Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1.

Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru SD memegang peranan penting dan menempati posisi yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik sebagai sumber daya manusia, karena peserta didik pada usia ini sedang berada pada masa pembentukan kepribadian yang menentukan bagi perkembangan selanjutnya. Mengingat perannya yang begitu penting, maka guru dituntut agar memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, baik yang menyangkut kemampuan membimbing, mengajar, maupun melatih peserta didik. Dengan kemampuan itu, pendidik dapat membantu peserta didik secara lebih baik dalam mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun moral spiritual. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar dan mencapai tujuan belajar, guru memerlukan metode mengajar dan alat bantu pembelajaran. Dengan pemilihan dan penerapan metode dan alat bantu pembelajaran dengan tepat, akan semakin efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan dan penerapan suatu metode mengajar dan alat peraga pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik bahan / materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini kadang guru lupa sehingga tak jarang guru mengalami kegagalan dalam suatu pembelajaran. Dari data yang diperoleh dilapangan, diketahui bahwa nilai tes pormatif siswa pada mata pelajaran IPS tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga, dari hasil tes pormatif, siswa yang telah mencapai nilai lebih dari KKM yang telah ditentukan, yaitu 67, baru 19 orang dari 39 orang siswa kelas VI dan nilai rata-rata kelas baru mencapai 59,74. Hal

ini berarti tingkat keberhasilan pembelajaran baru mencapai 48,7%. Prestasi ini tentunya merupakan kondisi pembelajaran yang tradisional, dalam arti lain bahwa proses pembelajaran tidak memberi akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Menurut Hera Lestari Mikarsa dalam bukunya Pendidikan Anak di SD dalam cuplikannya menyebutkan bahwa menurut Greenberg (1984) tersebut, penulis merasa terpanggil untuk melakukan penelitian perbaikan

pembelajaran terutama pada mata pelajaran Matematika dan IPS. 2. Identifikasi Masalah Pembelajaran yang telah dilakukan penulis pada pelajaran IPS

tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, rata-rata hasil tes formatif hanya mencapai nilai 59,7 dan hanya 19 orang yang telah mencapai nilai lebih dari KKM vang telah ditentukan yaitu 67, tingkat keberhasilan hanya 48,7%, guru lebih banyak ceramah tanpa menggunakan alat peraga. Masih banyaknya siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan memecahkan masalah perbandingan dan skala,

pembelajaran didominasi oleh kelompok pandai, guru lebih banyak berceramah dan tidak menggunakan alat peraga. Oleh karena itu penulis berkesimpulan bahwa hal mi merupakan salah satu permasalahan dalam pembelajaran yang tidak bisa dibiarkan dan harus segera diteliti dan diperbaiki. Berdasarkan pada hasil analisis data dan hasil refleksi penulis, serta data yang terkumpul dari temuan teman sejawat, maka teridentifikasi permasalahan Pembelajaran baik pada Pembelajaran IPS, yaitu : a. Hasil belajar siswa sangat rendah b. Motivasi belajar siswa kurang c. Guru tidak menggunakan alat peraga Berdasarkan menganggap Pembelajaran. perlu pada untuk hasil idenlifikasi masalah diatas, penulis

segera Perbaikan

melakukan

Penelitian

Perbaikan pada

Penelitian

Pembelajaran

difokuskan

peningkatan hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran IPS tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara tetangga. Di bawah ini daftar nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes pormatif mata pelajaran IPS tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara tetangga.

No

Nama

Perolehan Nilai

Ket

3.

