Anda di halaman 1dari 17

MODUL 3

PENGEMBANGAN
ASESMEN ALTERNATIF
EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
PENYUSUN :
• ARHAMNA HAMDA ARROBY
• NUR WAHIDIAH
• IKE TRI AGUSTIN
• YUNITA SETYA FATMA
• RENOVEN HENRY KURNIAWAN
• IZZATUL BADRIYAH
ALUASI PEMBELAJARAN DI SD
KB 1 :
KONSEP
DASAR
ASESMEN
ALTERNATIF

KB 4 : PENGEMBANGAN KB 2 :
PENILAIAN
RANAH ASESMEN ASESMEN
KINERJA
AFEKTIF ALTERNATIF

KB 3 :
ASESMEN
PORTOFOLIO
A. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
KB 1 Penilaian asesmen merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur kefektifan system Pendidikan secara
KONSEP secara keseluruhan. Nah dalam mata kuliah ini pengertian penilaian yang digunakan adalah penilaian dalam arti
DASAR
ASESMEN asesmen.
ALTERNATIF
Menurut Hanna (1993) ; “Assesment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing information to aid
in decision making. Assessment synonymous with measurement plus observation. It concens drawing inferences from
these data sources. The primary purpose of assessment is to increase stundent’s learning and development rather than
simply to grade or rank student’s learning and development rather than simply to grade or rank student performance
(Morgan & O’Reilly, 1999)”.

Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai
jenis tagihan dan mengolah infrormasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa istilah dalam asesmen yaitu traditional assessment, performance assessment, authentic assessment,
portofolio assessment, achievement assessment dan alternative assesmet,

1)Traditional assessment mengacu pada tes tulis.


2)Performance assessment yaitu siswa diminta untuk kinerja nyata dalam penyelesaian tugas.
3)Authentic assessment yaitu peneraoan siswa diluar sekolah berdasarkan kemampuannya.
4)Portofolio assessment yaitu kumpulan hasil karya siswa.
5)Achievement assessment yaitu tes tulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa.
6)Alternative assessment tes yang tidak hanya dengan tes tulis namun merupakan alternatif dari assesmen tradisional.
B. Landasan Psikologis
Assessment Alternatif tidak hanya menilai hasil/produk belajarnya. Assesment alternatif juga mengacu dari beberapa teori diantaranya
adalah sebagai berikut ;
1.Teori Fleksibilitas Kognitif dari R.Spiro (1990) . Teori ini
menyatakan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.
2.Teori Belajar Bruner (1996) . Mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses aktif dilakukan siswa dengan cara mengkontrksi sendiri
gagasan baru, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dalam teori ini diharapkan siswa dapat menerapkan kemampuannya ke dalam
hal yang lebih luas.
3.Generative Learnig Model dari Obsorne dan Ittrock (1983) .
Menjelaskan bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterpretasikan sesuatu lebih ke fungsi
otak beserta fungsinya.
4.Expriental Learning Theory dari C.Rogers (1996). Teori yang membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning
(pengetahuan) dan expriental learning (pengalaman).
5.Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983). Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
kemampuan untuk menunjukan suatu produk yang dihargai oleh
suatu budaya.
C. Keunggulan dan Kelemahan Assesmen Alternatif
1.Keunggulan asesmen alternatif
• Dapat menilai hasil belajar yang kompleks
• Menyajikan hasil penilaian yang lebih kongkrit, langsung dan lengkap
• Meningkatkan motivasi siswa
• Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
• Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil karyanya sendiri
• Membantu guru untuk menilai efektivitas pembelajaran yang dilakukan.
• Membantu memecahkan masalah yang dihadapi di kehidupan sehari-hari.
2.Kelemahan asesmen alternatif
• Membutuhkan banyak waktu
• Adanya unsur subjektif dalam penilaian
• Ketetapan penskoran rendah
• Tidak tepat untuk kelas besar
Struktur Asesmen kinerja terdiri dari tugas (Task dan kinerja penilaian
KB 2 ; (Rubric). Informasi kinerja siswa dapat diperoleh dari berbagai jenis
ASESMEN tugas atau tagihan antara laincomputer adaptive testing , tes uraian ,
KINERJA tugas individu , tugas kelompok , dan sebagainya. Langkah-langkah
yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki
siswa setelah mereka mengerjakan tugas tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan
kemampuan siswa dalam berpikir dan ketrampilan. Setiap tugas
hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
3. 3. Menetapkan kriteria keberhasilan. Setelah tugas disusun dengan
baik maka tugas guru selanjutnya adalah menetapkan kriteria
keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilai
kinerja siswa.Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya secara
rinci sehingga dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria
tersebut diperlukan agar guru dapat memberikan penilaian yang
obyektif.Sebelum tugas dan rubrik digunakan , kita perlu menilai
kualitas rubrik dan tugas yang telah kita buat.
Berdasarkan jenisnya ribrik dibedakan menjadi dua yaitu , holistic rubric
dan analytic rubric. Hoslistic rubric merupakan rubrik yang dimensi atau
aspek yang akan dinilai serta deskripsinya dibuat secara umum. Karena
sifatnya seperti itu,holistic rubric dapat digunakan untuk menilai
berbagai jenis kinerja. Sedangkan analitic rubric merupakan rubric yang
dimensi atau aspek kinerjanya serta deskripsi setiap aspeknya dibuat
lebih rinci. Karena sifatnya yang seperti itu , analythic rubric hanya
dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.
KB 3 ; A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
ASESMEN
PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar
yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa.
a) Menunjukkan perkembangan atau perubahan kinerja siswa
b) Membantu mengembangkan proses keterampilan seperti self
evaluation (evaluasi diri) dan perumusan tujuan
2. Menunjukkan kemampuan siswa
a) Menunjukkan kinerja siswa pada akhir semester dan akhir tahun
b) Menyiapkan hasil kerja terbaik untuk ditunjukkan kepada orang
lain
3. Menilai keseluruhan hasil belajar siswa
a) Menyiapakan karya siswa untuk memperoleh nilai akhir
b) Menyimpan perkembangan karya siswa untuk mencapai kriteria
yang telah ditetapkan
Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid dengan guru. Asesmen portofolio
tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu
untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.

B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut
harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting
dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan.
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara murid dengan guru. Asesmen portofolio
tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu
untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.

B. Perencanaan Portofolio
Menurut Shaklee (1997) delapa pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut
harus sesuai dengan umur, kelas dan materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting
dalam portofolio siswa adalah guru, siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan.
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofolio
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan
asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan tersebut, tugas guru adalah:
1. Mendorong dan memotivasi siswa. Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan
karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang nyata pada kehidupan
siswa.
2. Memonitor pelaksanaan tugas. Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi siswa. Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa untuk memberi
komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya
diharapkan dapat digunakan utuk memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang
dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh
gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa.
Guru dapat meminta siswa masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua daoat
memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
3. Memberikan umpan balik Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan tujuan
untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
4. Memamerkan hasil portofolio siswa Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang
berhubungan langsung dengan fortofolio.
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu portofolio disimpan sebagai bukti
akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangakan oleh siswa.
Setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya.
Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekkerjaan untk dikumpulkan dan disimpan ke
dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.

E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada
awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada perubahan atau ada persepsi yang
berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut maka masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara
guru dengan
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
KB 4 :
PENILAIAN A. Konsep Dasar
RANAH Kemampuan efektif meruapakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada
AFEKTIF ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat
mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini tetapi belum banyak tindakan yang
dilakukan guru untuk meningkatakan minat dan mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran. Fakta yang ada
sampai saat ini pembelajaran masih di dominasi pada pengembangan ranah kognitif. Menurut Krathwohl (dalam
Groundlund and Linn, 1990), ranah fektif terdiri atas 5 level yaitu:
1. Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus misalnya aktifvitas dalam kelas,
buku atau musik.
2. Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari. Hasil pembelajaran pada level ini
menekankan pada perolahan respon, leinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon.
3. Valuing merupakan kemampuan siswauntuk memberikan nilai, keyakinan atau sikap dan menunjukkan suatu derajat
internalisasi dan komitmen.
4. Organization merupakankemampuan anaka untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan yang lain dan konflik antar
nilai internal dan konsisten.
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah memiliki sistem sudah
memiliki sistem nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga menjadi pola hidupnya.

C H R I S T M A S DIWAL
I
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
1. Sikap Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa dari
sikap negatif menjadi sikap positif.
2. Minat Menurut Getzel, minat adalahsuatu disposisi yang terorganisir melaluipegalaman yang mendorong CH R I STM A S
sesorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan
memperoleh sesuatu.
3. Konsep diri Dengan mengetahui informasi konsep diri setiap siswa, sekolah diharapkan mampu
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif serta memotivasi siswa dengan tepat.
4. Nilai Sekolah perlu membantu siswa untuk menentukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa
agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal yang positif bagi masyarakat.

B. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara: DDIW
IW
5. Pengamatan langsung Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap
AALLI I
sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
6. Wawancara Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
7. Angket atau kuisioner Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan
jawaban baik berupa pilihan petanyaan atau pilihan bentuk angka
8. Teknik proyektil Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta
untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannnya.
9. Pengukuran terselubung. Merupakan pengamatan tentag sikap dan tingkah laku sesorang dimana yang
diamati tidak tahu bahwa ia sedang diamati.
C. Langkah – Langkah Pengembangan Instrumen Afektif
Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya,
pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif CH R I STM A S
Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan siswa. Hasil pengukuran nilai
berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan negatif. Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan
keyakinan siswa yang positif dan menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang relevan.
3. Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi oprasional dimaksudkan untukl menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4. Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator Ketepatan pengukuran ranah afektif
sangat ditentukan oleh kemamouan penyusun instrumen (guru atau peneliti) dalam membuat atau merumuskan DIWAL
indikator I
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen
Penulisan instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran yang paling
banyak digunakan adalah skala pengukuran Liekert. Skala liekert merupakan salah satu jenis skala pengukuran
rafnah afektif yang terdiri dari sejimlah pertanyaan yang diikutu dengan penilaian responden terhadap setiap
pertanyaan dengan menggnakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai dengan yang paling tidak sesuai.
6. Mengukir kembali setiap butir pertanyaan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak
pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal 2 orang. Berdassarkan masukan dari kedua ahli
tersebut kita sempurnakan instrumen tersebut. Jika langkah ini selesai dilakukan maka kita siap untk melakukan
uji coba lapangan
7. Melakukan uji coba
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut sudah dapat memberikan
hasil pengukuran seperti yang kita inginkan. CH R I STM A S
8. Menyempurnakan Instrumen
Pada saat ini sudah banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang dapat kita manfaatkan
untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan dapat memperbaiki butir - butir pertanyaan
yang dianggap lemah.
9. Mengadministrasikan Instrumen Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di
lapangan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu;
a. Kesiapan perangkat instrument
b. .Tenaga lapangan
c. Kesiapan responden DIWAL
I
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai