Anda di halaman 1dari 13

CONTOH PTK IPA KELAS VI SD LENGKAP

Juni 5, 2018ptksdkurikulum2013
CONTOH PTK IPA KELAS VI SD LENGKAP-Latar belakang masalah. IPA merupakan
salah satu mata pelajaran SD yang menjadi mata pelajaran untuk Ujian Nasional.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi.
Untuk itu skenario pembelajaran konstruktif dan inovatif sangat diperlukan. Contoh ptk ipa
sd kelas 6 doc Penggunaan media realita dalam pembelajaran IPA menjadi penting.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media realita
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang “ciri-ciri khusus tumbuhan” bagi siswa kelas
VI SD Negeri 1 …. Kecamatan … Kabupaten … Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan Model spiral dari
Kemmis, S. dan Mc Taggart, R dengan menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri
dari 3 tahap yakni 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action) dan
pengamatan (observation), dan 3) refleksi (reflection). Subyek penelitian adalah siswa kelas
VI SD sebanyak 15 siswa. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan teknik observasi.
Adapun instrumen penelitiannya dengan menggunakan butir¬butir soal dan lembar observasi.
Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif yang meliputi jumlah, mean,
skor minimal-maksimal, persentase, membandingkan dan grafik/diagram.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan media realita dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA Semester I dengan kompetensi dasar Mendeskripsikan
hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan. Hasl ini nampak pada prasiklus,
skor rata-rata sebesar 67.85, pada siklus I naik menjadi 71, dan naik lagi menjadi 7 1,45 pada
siklus II. Ketuntasan dari 25 %, naik 45 % dan naik lagi menjadi 100 % pada siklus II. Skor
minimal dari 63, 65 dan naik menjadi 74. Download ptk ipa sd Skor maksimal dari 74 ke 85
dan 100 pada siklus II
Saran tindak lanjut bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi seperti media realita. Disarankan siswa belajar lebih banyak
menggunakan belajar secara berkelompok, berdiskusi bersama teman-temannya mengenai
materi yang harus dipelajari.
Sesuai dengan temuan bahwa media realita dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka
kepada guru atau pendidik sebaiknya menggunakan media realita dalam pembelajaran IPA.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MAPEL IPA SD yang diberi judul “UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALITA
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 … KECAMATAN …. KABUPATEN …
SEMESTER I TAHUN 2016/2017″. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda
yang menginginkan FILE PTK IPA SD KELAS VI lengkap dalam bentuk MS WORD
SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK
dapat (SMS ke 081 7283 4988 dengan Format PESAN PTK 016 SD).

