merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
3. Valuing, merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau sikap dan
menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization, merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan
nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai membangun sistem
internal yang konsisten.
5. Characterization, merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah
memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga
menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan
nilai.

2.  Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan
cara pengamatan langsung, wawancara, angket atau kuesioner, teknik proyektil, dan pengukuran
terselubung.

3.  Langkah-langkah Pengembangan Instrument


1.  Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2.  Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3.  Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4.  Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5.  Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrument.
6.  Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7.  Melakukan uji coba
8.  Menyempurnakan instrumen
9.  Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrument adalah melaksanakan
 pengambilan data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di lapangan perlu
diperhatikan beberapa hal yaitu kesiapan perangkat instrument, tenaga lapangan, dan
 

kesiapan lapangan.
 

MODUL 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

A.  Kegiatan Belajar 1 : Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengetahuin apakah kompetensi
dasar yang tealah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan
tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi  –  kisi
 kisi dan pengukuran.

Kisi –  kisi
Kisi –  kisi pengukuran tersebut antara lain :
1.  Aspek yang diukur : kognitif , afektif , atau psikomotor
2.  Jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non tes,
3.  Teknik aatau cara pengumpulannya : tertulis , lisan atau perbuatan
4.  Cara penskoran serta mengolahnya
Dalam menilai hasil belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan beberapa pertanyaan
yaitu :
1.  Apakah metode dan prosedure penilaian yang dibuat cukup valid atau mengukur hal-hal
yang telah di pelajari siswa?
2.  Apakah hasil penilaian dapat diberi skor secara adil dan menyeluruh ?

3.  Apakah hasil penilaian dapat menggambarkan hasil belajar siswa secara tepat ?
4.  Apakah penilaian yang dilakukan sudah mencakup aspek penting dalam pembelajaran ?

Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, misalnya dari tes
tertulis (paper and pencil test) serta penilaian dari unjuk kerja (performance). Tes tulis yang
sering digunakan adalah tes objektif dan tes uraian. Sedangkan unjuk kerja siswa sering di
nilai dengan cara pemberian tugas atau portofolio.

Pengumpulan dan Pengolahan informasi dan hasil belajar dari tes tertulis

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis
yang telah dikerjakan siswa., baik yang berasal dari ulangan, harian , tes tengah semester
ataupun tes akhir semester. Jenis yang sering digunkan dilapangan adalah tes objektif
obje ktif dan tes
uraian.

1.  PEMERIKSAAN DAN MENGOLAH HASIL TES


a.  Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keunggulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat
sanga t cepat dan
tepat serta mempunyai ketetetapan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang paling
 banyak dilakukan oleh praktisi pendidikan dilapangan dengan pemeriksaan manual.
Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak. Cara paling
umum dilakukan dengan membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban
kosong. Master jawaban inilah yang kemudian digunakan untuk memriksa hasil
 jawaban siswa. Jawaban siswa yang masuk pada lubang
lub ang kunci jawaban adalah
ada lah
 

 jawaban yang benar benar sedangkan jawaban yang tidak masuk pada lubang kunci
adalah jawaban yang salah. Jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan jawaban yang
tidak benar diberi skor 0.
Tetapi jika jumlah peserta tes sangat besar maka pemeriksaan secara manual dirasa
tidak efektif lagi. Jika peserta dalam jumlah besar maka anda bisa menggunakan
komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat

dilakukan dengan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data
selanjutnya dapat digunakan komputer. Persyaratan untuk penggunaan fasi fasilitas
litas
komputer adalah lembar jawaban siswa haerus dapat dibaca oleh scanner (scannable
form) dan alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban tersebut harus
menggunakan pensil yang cukup mengandung graphit, biasanya pensil 2 B. Prinsip
kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer adalah :
1)  Semua jawaban siswa discan. Semua identitas dan jawaban yang ada pada lembar
 jawaban siswa dibaca oleh mesin scanner untuk dipindahkan
di pindahkan pada file komputer.
2)  Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data siswa yang
salah melalui proses editing.

3)  Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating.
4)  Setelah semua identitas data siswa benar maka selanjutnya memasukkan jawaban
siswa ke kompouter. Untuk menghindari kesalahan maka akan lebih baik kalau
 proses memasukkan kunci jawaban dilakukan memalui proses scanning.
5)  Kemudian menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses
scoring.

Gambar 4.1
 

a)  Contoh lembar jawaban siswa terisi ( manual)


 b)  Contoh lembar kunci jawaban (manual)
c)  Contoh penggunaan kunci jawaban

Gambar 4.2

Contoh jawaban siswa dalam scannable form

Jika dalam pemberian skor tes objektif ini anda beri skor 1 untuk jawaban yang
 benar dan 0 unruk jawaban
jawab an yang salah mak perhitungan skor yang diperoleh siswa

 berdasarkan pada banyaknya


banyak nya butir soal yang dapat dijawab dengan b
benar
enar setiap siswa.

B –  20 
Skor = B – 
(4−1)  
(4−1)

Dimana B : jumlah jawaban benar

S : jumlah jawaban salah

n : Banyaknya alternatif jawaban

b)  Memeriksa hasil Tes Uraian


Terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat anda memeriksa hasil
tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam pemberian skor. Adanya hallo

effect, carry over effect, order effect dan adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan
siswa. Permasalahan tersebut menjadi sangat besar saat anda menggunakan tes uraian
terbuka. Mengapa ? karena menggunakan tes uraian terbuka maka jawaban
 

siswa jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam. Dengan jawaban semacam
ini pengaruh subjektifitas pemeriksa dalam penskoran akan sangat tinggi. Untuk itu
anda disarankan untuk menggunakan tes uraian terbatas. Bagaimana sebaiknya
memeriksa hasil tes uraian agar permasalahan – 
permasalahan  –  permasalahan
 permasalahan dalam pemeriksaan tes
uraian dapat diminimalkan ? ikuti cara berikut.
1)  Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (realibilitas) sebaiknya setiap

lembar jawaban siswa minimal dijawab oleh dua orang pemeriksa.


2)  Sebelum memulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk
 bersama menyamakan presepsi untuk mencari kesepakatan tentang bagaimana cara
memeriksa jawaban siswa.
Contoh soal :
Perhatikan rumusan kompetensi berikut : siswa dapat membedakan sel hewan dan
sel tumbuhan.
Pertanyaan :
1)  Apakah rumusan kompetensi tersebut sudah mengandung komponen audience,
 behavior, condition, degree ?

2)  Rumuskan sebuah kompetetensi yang mengandung komponen A, B, C, D sesuai


dengan mata pelajaran yang anda ajarkan ?
Pedoman pemeriksaan yang telah ditulis oleh penulis sebagai berikut :
Kata kunci skor

1)  Belum sebab rumusan kompetensi tersebut 2


Dilengkapi dengan rumusan conditional dan 1
Degree 1
2)  Rumusan kompetensi yang baik harus mengandung
A = audience 1
B = behavior 1
C = condition 1
D = degree 1

Skor maksimal 8
3)  Setelah kedua pemeriksa sepakat dengan butir soal dan pedoman penskoran
maka pedoman penskoran tersebut perlu diuji cobakan pada 5-10 lembar
 jawaban siswa.
4)  Selama uji coba tersebut kedua pemeriksa harus bekerja secara mandiri tidak
 boleh berdiskusi.
 

Tabel 4.1
Hasil penyamaan presepsi
Contoh hasil penskoran yang kurang baik
Pemeriksa Nomor Soal Jumlah
1 2 3
I  7 5 8 20
II 8 8 6 18

Contoh hasil penskoran yang baik

Pemeriksa Nomor Soal Jumlah


1 2 3
I  7 5 8 20
II 8 5 7 21

Jangan mulai memeriksa jawaban ujian siswa jika dalam uji coba pemeriksaan
hasilnya masih kurang baik. Mulailah memeriksa jika hasil uji coba pemeriksaan anda
dan pasangan anda sudah menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik. Ada beberapa
hal yang harus di perhatikan selama melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan
anda dapat di pertanggungjawabkan (Hopkin dkk, 1990) yaitu: 1. Ketidaktetapan
 pemeriksa dalam pemberian skor,
skor, 2. Adanya hallo effect, 3. Carry over effect 4. Order
effect, 5. Adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa. Agar ketetapan hasil
 pemeriksaan anda
an da ting
tinggi
gi maka lakukan dengan cara memeriksa jawaban
jawab an setiap butir
soaluntuk seluruh siswa. Periksalah jawaban soal nomor 1, untuk seluruh siswa baru
kemudian memeriksa jawaban soal nomor 2 dan seterusnya. Dalam melakukan
 pemeriksaan lembar jawaban siswa hendaknya dijaga tetap bersih dan jangan
menuliskan hasil penskoran anda pada lembar lembar jawaban tersebut. Untuk
menghindari hallof effect,tutuplah nama dan nomer peserta tes. Dengan cara ini maka
anda akan dapat memberikan skor yang tetap untuk setiap jawaban yang sama. Untuk
meminimalkan carry over effect dan masalah penggunaan bahasa serta kualitas tulisan
siswa maka selama pemeriksaan berpeganglah selalu pada pedoman penskoran yang
telah anda sepakati dengan pemeriksa kedua.berikanlah skor pada setiap konsep atau
kata kunci yang ada pada jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran tersebut.
Kelelahan merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan
anda untuk itu jika dalam memeriksa hasil jawaban siswa anda merasa capek maka
 berhentilah.
c)  Mengolah Data Hasil Tes
Dari 50 butir soal mata pelajaran IPS bardan dapat menjawab dengan benar 40
 butir soal. Dengan hasil tersebut bardan memperoleh skor mentah 40. Jika
 

sjirtersebut ditunjukkan ke orangtuanya maka ada kemungkinan orangtuanya


menemui kesulitan untuk memahaami arti skor tersebut. Untuk itu skor mentah
tersebut perlu diolah agar mudah oleh murid dan orang tua murid.
1)  Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
Jumlah jawaban benar
Presentase penguasaan = ---------
-----------------
----------------
-----------------
----------- x 100%
100 %

Jumlah butir soal


2)  Untuk tes uraian
Jumlah skor yang di peroleh siswa
Presentase penguasaan = x 100%
Jumlah skor maksimal

2.  PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI


UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari
tugas – 
tugas  –   tugas
tugas yang telah dikerjakan siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung
diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dll.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama
menghasilkan karya tersebut.
Contoh jika anda ingin memperoleh hasil belajar siswa yang berkenaan dengan
ketrampilan siswa dalam menggunakan mikroskop (dalam kegiatan praktikum IPA).
Tabel 4.2
Contoh rubrik
 No Indikator Skor
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5 Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1

Kriteria pemberian skor :


Skor 4 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan baik dan benar.
Skor 3 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 2 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan setengah benar
Skor 1 diberikan jika setiap indikator dilakukan dengan banyak kesalahan
 

Contoh hasil pengamatan sebagai berikut :


 Nama : Aufa

Kelas : VI (Enam)

Sekolah : SD Keputran V Yogyakarta

Tabel 4.3
Contoh isian rubrik oleh guru

 No Indikato
r Skor
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5 Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1

Jika hasil pengamatan anda terhadap ketrampilan aufa dalam menggunakan


mikroskop adalah seperti tersebut di atas maka pengolahan skor yang dapat anda
lakukan :

1)  Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin di peroleh setiap siswa

untuk semua indikator.


2)  Jumlah skor yang diperoleh aufa untuk semua indikator
3)  Bandingkan skor total yang diperoleh aufa dengan standard yang telah di tetapkan atau
4)  Jika anda ingin menghitung prosentase keberhasilan aufa dapat juga anda lakukan

dengan membagi skor yang diperoleh aufa dibagi


diba gi dengan skor maksimal kali 100%
Dari contoh diatas dapat menghitung skor minimal yang akan diperoleh siswa yaitu
6 dan skor maksimalnya 24. Jika dari hasil pengamatan anda aufa memperoleh skor 20
maka presentase ketrampilan aufa dalam menggunakan mikroskop adalah :
Presentase keterampilan aufa = 20 x 100% = 83,33%
24 

Selanjutnya anda tinggal membandingkan skor prosentase yang diperoleh siswa


dengan standard ketrampilan yang telah ditentukan.
 

B.  Kegiatan Belajar 2 : Pendekatan dalam Pemberian Nilai


1.  Pengorganisasian Informasi Hasil Belar Siswa
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa
skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Berikut ini
disampaikan data terserak hasil tes tengah semester dan akhir semester.
Tabel 4.4 Hasil tes mata pelajaran matematika
Hasil Tes
 No Nama Siswa Ten ah Seme
Semeste
sterr Akhi
Akhirr Semeste
Semesterr
1. Aan 78 85
2. Adi 67 71
3. Ali 88 78
4. Amin 74 71
5. Ana 97 91
6. Anda 84 88
7. Andi 57 76
8. Ani 65 68
9. Aufa 81 94
10. Bardan 58 67
11. Bardi 70 72
12. Budi 81 87
13. Dadi 65 80
14. Dedi 92 93
15. Desita 53 69
16. Dudit 65 75
17. Edi 83 76
18. Edo 79 74
19. Eli 45 63
20. Filia 95 80
21. Gulton 62 58
22. Gusti 74 80
23. Hardi 85 96
24. Harso 76 81

Dengan data hasil tes seperti Gambar 4.4 tersebut tentu saja Anda akan menemui
kesulitan untuk memeperoleh gambaran yang jelas tentang sebaran hasil tes tersebut.

