PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
PENYUSUN :
• ARHAMNA HAMDA ARROBY
• NUR WAHIDIAH
• IKE TRI AGUSTIN
• YUNITA SETYA FATMA
• RENOVEN HENRY KURNIAWAN
• IZZATUL BADRIYAH
ALUASI PEMBELAJARAN DI SD
KB 1 :
KONSEP
DASAR
ASESMEN
ALTERNATIF
KB 4 : PENGEMBANGAN KB 2 :
PENILAIAN
RANAH ASESMEN ASESMEN
KINERJA
AFEKTIF ALTERNATIF
KB 3 :
ASESMEN
PORTOFOLIO
A. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
KB 1 Penilaian asesmen merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur kefektifan system Pendidikan secara
KONSEP secara keseluruhan. Nah dalam mata kuliah ini pengertian penilaian yang digunakan adalah penilaian dalam arti
DASAR
ASESMEN asesmen.
ALTERNATIF
Menurut Hanna (1993) ; “Assesment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing information to aid
in decision making. Assessment synonymous with measurement plus observation. It concens drawing inferences from
these data sources. The primary purpose of assessment is to increase stundent’s learning and development rather than
simply to grade or rank student’s learning and development rather than simply to grade or rank student performance
(Morgan & O’Reilly, 1999)”.
Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai
jenis tagihan dan mengolah infrormasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa istilah dalam asesmen yaitu traditional assessment, performance assessment, authentic assessment,
portofolio assessment, achievement assessment dan alternative assesmet,
B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut
harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting
dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan.
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid dengan guru. Asesmen portofolio
tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu
untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.
B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut
harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting
dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan.
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofolio
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan
asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa. Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan
karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang nyata pada kehidupan
siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas. Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi siswa. Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa untuk memberi
komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya
diharapkan dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang
dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh
gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa.
Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua daoat
memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan tujuan
untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4. Memamerkan hasil portofolio siswa Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang
berhubungan langsung dengan fortofolio.
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu portofolio disimpan sebagai bukti
akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa.
Setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya.
Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke
dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.
E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada
awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan atau ada persepsi yang
berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara
guru dengan
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
KB 4 :
PENILAIAN A. Konsep Dasar
RANAH Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada
AFEKTIF ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat
mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang
dilakukan guru untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran. Fakta yang ada
sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada pengembangan ranah kognitif. Menurut Krathwohl (dalam
Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5 level yaitu:
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas,
buku atau musik.
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini
menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat
internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan yang lain dan konflik antar
nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah memiliki sistem sudah
memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
C H R I S T M A S DIWAL
I
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
1. Sikap Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari
sikap negatif menjadi sikap positif.
2. Minat Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang mendorong CH R I STM A S
sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan
memperoleh sesuatu.
3. Konsep diri Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
4. Nilai Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa
agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal yang positif bagi masyarakat.