A.DOWNLOAD LENGKAP PTK IPA SD KELAS VI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan melalui Permendiknas RI
nomor 22 tahun 2006. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan/akademik.
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika;
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Dunia pendidikan tidak lepas dengan adanya lesson (pelajaran). Berbagai pelajaran telah
diajarkan di sekolah dengan harapan agar manusia dapat meningkatkan kwalitasnya atau
lebih baik dari sebelumnya. Di sekolah Dasar terdapat beberapa pelajaran yang diajarkan.
Diantaranya, IPA, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Diantara pelajaran-
pelajaran tersebut yang dijadikan pelajaran utama sebagai bahan Ujian Nasional adalah IPA.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang
belum terungkat dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan
menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh ptk ipa sd kelas 6 pdf
Membuat pelajaran dapat berjalan dengan baik tidaklah mudah, sebab kenyataan yang terjadi
di lapangan banyak faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan pembelajaran. Bukanlah hal
yang baru jika pelajaran IPA ditakuti banyak siswa di kelas atau beranggapan bahwa
pelajaran IPA itu sulit. Sehingga hasil yang dicapai siswa pun tidak maksimal.
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat dari tes formatif “Ciri-ciri khusus tumbuhan” di SD Negeri 1 …. Kecamatan …
Kabupaten … Tahun Pelajaran 2016/2017, nilai IPA masih di bawah KKM 60. Rendahnya
nilai IPA disebabkan oleh faktor interen dan faktor ekstern. Adapun faktor intern yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai nilai KKM pelajaran IPA antara lain
adalah kesiapan siswa menerima pelajaran, kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi belajar
siswa. Adapaun faktor eksteren yang mempengaruhi siswa dalam mencapai nilai KKM
pelajaran IPA adalah meliputi kurikulum, guru, metode, dan media pembelajaran serta
lingkungan siswa tinggal.
Media yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Karena dengan adanya media, siswa dapat secara langsung mengetahui, tidak
perlu membayangkan dan berangan¬angan.
Dari hasil refleksi dan menelaah hasil tes formatif yang diperoleh siswa, maka peneliti
melakukan konsultasi dengan teman sejawat untuk mengungkapkan identifikasi kelemahan
dari proses pembelajaran pada materi pembelajaran “Ciri-ciri Khusus Tumbuhan” pada SD
Negeri 1 …. Kecamatan … Kabupaten … tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut:
Dari sisi siswa :
– Terbatasnya sarana prasarana di sekolah.
– Alokasi waktu yang sangat sempit.
– Siswa kurang terampil menggunakan alat peraga.
– Interaksi tanya jawab kurang optimal.
– Siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran.
– Kesempatan tanya jawab tidak dimanfaatkan siswa.
Dari Guru:
– Dalam mengajar, guru menggunakan metode ceramah bervariasi.
– Guru tidak menggunakan alat bantu mengajar.
– Guru kurang memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
– Pemilihan metode pembelajaran kurang bervariasi.
– Guru kurang memberi contoh kongkrit.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis permasalahan tersebut di atas, penulis memfokuskan permasalahan yang
akan diperbaiki dalam PTK yaitu pemanfaatan media pembelajaran yang kurang memadai.
Secara operasional rumusan masalah “Apakah penggunaan media realita dapat meningkatkan
hasil belajar tentang “ciri-ciri khusus tumbuhan” bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 ….
Kecamatan … Kabupaten … Tahun 2016/2017”.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui „Apakah media realita dapat meningkatkan
hasil belajar tentang “ciri-ciri khusus tumbuhan” bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 ….
Kecamatan … Kabupaten … Tahun 2016/2017.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penulisan penelitian ini dapat dilihat dari manfaat secara teoretis
dan manfaat secara praktis.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dengan menggunakan media realita ini dapat memberikan sumbangan pada
sekolah untuk membantu agar sekolah dapat berkembang karena adanya peningkatan pada
diri guru sehingga sekolah lebih maju, khususnya dalam pembelajaran bidang IPA. Contoh
ptk ipa sd kelas 6 doc
Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a. Siswa lebih mudah memahami pelajaran
b. Menjadikan siswa lebih aktif
c. Memberikan pembelajaran yang menarik
d. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Dapat berkembang secara profesional karena mampu menilai diri dan memperbaikinya.
c. Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuannya
3. Bagi Sekolah
Pertimbangan untuk menggunakan media realita di sekolah dan sebagai bahan masukan
untuk mencari dan menentukan model pembelajaran yang lebih baik.

