Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Identifikasi Masalah
Belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan
secara sadar, untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada setiap diri
individu kearah yang lebih baik. Baik dalam ranah kognitif
(pengetahuan), psikomotor (keterampilan), maupun dalam bentuk sikap.
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat,
dan perubahan tersebut bersifat relaatif tetap, sehingga perubahan yang
serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang
baru. Seseorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri
seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama ( Sapriati, dkk.,
2014 :1.37).
Sedangkan menurut filosofi Konstruktivisme dalam pendidikan,
belajar adalah kegiatan aktif, dimana peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya melalui suatu proses penyesuaian konsep dan ide-ide
baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pemikiran mereka.
Jadi peserta didik sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil
belajarnya. Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasi
belajar yang baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang
dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan
apa yang telah diketahui serta menyelesaikan ketegangan Antara apa
yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman
yang baru. Sedangkan mengajar adalah proses membantu seseorang agar
dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Kegiatan mengajar
bukanlah mentransfer pengetahuan dari guru ke murid, melainkan
membantu murid agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri

1
lewat kegiatannya terhadap fenomena dan obyek yang ingin diketahui
( Suparno, 1997).
Berdasarkan pengertian belajar mengajar tersebut, maka dalam
proses pembelajaran penyediaan prasarana dan situasi yang
memungkinkan terjadinya dialog atau proses interaksi secara kritis perlu
dikembangkan. Guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator
agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tugas guru sebagai mitra
yang aktif bertanya, merangsang pmikiran, menciptakan persoalan,
membiarkan siswa mengungkapkan ide dan konsepnya, serta kritis
menguji konsep siswa, supaya informasi menjadi lebih bermakna dan
relevan bagi siswa. Saatu hal yang sangat urgen yaitu menghargai dan
menerima pemikiran siswa apa adanya, sambil menunjukan apakah
pemikiran itu jalan atau tidak. Secara ringkas bahwa guru sifatnya hanya
membantu siswa pada tingkat pemahaman yang lebih baik, tetapi
diusahakan agar siswa itu sendiri yang melakukan.
Pada intinya siswa belajar melalui benda nyata untuk memaknai
konsep abstrak siswa membutuhkan objek yang nyata sebagai perantara
atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui fase-fase belajar
yang berlainan. Bahkan orang dewasapun yang sebagian besar telah
dapat memaknai konsep abstrak, pada kondisi tertentu masih
membutuhkan visualisasi.
Belajar siswa akan lebih meningkat jika ada motivasi untuk
memotivasi siswa dalam pembelajaran guru harus bias membuat proses
belajar mengajarnya dengan menarik, sehingga suasana kelas begitu
menyenangkan, yang pada akhirnya ada umpan balik bagi guru dengan
baik. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan
mengendap, melekat dan tahan lama jika siswa belajar melalui
pengamatan dan perbuatan, hal ini mudah dimengerti bagi siswa.
Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran pada mata
pelajaran IPA, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan lebih
bertanggung jawab. Begitu pula penggunaan media/alat peraga sangat

2
membantu siswa untuk memudahkan pemahaman suatu konsep, sehingga
akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Meskipun masalah pendidikan begitu kompleks, namun pada
akhirnya dalam kondisi tertentu semua itu bermuara pada peranan guru
dalam memainkan seluruh komponen pendidikan secara harmonis, yang
akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Salah satu
komponen peningkatan-peningkatan mutu pendidikan di SD adalah
sarana dan prasarana pendidikan termasuk di dalamnya penggunaan
media belajar atau alat peraga pendidikan dan penggunaan metode
pembelajaran yang tepat.
Namun harapan-harapan yang dikemukakan diatas bahwa kondisi
dan kemampuan siswa kelas VI di SD Negeri Patrol Lor II, Kecamatan
Patrol, Kabupaten Indramayu berbanding terbalik. Hal ini setelah
dilakukan kegiatan pra Siklus, masih banyak siswa yang belum
menguasai pembelajaran IPA Cara Perkembangbiakan Pada Hewan.
Motivasi siswa pada materi tersebut masih rendah, terbukti dari hasil
belajar siswa atau nilai tes formatif yang diperoleh ternyata masih jauh
dari harapan. Penulis mendapatkan data perolehan hasil belajar pada pra
Siklus dari jumlah siswa kelas VI sebanyak 34 siswa, rata-rata yang
diperoleh 57,65 dan hanya 16 siswa yang dapat memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) belajar (47%).
Dari fakta yang diperoleh tersebut, maka penulis mendapatkan
catatan-catatan dari supervisor 2 dan masukan dari teman sejawat untuk
mengidentifikasi masalah, dan terungkap beberapa masalah yang terjadi
selama pembelajaran berlangsung pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Antara lain sebagai berikut :
a. Siswa kurang konsentrasi terhadap penjelasan guru;
b. Kurangnya peserta didik yang mengajukan pertanyaan;
c. Siswa banyak yang belum memahami materi pelajaran;
d. Siswa banyak yang mengobrol dan mengganggu siswa lainnya.

3
2. Analisis Masalah
Melalui refleksi dan hasil pembelajaran, serta masukan-masukan
baik dari supervisor 2 maupun dari teman sejawat, masalah pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut analisis masalahnya
adalah sebagai berikut :
a. Guru tidak menyebutkan tujuan pembelajaran;
b. Guru kurang mengajukan pertanyaan kepada siswa yang pasif;
c. Guru dalam menyampaikan materi tidak secara sistematis;
d. Guru tidak menggunakan media/alat peraga yang relevan;
e. Guru kurang menggunakan metode yang bervariatif;
f. Guru terlalu banyak berceramah.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Masalah yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar
pada siswa kelas VI SDN Patrol Lor II, perlu dicari solusi dan
pemecahan masalahnya. Dari hasil identifikasi masalah dan analisis
masalah yang menjadi prioritas masalah adalah penggunaan metode yang
monoton dan tidak menggunakan media atau alat peraga yang menarik,
sehingga siswa kurang konsentrasi menerima penjelasan guru dan
motivasi untuk belajar sangat rendah.
Oleh karena itu penulis mencoba memecahkan permasalahan
tersebut dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada proses kegiatan
belajar mengajar yang akan menggunakan metode yang bervariasi dan
menyenangkan, menggunakan media yang menarik berupa gambar
berwarna dalam pembelajaran IPA tentang perkembangbiakan hewan.

B. Rumusan Masalah
Rendahnya rerata dalam hasil belajar siswa dan masih banyaknya
siswa yang belum tuntas pada pembelajaran IPA tentang Cara
Perkembangbiakan Pada Hewan di kelas VI semester I SDN Patrol Lor II.
Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kemampuan professional

4
guru, kemampuan siswa, sarana dan prasarana, penggunaan media dan alat
peraga, penggunaan metode yang tidak bervariasi dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu perlu di upayakan adanya peningkatan hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa dengan mengoptimalkan penggunaan media/alat
peraga dan metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar.
Untuk lebih mengarahkan pembahasan permasalahan perbaikan dan
penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana penggunaan metode yang bervariasi dengan media gambar
dalam pembelajaran Cara Perkembangbiakan pada Hewan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Patrol Lor II?”.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berkaitan dengan permasalahan di atas penulis perlu untuk
melaksanakan usaha perbaikan pembelajaran yang mendasar, dengan tujuan:
Memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan metode yang
bervariasi dan media gambar untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran IPA, pada materi Cara Perkembangbiakan pada Hewan.

D. Manfaat Penilaian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini bermanfaat cukup besar, baik bagi guru, siswa maupun
bagi sekolah.
1. Manfaat bagi guru
Bagi guru penilitian mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya.
b. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
c. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan.
d. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran.

5
2. Manfaat bagi siswa
a. Penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil/proses belajar
siswa.
b. Dapat menumbuhkan sifat positif siswa terhadap pembelajaran.
c. Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Penelitian membantu sekolah untuk berkembang, karena adanya
peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
tersebut.
b. Dijadikan percontohan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran, penulis
ingin mengetahui hasil belajar siswa sebagai data awal untuk
melangkah tindakan pembelajaran berikutnya. Adapun nilai yang di
dapat siswa pada Hasil Belajar IPA adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Patrol Lor II
Pra Siklus
KETUNTASAN
NO NAMA SISWA L/P NILAI
KKM KD 63
1 ALBET SETIAWAN L 20 Belum Tuntas
2 ABDAN GHIFARI ATSQO L 80 Tuntas
3 ADE AYUB NURIMAN L 40 Belum Tuntas
4 AEF RIFAI L 80 Tuntas
5 AJI SUBKHI L 40 Belum Tuntas
6 ALUNG MAULANA L 20 Belum Tuntas
7 ANDRE SETIAWAN L 100 Tuntas
8 DAONAH P 80 Tuntas
9 DAVID MARTINUS L 40 Belum Tuntas
10 DEDE RIZKI MAULANA L 20 Belum Tuntas
11 DESI P 80 Tuntas
12 FADLI KOMSIN L 80 Tuntas
13 FITRIYANA P 80 Tuntas
14 HANDIKA L 40 Belum Tuntas
15 HARIS ANDESTA L 60 Belum Tuntas
16 IKBAL TAHUL HUDA L 80 Tuntas
17 KARMUNIYAH P 60 Belum Tuntas
18 MUH. NAUVAL M. L 40 Belum Tuntas
19 NANANG YUSRIL Y. L 80 Tuntas
20 NINA SOVIANA P 100 Tuntas
21 NURNGADIM L 40 Belum Tuntas
22 PIA ROSA LIYANTI P 80 Tuntas
23 PUSPITA SARI P 60 Belum Tuntas
24 PUTRI OKTOVIANI P 80 Tuntas

7
25 ROYATI P 80 Tuntas
26 TARYONO L 20 Belum Tuntas
27 WIDJIL SAEFULLAH L 40 Belum Tuntas
28 WILLI AGUSTINUS L 20 Belum Tuntas
29 VIVI YULIA NINGWIH P 80 Tuntas
30 NOVIA ZAKHIATUL A. P 40 Belum Tuntas
31 DEVI WULAN SUCI P 80 Tuntas
32 RIFKI HIDAYATULLOH L 20 Belum Tuntas
33 BUNGA ANUGRAH S. P 80 Tuntas
34 JAKA L 20 Belum Tuntas
JUMLAH NILAI 1.960
RATA-RATA 57,65
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 20

Tabel 4.2
Rentang Perolehan Nilai IPA
Pra Siklus
NO RENTANG NILAI BANYAKNYA KETERANGAN
SISWA
1 81 – 100 2
2 61 – 80 14 Siswa yang
3 41 – 60 3 memperoleh nilai
4 21 – 40 8 di atas KKM 63
5 0 – 20 7 sebanyak 16
JUMLAH 34

Tabel 4.3
Prosentase Ketentuan Belajar Siswa Pelajaran IPA
Pra Siklus
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah Jumlah
Banyak Prosentase Banyak Prosentase
Seluruh Seluruh
Siswa (%) Siswa (%)
Siswa Siswa

18 34 52,94 16 34 47,06

8
Berdasarkan table daftar nilai hasil belajar siswa pada pra Siklus
tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa :
1. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai 20 ada 7 siswa, nilai 40
ada 8 siswa, nilai 60 ada 3 siswa, nilai 80 ada 14 siswa, dan
nilai 100 ada 2 siswa.
2. Nilai tertinggi yang di peroleh siswa adalah 100, dan nilai
terendah 20, sedangkan rata-ratanya 57,65.
3. Siswa yang memperoleh nilai di atas 63 (KKM) ada 16 siswa
dari 34 siswa atau 47,06% yang di nyatakan tuntas belajar,
sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 63 (KKM) ada 18
dari 34 siswa atau 52,94% yang di nyatakan belum tuntas
belajar.

