GEO PARIWISATA
OLEH:
FEBRINA
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
A. Gerakan aliran wisatawan
Setiap gejala dipermukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan objek atau
gejala yang tampak jelas misalnya gerakan awan, air mengalir, angin,
batuan, dan tanah oleh manusia, gerakan barang, orang melakukan kerja,
gerakan arus laut oleh angin dan sebagainya. Gerakan yang tidak tampak
misalnya gerakan panas dari lintang rendah ( ekuator) ke lintang tinggi,
gerakan informasi, ide atau gagasan. Gerakan ini menunjukkan adanya
interaksi antara satu objek ke objek lain, antara satu tempat ke tempat lain.
Gerakan ini menjadi kajian Geografi untuk dapat memahami bagaimana
latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan
dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain. Gerakan manusia semakin
tampak jelas dari semakin padatnya jalur transportasi dan komunikasi yang
menghubungkan berbagai tempat di permukaan bumi. Adanya globalisasi
peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan di bidang transportasi dan
komunikasi, sehingga dunia demikian transparan, faktor jarak dan waktu
bukan lagi suatu masalah. Setiap hari, bahkan setiap menit orang dapat
berkomunikasi dengan tempat lain di dunia. Dalam skala besar, pariwisata
dan perdagangan internasional menunjukkan bahwa tidak ada negara yang
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu satu
sama lain akan saling bergantung.
Dalam pariwisata, gerakan menunjukkan adanya daerah yang minus dan
surplus akan sumberdaya wisata. Mengetahui gerakan dan aliran wisatawan
di suatu obyek wisata sangat penting fungsinya untuk :
a) Mengetahui sejauhmana daya tarik wisata dimiliki oleh suatu obyek
b) Mengikuti perubahan gerakan dan aliran wisatawan berdasarkan periode
waktu tertentu,untuk mengetahui perkembangan dan kecenderungan
kepariwisataan di suatu tempatsekaligus memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang.
c) Bahan perencanaan dan pengembangan daerah tujuan wisata atau objek
wisata.
d) Sumber menganalisis perkembangan segmen pasar, agar pembangunan
pariwisata dapat diarahkan secara efektif dan efisien.
e) Perwilayahan (regionalisasi) konsep yang paling mendasar dari studi
geografi adalah region. Region menjadi objek formal dari Geografi, adapun
kajian utamanya adalah berbagai bentuk region dan perubahannya.
Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan dan pengklasifikasian atau
pengelompokkan data ke dalam data yang sejenis.
Dari pengelompokkan tersebut maka akan tampak daerah yang
menunjukkan persamaan dan perbedaan. Region pada dasarnya adalah
kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat
dibedakan dari daerah lainnya. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu
dapat berupa karakteristik aspek fisis, manusia, atau gabungan keduanya.
Banyak cara untuk menentukan region tergantung kepada kriteria apa yang
akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya, politik, bahasa,
agama, etnik, dan sebagainya). Ruang lingkup atau cakupan region pun
dapat luas seperti meliputi desa, kota, kabupaten, propinsi, negara, atau
himpunan – himpunan internasional.
Region dalam pariwisata, tercermin dari adanya wilayah
pengembangan wisata, daerah tujuan wisata dan satuan kawasan wisata.
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS)
tahun 1997 – 2018, Indonesia dibagi atas enam wilayah pengembangan
wisata.Wilayah A meliputi Sumatera dengan Medan sebagai pintu gerbang
primernya. Wilayah B meliputi Jawa dengan Jakarta dan Surabaya sebagai
pintu gerbangnya. Wilayah C meliputi Bali, NTT, dan NTB dengan Denpasar
sebagai pintu gerbangnya. Wilayah D meliputi Kalimantan dengan
Balikpapan sebagai pintu gerbangnya. Wilayah E meliputi Sulawesi dengan
Menado dan Ujung Pandang sebagai pintu gerbang primernya dan Irian atau
Papua wilayah F dengan Biak sebagai pintu gerbangnya. Wilayah
pengembangan wisata tersebut dijabarkan kedalam wilayah – wilayah yang
lebih kecil dalam 12 TDC (Tourism Development Corporation) yang
pelaksanaannya dirinci, seperti Bali dibagi menjadi 24 (SKW) dan Jawa
Barat, terbagai menjadi 6 wilayah yaitu A Banten, B Botabek, C Sukabumi,
D Bandung E Priangan Timur dan F Cirebon. Kawasan Bandung dibagi atas
Kawasan Bandung, Sumedang, Garut, Subang, Purwakarta dan Krawang.
Kawasan Bandung terbagi dua Kodya dan Kabupaten, Kabupaten Bandung
dibagi lagi menjadi Satuan Kawasan (SKW) Bandung Utara, Bandung
Selatan, Bandung Barat dan seterusnya.
Perwilayahan pariwisata nasional tersebut dilat ar belakangi oleh
alasan pasar dan keanekaragaman sumberdaya wisata yang tersebar dalam
suatu wilayah geografis yang luas. Adapun tujuannya adalah untuk
mewujudkan pariwisata masa depan Indonesia yang memiliki citra yang
jelas, dan untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Pewilayahan dalam RIPPNAS diidentifikasi dengan mempertimbangkan :
a). Kesatuan ruang geografis dengan identitas yang khas
b). Ketersediaan pintu gerbang internasional
c). Memiliki produk andalan yang dapat dipergunakan sebagai tema
promosi
d). Memiliki pasar potensial yang jelas
B. Gerakan dan aliran wisatawan sangat penting menentukan lokasi
Lokasi adalah konsep Geografi terpenting, karena lokasi dapat
menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala dipermukaan bumi.
Lokasi dapat menjawab pertanyaan dimana ( where) dan mengapa disana
(why) tidak di tempat lain. Faktor pertama yang akan dipertimbangkan,
kalau seseorang berkeinginan melakukan perjalanan wisata adalah
mempertanyakan ke mana akan pergi ( where are you )? berapa jauh jaraknya
(how far)? berapa lama ( how long)? membawa perlengkapan apa ? dan
sebagainya. Untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan wawasan Geografi
tentang lokasi, khusus tentang lokasi absolut, lokasi relatif, jarak, akses,
dan karakteristik tempat yang menjadi tujuan wisata.
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa atau gejala
dipermukaan bumi dalam hubungannya dengan tempat, benda gejala,
peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan jarak. Arah
menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana
kita berada; sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda
atau gejala tersebut. Contoh Bali terletak sebelah Timur Surabaya, arah
tersebut berbeda jika si penanya berada di Lombok menjadi di sebelah
Barat. Untuk melengkapi wawasan tentang lokasi, maka peta menjadi alat
yang sangat diperlukan untuk membantu perjalanan. Agar peta benar-benar
dapat memberikan arah bagi perjalanan wisata, hendaknya peta itu
memenuhi syarat sebagai peta yang baik, yang terpenting di antaranya
adalah ada grid, skala, arah angin, dan legenda.
Dalam Geografi dikenal ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan
lokasi relatif. Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat
garis lintang dan garis bujur. Posisi garis lintang dan garis bujur ini sangat
penting tidak hanya untuk menentukan posisi tempat dengan tempat, tapi
juga erat kaitannya dengan perbedaan iklim dan waktu. Melalui lokasi
absolut dapat diketahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain
dipermukaan bumi secara tepat. Dengan bantuan garis lintang dapat
menggambarkan kondisi iklim suatu daerah, berarti dapat diperkirakan
kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduknya secara lebih rinci.
Mengetahui perbedaan iklim tersebut, sangat penting untuk menentukan
karakter obyek wisata dan penawaran daerah wisata. Contoh salah satu
potensi wisata Indonesia adalah iklim tropis. Kapan potensi itu ditawarkan
ke Australia, Amerika, atau ke Eropa, semua itu memerlukan wawasan
lokasi absolut. Demikian pula kalau orang Indonesia ingin berwisata ke
Eropa, Amerika, atau Australia, hendaknya memperhitungkan iklim daerah
yang akan dikunjungi. Karena bagaimanapun iklim dapat menentukan
atraksi wisata yang dapat dinikmati dan perbekalan yang harus dipersiapkan
selama perjalanan.
Garis bujur akan mempengaruhi perbedaan waktu, dengan
menghubungkan posisi tempat berdasarkan garis bujur, maka komunikasi
dapat berjalan secara efektif. Dalam melakukan kerjasama dengan orang
lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus betul – betul
diperhitungkan berapa lama perbedaan waktunya, sehingga tidak
menimbulkan salah pengertian.
Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi
daerah sekitarnya. Kondisi dan situasi disini dapat berupa kondisi fisik,
sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan transportasi dengan daerah
sekitarnya. Seperti Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua
benua, dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya
Indonesia merupakan tempat yang strategis, karena berada di daerah
persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua
benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda.
Bagi orang yang bergerak dalam bidang pariwisata wawasan tentang lokasi
relatif ini sangat penting, tidak hanya dalam hal menentukan penawaran dan
permintaan wisata, tapi juga dalam menyusun jadwal perjalanan, waktu
tempuh, kondisi kelelahan fisik, menentukan tempat – tempat yang akan
dikunjungi yang disesuaikan dengan lamanya waktu libur wisatawan dan
harga paket perjalanan.
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu
tempat dibentuk oleh karakter fisik seperti iklim, jenis tanah, tata air,
morfologi, flora dan fauna dan manusia yang hidup di dalamnnya seperti
jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan,
pendapatan, dan kebudayaan. Nama tempat dapat mencerminkan kondisi
atau identitas suatu daerah secara spesifik. Nama tempat berdasarkan
konsensus seperti nama gunung, teluk, selat, danau dan sebagainya. Tempat
juga dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan fisik
atau manusianya, seperti gurun, plato, dataran, pertanian hortikultura,
perkebunan, hutan, pedesaan, metropolitan, dan sebagainya. Tempat
diformulasikan untuk memberikan suatu pengertian tentang bentuk lahan
dan aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti Nusa Dua, Kintamani,
Gianyar dan sebagainya.
Semua tempat dipermukaan bumi mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu dapat tampak dengan jelas atau
dapat pula tidak, yang pasti setiap unsur yang ada di tempat itu dapat
memberikan karakter tertentu sehingga dapat di bedakan dari daerah
lainnya. Dalam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat umumnya
geografi melihat karakteristik fisik dan manusianya. Karakteristik fisik
berasal dari proses – proses yang bersifat alami, seperti proses geologis,
hidrologis, atmosfiris dan biologis yang menghasilkan bentuk lahan, tata
air, iklim, tanah, vegetasi alami, dan kehidupan faunanya.
Karakteristik manusia adalah semua bentuk pemikiran dan aktivitas
manusia sebagai cermin adaptasi manusia terhadap lingkungannya.
Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk, perkembangan
penduduk, mata pencaharian, pola pemukiman, jaringan transportasi dan
komunikasi sebagai cermin interaksi manusia dengan sesamanya.Suatu
tempat juga dapat dibedakan dari tempat lainnya berdasarkan ideologi,
agama, bahasa, dan aktivitas politik. Antara karakter fisis dan manusia
terdapat hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Misalnya keadaan
ekonomi penduduk akan mempengaruhi obyek wisata yang dipilih, tingkat
pemanfaatan fasilitas wisata dan tingkat kepuasan berwisata. Kondisi alam
dimana wisatawan berasal akan menentukan pula kemana ia akan pergi
berwisata, misalnya orang Belanda, mempunyai latar belakang alam
perairan, mereka cenderung memilih tempat yang bernuansa pegunungan,
demikian pula dengan orang Swiss dan Austria. Amerika mempunyai potensi
wisata yang banyak, tapi miskin akan atraksi etnik. Semua perbedaan
kondisi fisis dan manusia itu melahirkan munculnya arus wisatawan.
Dalam mengkaji suatu tempat kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu
site and situation. Situs (site) berkenaan dengan kondisi internal suatu
tempat atau daerah, seperti iklimnya, keadaan tanah, topografi,
penduduknya dan segala sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Situasi
adalah kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila
dibandingkan dengan daerah lainnya. Contoh Bedugul mempunyai kondisi
iklimnya dingin dan sejuk, morfologi dataran tinggi, jenis tanah vulkanis,
kehidupan flora dan fauna tertentu, jumlah penduduk, kepadatan, mata
pencaharian, perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, pendapatan dan
kebudayaannya tertentu pula yang berbeda dengan daerah lain seperti di
Negara, atau di Gianyar dan sebagainya. Kondisi eksternal daerah Bedugul
berarti kita melihat fungsi dan peranan Bedugul bagi daerah sekitarnya
mulai daerah yang paling dekat sampai yang terjauh mulai dari Kabupaten
Badung sampai kepada dunia Internasional.