B.CONTOH DOWNLOAD PTK IPA SD TERBARU


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil belajar


Hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan dan kemampuan telah dicapai oleh siswa pada akhir setiap catur wulan, akhir
tahun ajaran, atau akhir pendidikan SD atau SLTP.
Pada akhir catur wulan ketiga kelas VI SD dan Kelas III SLTP dilakukan penilaian akhir
sebagai penilaian sekolah untuk semua mata pelajaran. Penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sesudah menyelesaikan program pendidikan enam tahun SD
dan program tiga tahun SLTP (Strategi Belajar Mengajar:1.35).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2004:22). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil
belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a) Ketrampilan dan kebiasaan; (b)
Pengetahuan dan pengertian; (c) Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat
diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Sudjana, 2004:22).
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua
sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Contoh ptk ipa sd kelas 6 pdf Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Purwanto (1989:3),
menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran
yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Surahmad (1997:88)
berpendapat hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman
interaktif edukatif yang diperlihatkan adalah menempatkan tingkah laku.
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar (Chatarina, dkk, 2004:4). Perolehan aspek-aspek perilaku tergantung pada apa yang
dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya kemampuan
kognitif merupakan hasil belajar. Secara keseluruhan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan digunakan
oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, sintesis, penilaian dan kreasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai
atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular
(menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih
menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil
penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Download PTK ipa sd lengkap Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley
membagi 3 macam hasil belajar 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan
pengertian; 3) Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar.
Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam
kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena
hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja
yang lebih baik.
2.2 Hakikat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam.
Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode
ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat
IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-
angka.
2. Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat
memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan
asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi
dapat diprediksikan secara tepat.
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna
dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
5. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
6. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan bagian dari IPA,
dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode
ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang
terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter
independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Contoh ptk ipa sd kelas 6 doc Hal ini sesuai
dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan
mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun
aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
(dalam Usman, 2000: 5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup
berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran
yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar
dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997: 18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi
dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu pengajaran IPA.
Ruang lingkup bahan kajian
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI dituangkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Ruang lingkup IPA meliputi aspek-aspek berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat
sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip¬prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Download ptk ipa sd Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah, sehingga peserta didik dapat menemukan sesuatu (pembelajaran
menemukan/discovery).
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan
pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Standar kompetensi dasar adalah sebagai
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak, pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan. Standar kompetensi
dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam
merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan
Standar Penilaian.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA untuk kelas VI Semester I disajikan
secara rinci dalam tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Kelas VI Semester I
Sumber : Permen Diknas RI No. 22/2006
Pada ruang lingkup materi IPA kelas VI semester I ini, peneliti mengangkat standar
kompetensi “memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran, dan kegunaan benda”
dengan kompetensi dasar “membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari
berbagai benda” sebagai materi pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan oleh peneliti.
2.3 Penggunaan Media Realita
Media Realita, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.
Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan
dapat juga dengan cara mengajak peserta didik melihat langsung (observasi) benda nyata
