Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Banguntapan


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : XI / Gasal
Materi Pokok : Posisi Strategis Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia
Sub Materi : Perkembangan Jalur Transportasi dan
Perdagangan Internasional di Indonesia
Alokasi Waktu : 4 X 2 Jam Pelajaran (@ 45 Menit)
Tahun Pelajaran : 2019/2020

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengama lkan ajaran agama yang
dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami kondisi wilayah dan 3.1.1 Menjelaskan jalur transportasi
posisi strategis Indonesia sebagai laut Indonesia pada masa
poros maritim dunia kerajaan (lampau)
3.1.2 Menjelaskan jalur transportasi
laut bangsa kolonial ke
Indonesia
3.1.3 Menjelaskan jalur transportasi
laut Indonesia setelah
kemerdekaan
3.1.4 Menjelaskan posisi choke point
Indonesa
4.1 Menyajikan contoh hasil 4.1.1 Berdiskusi tentang
penalaran tentang posisi strategis perkembangan jalur transportasi
wilayah Indonesia sebagai poros dan perdagangan internasional
maritim dunia dalam bentuk peta, di Indonesia dan kaitannya
tabel, dan/atau grafik dengan poros maritim dunia
4.1.2 Menyajikan laporan hasil
diskusi tentang perkembangan
jalur transportasi dan
perdagangan internasional di
Indonesia dilengkapi peta, tabel,
dan/atau grafik

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jalur transportasi laut Indonesia pada masa kerajaan (lampau)
2. Menjelaskan transportasi laut bangsa colonial ke Indonesia
3. Menjelaskan transportasi laut Indonesia setelah kemerdekaan
4. Menjelaskan posisi choke point Indonesia

D. Materi Pembelajaran
1. Pembelajaran Reguler
Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional di Indonesia
1. Jalur Sutra Kuno
2. Jalur Sutra Modern
3. Jalur Pelayaran Nusantara Kuno (Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan
Majapahit)
4. Jalur pelayaran Nusantara Modern (Tol Laut)
5. ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia)
6. Choke Point Indonesia
2. Pengayaan
a. Materi dari buku paket (buku dan LKS) dan internet dengan sumber yang
dapat dipercaya

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning
Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi,
presentasi

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Power point, gambar, video
2. Alat : Proyektor, Laptop, Spidol, Papan tulis
3. Sumber Belajar :
 Mulyo, Bambang N dan Purwandi Suhandini. 2013 Geografi 1 untuk
Kelas X SMA dan Ma. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.
 Harmanto, Gatot. 2016 Geografi untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Yrama Widya.
 Buku Penunjang dan internet yang relevan.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-5 dan 6
IPK
3.1.1 Menjelaskan jalur transportasi laut Indonesia pada masa kerajaan (lampau)
3.1.2 Menjelaskan jalur transportasi laut bangsa kolonial ke Indonesia
3.1.3 Menjelaskan jalur transportasi laut Indonesia setelah kemerdekaan
3.1.4 Menjelaskan posisi choke point Indonesa
Alokasi
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 15 Menit
Orientasi

1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka,


memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali


kegiatan pembelajaran
Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan


dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya

2. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan


pelajaran yang akan dilakukan
Misalanya:
a. Apakah kalian tau, transportasi apa yang sering digunakan
di provinsi Kalimantan Barat?
b. Yaa....tepat sekali. Transportasi yang sering digunakan
adalah kapal air.
c. Berbicara mengenai kapal air, pada hari ini kita akan
mempelajari terkait dengan jalur transportasi laut
Indonesia secara keseluruhan.
Motivasi
1. Guru menggali informasi pemahaman peserta didik mengenai
Jalur transportasi dan jalur perdagangan di Indonesia
Pemberian Acuan
1. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
2. Guru memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator
3. Guru menyampaikan cakupan materi perkembangan jalur
transportasi dan perdagangan internasional di Indonesia
4. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan
Kegiatan Inti 150 Menit
Tahap 1 : Stimulation
1. Guru menyajikan tayangan video sederhana mengenai
Indonesia sebagai poros maritim dunia
2. Guru meminta peserta didik untuk mengamati tayangan
video sederhana mengenai Indonesia sebagai poros maritim
dunia dengan teliti dan cermat.
3. Guru memberikan penjelasan dan gambaran secara singkat
mengenai perkembangan jalur transportasi dan
perdagangan internasional di Indonesia dimulai pada jaman
kerajaan, klonial, masa orde lama, orde baru, reformasi
hingga saat ini.

Tahap 2 : Problem Statement (mengidentifikasi masalah)


1. Guru membimbing peserta didik agar peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan dari gambar maupun power point yang
telah ditayangkan guru
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan dari video/gambar tentang
Guru memberikan penjelasan dan gambaran secara singkat
mengenai perkembangan jalur transportasi dan perdagangan
internasional di Indonesia dengan kritis dan santun.
3. Pertanyaan yang diharapkan muncul dari peserta didik
diantaranya: Bgaimana kondisi jalur laut di Indonesia saat ini?
Bagaimana cara memajukan jalur laut di Indonesia?
4. Guru membimbing peserta didik untuk mengemukakan pendapat
mengenai tayangan tersebut serta mengkaitkannya dengan
Guru memberikan penjelasan dan gambaran secara singkat
mengenai perkembangan jalur transportasi dan perdagangan
internasional di Indonesia.

5. Tahap 3. Data Collecting (mengumpulkan data)


1. Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
perkembangan jalur transportasi dan perdagangan
internasional di Indonesia yang sedang dipelajari.
2. Peserta didik mencatat poin-poin pemahamannya dalam buku
masing-masing.

Tahap 4. Data Processing (mengolah data)


1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok kerja. 1 kelompok
terdiri dari 5-7 orang.
Bersama teman sekelompok, menentukan :
1) Kelompok 1 → Jalur sutra kuno
2) Kelompok 2 → jalur sutra modern
3) Kelompok 3 → jalur pelayaran nusantara kuno (kerajaan
majapahit dan sriwijaya)
4) Kelompok 4 → jalur pelayaran nusantara modern (tol laut)
5) Kelompok 5 → ALKI (Arus Laut Kepulauan Indonesia)
6) Kelompok 6 → Choke Point di Indonesia
2. Guru meminta peserta didik untuk mencari literasi baik dari
buku bacaan maupun dari internet dengan sumber terpercaya
terkait perkembangan jalur transportasi dan perdagangan
internasional di Indonesia sesuai dengan materi yang sudah
dibagi per kelompok dan mengamatinya dengan teliti dan
cermat
3. Guru meminta peserta didik untuk berdikusi sesuai kelompok
yang sudah dibentuk
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mencatat hasil dari
diskusi setiap kelompok

Tahap 5. Verification (memferifikasi)


1. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri mengenai
perkembangan jalur transportasi dan perdagangan internasional
di Indonesia yang di dapatkan perkelompok sesuai dengan
pemaham
2. Siswa lain menanggapi pemaparan maupun bertanya dengan
santun
3. Guru menanyakan kembali terkait materi perkembangan jalur
transportasi dan perdagangan internasional di Indonesia kepada
siswa
4. Guru memberikan penekanan materi tentang perkembangan jalur
transportasi dan perdagangan internasional di Indonesia yang
telah dipresentasikan para siswa

Tahap 6. Generalization (menyimpulkan)


Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan tentang hasil
diskusi mengenai perkembangan jalur transportasi dan
perdagangan internasional di Indonesia.
Penutup 15 Menit
1. Guru memberikan post test (test tertulis) untuk penguatan
penguasaan kompetensi
2. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
3. Guru menutup pelajaran dengan membaca do’a selesai belajar
dan menyampaikan salam penutup

H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen
 Pengamatan sikap  Lembar pengamatan sikap dan rubrik
 Tugas kelompok  Hasil kerja kelompok (diskusi)
 Tes tertulis  Tes uraian

a. Sikap : Pembelajaran dan diskusi


b. Pengetahuan : Keaktifan dalam diskusi
c. Keterampilan : tes tertulis (Post test)

2. Instrumen Penilaian
a. Kompetensi Sikap
Jurnal Penilaian Sikap untuk Kegiatan Pembelajaran
Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Banguntapan
Tahun Peljaran : 2019/2020
Kelas/Semester : XI / Gasal
Mata Pelajaran : Geografi
Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamaan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.