Berikut ini adalah ranking data untuk tes tengah semster seperti tersebut di atas.
Tabel 4.5
Ranking Siswa Hasil Tes Tengah Semester
 No Nama Siswa Hasil Tes Tengah Semester Ranking
1. Ana 97 1
2. Filia 95 2
3. Dedi 92 3
4. Ali 88 4
5. Hardi 85 5
6. Anda 84 6
7. Edi 83 7
8. Aufa 81 8.5
9. Budi 81 8.5
10. Edo 79 10
11. Aan 78 11
12. Harso 76 12
13. Amin 74 13.5
 

14. Gusti 74 13.5


15. Bardi 70 15
16. Adi 67 16
17. Ani 65 18
18. Dadi 65 18
19. Dudit 65 18
20. Gultom 62 20
21. Bardan 58 21
22. Andi 57 22
23. Desita 53 23
24. Ali 45 24

Perhatikan kembali data ranking hasil tes matematika untuk pada tes tengah
semester (Tabel 4.5). Bagaimana cara menyajikan data hasil tes tengah semester dalam
 bentuk daftar distribusi frekuensi? Cara membuat daftar distribusi frekuensinya adalah
sebagai berikut.
a.  Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi dengan data terkecil. Dalam hal ini
karena data tersebarnya = 97 dan data terkecilnya = 45, maka rentangnya = 97- 45 =
52
 b.  Tentukan banyak kelas interval yang digunakan dengan menggunakan aturan Struges,
yaitu:
Banyak kelas = 1 + 3,3 Log n, dimana n adalah banyak data.
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,55
= 5,55
Jadi banyak kelas interval yang dapat dibuat adalah 5 atau 6 buah.
c.  Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan sebagai berikut.
Rentang
 =
 banyak kelas
= 52 : 6
= 8,67
d.  Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil.
e.  Masukkan semua data ke dalam kelas interval.
2.  Pendekatan Dalam Penilaian
a.  Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
PAN adalah suatu pendekatan untuk menginterprestasikan hasil belajar siswa di
mana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar
yang diperoleh kelompoknya. Misalnya, pada saat ulangan akhir semester mata IPS
kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran untuk 10 siswa dikelas tersebut
adalah sebagai berikut.
 

Tabel 4.8
Sebaran skor siswa
No Nama Skor
1. Dita 37
2. Andi 33
3. Imam 30
.... ........... .....
10. Tika 15

Dari skor mentah tersebut Anda dapat mengetahui bahwa skor tertinggi siswa kelas
V adalah 37 yang dicapai oleh Dita dan skor terendah 15 diperoleh Tika. Untuk
mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dapat dihitung dengan contoh sebagai
 berikut.

 Tingkat penguasaan Dita adalah: 37  100% = 74% , dan siswa seterusnya.


50 

Apabila skor paling tertinggi diberi nilai 10, maka dita sebagai siswa dengan skor
tertinggi 37 akan diberi nilai 10. Maka berapa nilai Andi, dan berikut cara
menghitunya.

 Nilai Andi : 33  10 = 8,9 , dan siswa seterusnya.


37 

1)  Harga rata-rata (mean)


Mean merupakan pengukuran gejala pusat yang paling sering digunakan.
Mean atau harga rata-rata dapat dihiyung dengan menggunakan rumus.
 ℎ ℎ
 ℎ  ℎ  
  
M=
 ℎ 
  

78+67+88+⋯.+76 1774  
M= = = 73,9
24 24 

2)  Simpangan baku (SB)


Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi skor.

Simpangan baku pada dasarnya


dasarn ya mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari
mean. Rumus pendekatan tersebut adalah:
1 1 
    −  
  

  
  ℎ 
6
SB = 1
  
 ℎ 

3)  Penggunaan Kurva Normal


Jika jumlah siswa banyak maka penerapan PAN dapat juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasar kurva normal. Misalnya
sebaran prestasi akademis seluruh siswa kelas V SD di kota Yogyakarta, tinggi dan
 berat badan orang dewasa di kota S
Semarang,
emarang, keta
ketampanan
mpanan atau kecantikan remaja

di kota Solo, jika berada dalam jumlah besar maka sebaratnya akan mengikuti
kurva normal. Perhatikan gambaran kurva normal berikut ini.
 

 
Gambar 4.3
Sebaran trait atau sifat berdasarkan kurva normal

Jika dalam suatu tes akhir semester tes IPA Anda telah menghitung harga rata- rata
dan simpangan baku yang diperoleh kelompok tersebut maka berdasarkan kurva
normal, jumlah siswa yang memperoleh hasil tes di atas rata dengan batasan:
a)  Rata-rata sampai dengan rata-rata + 1 SB adalah sebanyak 34,13%
 b)  Rata-rata + 1 SB sampai dengan rata-rata + 2 SB adalah sebanyak 13,59%
c)  Rata-rata + 2 SB sampai dengan rata-rata + 3 SB adalah sebanyak 2,14%

b.  Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)


Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran berbasis kompetensi yang
 bagus digunakan adalah PAK. Misalnya siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah
mampu mencapai tingkat penguasaan lebih besar atau sama dengan 75% (≥ 75%).
Artinya siswa yang
yang tingkat penguasaannya kurang dari 75% (≤ 75%) akan dinyatakan
 belum berhasil dan siswa tersebut harus mengikuti program remidiasi sampai mereka
mampu mencapai standart tersebut.

c.  Penilaian
Agar penilaian tepat sasaran maka pada saat anda melakukan penilaian,
penila ian, Anda perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian. Penilaian yang Anda lakukan harus:
(1) Berorientasi pada pencapaian kompetensi (2) Valid, (3) Mendidik, (4) Terbuka,
(5) Adil dan Objektif, (6) Berkesinambungan, (7) Menyeluruh, dan (8) Bermakna.
d.  Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk penilaian yang dapat
dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa yaitu:
1)  Penilaian dengan menggunakan angka, rentangan angka berupa 1  –  10
  10 atau 1

 –  100.
 100.
 

2)  Penilaian dengan menggunakan kategori, misalnya baik, cukup, kuramg:


terampil, cukup terampil, kurang terampil dan sebagainya.
3)  Penilaian dengan urai atau narasi, misalnya siswa belum dapat membaca lancar,
siswa kuirang aktif, keterampilan tangan kurang, dan sebagainya.
4)  Penilaian kombinasi, penilaian baik berupa angka, kategori, dan narasi.
Contoh : Andi dapat menjawab dengan benar 40 dari 50 tes pilihan ganda IPS.

Maka tingkat penguasaan Andi terhadap IPS: 40/50 X 100% = 80%. Jika kriteria
keberhasilan adalah sebagai berikut.
Skor Akhir Keputusan Grade

Berhasil A
80 – 
80 –  100
 100
Berhasil B
70 – 
70 –  79
 79
Berhasil C
60 – 
60 –  69
 69
Belum berhasil D
50 – 
50 –  59
 59
Belum berhasill E
0 –  49
 49

Maka Andi dinyatakan berhasil dengan nilai A.

Penilaian dengan kategori dapat Anda terapkan pada penilaian


kecenderungan siswa dalam merespon sesuatu atau dapat juga Anda gunakan
untuk menilai tingkat keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. Kriteria
tersebuat dapat menggunakan statistik median atau kuartil.
Contoh Median   Respon Dini terhadap pelajaran IPA yang dinilai dengan
instrumen berikut.
NO Indikator Skor
Saya senang belajar IPA 5 4 3 2 1
1.
Saya senang mengerjakan tugas IPA 5 4 3 2 1
2.
Saya sering berdiskusi mata pelajaran 1
5 4 3 2
3. IPA
Saya sering bertanya kepada guru
5 4 3 2 1
4. tentang IPA
Saya memiliki banyak buku IPA 5 4 3 2 1
5.

Berdasarkan instrumen tersebut, skor terkecil yang akan diperoleh siswa


adalah 5 dan skor terbesar adalah 25. Sedangkan skor Dini adalah 11. Jika kita
ingin mengelompokkan respon siswa terhadap IPA Nmenjadi dua bagian yaitu
menyenangi dan tidak menyenangi IPA makan dengan cara median. Berikut
caranya.
5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25
Kelompok 1 Kelompok 2
 

Kriteria penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut.


Nilai Tengah Semester Median Deskripsi
5 –  15 bawah Kurang menyenangi IPA
16
16 – 
 –  25 Atas Menyenangi IPA

Contoh Median  Respon Tini terhadap menggunakan mikroskop yang dinilai


dengan intrumen berikut.

NO Indikator Skor

Cara Membawa mikroskop 4 3 2 1


1.
Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
2.
Cara mencari cahaya 4 3 2 1
3.
Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
4.
Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
5.
Cara melihat Objek 4 3 2 1
6.

Kriteria penskoran:
Skor 4 jika indikator dilakukan dengan sangat baik (ketepatan: 90% - 100%)
Skor 3 jika indikator dilakukan dengan sedikit kesalahan (kesalahan: 11% -
30%)
Skor 2 jika indikator dilakukan dengan cukup banyak kesalahan (kesalahan:
31% - 50%)
Skor 1 jika indikator dilakukan dengan banyak kesalahan (kesalahan lebih
50%).
Jika kita ingin menggelompokkan keterampilan siswa dalam
menggunakan mikroskop menjadi tiga kelompok yaitu terampil, cukup, dan
kurang terampil. Berikut caranya.
6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16,17,1819
11,12,13,14,15,16 ,17,1819 20,21,22,23,24,25
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Kriteria penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut.
Nilai Tengah Semester Kuartil Deskripsi
6 –  10 Bawah Kelompok kurang terampil
11
11 – 
 –  19 Tengah Kelompok sedang
20
20 – 
 –  24 Atas Kelompok terampil

e.  Proses Pemberian Nilai


Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan
siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-tagihan. Setiap jenis tagihan
memerlukan seperangkat alat ukur. Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang
dapat anda gunakan antara lain:
a.  Kuis -hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu
secara singkat.
 

 b. 

atau teori saat proses pembelajaran berlangsung.


c.  mana keterampilan siswa.

d. 

konsep, prinsip, tori serta melatih kerja sama.

e.  Ulangan Semesteran untuk mengukur pencapaian siswa


setelah
setelah menyelesaikan pembelajaran selama satu semester.

f.  L

membuat laporan tugas atau kerja praktek.

g. 

sesuatu
Contoh:
a.  Keaktifan 80 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 8

 b.  Ulangan harian 80 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 8

c.  Tugas 100 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 20

d.  Ulangan tengah semester 70 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 21

e.  Ulangan akhir semester 60 sehingga kontribusinya dalam nilai akhir = 18

Jadi skor nilai Andi untuk mata pelajaran IPS adalah 8 + 8 + 20 + 21 + 18 = 75

Maka kriteria keberhasilannya, misalnya:


Skor Akhir Keputusan Grade
80 – 
80 –  100 Berhasil A 
70 – 
70 –  79 Berhasil B
60 – 
60 –  69 Berhasil C
50 – 
50 –  59 Belum berhasil D 
0 - 49 Belum berhasil E

Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka untuk mata pelajaran


p elajaran IPS Andi dinyatakan

 berhasil dengan memperoleh nilai akhir B.


Nama : Iis Nursiah

NIM : 855763202
Mata Kuliyah : Evaluasi Pembelajaran
Kelas : PGSD BI.I
Jam Perkuliyahan : 07.30 09.30
Tugas : Latihan

MODUL 2
LATIHAN
LATIHAN 2.17
2. 17

1.  Bagaimana komentar Anda terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa tes objektif tidak

dapat mengukur hasil belajar siswa dengan baik?

Jawab :

Komentar saya terhadap peryataan yang menyatakan bahwa objektif tidak dapat mengukur

hasil belajar siswa dengan baik, itu karena setiap jenis tes mempunyai keunggulan dan

keterbatasan. Maka dari itu kita dapat memanfaatkan keunggulan tes objektif dan berhasil

menekan kelemahannya, maka kita dapat mengukur hasil belajar siswa itu sendiri.

2.  Jelaskan keunggulan tes objektif jika dibandingkan dengan tes uraian?

Jawab :

Keunggulan tes objektif jika dibandingkan tes uraian adalah tes objektif hasilnya dapat

diolah dengan cepat dan mempunyai ketetapan hasil pemeriksaan yang tinggi, dalam sekali

ujian dapat menanyakan banyak materi yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran

dengan demikian validitas isi tes dapat dipertanggung jawabkan sedangkan keunggulan tes

uraian adalah hanya sedikit materi yang dapat ditanyakan untuk satu waktu ujian, adanya

sedikit unsur subjektif dalam pemeriksaan hasil pekerjaan siswa, sulit memeriksa hasil

 pekerjaan siswa, sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect.

3.  Jelaskan kelemahan tes objektif jika dibandingkan dengan tes uraian?

Jawab :

Sebaliknya kelemahan tes objektif terletak pada sulitnya membuat butir soal, adanya
adan ya unsur

tebakan, tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan


mengemuk akan ide atau pendapat

dan kurang dapat tepat untuk mengukur proses berpikir tinggi.

4.  Jika Anda mempunyai tujuan pembelajaran sebagai berikut: mahasiswa dapat menjelaskan

keunggulan tes objektif dari tes uraian, Bentuk tes mana yang tepat digunakan untuk

mengukur ketercapaian tujuan tersebut?

Jawab :

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut yaitu dengan

menggunakan tes objektif yakni bagian mana materi yang telah diajarkan dapat dinyatakan
d inyatakan

saat ujian. Dengan menanyakan semua materi yang telah diajarkan atau sebagian besar

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam satuan pembelajaran ataupun dalam
rencana pembelajaran dapat diukur ketercapaiannya. Hal ini sulit diwujudkan apabila
dalam ujian hanya menggunakan tes uraian. Jika dalam ujian hanya menggunakan uraian

maka tidak ada kemungkinan tidak semua materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan

kepada siswa.

5.  Tepatkah jika tes objektif digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran sebagai berikut:

mahasiswa dapat menganalisis kelemahan satuan pelajaran (SP) dengan tepat.

Jawab :

Tidak, walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses berpikir pada

kognitif mulai dari jenjang berpikir sederhana sampai dengna jenjang berpikir tinggi tetapi

 pada kenyataannya butir soal ini yang disajikan


disajikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan

hanya mengukur proses berpikir rendah walaupun tujuan ingatan atau pemahaman.

 
MODUL 2
LATIHAN
LATIHAN 2.53
2. 53

1.  Mengapa tes B-S dan tes menjodohkan jarang digunakan


digunak an dalam tes sumatif khususnya

di SLTP dan SMU? Jelaskan!

Jawab :

Tes b-s dan tes menjodohkan jarang digunakan dalam tes sumatif khususnya
khususnya di SLPT

dan SMU karena tipe tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang

 berhubungan dengan pengetahuan tentang devinisi fakta peristiwa dan istilah.

Disamping itu tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan langsung
maupun tak langsung. Dan butir soal ini di buat cenderung mengukur hasil belajar yang

sederhana.

2.  Tuliskanlah masing-masing dua contoh tes B-S dan tes menjodohkan yang mengukur

 proses berpikir lebih tinggi dari ingatan!

Jawab :
Masing-masing 2 contoh tes b-s dan tes menjodohkan yang mengukur proses berpikir

tinggi dan ingatan:

-  2 contoh tes b-s

1. B-s : proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada siang hari


ha ri
2. B-s : kelelawar dikelompokan dalam bangsa burung

-  Tes menjodohkan

1. Candi brobudur a. Kalimantan tengah

2. Istana b. Sumatera selatan

c. Jawa timur

d. Sumatera Utara

3.  Coba ambilah contoh tes sumatif yang telah Anda gunakan di kelas. Kemudian

analisislah, apakah butir soal-butir soal tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran

yang telah Anda tetapkan?

Jawab :

Contoh tes sumatif :

Silanglah (X) huruf a, b, atau c di depan jawaban yang paling benar !

1. Surat tertulis yang bisa digunakan sebagai bukti atau keterangan disebut..

a. koleksi b. identitas c. dokumen

2. Yang termasuk dokumen pribadi adalah .........

a. KTP b. Akte Perkawinan c. KK

3. Orang yang gemar mengoleksi perangko disebut …. 


…. 

a. kolektor b. arsitek c. filatelis

4. Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tanggal ....

a. 2 Mei b. 20 Mei c. 21 Mei

5. Yang menjadi kepala keluarga adalah ..............

a. Ibu b. Ayah c. Kakek

Dan dari contoh tes sumatif tersebut, sudah dikatakan baik karena setiap butir soal

yang ada dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ingin di ukur.

4.  Tuliskan satu contoh tes uraian terbuka dan satu contoh tes uraian terbatas lengkap

dengan pedoman pemeriksaannya (sesuai dengan bidang Anda)!

Jawab :
1 contoh tes uraian terbuka dan satu contoh tes uraian terbatas :

-  Contoh tes uraian terbuka:

Apa yang kamu ketahui tentang sampah?

-  Contoh tes uraian terbatas :

Apa yang terjadi jika sampah dibiarkan menumpuk?

5.  Jika Anda ingin mengetahui kemapuan siswa dalam mendesain sebuah eksperimen,

tes uraian mana yang akan Akan gunakan? Jelaskan!

Jawab :

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendesain sebuah eksperimen tes uraianuraian
yang digunakan adalah tes
tes uraian terbuka karena tes uraian terbuka tepat digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan, mengorganisasi ide,

mengintegrasikan pembelajaran dalam berbagai bidang, membuat rencana suatu

eksperimen, mengevaluasi manfaat ide dan juga dalam mendesain suatu eksperimen.
 

MODUL 2
LATIHAN
LATIHAN 2.67
2. 67

1.  Jelaskan fungsi perencanaan tes dalam pengembangan tes hasil belajar.

Jawab :

Fungsi perencanaan tes dalam pengembangan hasil tes belajar adalah untuk memerlukan

 perencanaan tes dan fungsinya adalah siswa menguasai materi mana yang telah diajarkan

dalam proses pembelajaran.

2.  Apa yang akan terjadi jika tes akhir tahun dikembangkan tanpa menggunakan kisi-kisi?

Jelaskan!

Jawab :

Yang akan terjadi jika tes akhir tahun digunakan tanpa menggunakan
men ggunakan kisi-kisi adalah siswa

dalam menghadapi tes akhir tahun tidak sungguh-sungguh belajar dan tidak akan

tercapainya hasil yang diharapkan.

 
3. Jelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penyusunan kisi-kisi.
Jawab :

Langkah langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun kisi-kisi

-  Siapkan format kisi-kisi dan buku materi yang akan anda gunakan sebagai sumber

dalam membuat kisi-kisi

-  Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipilih sebagai sampel

materi yang akan diujikan kemudian dituliskan pokok bahasan dan sub pokok

 bahasan pada lembar kisi-kisi

-  Tentukan berapa butir soal yang layak ditanyakan dalam suatu waktu ujian tersebut

-  Sebarkan jumlah pokok soal pokok bahasan


-  Distribusikan jumlah butir soal yang berpokok bahasan tersebut ke dalam sub pokok
pok ok

 bahasan

-  Distribusian jumlah butir soal per sub pokok bahasan tersebut ke dalam

kolom-kolom proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal

 
4.  Buatlah kisi-kisi tes objektif untuk tes akhir semester sesuai dengan mata pelajaran yang

Anda ajarkan.

Jawab :

Kisi-kisi tersebut untuk tes akhir semester sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan

Mata pelajaran : Tema Makhluk Hidup

Subtema Ciri-ciri makhluk hidup

Kelas/Semester : III/I
Waktu ujian : 90 menit

Penulis : Iis Nursiah

Bentuk soal : tes pilihan ganda

Jumlah butir soal : 20 butir

Sekolah : SD N 67 Palembang

MUATAN KOMPETESI INDIKATOR BENTUK


NO BOBOT NO SOAL
PELAJARAN DASAR SOAL SOAL
1. BAHASA 3.4 Mencermati Disajikan soal, siswa Isian 5 1

INDONESIA kosakata mampu


dalam teks menyebutkan
tentang ciri-ciri makhluk
konsep hidup
ciri-ciri, Disajikan soal, siswa Isian 5 2
kebutuhan mampu
(makanan menyebutkan alat
dan tempat  pernapasan manusia
hidup), dengan benar
 pertumbuha Disajikan soal, siswa Isian 5 3
n, dan mampu
 perkembang menyebutkan alat
an makhluk  pernapasan ikan
hidup yang dengan benar
ada di Disajikan soal, siswa Isian 5 4
lingkungan mampu
setempat mengelompokkan
yang hewan yang

disajikan  berkembang biak


dalam dengan bertelur
 bentuk Disajikan soal, siswa Isian 5 5
lisan, tulis, mampu
visual, mengelompokkan
dan/atau hewan yang
eksplorasi  berkembang biak
lingkungan. dengan melahirkan
Disajikan soal cerita, Isian 5 6
siswa mampu
menyebutkan

makanan yang baik


untuk pertumbuhan
dengan benar
Disajikan soal cerita, Isian 5 7
siswa mampu
menjelaskan cara
menjaga kebersihan
 pada makanan
2. PKN 3.1 Memahami Disajikan soal, siswa Isian 5 8
arti gambar mampu
 pada menyebutkan sikap
lambang menghargai
negara kemampuan teman
“Garuda Disajikan soal, siswa Isian 5 9
Pancasila”.  
Pancasila”. mampu
menyebutkan sila
 pada Pancasila
tentang sikap
 bersyukur kepada
Tuhan
Disajikan soal, siswa Isian 5 10
mapu menyebutkan
 bunyi sila pertama
Pancasila
Disajikan soal, siswa Isian 5 11
mampu
menyebutkan
lambang sila
 pertama Pancasila
Pancasila
Disajikan soal, siswa Isian 5 12

mampu
menyebutkan istilah
kata dengan benar
3. MTK 3.1 Menjelaska Disajikan tabel, Isian 5 13
n sifat-sifat siswa mampu
operasi menghitung jumlah
hitung pada susu kemasan kotak
 bilangan yang dihasilkan
cacah.  perusahan A dan E
Disajikan tabel, Isian 5 14
siswa mampu
menghitung jumlah
susu kemasan kotak
yang dihasilkan
 perusahan B dan D
Disajikan soal, siswa Isian 5 15
mampu menuliskan
angka dengan benar
Disajikan soal, siswa Isian 5 16
mampu menjawab
soal dengan jawaban
yang benar
Disajikan soal, siswa Isian 5 17
mampu menuliskan
nilai bilangan
dengan benar
Disajikan soal, siswa Isian 5 18
mampu menuliskan
nilai bilangan
dengan benar
4. SBDP 3.2 Mengetahui Disajikan teks lagu, Isian 5 19
 bentuk dan siswa mampu
variasi pola menunjukkan
irama dalam ciri-ciri makhluk
lagu. hidup yang
terkandung dalam
teks lagu yang
disajikan
Disajikan soal, siswa Isian 5 20
mampu menuliskan
 pola pendek dan

 panjang pada lagu


“Cicak -cicak
-cicak di

Dinding”  
Dinding”
 

  MODUL 3
LATIHAN
LATIHAN 3.13
3. 13
1.  Beberapa ahli menyamakan antara pengertian asesmen kinerja dengan asesmen otentik.

Mengapa.?

Jawab :

Beberapa para ahli menyamakan antara pengertian asesmmen kerja dengan asesmen

otentik yakni benar, kedua asesmen tersebut hampir sama dengan tujuan akhirnya,

sama-sama menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata dan

menuntut siswa untuk kerja nyata. Kita lihat dari pengertiannya Asesmen kinerja adalah

kemampuan nya baik pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk kerjanyata dan dinilai

hasil belajar siswa pada saat proses belajar, sedangkan asesmen otentik menggunakan

 pengertahuan dan keterampilan jugauntuk kehidupan nyatadan dapat memberikan kritik

terhadap uapaya yang telah ia lakukan. Oleh sebab itu kedua nya saling ada keterkaitan dan

saling berhubungan dalam arti keduanya mempunyai tujuan yang sama.

2.  Apa keunggulan asesmen alternatif dari asesmen tradisional ?

Jawab :

Keunggulan asesmen alternatif dari asesmen tradisional karena alat ukur yang digunakan

dalam asesmen alternatif tidak hanya berupa tes tertulis saja akan tetapi juga menggunakan

alat ukur nontes yang berupa penyelesaian, tugas-tugas, lembar pengamatan, dan lembar

 penilaian (rubric). Sedangkan asesmen tradisional hanya mengandalkan tes tertulis.

3.  Dimana letak perbedaan asesmen tradisional dengan asesmen alternatif ?

Jawab :

Letak perbedaan asesmen tradisional kita lihat sebelumnya asesmen tradisional hanya

mengandalkan tes tertulis untuk dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan
keterampilan sedehana saja, sedangkan asesmen alternatif tidak hanya menggunakan tes

tertulis tapi juga menggunakan alat ukur non tes yang berupa penyelesaian tugas-tugas,

lembar pengamatan, dan lembar penilaian.

4.  Bagaimana cara melaksanakan asesmen alternatif khususnya asesmen kinerja jika jumlah

siswa anda 40 anak ?


Jawab :

Cara melaksanakan asesmen alternatif khususnya asesmen kinerja jika jumlah siswa anda

40 anak yakni disini kita lilhat kelemahan dari asesmen alternatif ,asesmen alternatif

kelemahannya salah satunya tidak tepat untuk kelas besar apalagi yang berjumlah di atas

20 yaitu 40 siswa. Asesmen alternatif dapat digunakan hanya untuk kelas kecil paling

 banyak 15 siswa, jadi dapat disimpulkan untuk menggunakan melaksanakan asesmen

tersebut dengan berjumlah 40 siswa kita bisa


b isa menggunakan tes tertulis , dimana tes tertulis

lebih menekankan pada apa yang diketahui siswa dengan jawaban benar atau salah dari

 pada apa dapat dikerjakan oleh siswa.

5.  Bagaimana cara mengatasi kelemahan asesmen alternatif khususnya dalam hal adanya

unsure subjektivitas penilaian ?

Jawab :

Disini kita menggunakan tes tertulis yang berupa terbatas untuk menambah sampel yang

dapat digunakan dalam satu waktu ujian karena tes uraian untuk mengunkapkan pendapat,

tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata lain seperti jelaskan,

 bandingkan, hubungkan, simpulkan, anlisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain

sebagainya. Hindarkan kata tanya sebutkan sebab penggunakan kata tersebut hanya
menyebutkan fakta saja. Untuk itu sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

maka tes uraian yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dahulu.

 
MODUL 3
LATIHAN
LATIHAN 3.28
3. 28

1.  Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat


me mbuat tugas(task) dan rubrik !

Jawab:

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat tugas(task) dan rubrik adalah

mengidentifiksi, pengetahuan dan keterampilan siswa yang dimiliki oleh siswa setelah itu

siswa mengerjakan tugas, merancang tugas dan menetapkan kriteria, sedangkan untuk

membuat rubrikberhubungan keterampilan mengerjakan sesuatu yag dapat kita nilai dala

 proses pembelajaran.

2.  Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi tugas dan rubrik yang telah

dibuat !

Jawab :

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi tugas dan rubrik yang telah dibuat

yaitu pertama , mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa

setelah mereka mengerjakan tugas tersebut. Kedua, merancang tugas yang memungkinkan

siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir dan keterampilan. Setiap

tugasnya hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang sesuai dengan tingkat

 perkembangan anak. Ketiga, menetapkan kriteria keberhasilan.

3.  Jelaskan perbedaan antara rubrik dengan pedoman penskoran tes uraian terbatas !

Jawab :

Perbedaan antara rubrik dengan pedoman penskoran tes uraian terbatas yaitu rubrik

merupakan pedoman penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam

menilai atau memberi tingkatan dan hasil belajar siswa. Sedangkan penskoran tes uraian

yaitu pedoman yang digunakan untuk menentukan skor hasil penyelesaian pekerjaan

siswa.

4.  Anda meminta siswa untuk melakukan pengamatan tentang aktivitas jual beli dipasar

tradisional. Buatlah tugas (task) dan rubrik yang baik untuk menilai kinerja tersebut.

Jawab :

LAPORAN PENGAMATAN TRADISIONAL :

Hal yang diamati : Lingkungan dan aktivitas penjual dan pembeli di pasar

tradisional
Waktu pengamatan : Minggu

Temapt pengamatan : Pasar tradisional indralaya

Tujuan pengamatan : Untuk mengetahui kondisi lingkungan dan proses terjadinya

 jual beli
Hasil pengamatan :

Kondisi pasar tersebut kurang begitu tertata sebab di area jalan ditutupi oleh penuh parker

liar becak dan motor maupun mobil serta lingkungannya kurang bersih, sementara pada

area yang terdapat di dalam nya penjual ikan sayur dan bahan lainnya . letak pasar tersebut

ada di dekat pemukiman masyarakat dan jalan lintas. Dan untuk masalah pembayaran saat

 berbelanja masih menggunakan secara manual atau masih menggunakan bayar ditempat

dengan si penjual dan sipembeli , itupun sama metode pembayaran nya dengan dipasar

tradisional-tradisional lainnya.

Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan pasar tradisional tersebut pasar yang belum tertib untuk parkir,

kurang rapi dan kurang bersih.

  MODUL 3
LATIHAN
LATIHAN 3.40
3. 40

1.  Bedakan anatara portofolio sebagai hasil karya dan portofolio sebagai model asesmen.

Jawab:

Portofolio sebagai hasil karya yaitu sebagai representasi keterampilan yang lebih dimiliki,
d imiliki,

sebagai bukti pengembangan suatu ranah, untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki

sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu pertemuan, sebagai bahan pelaporan.

Sedangkan portopolio sebagai model asesmen yauitu sebagai landasan pengembangan

level berikutnya, untuk mempromosikan pengembangan berikutnya, sebagai bukti

kemampuan yang telah dicapai, untuk memodifkasi pengajaran yang akan dilakukan,

untuk menyesuaikan kurikulum.


2.  Semua hasil karya siswa yang dikumpulkan dalam satu folder tidak mesti merupakan

 portofolio. Bagaimana anda menjelaskan pertanyaan tersebut?

Jawab :

Kumpulan yang dikatakan hasil karya siswa yang dikumpulkan dalam satu folder tidak

mesti merupakan portofolio, jika kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari

kumpulan yang terpilih dan menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

3.  Ambil kumpulkan hasill karya siswa yang ada di setiap folder di sekolah anda. Tunjukkan

mana hasil karya yang dapat dikatagorikan sebagai portofolio?

Jawab :

Ya ada beberapa guru menggunakan dan memilih untuk menyimpan dua / lebih dari satu

 portofolio untuk setiap siswa, sebab satu portofolio untuk disimpan sebagai bukti

 pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan portofolio yang satunya lagi untuk

dikembangkan oleh siswa tersebut.

4.  Bagaimana anda menilai portofollio ?

Jawab :

Setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa memperbaikinya.

Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekerjaan untuk
dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.
 

  MODUL 3
LATIHAN
LATIHAN 3.55
3. 55

1.  Pembelajaran yang terjadi pada saat ini kurang memperhatikan pengembangan ranah

efektif. Analisislah dampak yang terjadi dari pembelajaran tersebut.

Jawab :

Siswa yang tidak memiliki minat dalam pelajaran tentu sulit untuk mencapai keberhsilan

 belajar secara optimal. Semua peserta didik harus mampu membangkitkan siswa minat

 peserta didik untuk mencapai kompotensi yang telah ditetapkan. Selain itu juga ada ikatan

emosional sering diperlukan untuk membangun semngat kebersamaan semangat persatuan

dan rasa sosial. Untuk itu, semua dalam merancang program pembelajaran satuan

Pendidikan harus memperhatikan ranah efektif.

 
2. Kembangkanlah alat ukur untuk mengukur sikap siswa terhadap anda sebagai gurunya.
Jawab :

Alat ukur untuk mengukur sikap siswa terhadap anda sebagai gurunya yaitu diambil dari

ranah afektif
afektif , misalnya sikap dan minat terhadap suatu pembelajaran, penentuan

indicator yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap

suatu materi pelajaran, persentase kehadiran atau ketidakhadiran di kelas,aktivitas siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung , persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada

siswa, pemberian skor kepada siswa dan analisis inventori minat siswa terhadap materi

 pelajaran.
 

  MODUL 4
LATIHAN
LATIHAN 4.18
4. 18

1.  Mengapa jawaban siswa untuk tes uraian tidak dapat diperiksa atau di skor dengan

menggunakan mesin scanner?

Jawab :

Karena jawaban siswa banyak beranekaragam jawaban dari siswa maka pengaruh

subjektifitas pemeriksa dan penskoran dalam menggunakan tes uraian akan sangat tinggi.

2.  Bagaimana cara meminimalisir pengaruh unsur subjektivitas dalam pemerksaan tes uraian

Jawab :

Cara meminimalisir pengaruh unsur subjektivitas dalam pemerksaan tes uraian sebaiknya

untuk meminimalisirkannya ada baiknya menggunakan tes uraian terbatas karena

menggunakan uraian terbatas maka jawaban yang diberikan siswa akan terbatas sesuai

dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal.

3.  Jika dalam memeriksa jawaban tes uraian ternyata pemeriksa I dan II memberikan skor

yang berbeda cukup jauh, bagaimana cara memutuskan untuk memberikan skor akhir ?

Jawab :

Yaitu sebelum mulai melakukan pemeriksaan kedua pemeriksa tersebut sudah duduk

 bersamaan untuk
un tuk menyamakan persepsi kedua pemeriksa tersebut sudah duduk Bersama

untuk menyamakan persepsi yang kemudian dilanjutkan juga dengan melakukan uji coba

 pemeriksaan. Jika Langkah tersebut diikuti maka sebelum memeriksa jawaban siswa pasti
pasti

sudah mempunyai persepsi yang sama dalam menggunakan pedoman penskoran.

4.  Dini telah mengumpulkan anyaman kepada pa kadi di sekolah. Dengan menggunakan

rubrik yang telah dibuat, dini memperoleh skor sebagai berikut.


 

 No Indikator penskoran skor

1 Kerapian 5 4 3 2 1

2 Komposisi warna 5 4 3 2 1

3 Tampilan 5 4 3 2 1

4 Keserasian 5 4 3 2 1

5 model 5 4 3 2 1

Berdasarkan data tersebut berapa persen tingkat keterampilan dini dalam membuat anyaman?

Jawab :

Persentase keterampilan dini = 18 x 400 % = 75 %

24

  MODUL 4
LATIHAN
LATIHAN 4.42
4. 42
1.  Perhatikan data berikut :
23 60 79 32 57 74 52 70 82 36

80 77 81 95 41 65 92 85 55 76

52 10 64 75 78 25 80 98 81 67

41 71 83 54 64 72 88 62 74 43

Pertanyaan :
a.  Susunlah data tersebut dalam table frekuensi distribusi

 b.  Hitunglah rata-rata

c.  Hitung simpangan baku

Jawab: a. frekuensi distribusi

Hasil tes tally frekuensi

92-98 III 3

80-88 IIIII I 6

70-79 IIIII III 8

60-67 IIIII 5

52-57 IIII 4

41-43 III 3

32-36 II 2

21-25 II 2

10-0 I 1

 b. hitung rata-rata

 
m = jumlah seluruh data = m = Ʃx
n
= 2302 = 63, 94
36

c.hitung simpangan baku


SB : Jumlah skor 1/6 peserta kelompok atas – 
atas –  jumlah
 jumlah skor 1/6 peserta kelompok bawah
½ jumlah peserta
= 92 + 95 + 98 – 
98 –  10
 10 + 23+ 25
18
= 285-58
18

= 227 = 12,61
18

2.  Mengapa pendekatan penialian acuan kriteria lebih tepat digunakan dalam penilaian berbasis

kompetensi dari pada pendekatan penilaian acuan norma? Jelaskan!

Jawab :

Pendekatan penialian acuan kriteria lebih tepat digunakan dalam penilaian berbasis

kompetensi dari pada pendekatan penilaian acuan norma karena jika seorang anak berhasil

mencapai kriteria atau bahkan melebihi kriteria yang telah ditetapkan maka anak tersebut

dinyatakan berhasil. Sebaliknya apabila anak tersebut belum mampu mencapai kriteria ynag

telah ditetapkan maka dia dinyatakan belum berhasil.

3.  Berikan contoh penerapan pendekatan penialian acuan norma dalam kehidupan sehari-hari.

Jawab:

Contoh penerapan pendekatan penialian acuan norma dalam kehidupan sehari-hari misalnya

dalam penerimaan dosen baru di suatu perguruan tinggi ditentukan dengan kriteria

 berijazah S1 dalam program


p rogram studi yang relevan, indeks prestasi komulatif minimal 3,00 dan

 persyaratan yang lainnya.

Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1 a. Buatlah rancangan perencanaan Modul 3 KB 3
 portofolio!
50
 b. Susunlah sebuah portofolio!

c. Buatlah rubrik penilaian portofolio!


2 a. Buatlah rancangan perencanaan penilaian Modul 3 KB 4
afektif!
50
 b. Susunlah sebuah penilaian afektif!

c. Buatlah rubrik penilaian afektif!


Jumlah Skor Maksimal 100
 

TUGAS TUTORIAL

1. a. Buatlah rancangan perencanaan portofolio !

Jawab :
Rancangan perencanaan portofolio :
1.  Menentukan kriteria dan sumber yang akan digunakan sebagai dasar assesmen
 penilaian.
2.  Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan – 
rumusan  –  rumusan
 rumusan hasil
 belajar yang diamati.
3.  Mengguanakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan.
4.  Menentukan orang – 
orang –  orang
 orang yang berkepentingan langsung dengan portofolio siswa.
5.  Menentukan jenis – 
jenis –  jenis
 jenis bukti yang dikumpulkan.
6.  Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan

 bukti yang dikumpulkan.


7.  Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio.
8.  Mengatur bukti – 
bukti –  bukti
 bukti portofolio berdasarkan umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.

 b. Susunlah sebuah portofolio !

Penilaian portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : IV / II

Materi Pembelajaran : Pengumuman

Indikator : Membuat sebuah pengumuman dan menyampaikan di kelas

Kegiatan : Siswa menyampaikan pengumuman yang dibuatnya didepan Kelas

Anda mungkin juga menyukai