Analisis Masalah Untuk dijadikan bahan dalam menganalisis masalah, yang

menyebabkan kurang pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS, penulis mengumpulkan data baik dari dokumen hasil belajar siswa, hasil observasi teman sejawat, serta hasil refleksi penulis maka hasil analisi masalah adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kemampuan siswa, apakah siswa telah memiliki

kemampuan awal yang baik untuk dihubungkan dengan materi yang akan dibahas ? 2. Menganalisis metode pembelajaran, apakah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan minat siswa ? 3. Menganalisis media / alat bantu pembelajaran, apakah guru

menggunakan alat bantu pelajaran sehingga siswa termotivasi dengan bahan ajar ? Hasil analisis diperoleh beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar dan pemahaman siswa antara lain : Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa

yang kurang pada pembelajaran IPS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, adalah : 1. Guru tidak pernah memotivasi belajar pada siswa 2. Metode yang digunakan kurang tepat 3. Guru tidak menggunakan alat peraga 4. Guru tidak membimbing siswa dalam kerja kelompok 5. Guru tidak memeriksa pemahaman siswa melalui pertanyaan Berdasarkan pada hasil analisis diatas yang menjadi akar penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan rendahnya pemahaman siswa adalah bahwa cara mengajar guru yang monoton, tidak bervariasi, tidak menggunakan alat peraga dan kurangnya guru dalam memberikan latihan kepada siswa. Menurut Udin S. Winataputra, dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran, menyebutkan bahwa latihan yang dilakukan dalam proses belajar yang terjadi dalam mempelajari suatu konsep akan membantu penguasaan atau proses belajar seseorang terhadap konsep lain yang sejenis atau mirip (2.11). B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada hasil analisis masalah, dan faktor penyebab terjadinya masalah, yaitu rendahnya hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, maka yang menjadi fokus perbaikan pada pembelajaran adalah: Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga melalui penggunaan alat peraga ? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya

Perbaikan Pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : 1. Meningkatkan profesionalisme guru dalam merencanakan

dan melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas.

2. Meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa 3. Mengetahui dampak dari penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPS tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Penelitian Perbaikan Pembelajaran dengan judul Penerapan Metode Diskusi dan Latihan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang penggunaan alat peraga untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga, dapat bermanfaat antara lain: 1. Manfaat Bagi Siswa Manfaat Penggunaan Alat Peraga bagi Siswa a. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir sehingga mengurangi verbalisme. b. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan oleh siswa. c. Memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa sehingga mereka terdorong untuk berusaha mengetahui kenyataan yang sebenarnya dan peduli terhadap peristiwa yang terjadi. 2. Manfaat Bagi Guru a. Manfaat penggunaan alat peraga bagi guru adalah alat peraga yang digunakan guru ketika mengajar dapat membantu mempresentasikan materi pembelajaran yang disampaikan pada siswa. b. Lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. 3. Manfaat Bagi Sekolah a. Tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah, karena menjadi sekolah yang berkualitas. b. Keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan membawa sekolah menjadi pusat pembaharuan. 4. Manfaat Bagi Pengembangan Pendidikan yaitu untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas, sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku atau pribadi siswa, baik yang menyangkut aspek intelektual, sosial, maupun moral spiritual. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perubahan dalam kemampuan, keterampilan dan sikap. Menurut Udin S Winataputra dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran menyebutkan bahwa pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gedler (1986 :1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes (1.5). Kemampuan, keterampilan dan sikap tersebut diperoieh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. 2. Pembelajaran Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Pengertian Pembelajaran menurut Udin S Winataputra dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran menyebutkan bahwa pembelajaran untuk merupakan kegiatan yang dilakukan

menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas

belajar pada diri peserta didik (1.18), Dalam setiap pembelajaran terdapat tiga unsur penting yang turut menunjang keberhasilan pendidikan yaitu guru, siswa dan tujuan pendidikan. Guru adalah orang yang memiliki kewenangan profesional tertentu, berupaya mengorganisasikan, perencanaan, pengelolaan serta penilaian pembelajaran. Siswa adalah orang yang memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya, sehingga mencapai perkembangan yang optimal, dan tujuan adalah kriteria atau

tolok ukur keberhasilan pembelajaran. B. Pembelajaran IPS di SD Mata pelajaran lain yang harus dimuat di dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD adalah mata pelajaran IPS. IPS perlu diberikan di Sekolah Dasar dengan dasar : 1. Latar Belakang Ilmu Pengentahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD / MI / SDLB sampai SMP / MTs. / SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD / MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melaiui mata pelajaran EPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perunahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. 2. Tujuan Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiry, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki

komitmen

dan

kesadaran

terhadap

nilai-nilai

sosial

dan kemanusiaan. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, tempat dan lingkungan b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 4. Karakteristik Pembeiajaran IPS di SD Dalam pembeiajaran mata pelajaran IPS, sama halnya dengan pembeiajaran mata pelajaran lainnya, bahwa keteriibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotor. Pembelajaran seperti ini merupakan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan partisipatoris. Pendekatan partisipatoris merupakan pendekatan pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan, dan merangsang motivasi perkembangan proses intelektual. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri seseorang yang mendorong tingkahlakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu ( Udin S. Winataputra, 9.7) Setiap anak menyukai tantangan, demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar. Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar, tantangan tersebut dapat dioptimalkan oleh guru dengan mengajukan situasi bermasalah agar siswa peka terhadap masalah, misalnya masalah tentang banjir. Karena kepekaan terhadap masalah, akan mendorong siswa untuk melihat masalah dan merumuskannya dan berupaya untuk mencari dan menentukan pemecahannya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perlu diingat bahwa tujuan belajar tidak terbatas pada siswa mampu menghapal materi belajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana siswa dapat

memahami materi secara kritis. Agar pembelajaran IPS lebih efektif, diperlukan alat bantu pelajaran atau media pembelajaran yang tepat, karena media pembelajaran memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir sehingga mengurangi verbal isme. 2. Memperbesar perhatian siswa, sehingga saat-saat kegiatan belajar mengajar berlangsung akan tumbuh minat siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan oleh siswa. 4. Memberi pengaruh yang nyata kepada siswa sehingga mereka terdorong untuk berusah amengetahui kenyataan yang sebenarnya terhadap peristiwa yang terjadi. Pada dasarnya, siswa memiliki minat (Sense of Interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (Sense of Reality). Mengingat materi IPS lebih banyak memuat informasi, maka guru harus berupaya untuk mengaktualisasikan materi pembelajaran tersebut dengan penggunaan alat peraga.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian Tempat pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 2 Sumberjaya Kecamatan Cihaurbeuti mulai tanggal 10 Februari 2009 sampai dengan 25 Februari 2009. Dengan karakteristik siswa adalah jumlah siswa 39 orang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Mata pelajaran yang akan diperbaiki adalah mata pelajaran IPS tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga. Tabel 2 Jadwal dan Fokus Penelitian Mata Pelajaran IPS No Waktu Siklus Siklus I Fokus Perbaikan Meningkatkan motivasi belajar siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia melalui penggunaan alat peraga Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia malalui penggunaan alat peraga dan penerapan metode diskusi.

1. Rabu, 18-02-09

2.

Rabu, 25 - 02 - 09

Siklus II

B.

Deskripsi per Siklus Penelitian sebagai berikut: a. Perencanaan Pembelajaran b. Pelaksanaan Pembelajaran c. Observasi dan Pencatatan / Pelaksanaan Pembelajaran d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran 1. Perencanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Perencanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil identifikasi masalah dari tiap siklus, dan proses Tindakan Kelas dilaksanakan melalui tahapan

pembelajaran

yang

akan

dilaksanakan

yaitu

sesuai

dengan

langkah-langkah pembelajaran yang ada pada RPP untuk tiap siklus, termasuk lembar observasi yang digunakan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk tiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan observer sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang akan diajarkan. 2. Membicarakan tujuan penelitian perbaikan proses

pembelajaran dengan observer 3. Membuat rencana penelitian perbaikan pembelajaran untuk dua siklus 4. 5. Mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan Menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan

dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain : a. Membuat lembar observasi merancang rencana

perbaikan pembelajaran b. c. Membuar lembar observasi untuk aktifitas guru dalam mengajar Membuat lembar observasi untuk aktivitas siswa dalam belajar

2. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan dengan observer. Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP untuk tiap siklus. Selanjutnya untuk menjaring data digunakan teknik sebagai berikut: a. Teknik Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain :

1. 2. 3.

Observasi terhadap rencana perbaikan pembelajaran Observasi terhadap pelaksanaan / langkah-langkah pembelajaran Observasi terhadap tingkat aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran. b. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan pada akhir pembelajaran melalui pelaksanaan pos tes dengan meggunakan lembar tes yang disediakan guru setiap siklus. 3. Observasi Pelaksanaan Penelitian Observasi dilaksanakan oleh teman sejawat (observer) dengan menggunakan lembar observasi untuk setiap siklus. Observasi mengamati proses pembelajaran dan mencatat temuan lain untuk didiskusikan setelah selesai kegiatan pembelajaran, dan oleh peneliti dijadikan umpan balik dan refleksi untuk rencana tindakan selanjutnya. 4. Refleksi Peneliti bersama - sama dengan observer melakukan analisis dan refleksi, data yang terkumpul selama kegiatan pembelajaran dijadikan bahan kajian, sehingga dapat ditemukan faktor pendorong dan penghambat dalam proses pembelajaran, serta hasil refleksi dan masukan dari observer dijadikan bahan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN PERSIKLUS Data yang diperoleh dalam perbaikan pembelajaran IPS pada materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga, adalah : 2.1 Siklus I a) Perencanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Perencanaan didasarkan pada hasil identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan langkah yang dilakukan dalam tiap perencanaan adalah: 1. Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran tentang materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga dengan penerapan metode diskusi dan latihan. 2. Menyusun instrumen dan alat pengumpul data penelitian. Untuk menjaring data dalam penelitian, langkah yang dilakukan adalah menyusun instrumen, yaitu: a. Membuat lembar observasi Rancangan Rencana Perbaikan

Pembelajaran. b. Membuat lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran. c. Membuat lembar evaluasi. Adapun rancangan penelitian perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Hasil Observasi Tentang Perencanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran IPS Siklus I Hal yang diobservasi 1. Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum dan masalah yang diperbaiki Ya Tidak

2. Merumuskan tujuan khusus/indikator perbaikan pembelajaran 3. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 4. Menentukan dan mengembangkan alat bantu perbaikan pembelajaran 5. Memilih sumber belajar. 6. Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran 7. Menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran 8. Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran 9. Menentukan cara-cara memotivasi siswa 10. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 11. Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat berpartisifasi dalam perbaikan pembelajaran 12. Menentukan prosedur dan jenis penilaian 13. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban. Komentar:

b) Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dan observasi tentang pembelajaran yang dilakukan teman sejawat untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2009. Skenario proses perbaikan pembelajaran seperti di bawah ini: A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan memberi arahan dan bimbingan agar siswa memiliki kesiapan untuk belajar. Hal yang dilakukan: Mengucapkan salam Ucapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan YME Mengecek kehadiran siswa Memberitahukan tentang mata pelajaran yang akan disampaikan

2. Melaksanakan apersepsi melalui tanya jawab. Pertanyaan yang dilakukan adalah: Apakah kamu pernah mendengar istilah tsunami ? Dimana yang pernah terjadi bencana tsunami ? Bagaimana keadaan ini atau situasi di daerah yang ditimpa tsunami ?

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang ingin dicapai setelah pembelajaran selesai. 4. Menyiapkan media / alat bantu pelajaran di depan kelas untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.

B. Kegiatan Inti ( 20 menit) 1. Tanya jawab tentang peristiwa alam seperti tentang gunung meletus dan gempa bumi. 2. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok @ 5 orang 3. Memberi petunjuk/penjelasan tentang tugas kelompok 4. Membagikan LKS untuk dikerjakan/didiskusikan. 5. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok 6. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi. 7. Mengkaji hasil diskusi 8. Guru membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan. C. Kegiatan Akhir ( 10 menit) 1. Guru memberikan pos tes 2. Memeriksa hasil pos tes secara klasikal 3. Guru memberi tugas (PR) 4. Mengadakan penutupan pembelajaran Data hasil observasi tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 Lembar Hasil Observasi Pelaksanaan Penelitian Perbaikan

Pembelajaran IPS Siklus I Hal yang diobservasi 1. Menciptakan kondisi awal pembelajaran agar siswa memiliki kesiapan untuk belajar 2. Melaksanakan apersepsi melalui tanya jawab. 3. Menyampaikan tuj uan pembelaj aran 4. Menyiapkan media / alat bantu pelajaran di depan kelas 5. Memberi contoh cara menyelesaikan soal cerita 6. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 7. Membagikan LKS pada setiap kelompok 8. Menjelaskan tugas kelompok 9. Membimbing siswa dalam diskusi kelompok 10. Masing-masing kelompok mela-porkan hasil diskusi 11. Mengkaji hasil diskusi kelompok 12. Memberi kesempatan bertanya pada siswa 13. Membimbing siswa mengambil kesimpulan. 14. Memberikan tes pormatif 15. Mengkaji hasil tes pormatif 16. Memberi tugas / PR 17. Mengadakan penutupan pembelajaran. Adapun data lain yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dapat dilihat dari hasil tes pormatif perbaikan pembelajaran seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 5 Hasil Tes Pormatif Mata Pelajaran EPS Pada Siklus I
No 1 2 3 4 S 6 7 8 9 10 Nam a A h m a d Hidayat A gus N urholia A i M a rya m Ag us D Id in Agus R o m d o n C e ce p Dede Ika E uis R atna Eva E ka Sa nil P e role nan N ila I N ilai Prosentas 70 70 e 50 50 70 70 70 70 50 50 60 60 60 60 80 80 80 80 80 80 Ket.

Ya

Tidak

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

E liyana Gugun W a h y u G in a N u rh a m id a h Iska n da r Ifan Jajang Wahyu J a j a n g Reza Jaka S u m a r n o Lutfi M a u la n a Maesaroh NengAas Nova M a s i t o h N Isa 0 kta via nti N u ru I Irfa n F Irm a n s y a h R in a R estika R eri R iyan G inanjar S iti M a e s a r o h S iti Ko m a ria h Soleh R o m d o n Teti S a f i t r i W ulan Yusep Ayu W u l a n d a r i R iki P urna m a Filda Ju m la h R a (a -rala

80 50 70 60 60 60 60 60 50 90 70 90 80 70 60 60 70 80 50 90 70 70 50 70 90 50 90 90 60 2670 68,5

80 50 70 60 60 60 60 60 50 90 70 90 80 70 60 60 70 80 50 90 70 70 50 70 90 50 90 90 60 2670 68,5

Data yang diperoleh dari tabel diatas dapat dianalisa bahwa dari 39 orang siswa ada 22 orang (56,4%) yang telah mendapat nilai lebih dari {Criteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 67, sedangkan sisanya sebanyak 17 orang (43,6%) masih dibawah KKM. c) Hasil Observasi Pengamatan terhadap proses perbaikan pembelajaran dan perilaku guru dilakukan oleh teman sejawat. Hasil observasi teman sejawat pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Hasil Obervasi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPS Siklus I Hal yang diobservasi 1. Memulai pembelajaran 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran Ya Tidak

3. Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan perbaikan 4. Menggunakan alat bantu / media pembelajaran sesuai dengan tujuan. 5. Melaksanakan pembelajran dalam urutan yang logis 6. Melaksanakan perbaikan pembelajaran secara individual, kelompok atau klasikal 7. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien. 8. Memberi petunjuk dan menjelaskan yang berkaitan dengan isi pembelajaran 9. Menangani pertanyaan dan respon siswa 10. Memicu dan memelihara keterlibatan siswa 11. Memantapkan penguasaan materi pembelajaran 12. Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 13. Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya 14. Mengembangkan pemahaman konsep IPS terpadu. 15. Mengembangkan pemahaman konsep waktu 16. Mengembangkan pemahaman konsep ruang 17. Mengembangkan pemahaman konsep kelangkaan Komentar:

Dengan memperhatikan data yang diperoleh dari teman sejawat, temyata masih ada beberapa aspek yang terlewat sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.

d)

