Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GERAK BENDA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BENDA NYATA DI KELAS III

SD MASEHI RAKAWATU , KECAMATAN LEWA KABUPATEN SUMBA TIMUR .

A. LATAR BELAKANG

Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia dapat

berkembang menuju kearah yang lebih baik. Salah satunya dapat dilihat

dari hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Indikator utama

ketercapaian program peningkatan mutu pendidikan adalah proses belajar

mengajar dikelas dapat berlangsung dengan baik, berdaya guna dan

berhasil guna.

Dalam perkembangannya, guru harus memiliki keahlian untuk

memilih, dan menggunakan metode pengajaran sesuai dengan mata

pelajaran IPA serta mengetahui kondisi siswa disamping penguasaan yang

lain.

Seiring tuntutan perubahan zaman dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi yang meningkat pesat, sangat erat

hubungannya dengan dunia pendidikan. Berkembangnya dunia pendidikan

tidak terlepas dari beberapa unsur yaitu guru, siswa, sarana prasarana,

kurikulum dan berbagai straregi yang ada.

1
Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan

suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan

siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal

Pembalajaran pada hakikatnya adalah proses sebab akibat. Guru

sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses

pembelajaran siswa,sehingga guru sebagai figure sentral harus mampu

menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong

terjadinya perbuatan siswa yang aktif, produktif, dan efisien.

Pelajaran IPA sebagai salah satu pelajaran yang diujikan secara

Nasional perlu ditingkatkan mutu pelajarannya. Pemerintah telah banyak

melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional,

termasuk didalamnya pendidikan IPA. Bentuk usaha pemerintah terwujud

melalui penyempurnaan kurikulum setiap periode waktu tertentu, seperti

kurikulum 1994 dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Guru IPA masih mencari – cari metode dan strategi pengajaran

yang sesuai pada pelajaran IPA, misalnya dengan melakukan tanya jawab

sebelum memulai pokok bahasan, diskusi kelompok, melakukan

percobaan, dan lain – lain. Pada umumnya guru mengajar dengan metode

konvensional sehingga siswa merasa bosan. Padahal IPA bagi kebanyakan

siswa masih merupakan pelajaran yang kurang diminati atau rasa cinta

IPA pada siswa. Pikiran siswa sebaiknya diarahkan untuk ikut aktif dalam

pembelajaran IPA sehingga suasana kelas akan menjadi nyaman untuk

melakukan kegiatan pembelajaran.

2
Upaya pembaharuan proses pembelanjaan merupakan tanggung

jawab guru. Proses pembelajaran ditentukan sampai sejauh mana dapat

memilih dan menggunakan model pembelajaran dengan baik. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA akan

mengaktifkan siswa serta menyadarkan bahwa IPA pelajaran yang

bermanfaat. Gguru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan

mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan

pengetahuan. Salah satu upaya pembaharuan tersebut adalah dengan

melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan mengaitkan antara

pengembangan diri dengan proses pembelajaran di kelas melalui

pengalaman – pengalaman belajar inovatif, menantang dan menyenagkan.

Permasalahan yang ada di SDM WAI WEI yaitu keaktifan selama

proses pembelajaran masih rendah dan kurang melibatkan siswa serta

minat yang masih kurang.

Perencanaan pembelajaran merupakan faktor yang penting. “untuk

melaksanakan perencanaan pendidikan diperlukan alat – alat. Alat – alat

itu perlu dipilih manakah yang paling relevan dengan situasi. Namun

minimnya penggunaan alat peraga disekolah khususnya IPA berkurang.

Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru akan pemanfaatan jenis alat

peraga gambar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode

pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa secara optimal, yaitu dengan menggunakan pendekatan kontektual.

3
Dengan metode ini diharapkan siswa dapat belajar melalui “mengalami”

bukan “menghafal” setiap siswa belajar dari pengalaman yang ia alami

berdasarkan padad situasi nyata siswa bukan hanya transfer ilmu

pengetahuan dari guru ke siswa saja.

Dengan melihat kondisi yang ada di SD MASEHI WAI WEI

memungkinkan jika pemanfaatan alat peraga diterapkan . Melalui

pendekatan ini diharapkan siswa memiliki minat belajar yang tinggi

terhadap IPA agar memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan banyak

memaksimalkan potensi siswa mempergunakan alat peraga maka siswa

semakin aktif dalam pembelajaran IPA.

Ketika itu penulis tidak menggunakan media pembelajaran, maka

hasil belajar siswa yang dicapai rendah. Oleh sebab itu, dalam penelitian

ini peneliti memilih menggunakan media benda nyata untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

Ketika diadakan ulangan-ulangan harian jatuh pada mata pelajaran

IPA, begitu soal diberikan sebagian siswa ada yang termenung, ada juga

yang bermain sambil mengganggu temannya yang lagi serius mengerjakan

soal, juga ada yang menyontek pekerjaan teman. Akhirnya nilai yang

diperoleh oleh siswa Kelas III dalam mata pelajaran IPA khususnya dalam

menggunakan alat peraga benda nyata hanya mencapai 19 % .

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan uraian masalah

diatas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan : “Bagaimana

meningkaatkan hasil belajar siswa tentang gerak benda dengan

menggunakan media benda nyata di kelas III SDM. Wai wei

Kecamatan Lewa Sumba Timur?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang gerak benda dengan

menggunakan media benda nyata di kelas III SDM Wai Wei Sumba

Timur

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi siswa

a. Siswa mampu menemukan, memahami konsep – konsep yang

sulit serta meningkatkan ketertarikan siswa terhadap mata

pelajaran IPA dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi

belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam .

b. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan suasana yang

menyenangkan.

c. Hasil belajar siswa materi gerak benda dapat meningkat.

5
d. Siswa memiliki pengalaman dalam menggunakan media

pembelajaran dengan benar.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan media benda nyata sebagai alat bantu

siswa dalam proses kegiatan pembelajaran IPA.

b. Guru dapat termotivasi dalam menggunakan media pembelajaran

pada saat proses pembelajaran.

c. Dapat meringankan guru dala

d. m mengkondisikan siswanya karena melalui media pembelajaran

siswa akan terpusat perhatiannya pada media pembelajaran

tersebut.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat menambah kumpulan media pembelajaran yang sudah

dimiliki oleh sekolah.

b. Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.s

4. Bagi Peneliti

a. Untuk menambah wawasan bagi peneliti serta membuat peneliti

bisa menggunakan berbagai macam media dalam pengajaran .

b. Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dir

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam

keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan

proses pendidikan.

Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal D.Ely dalam bukunya

teaching dan media –A Systematic Approach (1971) dalam

Arsyad (2011:3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perilaku,

sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati.

Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat

7
diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa

tindakan yang dapat diamati.”

Gegne dalam Whandi (2007) mendefinisikan belajar sebagai

“suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat

suatu pengalaman.” Slameto ( 2003 ) menyatakan belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan

pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan

psikomtorik untuk memperoleh tujuan tertentu.”

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,

keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,

daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah

perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak, pemyesuaian diri. Jadi, dapat

dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga

yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

B Hasil Belajar

8
Sutratinah Tirtonegoro (2001) mengemukakan bahwa hasil

belajar adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam

periode tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Eko Putro

Widoyoko (2009) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan

pembelajaran adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa

bersifat non fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun

kecakapan. Perubahan yang terjadi pada diri siswa dibedakan

menjadi dua yaitu output dan outcome. Perubahan tersebut dinilai

dalam bentuk angka dan kalimat.

Purwanto (2009) menyatakan hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi

tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan

Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan pada diri

siswa yang dihasilkan dari proses kegiatan pembelajaran yang

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan pada

aspek kognitif dapat berupa peningkatan pengetahuan siswa akan

materi pelajaran yang dipelajari, perubahan pada aspek afektif

dapat berupa perubahan tingkah laku siswa yang sesuai dengan

norma-norma agama. Perubahan pada aspek psikomotor dapat

9
ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan yang dimiliki

siswa. Siswa dapat mengembangkan potensi yang sudah

dimilikinya.

C.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum


Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya
uraikan dibawah ini, yaitu:
1.Faktor internal ( faktor dalam diri )
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang
pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil
belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu
dijaga dengan cara : makanan / minuman bergizi, istirahat, olah raga.
Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka
tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek
psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Faktor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari
Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap,
minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor
psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus
mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.

2. Faktor eksternal ( faktor diluar diri )


Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia

10
disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan
sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi
sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi
teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan
tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap
diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan
pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin
arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan
cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan
Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi
bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di
dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang
merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau
mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil
belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan
keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi
terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan
pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan.
Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian
surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa
tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin
yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para
orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam
kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang
yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan
mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan
masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola

11
pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala
aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang,
begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
2) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,
peralatan, alam ( cuaca ). Non-sosial seperti hal nya kondiri
rumah ( secara fisik ), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari
gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga
mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak
pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa
mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila
disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas
yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan
berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
Berdasarkan pendapat keempat ahli diatas maka peneiliti
berkesimpulan bahwa hasil belajar adalah wujud atau hasil dari
perubahan tingkah laku.

D Pengertian Alat Peraga

Alat peraga termasuk dalam media pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Kata media

berasal dari kata latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang secara harafiah berarti pengantara atau pengantar. Jadi media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi. Media juga termasuk alat peraga yaitu

12
alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu

guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat

peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu

untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar

mengajar ditandai aengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan,

bahan dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur

yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai

cara atau teknik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar

sampai tujuan. Alat tersebutberguna agar pelajaran yang disampaikan

guru lebih muda dipahami oleh siswa.

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberi

kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indera dan seluruh

kesanggupan seseorang anak perlu dirangsang, digunakan dan

dilibatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai

dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum

dipakai dalam mengajar adalah “menghibur” melalui pendengaran,

anak mengikuti peristiwa – peristiwa dan ikut merasakan apa yang

disampaikan. Jika apa yang diceritakan dapat kita dengar maupun

dilihat makatentu saja akan menimbulkan kesan dalam dan akan

mudah diingat.

E. Macam – Macam Alat Peraga

13
Ditinjau dari wujudnya ada berbagai macam alat peraga

diantaranya adalah :

1. Alat peraga benda asli

Yang dimaksud alat peraga benda asli adalah semua benda

asli adalah semua benda asli yang dijadikan sebagai alat peraga,

misalnya bola, buah, pohon, kayu, kubus, kerucut, jam dinding,

dan benda nyata lain yang berkaitan dengan pembelajaran.

2. Alat peraga benda tiruan

Yang dimaksud dengan alat peraga benda tiruan adalah

semua benda bukan asli yang dapat digunakan sebagai alat peraga

pembelajaran. Misalnya, gambar, bentuk – bentuk binatang, kotak

dan sebagainya.

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kelereng, bola, kertas, air. Benda tersebut dapat membantu siswa

untuk memahami materi pelajaran dengan langsung. Sehingga

diharapkan dengan menggunakan alat peraga ini siswa tidak

hanya berfikir abstrak tanpa ada gambaran, tetapi dapat melihat

gambaran tiruan. Selain itu siswa juga akan aktif dalam

pembelajaran dan minat belajar siswa dapat meningkat serta

Pembelajaran IPA menjadi menyenangkan dan tidaj

membosankan

F Manfaat alat peraga

14
Alat peraga adalah seperangkat alat yang digunakan dalam

pembelajaran mata pelajaran IPA yang berfungsi untuk memudahkan

siswa dalam menangkap materi ajar agar paham dan jelas secara

maksimal pada pokok bahasan yang telah diajarkan. Alat peraga IPA

yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA yang

digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA dikelas menurut

jenis dapat dibedakan :

1. Alat IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok siswa

untuk melakukan percobaan.

2. Alat peraga untuk guru dibutuhkan oleh guru untuk peraga dalam

kegiatan belajar – mengajar.

3. Alat peraga, daftar daftar nama benda – benda dan bahan – bahan

dari lingkungan yang diperlukan.gerak benda dengan

menggunakan media benda nyata di kelas III SDM Wai Wei

Sumba Timur

15
BAB 3

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat peserta

didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, sebaliknya

peserta didik berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan

pendapat / gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain.

2. Penggunaan Media Benda Nyata sangat dianjurkan dalam pembelajaran

IPA, karena sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi 3 aspek, yaitu

mengembangkan pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih

keterampilan.

3. Belajar akan sangat menyenangkan ketika materi yang dijelaskan ada

kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.

4.

16
B. SARAN

Bagi pembaca khususnya pendidik disarankan supaya makalah ini dapat

dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran dalam rangka peningkatan Hasil

belajar dalam pembelajaran IPA. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar

karya tulis ini dapat dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan makalah

yang telah dibuat sebelumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agib,Zainal.2008. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi Guru.

Bandung : Yrama Widya

Bedy Rudyansyah. Penggunaan KIT untuk meningkatkan hasil belajar

Dm Zone.2011. indikator minat belajar.

http/pedoman.Skripsi.blogspot.com/2011/07/indikatorminatbelajar.htm

diakses tanggal 14 Mei 2013

Lestari, Hera dan Mikarsa.2009.Pendidikan Anak di SD. Jakarta Universitas

terbuka

Purwadarminta, WJS.1971. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai

Pustaka

Rini, Sulistyo Sri.2006. Model Pembelajaran IPA sekolah dasar Dan

Penerapannya Dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana

Sadiman, S Arif.2012. Media Pendidikan.Depok : Rajawali Pers

Sarono.2006. Supervisi Monitoring dan Evaluasi. Semarang : Dirjen Pendidikan

Dasar Dan Menengah LPMP

Slamento.2010. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rieneka Cipta

Sudjana, Nana.2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, Nana dan Ibrahim.1999. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung : Sinar Baru

18

Anda mungkin juga menyukai