Pendidikan disekolah merupakan kewajiban bagi seluruh warga Negara Indonesia, untuk
itu pemerintah telah mencanangkan Wajib Belajar 9 Tahun. Hal ini sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang mnyatakan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi individu beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan
potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki oleh
setiap siswa. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi setiap pribadi masing-masing. Motivasi
merupakan suatu kondisi yang dimiliki oleh setiap siswa untuk bertingah laku. Menurut W.S.
Winkel (1983:29) siswa yang sudah duduk di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan harusnya lebih
dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, karena siswa tersebut sudah mempunyai kesadaran
pentingnya belajar untuk masa depan. Namun dalam realita masih banyak siswa yang belum
dipengaruhi oleh motivasi intrinsik tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, sehingga guru
mempunyai peran penting untuk mengembangkan motivasi intrinsik tersebut.
Guru adalah komponen yang sangat penting yang terdapat di dalam lingkungan
sekolah. PPKn adalah salah satu mata pelajaran di Sekolah Madrasah Aliah
Negeri ( MAN ) . PPKn adalah mata pelajaran yang berbasis sosial, sehingga dalam
pembelajarannya guru harus mampu memberikan pembelajaran yang menarik. Agar peserta
didik tidak merasa jenuh ketika belajar PPKn sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
Peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain sebagai informator/ komunikator,
organisator, konduktor, motivator, pengarah dan pembimbing, pencetus ide, penyebar luas,
fasilisator, evaluator, dan pendidik. Dalam proses belajar mengajar sebagai suatu keseluruhan
proses peran guru tidak dapat dikesampingkan. Karena belajar itu adalah interaksi antara
pendidik dalam hal ini guru dengan peserta didik atau siswa yang menghasilkan perubahan
tingkah laku. Di sekolah, guru merupakan salah satu faktor penentu pokok dalam peningkatan
mutu pendidikan. Oleh karena itu, proses tersebut harus dirancang sedemikian rupa, sehingga
dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan yang diinginkan. Guru hendaknya tidak
menggunakan metode pelajaran yang monoton seperti ceramah atau mencatat. Dalam proses
pembelajaran guru harus dapat mengguakan metode-metode atau cara mengajar yang baik
sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak bosan pada saat proses belajar. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam belajar.
Menurut data yang diperoleh, dari tahun ke tahun masih banyak pula peserta didik yang
mendapatkan di bawah rata-rata/di bawah nilai ketuntasan untuk mata pelajaran PPKn. Nilai-
nilai yang masih banyak di bawah nilai ketuntasan dari tahun ke tahun menimbulkan pertanyaan
bagi guru, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Prestasi tersebut bisa
diawali dengan media belajar peserta didik yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Berdasarkan persoalan-persoalan tersebut maka timbul permasalahan yang perlu dikaji
yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Faktor- faktor tersebut pada penelitian
ini hanya dibatasi oleh media pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran saja.
Melalui metode yang sama, maka peneliti mengusulkan “Peranan Media Aaudio Visual,Guru
dalam Proses Pembelajaran Terhadap Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Dididk Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di MAN 2 Kabupaten Garut Moti” sebagai judul
penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
1. Nilai hasil evaluasi belajar yang masih banyak di bawah rata-rata/di bawah nilai ketuntasan dari
tahun ke tahun.
2. Kurangnya variasi guru terhadap proses pembelajaran dalam menerangkan materi pelajaran.
3. Kelengkapan media yang terdapat di kelas belum memadai.
4. Rendahnya minat peserta didik untuk memahami mata pelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang diteliti dibatasi dua faktor
saja yang berhubungan dengan media belajar peserta didik, yaitu media audio visual dan peran
guru dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di MAN 2
Kabupaten Garut.
D. Rumusan Masalah
F. Manfaat
a. Bagi sekolah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan masukan guna meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mencapai target
belajar peserta didik yang diinginkan dlam mengikuti pelajara Pendidikan kewarganegaraan.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk jadi seorang pendidik
agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan meningkatkan hasil belajar peserta
didik sehingga hasil belajar yang diharapkan memuaskan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna penelitian ini lebih lanjut yang
berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mencapai target belajar yang
diinginkan dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II
KAJIAN FUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai
kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap
semester.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses
belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum
yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar
tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya
dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes
formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai.
Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang
belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar
dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu :
1. Faktor internal (factor dalam diri)
2. Faktor eksternal (factor diluar diri)
3. Faktor pendekatan belajar
Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk
memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu
dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak
yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi,
sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat
dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu,
berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal
meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi
dengan manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya
prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku
yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki
lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman
kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang
pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil belajar. Kualitas guru di
kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam
kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak memberi
motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh
terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil belajar seseorang. Biasanya
seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi
terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik
kekeluargaan yang tak berkesudahan.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik
mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga,
dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
2. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial
seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman
saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli
teman-teman yang lainnya.
a. Audio-Visual
A.Pengertian Media Audio Visual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual
yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan
dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Dari hasil penelitian media audiovisual sudah tidak diragukan lagi dapat membantu
dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan baik. Beberapa manfaat
alat bantu audiovisual adalah:
1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar;
2. Mendorong minat;
3. Meningkatkan pengertian yang lebih baik;
4. Melengkapi sumber belajar yang lain;
5. Menambah variasi metode mengajar;
6. Menghemat waktu;
7. Meningkatkan keingintahuan intelektual;
8. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;
9. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama;
10. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.
b. Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer
dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting,
berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun
intruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa
video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan dan kelebihan
sendiri.
c. Televisi (TV)
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan
pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat
dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang
menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur, tetapi lebih penting adalah
mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
(1) Dituntun oleh instruktur, seorang instruktur atau guru menuntun siswa sekedar menghibur tetapi
yang lebih penting adalah mendidik. melalui pengalaman-pengalaman visual.
(2) Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman
belajar yang terencana.
(3) Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang berurutan secara berurutan
dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya,
(4) Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya, seperti latihan, membaca, diskusi,
laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan
sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.
Media komunikasi massa khususnya televisi berperan besar dalam hal interaksi budaya antar
bangsa, karena dengan sistem penyiaran yang ada sekarang ini, wilayah jangkauan siarannya,
tidak ada masalah lagi. Meskipun demikian, bagaimanapun juga televisi hanya berperan sebagi
alat bukan merupakan tujuan kebijaksanaan komunikasi, karena itu televisi mempunyai fungsi:
a. Sebagai alat komunikasi massa
Daerah jangkauan televisi, dibelahan bumi manapun sudah tidak menjadi masalah bagi media
massa. Hal ini karena ada revolusi dibidang satelit komunikasi massa yang terjadi pada akhir-
akhir ini. Sebagi akibat adanya sistem komunikasi yang canggih itu, media massa televisi
mampu membuka isolasi masyarakat tradisional yang sifatnya tertutup menjadi masyarakat yang
terbuka.
b. Sebagi alat komunikasi pemerintah
Sebagi alat komunikasi pemerintah, televisi dalam pesan komunikasinya terhadap kondisi
sosial budaya suatu bangsa, meliputi tiga sasaran pokok, yaitu:
1) Memperkokoh pola-pola sosial budaya
2) Melakukan adaptasi terhadap kebudayaan
3) Kemampuan untuk mengubah norma-norma soaial budaya bangsa.
b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:
1) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.
4) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa
untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa
bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.
1. Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.
a. Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:
1) Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak;
2) Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu;
3) Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas;
4) Film bingkai berada di bawah kontrol guru;
5) Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu;
6) Penyimpanannya mudah (praktis);
7) Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera;
8) Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya;
9) Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film;
10) Program dibuat dalam waktu singkat.
3. Tinjauan tentang peran guru dalam proses pembelajaran.
a. Pengertian Peran Guru
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan dalam buku Sardiman A.M.
(2006:143), antara lain:
1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan
nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembmbing dalam
mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang
diajarkan.
2. James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,
mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
3. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peran guru di
sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan
katalisator dari nilai dan sikap.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru adalah:
1) Sebagai informator, guru sebagai pelaksana mengajar informatife, laboratorium, studi lapangan
dan informasi kegiatan maupun umum.
2) Sebagai organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal
pelajaran, dan lain-lain.
3) Sebagai motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamisasi potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta, sehingga akan
terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
4) Sebagai direktor guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5) Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya
dalam proses belajar.
6) Sebagai transmitter, guru bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan dan
pengetahuan.
7) Sebagai fasilisator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.
8) Sebagai mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9) Sebagai evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya
berhasil atau tidak.
Slameto (1995:97-98) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mnecapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran
hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses
dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru
terpusat pada:
1) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan meliputi pengalaman belajar yang memadai.
3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.
Dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah kepada
peningkatan motivasi belajar siswa. Melalui peranannya guru diharapkan mampu mendorong
siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media.
Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara efekktif dapat mempergunakan berbagai
kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar. Hal ini berarti bahwa guru
hendaknya dapat mengembangkan cara dan kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya
sangat diharapkan guru dapat memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar
secara efektif.
B.Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah di atas, selanjutnya diajukan kerangka berpikir dan
model hubungan antar masing-masing variable dalam penelitian ini. Sesuai dengan ruang
lingkup penelitian yaitu tentang motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di MAN 2 Kabupaten Garut, dapat diduga predictor yang mempengaruhi
meningkatkan hsil belajar siswa adalah media Audio-Visual dan metode pembelajaran guru.
Keseluruha faktor tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat antara variabel satu dengan
variabel lainnya.
1. Hubungan Media Audio-Visual dengan Meningkatkan Hasil belajar
2. Hubungan peran guru dalam proses pembelajaran dengan meningkatkan hasil belajar peserta
didik
3. Model kerangka konseptual
Keterangan:
: Variabel Media Audio-Visual, peran guru dalam proses pembelajaran
: Masing-masing variabel berpengaruh terhadap meningkatkan hasil belajar
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian dan kajian teoritis di atas, maka disusun ghipotesis
penelitian berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan media audio-visual terhadap meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MAN 2
Kabupaten Garut.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan peran guru dalam proses pembelajaran
terhadap meningkatkan hsail belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan di MAN 2 Kabupaten Garut.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Media Audio-visual dan Peran Guru dalam proses
pembelajaran secara bersama-sama terhadap meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis regresi. Ragam penelitian ini
adalah penelitian yang terstruktur yag dimulai dari pengujian hipotesis, sedangkan jenis
penelitian bersifat non eksperimental. Penelitian korelasional untuk mengetahui bagaimana
faktor-faktor Media Audio-Visual (X1), Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran (X 2)
terhadap Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Y).
Pengumpulan data variabel bebas dan variable terikat dilakukan dengan angket. Analisis
regresi digunakan untuk mengetahui predictor yang paling kuat dan predictor yang paling lemah
diantara variable bebas terhadap variable terikat.
D. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI-IPA di MAN 2 Kabupaten
Garut jumlahnya 90 orang.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:222) metode pengumpulan data adalah cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk teknik pengumpulan data. Berdasarkan sifat masalahnya, yaitu
pemanfaatan gambar peneliti bermaksud untuk menguji hipotesis karena hasilnya akan dihitung
dengan menggunakan statistik.
1. Instrumen penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen pada
penelitian kuantitatif menggunakan angket, lembar observasi atau lainya. Penelitian ini
menggunakan angket tertutup dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga
responden tinggal memilih. Angket ini menggunakan skala libert. Menurut Sugiyono (2010:134)
skala likerrt digunakan untuk mengukur sikapa atau pendapat seseorang atau sejumlah kelompok
terhadap sebuah fenomena sosial dimana jawaban setiap item instrument mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negative. Pengisian angket ini dengan cara setiap responden
harus memilih satu diantara 4 alternatif jawaban yang ada dari masing-masing item, tidak ada
jawaban benar atau salah, setiap jawaban mempunyai skor berbeda. Melalui skala Likert
variable-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator. Adapun skoruntuk
masing-masing alternatf jawaban adalah:
a. Variabel meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dan Metode pembelajaran guru
1) Skor 1 untuk alternatif jawaban Tidak Sesuai
2) Skor 2 untuk alternatif jawaban Kurang Sesuai
3) Skor 3 untuk alternatif jawaban Sesuai
4) Skor 4 untuk alternatif jawaban Sangat Sesuai
b. Variabel Media Audio-Visual
1) Skor 1 untuk alternatif jawaban Kurang Baik
2) Skor 2 untuk alternatif jawaban Cukup Baik
3) Skor 3 untuk alternatif jawaban Baik
4) Skor 4 untuk alternatif jawaban Sangat Baik
DAFTAR FUSTAKA
https://www.google.com/search?q=PENERTIAN%20HASIL%20BELAJAR%20SISWA&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a&source=hp&channel=np
http://adhy14.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-media-audio-visual.html
sumber : http://rochmatun-naili.blogspot.com/2012/05/media-audio-visual.html