Refleksi Berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus I, proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan Negara Tetangga masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penerapannya, diantaranya aktifitas siswa selama proses pembelajaran belum optimal. Dari segi hasil penilaian tes pormatif ada peningkatan namun masih belum

mencapai apa yang diharapkan. Dari jumlah siswa sebanyak 39 orang, baru 22 orang yang telah mencapai lebih dari angka Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 67. Hasil refleksi dan analisis terhadap jalannya proses perbaikan pembelajaran pada siklus yang pertama maka masih perlu ditindak lanjuti atau mengadakan perbaikan pembelajaran berikutnya, yaitu : 1. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, guru hendaknya mampu memilih dan menggunakan alat peraga dengan tepat sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. 2. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memotivasi siswa sehingga siswa lebih terpacu untuk mengikuti pembelajaran. 3. Dalam proses pembelajaran IPS khususnya, guru harus menanamkan budi pekerti agar siswa selain memiliki pengetahuan juga memiliki sikap peduli terhadap situasi yang terjadi, sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran IPS. 1.2 Siklus II

a) Perencanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Perencanaan didasarkan pada hasil identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan langkah yang dilakukan dalam tiap perencanaan adalah: 1. Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran tentang materi memecahkan masalah perbandingan dan skala dengan penerapan metode diskusi dan latihan. 2. Menyusun instrumen dan alat pengumpul data penelitian. 3. Untuk menjaring data dalam penelitian, langkah yang dilakukan adalah menyusun instrumen, yaitu : a. Membuat lembar observasi Rancangan Rencana Perbaikan

Pembelajaran. b. Membuat lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran. c. Membuat lembar evaluasi.

B. PEMBAHASAN Berdasarkan pada data-data yang diperoleh pada pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS siklus I siswa yang memperoleh nilai diatas KKM ada 22 orang, sedangkan pada siklus II yang mendapat nilai diatas KKM ada 32 orang. Dengan demikian terlihat bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan mengalami perubahan yang cukup berarti. Selain dari pengelompokkan nilai siswa yang dihasilkan tadi, jika dilihat dari hasil tes siswa secara individual juga tampak perubahan peningkatan hasil yang positif, artinya maningkat ke arah perolehan nilai yang lebih baik. Perbandingan hasil tes pormatif dari hasil perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan, sehingga dapat dijadikan asumsi bahwa penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPS tentang peristiwa alam yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil kajian Penelitian Perbaikan Pembelajaran yang telah

dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Pada umunya anak seusia SD kelas VI menyukai tantangan, demikian pula halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran akan menantang jika sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Anak yang memiliki motivasi yang tinggi belajamya lebih baik dibandingkan dengan anak yang motivasinya rendah. b. Materi pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, dan siswa lebih mudah mencema pembelajaran apabila guru menggunakan alat peraga yang tepat dalam pembelajaran.

B.

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, agar pembelajaran menjadi lebih berhasil dan berkualitas, maka dalam setiap pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan hal-hal di bawah ini: 1. Perlunya guru melibatkan siswa secara total artinya sepenuhnya siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. 2. Pillih dan terapkan metode yang tepat sesuai dengan kondisi siswa dan karakteristik materi pembelajaran. 3. Perlunya motivasi belajar kepada siswa, karena siswa yang mempunyai motivasi tinggi belajarnya lebih baik. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun kemampuan dan pengetahuannya baik secara individu maupun kelompok karena siswa mempunyai kemampuan untuk membangun dirinya. 5. Perlunya guru menggunakan alat peraga yang tepat dan dapat menggunakannnya dalam setiap pembelajaran karena alat peraga dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran, mengkonkritkan materi yang

abstrak, dan dapat membantu guru dalam mempresentasikan materi pembelajaran. 6. Pengalaman dalam melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran dipandang perlu untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan, serta dijadikan agenda kegiatan dalam forum diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG). Forum KKG merupakan salah satu wahana untuk tukar pendapat dan pengalaman serta saling membantu dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/M. Jakarta, BSNP. Din Wahyudin (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta, Universitas Terbuka. Gunawan Undang (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Sayagatama Hera Lestari (2007). Pendidikan Anak di SD, Jakarta, Universitas Terbuka. IGAK Wardani dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka. Ngalim Purwanto (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya. Syamsu Yusup (1993). Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar. Bandung, CV Andira. Udin S Winataputra (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka. Udin S Winataputra (2007). Materi dan Pembelajaran IPS SD.

Jakarta, Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai