Disusun Oleh :
RESKY APRIYANI SIMAMORA (856583291)
Berdasarkan penjabaran pada latar belakang tersebut maka dipandang perlu untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran talking stick.
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini adalah dengan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa sekurang-kuranngnya 50% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas
dengan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa berada pada rentang 60 - 80 dengan
kriteria aktif. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul: “UPAYA
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK DENGAN MEDIA AUDIO PADA KELAS IV DI SDN 170/IX MARGA”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah penerapan model pembelajaran talking stick dengan media audio
dapat meningkatan aktivitas belajar siswa di SDN 170/IX MARGA?
3. Model pembelajaran talking stick (tongkat bicara) ini diadopsi dari tradisi orang
Indian (native American) yaitu menggunakan tongkat untuk berceritera atau
mengijinkan setiap peserta berbicara pada pertemuan antarsuku (Locust dalam
Mardiati, dkk. 2010:24).
4. Media audio adalah media penyaluran pesan lewat indera pendengaran”. Jenis media
audio ada dua yaitu media rekaman dan media radio (Sukiman,2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Talking Stick
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain (Joyce dalam Trianto,
2007:5). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahan
kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu p1eserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2007:5) mengemukakan maksud dari
model pembelajran adalah: “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Istilah model pembelajaran mempunyai makna lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
(1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
(2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
(3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil; dan
(4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
(Kardi dan Nur dalam Trianto, 2007:6).
Siklus I
Aktivitas belajar siswa masih belum optimal
Tindakan
JikapadasikusI belum optimal, maka diperbaiki pada siklus ke II
Siklus II
Memperbaiki kekurangan pada siklus I sehingga peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dicapai sec
Gambar 2.1 Kerangka berpikir Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Talking Stick dengan Media Audio Pada Kelas IV di
SDN 170/IX MARGA
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang masih harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis tindakan penelitian
ini adalah :
1) Jika menerapkan model pembelajaran talking stick dengan media audio, maka
aktivitas belajar siswa Kelas IV di SDN 170/IX MARGA akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu, Tempat, dan Subjek Penelitian
3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah semester genap
tahun pelajaran 2020/2021. Tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini adalah SDN 170/IX MARGA. Penelitian dilakukan di SDN
170/IX MARGA dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Peneliti mengajar di SDN 170/IX MARGA;
2) adanya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di SDN 170/IX
MARGA, yaitu aktivitas belajar siswa masih rendah.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 170/IX MARGA
tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 26 orang siswa yaitu 12 orang
siswa laki- laki dan 14 orang siswa perempuan.
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan
akurat. Menurut Arikunto, (2010:129) seorang peneliti dapat menggunakan
berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian atau dapat
disebut triangulasi data.
Sumber data pada penelitian ini adalah: a) Sumber data siswa diperoleh
dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan catatan lapangan dari
kegiatan pengamatan selama pelaksanaan siklus pembelajaran PKn melalui
model Talking Stick dengan media audio. b) Data Dokumen berupa data
nama dan nilai evaluasi siswa. Data dokumen ini digunakan sebagai
pertimbangan untuk melakukan tindakan dan bahan perbandingan untuk
mengetahui keberhasilan penelitian.
3.4.2 Dokumentasi
Kriteria persentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Peningkatan aktivitas belajar siswa secara klasikal dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut.
Pa = A x 100%
N
Keterangan:
Kriteria persentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar
Rentangan skor Kategori Aktivitas
81 – 100 Sangat aktif
61 – 80 Aktif
41–60 Cukup aktif
21 –40 Kurang aktif
0 -20 Sangat kurang aktif
(Sumber : Masyhud, 2012:68)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. 2018. “Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick Untuk Siswa Kelas II B Sds Tunas Muda Ikkt Jakarta Barat”.
Jurnal
Pendidikan.Tersedia pada http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=860245&val=13798&title=peningkatan%20keaktifan%20belajar
%20melalui%20model%20pembelajaran%20kooperatif%20tipe%20talking
%20stick%20untuk%20siswa%20kelas%20ii%20b%20sds%20tunas%20muda
%20ikkt%20jakarta%20barat diakses pada 19 November 2020 pukul 10.00 wib.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Bandung
Hobri. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jember: Pena Salsabila.
Mardiati, Muchtar, Sumarjono, Rijadi, dan Suhanto. 2010. Pengembangan Pendidikan
Kewarganegaraan SD. Jember: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu &Aplikasi Pendidikan. Bandung:
PT Imperial Bhakti Utama.
I. Standar Kompetensi
Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
III. Indikator
1. Mendefinisikan globalisasi
2. Mendeskripsikan ciri-ciri globalisasi
3. Mengidentifikasi pengaruh globalisasi (Positif dan Negatif)
4. Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi (Positif dan Negatif)
5. Menunjukkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi.
IV. Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Siswa mampu memahami tentang globalisasi.
B. Tujuan Khusus
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian globalisasi dilingkungan.
2. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh globalisasi dilingkungannya.
3. Siswa mampu membandingkan pengaruh positif dan negative globalisasi
dilingkungannya.
C. Tujuan Perbaikan
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada materi globalisasi
melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick dengan media audio.
XI. Lampiran-Lampiran
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Kunci jawaban LKS
Sungai Bahar, MEI 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru kelas ,
Rangkuman Materi
A. Arti Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau
dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau
keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga
dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi
di dunia.
a. Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di
bidang ekonomi.
b. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
c. Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
d. Peningkatan interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Saat ini, kita
mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai hal pakaian dan makanan.
B. Pengaruh Globalisasi
Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi.
a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.
b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara.
c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.
d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
a. Gaya Hidup
b. Makanan
c. Pakaian
d. Komunikasi
C. Dampak Globalisasi
Kemajuan teknologi berdampak positif dan negatif.
a) Dampak Positif
Globalisasi, sebagai akibat dari kemajuan Iptek, memberikan manfaat
yang begitu besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Ini berarti bahwa
globalisasi memberikan dampak positif bagi umat manusia. Sebagai contoh,
mudahnya masyarakat memperoleh informasi maka masyarakat memiliki
wawasan yang lebih luas.
b.) Dampak Negatif
Masuknya informasi dengan mudah melalui berbagai media cetak dan
elektronik dari luar tidak dapat dibendung dengan mudah. Kebiasaan negara
Barat yang tidak sesuai dengan kebiasaan bangsa Timur dapat memengaruhi
kejiwaan generasi bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan penyaring (ilter) dalam
menerima segala bentuk arus globalisasi.
Dengan adanya pasar swalayan, masyarakat akan mudah membeli barang-barang yang
sangat diperlukan. Namun, karena mudahnya mendapatkan barang, masyarakat akan mudah
membelanjakan uangnya dengan membeli barang yang tidak diperlukan. Bentuk lain
globalisasi adalah televisi. Televisi dapat membawa pengaruh terhadap seseorang. Jika tidak
dapat memanfaatkannya dengan baik, orang menjadi malas belajar karena banyak acara
televisi yang menarik. Bahkan, perbuatan negatif yang ditayangkan sering ditiru. Misalnya,
gaya gulat bebas Smack Down ditiru oleh anak-anak.Demikianlah dampak negatif dari
televisi.
Pengaruh budaya dari luar daerah atau negara lain dapat berlangsung dengan cepat.
Contohnya saja model pakaian, gaya hidup, film, makanan cepat saji seperti pizza, hotdog,
humburger, dan sebagainya. Kita harus dapat memilih budaya yang sesuai dengan budaya
kita, jangan sampai kita mengikuti budaya negara lain dan meninggalkan nilai-nilai budaya
kita.
Pedoman Pensekoran
Sungai Bahar, MEI 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Kelas,
NIP 196505211990072001