tersebut ke lokasinya. Media realita sangat bermanfaat terutama bagi peserta didik yang tidak
memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka,
peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada di kebun binatang
(http://sertifikasiguru. unm. ac. id/ModelPembelajaran/Ilmu Pengetahuan Sosial.pdf).
Media realita adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.
Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan
dapat juga mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda tersebut kelokasinya. Realita
dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya tidak perlu
dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan
aslinya. Contoh ptk ipa sd kelas 6 pdfCiri media realita yang asli adalah benda yang masih
dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat
dikenali sebagai wujud aslinya.
Media realita sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman
terhadap benda tertentu. Misalnya anak ingin mempelajari binatang langka, siswa diajak
melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya,
penggunaan media realita juga dapat dimodifikasi. Modifikasi media realita bisa berupa:
contoh antara lain potongan benda (cutaways), specimen (benda contoh) dan ex hi bid
(pameran). Tapi hanya diambil sebagaian saja yang dianggap penting dan dan dapat mewakili
aslinya.
Cutaways artinya benda sebenarnya tidak digunakan secara menyeluruh, tapi hanya diambil
sebagaian saja yang dianggap penting dan dapat mewakili aslinya. Benda contoh artinya
benda asli tanpa dikurangi sedikitpun. Sedangkan pameran maksudnya menampilkan benda-
benda tertentu yang dirancang seolah¬olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa benda asli merupakan benda atau bahan yang
dapat dijadikan sebagai bahan ajar, media belajar dan sarana belajar yang dapat mendukung
proses pembelajaran. Benda tersebut berasal dari lingkungan sekitar warga belajar, misalnya
batu, pasir, air, meja, kayu, tumbuh-tumbuhan, daun, kelompok binatang dan yang lainya
yang dapat diamati serta dirasakan oleh indra manusia.
(http://isjd.pdii.lipi.go.id /admin/jurnal/121 0475 7_2086- 7301.pdf)
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media realita desain pembelajarannya
diupayakan agar siswa tidak diam tetapi melakukan perbuatan sehingga siswa lebih paham.
Apabila pembelajaran ceramah, maka dapat terjadi dalam pikiran siswa terlintas dengan
pikiran lainnya. Secara teori pembelajaran dengan ceramah, memiliki efektifitas 20% saja,
dengan demikian hasil belajar tidak optimal. Sebaliknya dalam pembelajaran konstruktivistik
siswa dapat menciptakan sesuatu, untuk mendorong hal itu, salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan media realita. Langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan media realita:
Pertama siswa diminta untuk menyimak buku tentang ciri-ciri tumbuhan secara berkelompok,
Kedua siswa mengamati langsung tumbuh-tumbuhan asli, ini merupakan media realita yang
diberikan guru,
Ketiga siswa diminta untuk melakukan evaluasi tentang ciri-ciri tumbuhan yang ada,
Keempat, siswa mempresentasikan materi dengan menunjukkan bagian¬bagian dari
tumbuhan dan kemudian menyimpulkannya,
Kelima, siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kairul Mustakim, ada beberapa hasil
penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini terutama yang terkait dalam
upaya meningkatkan hasil belajar IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang
digunakan untuk ujian nasional. Di samping itu IPA juga merupakan pelajaran yang nyata,
yang dapat diamati langsung melalui kehidupan, sehingga IPA ini penting untuk dikuasai
oleh siswa. Oleh karena itu, siswa didorong untuk meningkatkan hasil belajarnya melalui
peningkatan kualitas dalam pembelajaran. Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa
dapat dilakukakn dengan menggunakan media pembelajaran. Banyak media pembelajaran
yang dapat mendukung ketercapaian hasil belajar. Salah satunya adalah penggunaan media
realita. Untuk membuktikan bahwa penggunaan media realita dapat meningkatkan hasil
belajar siswa peneliti pernah melakukan penelitian menggunakan lembar observasi yang diisi
anak yang berupa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian juga menggunakan hasil
penelitian teman sejawat yang melakukan penelitian dengan check list dengan hasil yang
memuaskan.
2.5 Kerangka Pikir
Pembelajaran yang ada di sekolah, pada umumnya masih menggunakan pembelajaran yang
konvensional. Artinya pembelajaran ini pembelajaran yang berpusat pada guru. Contoh ptk
ipa sd kelas 6 doc Gurulah yang aktif dan mendominasi situasi belajar. Siswa mendengarkan
secara pasif. Guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan ceramah, kondisi ini
menjadikan siswa akan lebih bosan dan tidak kreatif, hasil belajar yang dicapai siswa tidak
optimal. Oleh karena itu guru menerapkan media realita dalam pembelajaran IPA tentang
ciri-ciri khusus tumbuhan agar siswa lebih paham dan kreatif melihat langsung tumbuhan
yang ada.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan:
1. Siswa menyimak materi pembelajaran secara berkelompok,
2. siswa mengamati langsung tumbuh-tumbuhan asli,
3. siswa diminta untuk melakukan evaluasi tentang ciri-ciri tumbuhan yang ada,
4. siswa mempresentasikan materi dengan menunjukkan bagian-bagian dari tumbuhan dan
kemudian menyimpulkannya,
5. siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
Pembelajaran menggunakan media realita dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena
pada siswa dapat belajar ciri-ciri tumbuhan dengan melihat langsung tanaman yang
ditelitinya. Dengan media realita siswa bisa belajar secara kongkrit ke abstrak.
Gambar 2. 1
Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Realita
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Diduga penggunaan
media realita pada siswa kelas VI SD Negeri 1 …. Kecamatan … Kabupaten … dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.

C.PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SD KELAS VI


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 …. Kecamatan … Kabupaten … pada semester I
Tahun 2016/2017.
Subyek penelitian ini yang pertama adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 …. Kecamatan …
Kabupaten … yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan dengan jumlah
seluruhnya yaitu 15 siswa. Siswa kelas VI memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
Perbedaan tingkat kecerdasan ini dikarenakan perbedaan latar belakang mereka yang
berbeda. Download ptk ipa sd Latar belakang siswa yang berasal dari keluarga yang berbeda
mengakibatkan tingkat kecerdasan dan pola berpikir siswa menjadi berbeda. Selain latar
belakang mereka yang berbeda kebanyakan siswa memiliki minat belajar yang rendah.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebas (variabel pengaruh) adalah variabel independent yang memungkinkan
munculnya variabel-variabel lain, sedangkan variabel terikat (variabel terpengaruh) adalah
variabel dependent yang merupakan akibat dari variable bebas (Arkan, 2008:4).
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas atau variabel pengaruh yaitu penggunaan kartu bilangan dan variabel terikat atau
variabel terpengaruh adalah hasil belajar.
Variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah besarnya skor yang
diperoleh siswa dari hasil tes, hasil tugas (PR) dan diskusi.
Variabel tindakan dalam penelitian ini yang merupakan variabel pengaruh X adalah
penggunaan media realita. Penggunaan media realita pada pembelajaran yang dimaksudkan
adalah pembelajaran IPA tentang ciri-ciri khusus tumbuhan dengan menggunakan tumbuhan
asli dengan langkah menyimak bacaan, melihat langsung tumbuhan asli dan mengevaluasi 1
tumbuhan asli
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart
(Mujiman, 2007:34) dengan 3 tahapan atau rangkaian yaitu; 1) perencanaan tindakan
(planning), 2) pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation), dan 3) refleksi
(reflection). Tiga tahapan tersebut merupakan 1 siklus. Dalam penelitian ini dilakukan 2
siklus. Adapun tahapan siklus tersebut disajikan melalui gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc.Taggart, R.
Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti membuat suatu rencana tindakan penelitian
untuk siklus I dengan menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario ini dicoba
mengunakan tumbuhan nyata yang dibawa peneliti kedalam kelas untuk pembelajaran ciri-
ciri khusus tumbuhan. Dan pada siklus II peneliti mengajak siswa keluar kelas untuk meneliti
langsung tumbuhan yang ada disekitar kelas.
Teknis pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tahapan kegiatan dalam setiap siklus sebagai berikut:
Perencanaan tindakan
Pemberian tindakan pada siklus 1 didasarkan pada hasil observasi awal. Observasi awal
dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini dilaksanakan, maksudnya untuk mendapatkan
data-data awal yang ada di lapangan (tempat penelitian). Data-data inilah yang nantinya akan
digunakan oleh peneliti untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-
langkah selanjutnya.
Dari hasil observasi awal dilakukan perencanaan awal sebagai berikut: (1) mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran; (2) merumuskan tujuan
pembelajaran; (3) menyiapkan materi pelajaran yang akan dipecahkan; (4) menyiapkan alat
dan bahan; (5) merancang pembelajaran dengan media realita dan menyiapkan RPP; (6)
membuat lembar observasi untuk melihat kondisi pembelajaran di kelas; (7) membuat lembar
kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah implementasi RPP dan observasi.
Dalam 1 RPP dirancang terdiri dari 2 pertemuan. Proses tindakan siklus 1 dan siklus 2
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan awal yang telah dilakukan yaitu: (1) melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media realita; (2) menilai pelaksanaan pembelajaran bagi
guru melalui lembar observasi yang sudah dibuat pada perencanaan awal; (3) melakukan tes
formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran tiap siklus.
Proses pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan memberikan lembar
observasi kepada observer. Pengisian lembar observasi dilakukan pada saat pembelajaran
berlangsung. Dan observasi meliputi observasi tentang aktivitas guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. Contoh ptk ipa sd kelas 6
pdf Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan
hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama tindakan berlangsung. Kelebihan akan tetap
dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus 1.
3.3.1 Pelaksanaan Siklus I
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I dilakukan melalui hasil refleksi terhadap hasil
observasi awal mata pelajaran IPA di kelas VI, maka dengan bantuan teman sejawat
/observer melakukan identifikasi dan analisis permasalahan. Berdasarkan kesepakatan,
diputuskan guru akan melakukan perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada: (1)
Ketrampilan guru dalam menggunakan media realita; (2) Perubahan penguasaan materi
pembelajaran oleh siswa selama menerima pembelajaran; (3) Perubahan nilai hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA. Tahapan perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti menyusun RPP sesuai permasalahan dan dikonsultasikan dengan guru IPA yang
bersangkutan dan dosen pembimbing. RPP disusun sesuai dengan media pembelajaran yang
akan digunakan yakni penggunaan media realita. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
a. siswa menyimak materi pembelajaran secara berkelompok,
b. siswa mengamati langsung tumbuh-tumbuhan asli,
c. siswa diminta untuk melakukan evaluasi tentang ciri-ciri tumbuhan yang ada,
d. siswa mempresentasikan materi dengan menunjukkan bagian¬bagian dari tumbuhan dan
kemudian menyimpulkannya,
e. siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
2. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyiapkan media realita berupa tumbuhan.
Peneliti menyusun LKS sesuai dengan materi dan telah dikonsultasikan dengan guru IPA dan
dosen pembimbing, bertujuan untuk memandu siswa dalam memahami materi dan
mengerjakan soal.
3. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
Lembar observasi yang disusun adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan
lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Lembar
observasi aktifitas siswa disusun berdasarkan pada aspek-aspek aktifitas yang akan diamati.
4. Menyusun soal tes
Peneliti menyusun soal tes yang akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes disesuaikan
dengan kisi-kisi yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan tahapan seperti telah tersebut pada perencanaan tindakan. Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan bersifat fleksibel artinya terbuka pada perubahan sesuai
dengan kondisi di lapangan. Download PTK ipa sd lengkap Selama pelaksanaan
pembelajaran, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran tersebut antara lain :
1. Kegiatan Awal
a. Kegiatan membuka pelajaran
b. Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
c. Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan
d. Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam
mencapai tujuan pelajaran itu.
2. Kegiatan Inti
a. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
b. Membentuk kelompok
c. Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada
semua siswa
d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja
kelompok.
e. Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja
kelompok.
Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok
lain atau dari guru.
3. Kegiatan Penutup
a. Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui aktivitas kelompok.
b. Melakukan evaluasi hasil dan proses
c. Melaksanakan tindak lanjut
Observasi atau pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk
mengetahui proses pembelajaran dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan
media realita.
Dalam melaksanakan observasi, peneliti dibantu oleh observer/ pengamat yang turut dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan pengamatan proses tindakan,
hasil tindakan, situasi tempat tindakan, dan kendala-kendala tindakan. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya
dan aktifitas siswa dalam memecahkan soal/masalah.
Pengamatan tingkah laku pada peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan
dengan menggunakan lembar pengamatan yaitu: (1) Temuan-temuan tingkah laku yang
diamati merupakan bahasan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian; (2)
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati tingkah laku guru selama proses pembelajaran
berlangsung dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Analisis skor
diperoleh dari hasil tes tertulis yang dilakukan siswa diperlukan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang telah ditentukan sekolah maka t 70 menyatakan
siswa telah berhasil mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan skor < 70 menyatakan
bahwa siswa belum mencapai standar ketuntasan.
Refleksi
Refleksi berupa diskusi antara peneliti, guru IPA yang bersangkutan, dan juga pengamat.
Refleksi dilakukan dengan meninjau hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, observasi
aktifitas pemecahan masalah, dan catatan lapangan. Berdasarkan observasi akan tampak
hambatan dan kesulitan selama pembelajaran, sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk
mencari solusinya. Refleksi dilakukan setelah pembelajaran. Apabila hasilnya masih belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni lebih dari atau sama dengan (~) 70,
maka penelitian dilanjutkan pada siklus II melalui proses perbaikan pembelajaran.
3.3.2 Pelaksanaan Siklus II
Perencanaan Tindakan
Tahap kerja pada siklus II seperti tahap kerja pada siklus I. Dalam hal ini rencana tindakan
pada siklus II dilakukan berdasarkan refleksi siklus I. Contoh ptk ipa sd kelas 6 doc Kegiatan-
kegiatan pada siklus II dimaksudkan sebagai penyempurnaan /perbaikan terhadap
pelaksanaan pembelajaran siklus I. Tahapan pada siklus II meliputi: Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II melalui hasil refleksi terhadap pembelajaran siklus I pelajaran
IPA di kelas VI. Penulis dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran, terlebih dahulu menyusun : (1) RPP; (2) Menyusun LKS, (3) Menyusun dan
menyiapkan lembar observasi, (4) Menyusun soal tes.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan di kelas VI SDN 1 …. Kecamatan …
Kabupaten …. Dengan menggunakan instrumen penelitian, teman sejawat melakukan
pengamatan perilaku guru pada waktu menyampaikan materi.
Pengamatan tingkah laku guru yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran
menggunakan lembar pengamatan. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan
bahasan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian. Analisis skor
diperoleh dari hail tes tertulis yang dilakukan siswa diperlukan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang telah ditentukan sekolah, maka skor yang
memperoleh lebih atau sama dengan ( t )70 menyatakan siswa telah berhasil mencapai
standar ketuntasan belajar, sedangkan nilai < 70 menyatakan bahwa siswa belum mencapai
standar ketuntasan.
Refleksi
Refleksi siklus II menekankan pada hasil observasi yang digunakan untuk melihat apakah
solusi permasalahan pada refleksi siklus I ada hasilnya atau tidak. Selain itu, refleksi pada
siklus II digunakan untuk membandingkan hasil antara siklus I dan siklus II. Pembandingan
dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pada kemampuan menyimak dan
menggunakan media realita dari siklus I ke siklus II. Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus.
Penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya kolaboratif dan partisiBoyolalif, karena
adanya kerjasama antara peneliti dengan teman sejawat di kelas VI SDN 1 …. Kecamatan …
Kabupaten …. Penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu, penelitian yang berbasis
kolaboratif, dalam pelaksanaan penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang
studi IPA yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan
prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan
tindakan yang dibuat. Peneliti selalu bekerja sama dengan guru bidang studi IPA mulai dari:
1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan dan pemantauan
(observasi); 4) perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan; 5) penyimpulan
hasil berupa pengertian dan pemahaman (evaluasi). Penelitian ini mengarah pada model
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
dalam hal ini adalah siswa kelas VI SDN 1 …. Kecamatan … Kabupaten …. 3.4.2 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik tes.
Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil kegiatan belajar mengajar guru dengan
siswa (aspek afektif) di kelas.
Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek kognitif) yang dilakukan
setelah tindakan dengan media realita. Contoh ptk ipa sd kelas 6 pdfPengumpulan data
dilakukan dengan tes yang pelaksanaannya pada setiap siklus di akhir pembelajaran melalui
tes tertulis.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir¬butir soal.
3.5 Indikator Kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 75% berhasil tuntas dengan
perolehan nilai ~70 yakni skor standar ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan
pada awal tahun pelajaran 2016/2017.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komperatif yaitu
membandingkan nilai tes kondisi awal atau persiklus, yaitu siklus I dan Siklus II. Sedangkan
untuk data kualitatif dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi
dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai
berikut.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar per siklus
dengan cara prosentase yaitu dengan cara menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa
secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 70 dan ketuntasan
klasikal, jika siswa yang memperoleh ~70 ini jumlahnya mencapai 75% dari jumlah seluruh
siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus: analisis tersebut dilakukan
dengan menghitung ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai
berikut: Contoh ptk ipa sd kelas 6 doc
Jumlah nilai siswa
Ketuntasan individual = ——————————–x 100%
Jumlah nilai maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Ketuntasan klasikal = —————————————- x 100%
Jumlah seluruh siswa
Untuk data kualitatif diperoleh observasi pembelajaran guru pada saat melaksanakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan media realita sebagai media belajar bagi siswa kelas
VI SDN 1…, yang dianalisis menggunakan kriteria baik sekali, baik, sedang, kurang dan
sangat kurang. Kriteria itu ditentukan dengan menggunakan rumus:
Untuk data angket dianalisis dengan cara persentase dan data ini hanya digunakan sebagai
data pendukung.

D.DOWNLOAD CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK


IPA SD TERBARU
DAFTAR PUSTAKA

Arnadi, Arkan. 2008. Metode


Penelitian. http://www.geocities.com/stitsingkawang/arnadi_arkan/penelitian_kuantitatif.ppt.
Diakses, Selasa, 30 November 2011.
http://isjd.pdii. lipi.go. id/admin/jurnal/121 04757_2086- 7301.pdf (1 5 Oktober 2011)
http://nhowitzer.multiply.com (11 Oktober 2011)
http://sertifikasiguru. unm. ac. id/Model Pembelajaran/Ilmu Pengetahuan Sosial.pdf (15
Oktober 2011)
Putra, Drs. H. Udin S. Winta, M. A., dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Slameto. 2008. Proposal, Pelaksanaan dan Evaluasi Keberhasilan PTK. Seminar Nasional
IKIP PGRI Semarang 19 Juni 2008.
Syah. Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PTK IPA SD
KELAS VI TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di
Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google
anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.

Anda mungkin juga menyukai