Dari data di atas bila di susun dalam bentuk grafik adalah sebagai
berikut :

Grafik 4.1
Hasil Belajar Siswa Kelas VI
Pra Siklus

Jumlah Siswa Nilai


16
14
12
10
8
6
4
2
0
20 40 60 80 100

Nilai

9
b. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Setelah di lakukan kegiatan perbaikan pemebalajaran pada
Siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari yang
sebelumnya. Adapun nilai Hasil Belajar yang di dapat siswa pada
Siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Patrol Lor II
Siklus I
KETUNTASAN
NO NAMA SISWA L/P NILAI
KKM KD 63
1 ALBET SETIAWAN L 40 Belum Tuntas
2 ABDAN GHIFARI ATSQO L 100 Tuntas
3 ADE AYUB NURIMAN L 60 Belum Tuntas
4 AEF RIFAI L 100 Tuntas
5 AJI SUBKHI L 80 Tuntas
6 ALUNG MAULANA L 80 Tuntas
7 ANDRE SETIAWAN L 80 Tuntas
8 DAONAH P 100 Tuntas
9 DAVID MARTINUS L 40 Belum Tuntas
10 DEDE RIZKI MAULANA L 40 Belum Tuntas
11 DESI P 80 Tuntas
12 FADLI KOMSIN L 100 Tuntas
13 FITRIYANA P 80 Tuntas
14 HANDIKA L 100 Tuntas
15 HARIS ANDESTA L 80 Tuntas
16 IKBAL TAHUL HUDA L 80 Tuntas
17 KARMUNIYAH P 80 Tuntas
18 MUH. NAUVAL M. L 60 Belum Tuntas
19 NANANG YUSRIL Y. L 80 Tuntas
20 NINA SOVIANA P 80 Tuntas
21 NURNGADIM L 100 Tuntas
22 PIA ROSA LIYANTI P 80 Tuntas
23 PUSPITA SARI P 80 Tuntas
24 PUTRI OKTOVIANI P 100 Tuntas
25 ROYATI P 100 Tuntas
26 TARYONO L 40 Belum Tuntas
27 WIDJIL SAEFULLAH L 80 Tuntas
28 WILLI AGUSTINUS L 60 Belum Tuntas
29 VIVI YULIA NINGWIH P 80 Tuntas
30 NOVIA ZAKHIATUL A. P 80 Tuntas
31 DEVI WULAN SUCI P 100 Tuntas
32 RIFKI HIDAYATULLOH L 60 Belum Tuntas

10
33 BUNGA ANUGRAH S. P 100 Tuntas
34 JAKA L 60 Belum Tuntas
JUMLAH NILAI 2.660
RATA-RATA 78,24
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 40

Tabel 4.5
Rentang Perolehan Nilai IPA
Siklus I
NO RENTANG NILAI BANYAKNYA KETERANGAN
SISWA
1 81 – 100 10 Siswa yang
2 61 – 80 15 memperoleh nilai
3 41 – 60 5 di atas KKM 63
4 21 – 40 4 sebanyak 25, dan
5 0 – 20 - yang kurang dari
JUMLAH 34 KKM sebanyak 9

Tabel 4.6
Prosentase Ketentuan Belajar Siswa Pelajaran IPA
Siklus I
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah Jumlah
Banyak Prosentase Banyak Prosentase
Seluruh Seluruh
Siswa (%) Siswa (%)
Siswa Siswa

9 34 26,47 25 34 73,53

Berdasarkan tabel daftar nilai hasil belajar siswa pada pra Siklus
tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa :
1. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai 40 ada 4 siswa, nilai 60
ada 5 siswa, nilai 80 ada 15 siswa, nilai 100 ada 10 siswa.

11
2. Nilai tertinggi yang di peroleh siswa adalah 100, dan nilai
terendah 40, sedangkan rata-ratanya 78,24.
3. Siswa yang memperoleh nilai di atas 63 (KKM) ada 25 siswa
dari 34 siswa atau 73,53% yang di nyatakan tuntas belajar,
sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 63 (KKM) ada 9
dari 34 siswa atau 26,47% yang di nyatakan belum tuntas
belajar.

Dari data di atas bila di susun dalam bentuk grafik adalah sebagai
berikut :

Grafik 4.2
Hasil Belajar Siswa Kelas VI
Siklus I

Jumlah Siswa Nilai


16
14
12
10
8
6
4
2
0
20 40 60 80 100

Nilai

12
c. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Hasil belajar yang di peroleh siswa pada Siklus I masih
kurang memuaskan, maka di lanjutkan pada proses perbaikan
pembelajaran di Siklus II. Hasil belajar siswa pada Siklus II ini
nilainya cukup memuaskan. Adapun nilai Hasil Belajar yang di
peroleh siswa pada Siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Patrol Lor II
Siklus II
KETUNTASAN
NO NAMA SISWA L/P NILAI
KKM KD 63
1 ALBET SETIAWAN L 80 Tuntas
2 ABDAN GHIFARI ATSQO L 100 Tuntas
3 ADE AYUB NURIMAN L 80 Tuntas
4 AEF RIFAI L 100 Tuntas
5 AJI SUBKHI L 80 Tuntas
6 ALUNG MAULANA L 80 Tuntas
7 ANDRE SETIAWAN L 80 Tuntas
8 DAONAH P 100 Tuntas
9 DAVID MARTINUS L 80 Tuntas
10 DEDE RIZKI MAULANA L 80 Tuntas
11 DESI P 80 Tuntas
12 FADLI KOMSIN L 100 Tuntas
13 FITRIYANA P 80 Tuntas
14 HANDIKA L 100 Tuntas
15 HARIS ANDESTA L 80 Tuntas
16 IKBAL TAHUL HUDA L 80 Tuntas
17 KARMUNIYAH P 80 Tuntas
18 MUH. NAUVAL M. L 100 Tuntas
19 NANANG YUSRIL Y. L 80 Tuntas
20 NINA SOVIANA P 80 Tuntas
21 NURNGADIM L 100 Tuntas
22 PIA ROSA LIYANTI P 80 Tuntas
23 PUSPITA SARI P 80 Tuntas
24 PUTRI OKTOVIANI P 100 Tuntas
25 ROYATI P 100 Tuntas
26 TARYONO L 60 Belum Tuntas
27 WIDJIL SAEFULLAH L 80 Tuntas
28 WILLI AGUSTINUS L 80 Tuntas
29 VIVI YULIA NINGWIH P 80 Tuntas
30 NOVIA ZAKHIATUL A. P 80 Tuntas
31 DEVI WULAN SUCI P 100 Tuntas

13
32 RIFKI HIDAYATULLOH L 80 Tuntas
33 BUNGA ANUGRAH S. P 100 Tuntas
34 JAKA L 80 Tuntas
JUMLAH NILAI 2.920
RATA-RATA 85,88
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60

Tabel 4.8
Rentang Perolehan Nilai IPA
Siklus II
NO RENTANG NILAI BANYAKNYA KETERANGAN
SISWA
1 81 – 100 11 Siswa yang
2 61 – 80 22 memperoleh nilai
3 41 – 60 1 di atas KKM 63
4 21 – 40 - sebanyak 33, dan
5 0 – 20 - yang kurang dari
JUMLAH 34 KKM sebanyak 1

Tabel 4.9
Prosentase Ketentuan Belajar Siswa Pelajaran IPA
Siklus II
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah Jumlah
Banyak Prosentase Banyak Prosentase
Seluruh Seluruh
Siswa (%) Siswa (%)
Siswa Siswa

1 34 2,94 33 34 97,06

Berdasarkan table daftar nilai hasil belajar siswa pada pra Siklus
tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa :
1. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 1 siswa, nilai 80
ada 23 siswa, nilai 100 ada 10 siswa.

14
2. Nilai tertinggi yang di peroleh siswa adalah 100, dan nilai
terendah 60, sedangkan rata-ratanya 85,88.
3. Siswa yang memperoleh nilai di atas 63 (KKM) ada 33 siswa
dari 34 siswa atau 97,06% yang di nyatakan tuntas belajar,
sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 63 (KKM) ada 1
dari 34 siswa atau 2,94% yang di nyatakan belum tuntas
belajar.

Dari data di atas bila di susun dalam bentuk grafik adalah sebagai
berikut :

Grafik 4.3
Hasil Belajar Siswa Kelas VI
Siklus II

Nilai
Jumlah Siswa
25

20

15

10

0
20 40 60 80 100

Nilai

d. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II


Dari gambaran hasil belajar siswa yang tersebut di atas
dapat di buat suatu perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
pada tabel berikut :

15
Tabel 4.10
Perbandingan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VI Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Jumlah Siswa
No. Nilai Pra Siklus Siklus
Siklus I II
1 20 7 - -
2 40 8 4 -
3 60 3 5 1
4 80 14 15 22
5 100 2 10 11
Jumlah Siswa 34 34 34
Rata-Rata 57,65 78,24 85,88
Siswa yang tuntas belajar 16 25 33
Prosentase siswa yang tuntas belajar 47,06 73,53 97,06
Siswa yang tidak tuntas belajar 18 9 1
Prosentase siswa yang tidak tuntas
52,94 26,47 2,94
belajar

Dari tabel perbandingan di atas, jika di susun dalam bentuk grafik


adalah sebagai berikut :

Grafik 4.4
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
SDN Patrol Lor II
35
Jumlah
30 Siswa
25

20

15

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Belum Tuntas

16
2. Hasil Observasi
Pengamatan di lakukan pada saat proses kegiatan belajar
mengajar. Adapun yang di amatinya tentang keaktifan siswa dalam
belajar. Lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel rekap keaktifan siswa
dalam belajar mulai dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Tabel 4.11
Rekap Pengamatan Keaktifan Siswa

Tahap Keaktifan Siswa


No. Keterangan
Tindakan Bertanya Menjawab Berpendapat
Pra Siklus 4 Siswa 7 Siswa 1 Siswa 12 Siswa
1
Prosentase 11,76% 20,59% 2,94% 35,28%

Siklus I 8 Siswa 10 Siswa 4 Siswa 22 Siswa


2
Prosentase 23,53% 29,41% 11,76% 64,70%

Siklus II 12 Siswa 13 Siswa 5 Siswa 30 Siswa


3
Prosentase 35,29% 38,24% 14,71% 88,24%

Dari data pengamatan keaktifan siswa di atas jika di susun dalam bentuk
grafik adalah sebagai berikut :

Grafik 4.5
Keaktifan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

17
35 Jumlah Siswa
30
25
20
15
10
5
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tahap Tindakan

Berdasarkan data pengamatan aktivitas siswa pada proses belajar me


ngajar berlangsung, dapat di gambar kan sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa pada Pra Siklus hanya 12 siswa atau 35,29%
2. Aktivitas siswa pada Siklus I hanya 22 siswa atau 64,70%, dan
3. Aktivitas siswa pada Siklus II hanya 30 siswa atau 88,24%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil belajar yang di peroleh terlihat bahwa sebagian siswa
belum tuntas dalam belajarnya pada Siklus I di karenakan penggunaan
metode yang monoton dari guru sehingga kurang dapat membangkitkan
motivasi siswa dalam belajar dengan optimal, sehingga siswa belum dapat
menyerap materi yang di berikan oleh guru dengan baik dan benar. Setelah
refleksi diri guru mengubah metode dan media pembelajaran. Hal ini di
lakukan untuk penguatan siswa dalam memahami materi ternyata hasilnya
lebih baik dari pada Siklus I (pada SiklusII). Suasana belajar terlihat hidup
dan siswa sangat bergairah. Indikatornya di lihat dari peningkatan nilai rata-
rata hasil belajar siswa dari 72 menjadi 85. Berdasarkan data hasil belajar di
atas, maka dapat di jelaskan bahwa rerata yang di peroleh siswa mulai dari
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II mengalami adanya peningkatan yang cukup
baik.
Tentunya siswa semakin menguasai materi pembelajaran jika
penyampaiannya atau dalam proses pembelajarannya menggunakan metode

18
yang bervariasi dan media gambar yang menarik, sehingga memperoleh
prestasi hasil belajarnya lebih baik.
Berdasarkan pengamatan dari guru dalam proses kegiatan belajar mengajar
mulai dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II adanya peningkatan dari segi
aktivitas siswa selama pemebalajaran berlangsung dari pasif bertanya dan
manjawab, serta berpendapat yang pasif menjadi aktif, sehingga aktivitas
pembelajaran makin hidup.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil belajar setelah proses pembelajaran dan
hasil pengamatan selama melaksanakan proses perbaikan pembelajaran
yang menitikberatkan pada penggunaan metode yang bervariasi dan
media pembelajaran berupa gambar dalam materi Cara
Perkembangbiakan pada Hewan mata pelajaran IPA, maka penulis
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode atau variasi metode dapat meningkatkan pemahaman
konsep mata pelajaran IPA. Fakta membuktikan ketuntasan belajar siswa
pada pra Siklus hanya 16 siswa dan rerata hasil belajarnya 57,65. Setelah
di lakukan perbaikan pada Siklus II ketentuan belajar siswa meningkat
sangat signifikan yaitu 33 siswa dan rerata hasil belajarnya 85,88.
Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas siswa sangat
bergairah dan meningkat, karena guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajarnya menggunakan media gambar yang menarik,
sehingga mereka termotivasi dalam belajarnya. Keberanian siswa dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan dapat di tingkatkan, karena dalam
penyampaian materinya secara singkat, sistematis, dan jelas, serta
pemberian waktu yang cukup untuk berpikir.

19
Penulis dalam penelitian ini menggunakan model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang di lakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja bagi guru, dan pada akhirnya aktivitas belajar dan
hasil belajar siswa dapat meningkat.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Mulai dari simpulan di atas, ada beberapa hal yang sebaiknya di
perbuat oleh seorang guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran, yaitu
berupa saran-saran. Adapun saran yang di ajukan penulis dan dapat di
rekomendasikan sebagai kegiatan tindak lanjut adalah sebagai berikut :
1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas di dokumentasikan untuk di jadikan
salah satu refleksi bagi guru lain dalam melakukan penelitian
pembelajaran mata pelajaran IPA.
2. Di hidupkannya kembali kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di
gugus sebagai wadah untuk memecahkan permasalahan tugas wajib
sehari-hari bagi guru yaitu kegiatan belajar mengajar.
3. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan, metode
yang di gunakan, maupun alat peraga / media pembelajaran yang
relevan dengan materi pelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W.,S., dkk.(2004). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. UT


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Depdikbud. (1998/1999). Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar. Jakarta. Dirjen Dikdas
Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Depdiknas
Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara
Hernawan, A. H. (2014). Modul 6. Strategi Pembelajaran di SD :
Media Pembelajaran. Jakarta. UT
Joni, T. R. (1992/1993). Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif : Acuan Konseptual
Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta. UT
PLPG. (2012). Buku Bahan Ajar Profesionalisme Guru, PTK dan KTI.
Bandung. UPI
PLPG. (2012). Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bandung. UPI
Ruhimat, T. dan Hernawan, A. H. (2014). Modul 5. Strategi Pembelajaran di SD :
Pemilihan Metode Mengajar. Jakarta. UT
Sapriati, A., dkk. (2014). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta. UT
Saud, U. Syaefudin. (2008). Pengembangan Profesi Guru. Bandung. Alfabeta
Suparno, P. (1997). Dalam Buku Bahan Ajar PLPG (2012). Ilmu Pengetahuan
Alam SD/MI. Bandung. UPI

21
Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung. UPI
Wardhani, I.G.A.K., dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta. UT
Wardhani, I.G.A.K., dan Wihardit, K. (2014). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta. UT
Winata Putra, dkk. (1993). Pembaruan dalam Pembelajaran di SD. Jakarta. UT

22

Anda mungkin juga menyukai