No Nama Siswa Aspek perilaku yang Jumlah Skor Kode


diamati skor sikap nilai
BS JJ TJ DS
1.
2.
Keterangan:
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan:
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria (100
x 4= 400)
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah yang dinilai ( 275 : 4= 68,75)
4. Kode nilai/predikat:
75,01 – 100,00= Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 - 50,00 = Cukup ( C )
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format diatas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai.
b. Kompetensi Pengetahuan
i. Lembar observasi diskusi kelompok
Pernyataan Jumlah
Nilai
Skor
Pengungkapa

dengan tepat
penggunaan
n gagasan yg

pendukung
Kebenaran

Ketepatan

Menjawab

No NAMA SISWA
konsep
orisinal

istilah

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1 ......................
2 ......................
3 ......................
dst. ......................

Keterangan:
 Kolom pernyataan diisi dengan cek (√)
 Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
 Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap
kriteria
Jumlah skor perolehan
 Nilai = x 100
Jumlah skor maksimal
 Misal:
Skor maksimal = 4 x 4 = 16
16
x 100 = 100
16

ii. Evaluasi
Evaluasi
1. Teknik penilaian : nilai afektif dan kognitif
2. Instrumen
a. Afektif
 Setiap siswa yang bertanya mendapatkan tambahan poin 1
 Setiap siswa yang menjawab pertanyaan mendapatkan
tambahan poin 1
 Setiap siswa yang maju ke depan untuk menulis mendapatkan
tambahan poin 1
 Setiap siswa yang presentasi mendapatkan tambahan poin 1
 Maksimal poin yang didapatkan pada setiap pertemuan adalah
4
b. Kognitif
1) Jelaskan apa yan dimaksud dengan jalur sutra kuno!
2) Jelaskan bagaimana gagasan jalur sutra modern abad ke-21!
3) Apakah yang anda ketahui dari jaringan pelayaran nusantara
kuno? Jelaskan !
4) Sebutkan enam trayek tol laut yang dibuat oleh kementrian
perhubungan!

Sko
Deskriptor
r
a. Peserta didik menjawab dengan benar dan lengkap 25
b. Peserta didik menjawab kurang lengkap 15
c. Peserta didik menjawab tidak lengkap tetapi jawaban 10
masih mendekati
d. Peserta didik menjawab tetapi salah 1
e. Peserta didik tidak menjawab 0

Skor maksimal= jumlah soal x skor maksimal tiap soal


jumlah skor perolehan
x 100=nilai
jumlah skor maksimal
Contoh:
32
x 100=64
50

Lembar Penilaian
No. Nama Jumlah Skor Nilai
1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................

Kriteria penilaian
90 – 100 : Sangat Baik
81 – 90 : Baik
78 – 80 : Cukup
Dibawah 78 tidak tuntas perlu remedial

Program Remedial
Rencana kegiatan remedial dilakukan melalui remedial, bentuk kegiatan
diakhiri dengan remedial tes. Dianta bentuk kegiatan yang di laksanakan
antara lain:
 Pemberian pembelajaran ulang
 Pemberian bimbingan khusus
 Pemberian tugas-tugas/latihan
 Pemanfaatan tutor sebaya
No. Butir Instrumen
1. Jelaskan apa yan dimaksud dengan jalur sutra kuno!
2. Jelaskan bagaimana gagasan jalur sutra modern abad ke-21!
3. Apakah yang anda ketahui dari jaringan pelayaran nusantara kuno? Jelaskan
!
4. Sebutkan enam trayek tol laut yang dibuat oleh kementrian perhubungan!

Program Pengayaan
Rencana kegiatan pengayaan dilakukan melalui pengayaan, bentuk
kegiatan diakhiri dengan remedial tes. Diantara bentuk kegiatan yang
dilaksanakan antara lain:
 Belajar kelompok
 Belajar mandiri
 Pembelajaran berbasis tema
 Pemadatan kurikulum
Kegiatan diakhiri dengan evaluasi pengayaan, dan hasil pengayaan merupakan nilai
tambah bagi siswa tersebut

Yogyakarta, 07 Agustus 2019


Mengetahui
Guru Pamong, Mahasiswa PLP UNY

Dra. Asih Paramayati Anggarani Berliana Surindar


NIP. 19651121 200012 2 001 NIM. 16405241051

Lampiran 1 Materi Pembelajaran


A. INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM
Sejarah mencatat
dengan tinta emas bahwa di
era Sriwijaya, Majapahit,
hingga Demak “Indonesia”
(kerajaan-kerajaan besar di
nusantara yang merupakan
cikal bakal Indonesai)
pernah menjadi center of Gambar 1. Relief di Borobudur yang menceritakan armada kapal legendaris Jung
Jawa
excellence di bidang kemaritiman, kebudayaan, dan agama di Asia Tenggara.
Kejadian-kejadian besar tersebut pernah menyatukan wilayah kekuasaan yang
luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga laut dan armada
militer yang tangguh. Namun, di sisi lain hingga saat ini sebagian masyarakat
Indonesia masih mengidentifikasikan negaranya sebagai negara agraris, yaitu
suatu negara yang sebagian besar kehidupan rakyatnya menggantungkan diri dari
bidang pertanian. Dari kajian antropologis, hal tersebut telah menjadi fakta dan
telah terjadi jauh lebih lama sebelum kedatangan bangsa kolonial. Hal tersebut
bukan saja dibuktikan dari data statistik mayoritas matapencaharian penduduk
Indonesia sebagai petani namun oleh keberadaan berbagai peninggalan sejarahdi
pedalaman (kawasan agraris) yang berupa monumen-monumen raksasa seperti
Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Prambanan, Kalasan dan sebagainya.
Argumentasi yang dibangun sangat kuat bahwa monumen-monumen keagamaan
ini merupakan karya masyarakat agraris di masa lampau. Tanpa dasar pertanian
(persawahan) yang kuat dan surplus pangan yang melimpah, bangunan-bangunan
semacam itu mustahil dapat didirikan.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa pada saat ini gambaran masyarakat
Indonesia sebagai bangsa pelaut atau bangsa maritim, bukan gambaran yang
umum. Namun demikian, sudah barang tentu pandangan tersebut tidak berlaku
side by side atau saling menegasikan. Dari sisi geografis, laut menjadi kawasan
dominan di wilayah nusantara. Laut tidak hanya menjadi sumber daya makanan
dan rekreasi yang luas namun merupakan ‘jalan raya’ untuk perdagangan dan
komunikasi antar bangsa (konektivitas).

B. PELAYARAN KERAJAAN SRIWIJAYA


Gambar 2. Peta Kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan
di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani.
Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat
berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok
masyarakat Sriwijaya.

Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis.


Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang
dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga
pada pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan bongkar muatan
barang dagangan di Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya semakin ramai dan
berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya,
Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan
laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara,
Perairan laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Jawa.

C. PELAYARAN KERAJAAN MAJAPAHIT


Gambar 3. Peta wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang
berperan melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan dan
menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang wilayah laut Nusantara hingga
kawasan di sekitarnya. Armada laut Majapahit sangat besar di masa itu. Besarnya
armada Majapahit memudahkan untuk mengontrol pelabuhan-pelabuhan yang
mengganggu aktivitas bisnisnya. Majapahit membutuhkan armada agar mampu
untuk membeli dan menjual komoditas utama perdagangan dunia dalam partai
besar, melarang negara lain membuat armada besar, mengatur seluruh
perdagangan laut dalam kontrol Majapahit, dan menjaga mitranya agar tidak
langsung berhubungan dengan produsen.

Keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari dengan


membangun kapal bercadik menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya. Di
relief candi Borobudur kita dapat melihat pahatan kapal ini yang dibangun dengan
pasak kayu, tanpa menggunakan paku. Layarnya terbuat dari tanaman yang
dianyam yang mudah digerakkan sesuai arah angin, sehingga laju kapal dapat
bergerak lincah sesuai tujuan.
Armada laut Majapahit juga didukung oleh persenjataan meriam hasil
rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika menyerang Kediri. Kapal-kapal
Jawa berukuran raksasa dengan tiga-empat layar ini dikagumi dan dipuji
kehebatannya oleh para penjelajah dunia di abad ke-14 seperti Rahib Odrico,
Jonhan de Marignolli, dan Ibnu Battuta. Kapal raksasa dengan panjang 70 meter
dan berat lebih dari 500 ton ini mampu memuat 600 penumpang. Bisa
dibayangkan betapa sudah majunya teknologi perkapalan waktu itu. Nusantara di
bawah Majapahit tujuh abad yang lalu! Irawan Djoko Nugroho (2011)
menyebutkan bahwa jumlah armada Jong Majapahit ketika itu mencapai 400
kapal. Di abad ke 12, Jawa sudah dikenal di jagat raya.

Gambar 4. Peta wilayah Armada Jong Majapahit

D. PELAYARAN BANGSA KOLONIAL

Gambar 5. Peta Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial ke Indonesia


1. BANGSA PORTUGIS
Pelayaran bangsa Eropa ke Nusantara
dipelopori oleh Bartolomeu Dias dari bangsa
Portugis. Pelayaran pertama ini dimulai dari Lisbon,
Portugal menyusuri pantai barat Afrika hingga
sampai ke Tanjung Harapan yang terletak di Afrika
Selatan, berupa tanjung bebatuan yang menghadap
ke Samudra Atlantik. Dias masih ingin meneruskan perjalanan ke Asia, hanya
saja kapal dihadang oleh cuaca buruk, adanya topan sehingga awak kapal
memberontak dan memutuskan untuk kembali ke portugis.
Sepuluh tahun kemudian, perjalanan Dias yang belum tuntas
dilanjutkan oleh Vasco da Gama. Dengan titik awal yang
sama yaitu dari Lisbon, berlayar ke kepulauan Tanjung Verde,
dilanjutkan ke arah selatan dan berbelok ke timur hingga
sampai pada titik akhir Dias, di Tanjung Harapan. Dari
tanjung harapan, Da Gama berlayar ke utara menyusuri pantai
timur Afrika. Melintasi daerah Kenya, ia banyak membuang sauh, hingga
mengambil seorang muslim Kenya sebagai penunjuk jalan ketika menyusuri
Laut Arab. Pada akhirnya, 10 bulan sejjak keberangkatan dari Portugis Da
Gama sampai di Calicut, yaitu pusat kota perdagangan paling penting di India
bagian selatan. Karena adanya pedagang-pedagang kejam di Samudra Hindia,
Da Gama tidak melanjutkan perjalanan, dan memutuskan kembali. Perjalanan
pulang lebih banyak kendala dan kekurangan nutrisi, sehingga hanya kurang
sepertiga awak kapal yang dapat selamat.
Alfonso de Albuquerque melanjutkan pelayaran
bangsa portugis menuju Samudra Hindia. Pada tahun
1511 Alfonso berhasil menguasai selat Malaka, dan
merambah ke kawasan Indonesia timur, yakni
menguasai Maluku.
2. BANGSA SPANYOL
Christopher Colombus pelopor bangsa Spanyol dalam melakukan pelayaran.
Colombus meyakini bahwa bumi bulat, jika
kita berjalan ke barat maka akan muncul dari
timur. Colombus juga meyakini baahwa bukan
mustahil menemukan jalan yang lebih praktis
ke daerah Asia di timur, yaitu dengan berlayar
ke arah barat melintasi Samudra Atlantik.
Tahun 1942 di pelabuhan Paulus Spanyol Colombus melepas sauh,
berlayar ke arah barat mengarungi Samudra Atlantik. Selang tiga puluh hari,
mereka menemukan daratan yang awalnya disangka India, tapi ternyata
Kepulauan Salvador, di tenggara Amerika Utara.
Tahun 1519 pelayaran dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens dengan
mengarungi Samudra Atlantik, hingga tiba di Argentina, Amerika Selatan.
Armadanya berlayar ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan.
Perjalanan ke arah selatan berakhir ketika sampai di ujung benua, kemudian
berbelok ke barat, mulai mengarungi Samudra
Pasifik. Magelhaens mengira bahwa ia sudah
dekat dengan kepulauan rempah-rempah, namun
ternyata perlu waktu 96 hari hingga kabal
berlabuh di daratan. Kepulauan Massava atau
yang sekarang lebih dikenal dengan Filipina,
menjadi daratan Asia pertama yang mereka datangi. Kedatangan Magelhaens
disambut baik, hanya saja Magelhaens ikut dalam pertempuran daerah yang
menyebabkan ia meninggal di tempat tersebut. Pelayaran dilanjutkan oleh Juan
Sebastian del Cano, menuju ke selatan, hingga sampai di Nusantara, di
Kepulauan Maluku. Di Samudra Hindia, Juan menghindari bangsa Portugis
untuk bertahan, agar bisa kembali pulang ke Spanyol dengan selamat meski
hanya tinggal satu armada saja.
3. BANGSA BELANDA
Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin
pelayaran menuju nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut
menempuh rute Belanda – Pantai barat Afrika – Tanjung Harapan– Samudra
Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman dengan
empat buah kapal berawak kapal 249 orang mendarat di Banten. Kehadiran
Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai dengan
terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602.
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari
rempah- rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad
18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang
komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan
teh daerah Priangan.

E. PERKEMBANGAN JALUR TRANSPORTASI & PERDAGANGAN


INTERNASIONAL DI INDONESIA SETELAH INDONESIA MERDEKA
1. Era orde lama (1945-1965)
Pada era ini indonesia menjalankan hukum dari pemerintahan Hindia
belanda. Hukum yang dijalankan oleh Indonesia pada era ini sangat merugikan
Indonesia. Hal tersebut karena wilayah Indonesia dianggap tidak utuh dengan
adanya aturan antara pulau – pulau. Pada tanggal 13 Desember 1957 Indonesia
mencetuskan Deklarasi Djuanda. Dalam deklarasi ini menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan satu kesatuan.
2. Era orde baru (1966- 1998)
Pembangunan pembangunan laut mengalami pengunduran. Hal tersebut
dikarenakan pada era ini pembangunan mengutamakan pada pembangunan
darat. Pada tahun 1982 diadakan konvensi PBB, dimana Indonesia
menandatangani hukum laut 1982 atau yang lebih dikenal dengan United
Nation Convention On the law Of the Sea (UNCLOS 1982). Pada perjanjian
ini terdapat 9 pasal, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa laut bukan
sebagai alat pemisah, melainkan alat untuk menyatukan pulau – pulau yang
satu dengan lainnya (Wawasa Nusantara).
3. Era reformasi dan setelahnya
a. Era reformasi pada pemerintahan B.J Habibie
Pada era ini dicetuskan Deklarasi Bunaken. Deklarani ini menghasilkan 2
pokok bahasan, yaitu: kesadaran kondisi geografis Indonesia dan potensi
kelautan.
b. Masa pemerintahan Abdurahman Wahid
Pada era ini masalah kelautan di Indonesia mendapat perhatian yang lebih.
Hal tersebut dapat dilihat dengan perhatian pemerintah membentuk
Departemen Eksplorasi Laut. Departemen ini seiring dengan waktu berubah
menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan.
c. Masa pemerintahan Megawati
Pada era ini dicetuskan “Seruan Sunda Kelapa”. Seruan ini mengajak
seluruh bangsa Indonesia bekerjasama untuk membangun kekuatan maritim.
d. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemerintahan ini Indonesia mengadakan konfrensi internasional, yaitu
World Ocean Conference. Momentum ini dihadiri 423 delegasi dari
berbagai negara. Dari konfrensi ini menghasilan Deklarasi Kelautan
Manado, yang memuat:
1) Menyelamatkan planet bumi dan kelangsungan generasi penerus di masa
yang akan datang.
2) Menyelamtkan keaneka ragaman sumber daya hayati laut dunia,
utamanya ikan dan terumbu karang.
e. Masa pemerintahan Joko Widodo – sekarang
Pada masa ini pembangunan sektor laut dikenal dengan poros ma ritim.
F. CHOKE POINT INDONESIA
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.499 pulau
dengan luas wilayah laut 93.000 km persegi dengan panjang garis pantai 81 ribu
kilometer. Luas perairan itu meliputi perairan kepulauan, laut territorial dan luas
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 6.159.032 km persegi. Diapit oleh Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia serta Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia
memiliki 39 selat yang memiliki keterkaitan dengan selat lain di kawasan Asia.
Choke point adalah titik alur distribusi minyak untuk melakukan
pembatasan kapasitas penyebaran untuk menjaga ketersediaan minyak. Terdapat
sepuluh choke point didunia, yaitu: Selat Girbaltar, Selat Bosforus, Terudan Suez,
Selat Bab Al-Mandap, Terusan Panama dan empat choke point yang ada di
Indonesia. Empat choke point yang dimaksud di sini adalah Selat Malaka, Selat
Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Keempat selat itu sering dijadikan
sebagai jalur pelayaran internasional. Dengan kepemilikan selat yang begitu
banyak, dan empat diantaranya merupakan choke point, Indonesia menjadi
barometer kawasan dan kunci stabilitas kawasan.
1. Selat Malaka
Selat ini terletak di antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia
dan Singapura) dan Sumatera (Indonesia). Selat ini menghubungkan negara –
negara di Asia Timur, Asia Tengah dan Asia Barat. Selat ini merupakan salah
satu selat tertua dan tersibuk di dunia. Di Indonesia selat Malaka ini merupakan
selat utama lalu lintas kargo dan manusia antara wilayah Indonesia- Eropa,
wilayah lain di Asia dan Australia. Selat ini disebut juga “sunda hotspot”, yaitu
hotspot keanekaragaman hayati.
2. Selat Sunda
Selat ini lebih sempit bila dibandingkan dengan Selat Malaka. Selat ini
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKA 1) yaitu menghubungkan
laut cina selatan dan samudera hindia, melalui Selat Natuna, Selat Karimata,
laut jawa dan Selat Sunda.
3. Selat Lombok
Selat ini merupakan ALKA II yang menghubungkan Laut Jawa dengan
Samudera Hindia. Selat ini terletak antara pulau Bali dan Pulau Lombok. Pada
selat ini juga terjadi pertukaran air antara Samudera Hindia dan Samudera
Fasifik.
4. Selat Ombai – Wetar
Selat ini terletak dibagian selatan Pulau Alor, Pulau Pantar, dan Pulau
Wetar. Selat ini merupakan ALKA III yang melalui Laut Maluku, Laut Seram,
Selat Ombai dan Laut Sawu.
Daftar Pustaka:
Anonim. 2015. Paradigma Geomaritim: Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi
Geografis (BIG).
BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG &
IGI.
Nurul huda dan Lili Somantri. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Geografi Geografi 3 Untuk Kelas XII SMA/MA (Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial). Bandung: Grafindo Media Tama
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini
Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Samuel Rahallus. 2016. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Diakses
melalui http://www.kompasiana.com/rahallus/indonesia-sebagai-poros-
maritim-dunia_568bf18fc3afbded0a13fb42 pada tanggal 02 Juni 2017
Aries Eka Prasetya. 2015. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia. Diakses
melalui files.fkip-sejarah-unsyiah.webnode.com pada tanggal 02 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai