Anda di halaman 1dari 27

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN


MEDIA AUDIO PADA KELAS IV DI SDN 170/IX MARGA

Disusun Oleh :
RESKY APRIYANI SIMAMORA (856583291)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Era globalisasi sekarang ini memerlukan kemampuan suatu bangsa yang cukup
tinggi untuk bisa bersaing dengan negara yang lain. Kemampuan suatu bangsa tersebut dapat
diukur dari kesiapan sumber daya manusianya. Kesiapan sumber daya manusia tersebut
haruslah dipersiapkan semenjak dini untuk mengimbangi perkembangan zaman yang
semakin maju. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan pembangunan di segala bidang, dan pendidikan merupakan faktor utama
sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Pendidikan
merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang berakal dan berhati nurani
sehingga dapat bersaing dengan negara lain dalam meningkatkan kualitas kehidupannya.
Jenjang pendidikan yang harus terlebih dahulu diselesaikan oleh siswa atau pelajar sebelum
mencapai pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu jenjang pendidikan sekolah dasar, itu
semua dilakukan oleh generasi muda sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
sebagai warga negara. Pendidikan juga dapat berfungsi sebagai filter adanya pengaruh dari
adanya era globalisasi yang sekarang sedang terjadi. Melihat begitu pentingnya pendidikan
dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan
hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna mengimbangi perubahan zaman.
Khususnya pada proses pembelajaran yang berlangsung.
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang tidak akan pernah berakhir. Belajar
merupakan suatu aktivitas sepanjang hayat yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan adanya proses pembelajaran yang aktif, menarik dan
bermakna. Dimana hal ini erat kaitannya dengan penggunaan model, metode serta media
pembelajaran yang mampu menciptakan pembelajaran seperti yang diinginkan. Pada
kenyataannya, proses pembelajaran yang berlangsung umumnya masih menggunakan
metode konvensional berupa metode ceramah, dimana guru lebih banyak menerangkan
materi dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat saja. ditambah lagi dengan adanya
faktor dari siswa yang tidak mau mempelajari materi pelajaran jika tidak ada PR dari
gurunya, Sehingga pada saat adanya sesi tanya jawab dalam proses pembelajaran, siswa
kurang percaya diri dalam mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru dan proses pembelajaran pun berlangsung secara pasif. Disinilah
pentingnya peran media dan model pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk membangun
keaktifan belajar siswa serta untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan.
SDN 170/IX merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di desa Marga
Manunggal Jaya, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan hasil
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa masalah dalam proses
pembelajarannya, salah satu di antaranya yaitu proses pembelajaran berlangsung hanya
sebatas guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang
diberikan sehingga tidak adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu,
sebagian besar siswa jarang terlibat dalam hal mengajukan pertanyaan atau mengutarakan
pendapat, walaupun guru telah berulang kali meminta siswa untuk bertanya jika ada hal-hal
yang kurang jelas. Ketika guru bertanya, tidak ada satu pun siswa yang menjawab. Banyak
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa siswa saja yang
memperhatikannya, lalu sebagian siswa sibuk dengan kegiatannya masing- masing. Pada
kenyataannya banyak siswa terlihat malas, tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
yang berlangsung sehingga mengakibatkan proses pembelajaran sangat pasif . Untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick.
Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang
mengedepankan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran, sedangkan guru sebagai
fasilitator dan instruktor dalam membantu peserta didik menemukan dan mengkonstruksikan
pengetahuan yang dipelajarinya. Model ini menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat
bantu yang digunakan guru untuk mengajukan pertanyaan kepada dengan menimbulkan
suasana yang menyenangkan. Agar suasana semakin menyenangkan, guru menggunakan
bantuan berupa media audio, dimana guru akan menyalakan sebuah musik lalu tongkat
tersebut akan digilirkan pada siswa dan guru akan memberhentikan musik secara tiba-tiba,
maka tongkat pun juga ikut berhenti. Bagi siswa yang mendapatkan tongkat, maka siswa
diberi pertanyaan oleh guru dan harus dijawab. Kemudian, dengan adanya music tersebut
siswa akan merasa rileks, nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk aktif
dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini diperkuat dengan adanya Penelitianan yang relevan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2018) dengan judul “PENINGKATAN
KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TALKING STICK UNTUK SISWA KELAS II B SDS TUNAS MUDA IKKT JAKARTA
BARAT” dengan Hasil penelitian tindakan yang dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Persentase rata-rata kelas keaktifan belajar siswa sebesar 58% menunjukkan
kategori keaktifan belajar “kurang”. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada siklus I diperoleh persentase rata-rata kelas
menjadi 72% menunjukkan kategori “cukup”. Keaktifan belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 14%. Sedangkan pada siklus II memperoleh hasil persentase rata-rata
kelas sebesar 84% menunjukkan kategori “baik”. Keaktifan belajar siswa mngalami
peningkatan sebesar 12% dari siklus I dan 26 % dari kondisi awal.

Berdasarkan penjabaran pada latar belakang tersebut maka dipandang perlu untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran talking stick.
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini adalah dengan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa sekurang-kuranngnya 50% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas
dengan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa berada pada rentang 60 - 80 dengan
kriteria aktif. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul: “UPAYA
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK DENGAN MEDIA AUDIO PADA KELAS IV DI SDN 170/IX MARGA”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah penerapan model pembelajaran talking stick dengan media audio
dapat meningkatan aktivitas belajar siswa di SDN 170/IX MARGA?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan pada permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran talking stick dengan media audio di SDN 170/IX MARGA.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1.4.1 bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran di SDN 170/IX MARGA
1.4.2 bagi guru/peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dan dapat
membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di masa yang akan
datang.
1.4.3 bagi pihak sekolah, sebagai masukan dan pertimbangan yang berguna
untuk meningkatkan program pembelajaran di masa yang akan datang.
1.5 DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi terhadap isi penelitian ini, maka
perlu dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut:
1. Peningkatan adalah menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif
berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa
kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses. Sedangkan
kualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang
memiliki tujuan yang berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan dapat
ditandai dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha
atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas dan
bangga atas pencapaian yang telah diharapkan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI,2007).
2. Aktivitas belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Aktivitas belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk berhubungan
dengan obyek yang sedang dipelajari, karena dengan demikian proses konstruksi
pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak
ada belajar jika tidak ada aktivitas.

3. Model pembelajaran talking stick (tongkat bicara) ini diadopsi dari tradisi orang
Indian (native American) yaitu menggunakan tongkat untuk berceritera atau
mengijinkan setiap peserta berbicara pada pertemuan antarsuku (Locust dalam
Mardiati, dkk. 2010:24).

4. Media audio adalah media penyaluran pesan lewat indera pendengaran”. Jenis media
audio ada dua yaitu media rekaman dan media radio (Sukiman,2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Talking Stick
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain (Joyce dalam Trianto,
2007:5). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahan
kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu p1eserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2007:5) mengemukakan maksud dari
model pembelajran adalah: “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Istilah model pembelajaran mempunyai makna lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
(1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
(2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
(3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil; dan
(4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
(Kardi dan Nur dalam Trianto, 2007:6).

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick


Model pembelajaran talking stick (tongkat bicara) ini diadopsi dari tradisi orang
Indian (native American) yaitu menggunakan tongkat untuk berceritera atau
mengijinkan setiap peserta berbicara pada pertemuan antarsuku (Locust dalam
Mardiati, dkk. 2010:24).
Tujuan pendekatan model talking stick, selain menciptakan PAIKEM, juga
mendidik siswa untuk berlatih berdemokrasi dalam suasana kelas yang demokratis. Saat
pembelajaran berlangsung, siswa dilatih menghargai nilai-nilai persamaan hak misalnya
ketika seorang siswa memegang tongkat, maka ia akan diberi kesempatan untuk
berbicara mengeluarkan pendapat. Selain itu siswa juga dilatih untuk bisa berbuat adil,
yaitu dengan cara bergantian dalam menjawab pertanyaan. Semua nilai tersebut
merupakan bagian dari nilai-nilai dan semangat demokrasi yang sangat diperlukan
dalam masyarakat Indonesia (Mardiati, dkk. 2010:25).

2.1.3 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Talking Stick


Adapun langkah-langkah model pembelajaran talking stick menurut Mardiati, dkk
(2010:25) antara lain :
1) Sebelum memulai pelaksanaan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran sesuai
dengan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan.
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut.
3) Guru menyediakan sebuah tongkat sebagai alat untuk menunjuk siswa, yaitu ketika
tongkat diedarkan secara estafet hingga ada tanda berhenti, bagi siswa yang
memegang atau membawa tongkat, maka yang bersangkutan harus menjawab
pertanyaan dengan baik dan benar, sedangkan siswa yang lain (siswa yang tidak
memegang tongkat) bertugas untuk mencatat.
2.2 Media Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Pengertian Media Pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa Latin yang
merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau
pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi
dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer
dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan
proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran (Falahudin, 2014).
Sedangkan Daryanto, (2012:4) menyatakan media pembelajaran merupakan
sarana perantara dalam proses pembelajaran. Media harus bermanfaat untuk: 1)
Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistik 2) Mengatasi keterbatasan ruang
waktu, tenaga, dan daya indra 3) Merangsang gairah belajar 4) Memungkinkan siswa
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditori dan kinestetiknya 5)
Menimbulkan persepsi yang sama 6) Mengandung lima komponen yakni guru, bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran

2.2.2 Media Pembelajaran Audio


Menurut Sukiman (2012) media audio adalah media penyaluran pesan lewat
indera pendengaran”. Jenis media audio ada dua yaitu media rekaman dan media
radio. 88 JPE DP, Desember 2013 Pada penelitian ini menggunakan jenis media
rekaman.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Pusat Bahasa Depdiknas
(2008) “rekaman yaitu sesuatu yang direkam, hasil merekam”.Media rekaman yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software MP3 Audio Editor.
MP3 Audio Editor adalah software yang digunakan untuk mengedit MP3 audio,
rekaman, dan mastering.

2.3 Aktivitas Belajar Siswa


Aktivitas belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Aktivitas belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berhubungan dengan obyek yang sedang dipelajari, karena dengan demikian proses
konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan
aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Dari uraian tersebut
dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Sudjana (1995:5) menjelaskan tinggi rendahnya aktivitas belajar tergantung


pada tujuan instruksional yang harus dicapai, stimulus guru dalam memberikan tugas-
tugas belajar, karakteristik bahan pengajaran (materi) serta minat, perhatian, motivasi
dan kemampuan belajar siswa yang bersangkutan, sehingga jelas bahwa kadar aktivitas
siswa ditentukan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi
karakteristik tujuan dan bahan pengajaran yang dapat mendasari stimulus guru dalam
membelajarkan siswa. Sedangkan faktor internal meliputi kemampuan, minat, dan
motivasi belajar siswa.

Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B.


Diedric (dalam Hobri, 2010:29) adalah sebagai berikut.
1) Visual activities, meliputi: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
mengamati percobaan, dan mengamati pekerjaan orang lain.

2) Oral activities, meliputi: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,


mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.
3) Listening activities, meliputi: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan
pidato.
4) Writing activities, meliputi: menulis cerita, karangan, laporan, menyalin, dan
mengisi angket.
5) Drawing activities, meliputi: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.
6) Motor activities, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.
7) Mental activities, meliputi: menanggapi, mengingat, memecahkan soal/masalah,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional activities, meliputi: menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat,
berani, tenang, gugup.
Aktivitas siswa di sekolah sangat bervariasi. Data mengenai aktivitas siswa
diperoleh dengan cara mengadakan observasi yang dapat dilihat pada perilaku siswa
yang tampak selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang
diamati, antara lain:
(1) menyimak penjelasan guru (Listening activities);
(2) kerjasama dalam kelompok (Motor activities);
(3) bertanya atau berpendapat ( Oral activities);
(4) mencatat informasi atau materi yang disampaikan oleh guru (Writing activities);
(5) berani dan aktif saat bermain talking stik (tongkat bicara) (Emotional activities).
2.4 Penelitian yang Relevan
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengacu pada beberapa hasil
penelitian yang relevan dengan judul peneliti. Beberapa tinjauan penelitian
terdahulu yang digunakan peneliti antara lain sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2018) dengan judul
“PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK SISWA
KELAS II B SDS TUNAS MUDA IKKT JAKARTA BARAT” dengan Hasil
penelitian tindakan yang dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Persentase rata-rata kelas keaktifan belajar siswa sebesar 58%
menunjukkan kategori keaktifan belajar “kurang”. Setelah dilakukan tindakan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada siklus I
diperoleh persentase rata-rata kelas menjadi 72% menunjukkan kategori “cukup”.
Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 14%. Sedangkan pada
siklus II memperoleh hasil persentase rata-rata kelas sebesar 84% menunjukkan
kategori “baik”. Keaktifan belajar siswa mngalami peningkatan sebesar 12% dari
siklus I dan 26 % dari kondisi awal.
Berdasarkan penelitian Wulandari (2015) yang berjudul “ PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MEDIA VIDEO
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn POKOK
BAHASAN GLOBALISASI DI KELAS IV SDN TUGUSARI 04 JEMBER”
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa Penerapan model pembelajaran
talking stick dengan media video pada pembelajaran PKn pokok bahasan globalisasi
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya
peningkatan persentase aktivitas belajar siswa dari pra siklus ke siklus I. Persentase
rata-rata aktivitas belajar siswa pra siklus sebesar 43% dan pada siklus I sebesar
67% sehingga mengalami peningkatan sebesar 24%. Selain itu persentase rata-rata
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan.
Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 67% dan pada
siklus II sebesar 75,83%, sehingga mengalami peningkatan sebesar 8,83%.
2.5 Kerangka Berpikir
Siswa:
Kondisi Kerangka
Awal berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.
Pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermakna
Suasana pembelajaran kurang nyaman

Siklus I
Aktivitas belajar siswa masih belum optimal

Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dengan media audio

Tindakan
JikapadasikusI belum optimal, maka diperbaiki pada siklus ke II

Siklus II
Memperbaiki kekurangan pada siklus I sehingga peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dicapai sec

Aktivitas belajar siswa kelas IV di SDN 170/IX Meningkat


Hasil
Akhir

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Talking Stick dengan Media Audio Pada Kelas IV di
SDN 170/IX MARGA
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang masih harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis tindakan penelitian
ini adalah :
1) Jika menerapkan model pembelajaran talking stick dengan media audio, maka
aktivitas belajar siswa Kelas IV di SDN 170/IX MARGA akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu, Tempat, dan Subjek Penelitian
3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah semester genap
tahun pelajaran 2020/2021. Tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini adalah SDN 170/IX MARGA. Penelitian dilakukan di SDN
170/IX MARGA dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Peneliti mengajar di SDN 170/IX MARGA;
2) adanya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di SDN 170/IX
MARGA, yaitu aktivitas belajar siswa masih rendah.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN 170/IX MARGA
tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 26 orang siswa yaitu 12 orang
siswa laki- laki dan 14 orang siswa perempuan.

3.2 DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus
yang berbentuk spiral yang dikembangkan oleh Hopkins (dalam Arikunto, 2010:105).
Penelitian tindakan kelas dengan model siklus berbentuk spiral yang dikembangkan
oleh Hopkins tersebut terdiri dari empat fase, yaitu perencanaan (planning),
penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflecting) yang
dapat dilihat dari gambar 3.1 berikut.
3.3 DATA dan SUMBER DATA
3.2.1 Jenis Data
Data yang digunakan yaitu data kualitatif. Data kualitatif merupakan
data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran
tentang ekspresi siswa dan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru
(afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis
secara kualitatif (Arikunto dkk, 2010:131). Data kualitatif dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil observasi menggunakan lembar pengamatan serta catatan
lapangan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan
Model Pembelajaran Talking Stick dengan Media Audio.

3.2.2 Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan
akurat. Menurut Arikunto, (2010:129) seorang peneliti dapat menggunakan
berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian atau dapat
disebut triangulasi data.

Sumber data pada penelitian ini adalah: a) Sumber data siswa diperoleh
dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan catatan lapangan dari
kegiatan pengamatan selama pelaksanaan siklus pembelajaran PKn melalui
model Talking Stick dengan media audio. b) Data Dokumen berupa data
nama dan nilai evaluasi siswa. Data dokumen ini digunakan sebagai
pertimbangan untuk melakukan tindakan dan bahan perbandingan untuk
mengetahui keberhasilan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


3.4.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan
pembelajaran. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas pengajar dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran (Hobri, 2010:17). Hal-hal yang diamati dalam
observasi yaitu aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat sebelum dan
ketika penelitian dilakukan. Observasi sebelum diadakannya penelitian
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa saat
mengikuti pelajaran. Sedangkan observasi pada saat dilaksanakannya penelitian
dilakukan dengan bantuan observer, yaitu rekan sesama guru dengan tujuan
mengamati aktivitas belajar siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang


berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebaginya (Arikunto, 2010:206). Data penelitian yang
akan diambil melalui dokumentasi adalah nama subjek penelitian, nilai
ulangan pada mata pelajaran PKn pada kegiatan pembelajaran sebelumnya,
serta foto aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah
deskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif memberikan gambaran kualitas atau
mutu dari hasil tindakan yang dilakukan. Analisis ini dilakukan bukan sekedar
menunjukkan angka-angka, tetapi angka-angka tersebut telah menunjukkan makna atau
sebagai simbol kualitas dari hasil tindakan yang dilakukan (Masyhud, 2012:275). Data
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Aktivitas Belajar Siswa
Skor aktivitas siswa dapat diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Persentase aktivitas siswa secara
individu diperoleh dengan rumus berikut.

Kriteria persentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

skor keaktifan yang diperoleh


A= X 100%
skor maksimal
Keterangan:
A = Skor aktivitas siswa

Peningkatan aktivitas belajar siswa secara klasikal dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut.

Pa = A x 100%
N
Keterangan:

Pa = aktivitas belajar siswa secara klasikal


A = jumlah siswa yang aktif
N = jumlah seluruh siswa

Kriteria persentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar
Rentangan skor Kategori Aktivitas
81 – 100 Sangat aktif
61 – 80 Aktif
41–60 Cukup aktif
21 –40 Kurang aktif
0 -20 Sangat kurang aktif
(Sumber : Masyhud, 2012:68)
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. 2018. “Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick Untuk Siswa Kelas II B Sds Tunas Muda Ikkt Jakarta Barat”.
Jurnal
Pendidikan.Tersedia pada http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=860245&val=13798&title=peningkatan%20keaktifan%20belajar
%20melalui%20model%20pembelajaran%20kooperatif%20tipe%20talking
%20stick%20untuk%20siswa%20kelas%20ii%20b%20sds%20tunas%20muda
%20ikkt%20jakarta%20barat diakses pada 19 November 2020 pukul 10.00 wib.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas


Falahudin, I. 2014. “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”. Jurnal Lingkar Wisyaiswara.
Edisi 1 (4), 104.

Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Bandung
Hobri. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jember: Pena Salsabila.
Mardiati, Muchtar, Sumarjono, Rijadi, dan Suhanto. 2010. Pengembangan Pendidikan
Kewarganegaraan SD. Jember: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional.

Masyhud, M.S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jember: Lembaga Pengembangan


Manajemen dan Profesi Kependidikan (LPMPK).

. 2013. Analisis Data Statistik Untuk Penelitian Pendidikan Sederhana. Jember:


Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan (LPMPK).
Sudjana, N. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukiman .2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu &Aplikasi Pendidikan. Bandung:
PT Imperial Bhakti Utama.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wulandari, R.A. 2015. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR PKn POKOK BAHASAN GLOBALISASI DI KOLAS IV SDN
TUGUSARI 04 JEMBER”(SKRIPSI). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Jember. Jember.
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN SIKLUS 1

Nama Sekolah :    SDN 170/IX MARGA


Mata Pelajaran :    Pendidikan Kewarganegaraan
Materi Pokok / Topik :    Globalisasi
Kelas/Semester :    IV/2
Alokasi Waktu :    45 menit

I. Standar Kompetensi
 Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya

II. Kompetensi Dasar


 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
 Mengidentitifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional

III. Indikator
1. Mendefinisikan globalisasi
2. Mendeskripsikan ciri-ciri globalisasi
3. Mengidentifikasi pengaruh globalisasi (Positif dan Negatif)
4. Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi (Positif dan Negatif)
5. Menunjukkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi.

IV. Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Siswa mampu memahami tentang globalisasi.

B. Tujuan Khusus
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian globalisasi dilingkungan.
2. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh globalisasi dilingkungannya.
3. Siswa mampu membandingkan pengaruh positif dan negative globalisasi
dilingkungannya.

C. Tujuan Perbaikan
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada materi globalisasi
melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick dengan media audio.

V. Karakter siswa yang diharapkan:      


 Religi, rasa ingin tahu, kemandirian, keberanian, kejujuran

VI. Materi Pokok


1. Pengertian Globalisasi.

2. Kita di tengah-tengah globalisasi.


3. Sikap kita terhadap globalisasi.
VII. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Pemberian tugas

VIII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Perbaikan


A. Kegiatan awal ( 5 menit )
 Guru mengucapkan salam kepada siswa dan Siswa menjawab salam dari guru ( Religi )
 Guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran dimulai. Guru dan Siswa
dipimpin ketua kelas berdo’a bersama ( religi )
 Guru mengecek kehadiran siswa
 Guru Mengkondisikan siswa dengan cara memotivasi dan membawa perhatian siswa agar tertuju
pada materi pembelajaran dengan mengajukan bebrapa pertanyaan yang mengacu pada materi
yang akan diajarkan ( rasa ingin tahu )
 Apersepsi; Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang menyangkut materi, misalnya:
“Apakah siswa ibu ada yang memilik handphone?”
 Acuan; Guru menjelaskan tujuan pembelajaran seperti berikut :
Tujuan kegiatan pembelajaran
 Pada pertemuan kali ini kita akan belajar tentang globalisasi dilingkungan kita, serta
dampaknya untuk kita.
 Motivasi
 Setelah memahami pelajaran ini, diharapkan kalian dapat menjelaskan pengertian
globalisasi serta dapat menjelaskan dampak globalisasi bagi kita

B. Kegiatan inti (35 menit)


 Eksplorasi :
 Guru meminta siswa membaca materi di dalam buku yang berkaitan dengan
globalisasi.
 Elaborasi :
 Guru menjelaskan materi yang telah dibaca siswa.
 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan atas
materi yang telah dijelaskan.
 Guru mulai melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Talking
stick.
 Sebelum memulai pembelajaran tersebut, guru mempersiapkan sebuah tongkat
dan speaker untuk media audionya
 Guru menyampaikan aturan permainan Talking stick tersebut. Guru akan
menyalakan musik lalu tongkat akan digulirkan pada siswa. Apabila musik
berhenti, maka siswa yang terakhir memegang tongkat lah yang akan
mendapatkan pertanyaan dari guru.
 Ketika siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan dari guru, maka siswa yang
lain menyimak jawaban dari siswa tersebut.
 Setelah permainan selesai, guru memberi tugas kepada siswa untuk dikerjakan
di buku latihan.
 Guru dan siswa membahas tentang tugas yang diberikan tersebut.
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
C. Kegiatan  akhir (5 menit)
 Guru mengarahkan siswa untuk membantu menyimpulkan materi pembelajaran
pada pertemuan ini
 Guru memberikan penguatan terhadap penarikan kesimpulan tersebut
 Guru memberikan penugasan untuk dikerjakan di rumah
 Guru memberikan motivasi pada siswa
 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdalah bersama-sama

IX. Alat Sumber dan Media Belajar


 Buku  Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas IV SD/MI penerbit Cempaka Putih, Oleh Yudi
Suparyanto,S.Pd dan Amin Suprihatin,S.Pd halaman 52-54
 Tongkat Talking Stick
 Speaker  
 
X. Penilaian / Evaluasi
a. Prosedur Penilaian
   Tes awal                     :  ada (dalam apersepsi)
   Tes dalam proses        :  ada (dalam kegiatan inti)
   Tes akhir                     :  ada (dalam tes formatif)
b.   Jenis Tes
o Tes lisan
o Tes tertulis
c.  Instrumen Penilaian
    Penskoran
   Lembar Pengamatan
   Analisis Penilaian

XI. Lampiran-Lampiran
 Lembar Kerja Siswa (LKS).
 Kunci jawaban LKS
                                                                                    Sungai Bahar, MEI 2020   
            Mengetahui
            Kepala Sekolah,                                                   Guru kelas ,

   MARIYAMAH, S.Pd., SD RESKY APRIYANI SIMAMORA


NIP 196505211990072001
Lampiran 1

 Rangkuman Materi

A. Arti Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau
dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau
keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga
dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi
di dunia.
a. Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di
bidang   ekonomi.
b. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
c. Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
d. Peningkatan interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Saat ini, kita
mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai hal pakaian dan makanan.

B. Pengaruh Globalisasi
Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi.
a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.
b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara.
c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.
d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain:


a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.
c. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.

C. Contoh Pengaruh Globalisasi

a. Gaya Hidup
b.   Makanan
c.   Pakaian
d.   Komunikasi
C. Dampak Globalisasi
Kemajuan teknologi berdampak positif  dan negatif.
a)  Dampak Positif
Globalisasi, sebagai akibat dari kemajuan Iptek, memberikan manfaat
yang begitu besar bagi    kehidupan manusia di seluruh dunia. Ini berarti bahwa
globalisasi memberikan dampak positif bagi umat manusia. Sebagai contoh,
mudahnya masyarakat memperoleh informasi maka masyarakat memiliki
wawasan yang lebih luas.

b.)  Dampak Negatif
Masuknya informasi dengan mudah melalui berbagai media cetak dan
elektronik dari luar    tidak dapat dibendung dengan mudah. Kebiasaan negara
Barat yang tidak sesuai dengan kebiasaan bangsa Timur dapat memengaruhi
kejiwaan generasi bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan penyaring (ilter) dalam
menerima segala bentuk arus globalisasi.

Dengan adanya pasar swalayan, masyarakat akan mudah membeli barang-barang yang
sangat diperlukan. Namun, karena mudahnya mendapatkan barang, masyarakat akan mudah
membelanjakan uangnya dengan membeli barang yang tidak diperlukan. Bentuk lain
globalisasi adalah televisi. Televisi dapat membawa pengaruh terhadap seseorang. Jika tidak
dapat memanfaatkannya dengan baik, orang menjadi malas belajar karena banyak acara
televisi yang menarik. Bahkan, perbuatan negatif  yang ditayangkan sering ditiru. Misalnya,
gaya gulat bebas Smack Down ditiru oleh anak-anak.Demikianlah dampak negatif dari
televisi.
Pengaruh budaya dari luar daerah atau negara lain dapat berlangsung dengan cepat.
Contohnya saja model pakaian, gaya hidup, film, makanan cepat saji seperti pizza, hotdog,
humburger, dan sebagainya.  Kita harus dapat memilih budaya yang sesuai dengan budaya
kita, jangan sampai kita mengikuti budaya negara lain dan meninggalkan nilai-nilai budaya
kita.

Lembar Kerja Siswa

Isilah titik – titik di bawah ini dengan benar!!


1) Mempelajari kesenian daerah adalah mempertahankan dampak globalisasi dalam
bidang.............
2) Proses bersatunya warga dunia menjadi kelompok masyarakat secara umum disebut.........
3) Globalisasi mempunyai sisi positif dan sisi...............
4) Media informasi contohnya................
5) Alat transportasi modern contohnya.................
6) Gaya hidup masyarakat di era globalisasi ialah.......
7) Makanan yang disukai masyarakat era globalisasi ialah......
8) Hal positif yang bisa kamu dapatkan dari globalisasi adalah..........
9) Sikap yang baik menghadapi pengaruh globalisasi melalui...........
10) Budaya yang masuk dari luar harus di sikapi dengan..........
  
Kunci Jawaban
1) Budaya
2) Globalisasi
3) Negative
4) TV, radio, internet
5) Pesawat udara, kereta api, mobil
6) Gaya hidup mewah, menggunakan berbagai teknologi, modern, makanan siap 
Saji
7) MC Donald, KFC, Chinese Food, Pizza, Wendys dll
8) Membawa kemudahan, serba cepat dan mudah, kesejahteraan meningkat
9) Pembekalan dengan keimanan yang kuat
10) Bijaksana

 Pedoman Pensekoran

1. Penentuan skor nilai


Nilai  = Banyak jawaban benar  x 100
            Banyak soal

2. Penentuan standar keberhasilan siswa


Nilai = Nilai yang dapat  x 100%
                  Nilai maksimum

Dimana nilai maksimum = 100


Standar keberhasilan siswa = siswa memperoleh nilai 7,65% dari total skor

                                                           
                                                                                    Sungai Bahar, MEI 2020   
            Mengetahui
            Kepala Sekolah,                                                   Guru Kelas,

MARIYAMAH, S.Pd RESKY APRIYANI SIMAMORA

NIP 196505211990072001

Anda mungkin juga menyukai